penulisan diakhiri pada tahun 2000 disebabkan pedagang secara keseluruhan sudah meninggalkan lokasi pasar yang lama yang berada dipinggir Sungai Deli.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan awal dari setiap proses penelitian ilmiah. Tanpa adanya rumusan masalah maka sebuah penelitian tidak akan mempunyai kegunaan. Rumusan masalah
adalah inti dari setiap rencana penelitian ilmiah karena masalah inilah yang menentukan layak atau tidak sebuah penelitian untuk dilakukan.
Untuk merumuskan suatu masalah, seseorang harus mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah itu sendiri. Masalah adalah ungkapan rasa ingin tahu tentang sesuatu hal dalam
bentuk pertanyaan. Permasalahan ada apabila terdapat suatu perbedaan dengan apa yang seharusnya ada. Misalnya, sesuatu yang diharapkan berbeda dengan apa yang terjadi pada
kenyataan, maka akan timbul suatu masalah untuk dipertanyakan. Penelitian ini membahas mengenai pasar tradisional dengan judul “Pasar Titipapan
Sebelum dan Sesudah Direlokasi Pemerintah Kotamadya Medan 1993 - 2000”. Permasalahan yang dibicarakan dalam kajian ini terangkum dalam pertanyaan:
1. Bagaimana keadaan Pasar Titipapan sebelum direlokasi Pemerintah Kotamadya
Medan. 2.
Bagaimana proses relokasi dan pengelolaan Pasar Titipapan.
3. Apa perubahan yang dirasakan masyarakat terhadap relokasi dan pengelolaan Pasar
Titipapan.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat
Sesuai dengan pokok rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
mempunyai tujuan menggambarkan tentang:
1. Keadaan Pasar Titipapan sebelum direlokasi Pemerintah Kota Madya Medan 2.
Proses relokasi dan pengelolaan Pasar Titipapan
3. Perubahan yang dirasakan masyarakat terhadap relokasi dan pengelolaan Pasar
Titipapan Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah koleksi sumber sejarah lokal Kota Medan dan khususnya di Kelurahan
Titipapan 2.
Sebagai referensi bagi masyarakat umum dalam mengetahui sejarah Pasar Titipapan 3.
Agar pemerintah lebih meningkatkan perhatiannya terhadap pasar tradisional yang ada di Kota Medan
1.4 Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan judul skripsi ini Pasar Titipapan Sebelum dan Sesudah Direlokasi Pemerintah Kotamadya Medan 1993 - 2000”, penulis menggunakan literatur mengenai
kajian sejarah pasar tradisional. Dalam kajian ini selain melakukan penelitian ke lapangan, peneliti juga menggunakan beberapa literatur kepustakaan berupa buku-buku dan laporan
sebagai bentuk studi kepustakaan yang dilakukan selama penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan kajian yang dilakukan, sedikitnya ada beberapa buku yang digunakan. Buku yang pertama adalah karangan Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo dengan judul “Pengantar
Bisnis Modern” 2002, buku ini menjelaskan pasar adalah suatu wadah transaksi sosial dan kebudayaan, dimana yang dipertukarkan bukan saja barang dan jasa, melainkan juga nilai-nilai,
norma-norma sosial yang dimiliki para pedagang dan pembeli yang terlibat dalam transaksi tersebut. Buku ini akan menjadi landasan bagi penulis untuk menjabarkan norma dan nilai seperti
apa yang terdapat antara pedagang dan pembeli begitu juga didalam lingkungan Pasar Titipapan itu sendiri.
Menurut Philip Kotler, dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran analisis, perencanaan dan pengendalian” 1988, dijelaskan bahwa sebuah pasar terdiri dari pelanggan
potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual beli guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Karena itu besar
kecilnya suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya yang menarik bagi orang lain, dan mau menyediakan sumber daya tersebut untuk
memperoleh apa yang mereka inginkan. Buku ini menjadi sebuah landasan bagi penulis dalam mengkaji aktifitas Pasar Titipapan.
D. H. Penny yang diterjemahkan oleh Ace Partadiredja, dkk yang berjudul “Kemiskinan Peranan Sistem Pasar” 1990. Buku ini menjelaskan mengenai semua harga baik untuk
komoditas maupun sarana-sarana produksi di dalam pasar dapat dikatakan bersifat fleksibel. Perubahan harga terjadi secara cepat juga bisa sangat mencolok. Pedagang yang ingin
mewujudkan suatu transaksi yang potensial, akan membuat analisis yang cermat tentang keinginan-keinginan pembeli dan berusaha menyediakan apa saja yang dibutuhkan. Biasanya
seorang pembeli akan memilih barang yang berkualiatas dengan harga yang layak dan akan
Universitas Sumatera Utara
senang bila mendapatkan pelayanan yang cukup baik. Dengan teori ini dijadikan landasan bagi penulis untuk mengkaji dan membandingkan bagaimana harga-harga komoditi yang ada di Pasar
Titipapan .
Menurut Marius P. Angipora, dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pemasaran, 1999 menjelaskan perilaku konsumen dikemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
para konsumen untuk melakukan pembelian terhadap setiap barang atau jasa di dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Pengaruh-pengaruh tersebut berasal dari
latar belakang budaya, sosial, pribadi, pisikologis dan ekonomis yang secara keseluruhan langsung atau tidak akan mempengaruhi sikap pembelian
10
Sejarah Perkembangan Pasar Inpres Belawan 1975-1980. Skripsi sarjana yang di tulis Harry menceritakan perkembangan pedagang kaki lima yang ada di pasar tersebut mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 1970, pasar ini mendapatkan bantuan dari pemerintah yang mengakibatkan Pasar Belawan ini berubah namanya menjadi Pasar Inpres Belawan. Skripsi
ini menjadi acuan dan perbandingan bagi penulis dalam melakukan penelitian apa yang menyebabkan Pasar Titipapan direlokasi Pemerintah Kotamadya Medan.
. Buku ini sebagai dasar untuk mengetahui sikap konsumen terhadap pemenuhan kebutuhan dan aktivitas jual beli serta
bagaimana hubungan antara penjual dan pembeli yang ada di Pasar Titipapan.
1.5 Metode Penelitian