Keadaan dan Aktivitas Pasar

Medan. Maka pada umumnya warga Kelurahan Titipapan banyak yang bekerja disektor swasta. Hal itu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah 1 Pegawai Negeri 998 2 Pegawai Swasta 4700 3 ABRI 871 4 Petani 3120 5 Nelayan 160 6 Pedagang 216 7 Pensiunan 152 Jumlah 10417 Sumber: Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan Tahun 1999 Kalau dilihat dalam table 4 di atas mata pencaharian penduduk Kelurahan Titipapan jenisnya beranekaragam. Namun mata pencarian penduduk yang utama bergerak dibidang swasta dan pertanian. Hal ini disebabkan lokasi Pasar Titipapan sangat dekat dengan lokasi pemukiman penduduk, sehingga penduduk di Kelurahan Titipapan terdorong untuk mencari penghasilan tambahan yang hasil produksinya di jual ke pasar tersebut.

2.4 Keadaan dan Aktivitas Pasar

Pasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak zaman kerajaan Kutai pada abad ke 5 Masehi. Dimulai dari tukar menukar barang kebutuhan Universitas Sumatera Utara sehari-hari dengan para pelaut dari negeri tirai bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang. Dalam awal-awal keberadaannya, pasar tradisional memiliki peranan yang penting dalam perkembangan wilayah dan terbentuknya kota. Sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat, pasar tradisional telah mendorong tumbuhnya pemukiman-pemukiman dan aktivitas sosial ekonomi lainnya di sekitar pasar tersebut dan pada tahap selanjutnya berkembang menjadi pusat pemerintahan. Jasa besar pasar tradisional tentunya dengan pelaku-pelaku di dalam pasar tersebut, hampir tidak terbantahkan terutama jika kita lihat sejarah berdirinya hampir di seluruh kota di Indonesia. Bahkan dibeberapa relief candi nusantara diperlihatkan cerita tentang masyarakat jaman kerajaan ketika bertransaksi jual beli walaupun tidak secara detail. Bahkan pada saat masuknya peradaban Islam di tanah air di abad 12 Masehi, pasar digunakan sebagai alat untuk berdakwah. Para wali mengajarkan tata cara berdagang yang benar menurut ajaran Islam. Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual beli guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Karena itu besar kecilnya suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya yang menarik bagi orang lain, dan mau menyediakan sumber daya tersebut untuk memperoleh apa yang mereka inginkan 14 Terbentuknya pasar ada dua macam, pertama pasar sebagai lembaga atau tempat orang berjual beli, terjadi secara kebetulan saja, misalnya pedagang berhenti disuatu tempat dan menjajakan barang dagangannya lalu beberapa orang pembeli datang dan terjadi transaksi jual beli. Jika hal itu terjadi secara berkisinambungan maka tempat tersebut sudah bisa dikatakan sebuah pasar. Kedua, pasar terjadi berdasarkan perencanaan. Masyarakat merasa kekurangan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya dalam kehidupan sehari-hari karena di daerah tempat . 14 D.H. Penny, Kemiskinan Peranan Sistem Pasar, Jakarta: Universitas Indonesia,1990, hlm. 27 Universitas Sumatera Utara tinggalnya belum terdapat sebuah pasar. Maka sejumlah masyarakat mengusulkan kepada pemerintah untuk segera dibangun pasar di daerah tersebut. Masyarakat bersama aparat pemerintah setempat bermufakat untuk mendirikan pasar di tempat yang telah direncanakan dan disepakati bersama. Pasar itu terbentuk karena adanya kerjasama manusia. Dalam kehidupan manusia sehari-hari khususnya di kota Medan tempat jual beli suatu barang disebut dengan pajak, akan tetapi hal tersebut hanya berlaku dalam komunikasi sehari- hari saja, sedangkan kata yang bakunya adalah pasar. Pajak adalah nama khas untuk menyebut pasar tradisional yang ada di kota Medan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian dari pajak adalah pungutan wajib, hak untuk mengusahakan sesuatu dengan membayar sewa kepada negara sedangkan pasar adalah tempat orang melakukan jual beli. Pasar sebagai pusat pertemuan penjual dan pembeli, biasanya berada ditempat-tempat yang strategis, yaitu tempat yang mudah dicapai baik oleh penjual maupun pembeli, berada ditempat yang dekat dengan pemukiman masyarakat, tempat yang sering dilalui orang dan jauh dari gangguan umum misalnya dipinggir belahan sungai, dekat persimpangan jalan dan sebagainya. Dengan dibangunnya jalan raya keberadaan Pasar Titipapan semakin berkembang karena lokasinya yang begitu strategis berada tepat di pinggir Simpang Titipapan yang menghubungkan jalan ke Kota Medan menuju Belawan dan Marelan. Menurut Syahril, pedagang yang berdagang sudah cukup lama sejak Pasar Titipapan sebelum direlokasi mengatakan bahwa pada tahun 1993 pasar tersebut beroperasi dari pagi hingga sore hari. Karena lokasi Pasar Titipapan yang letaknya sangat strategis pasar ini selalu ramai dikunjungi orang. Pada saat itu para pedagang menjajakan barang dagangannya belum ditentukan tempat berjualannya atau belum memiliki aturan yang benar-benar mengikat diantara Universitas Sumatera Utara pedagang. Aturan yang berlaku hanyalah suatu peraturan yang bersifat lisan saja, yang tidak saling merugikan diantara mereka para pedagang. Jenis jualan yang diperdagangkan berupa kebutuhan hidup sehari-hari seperti: sayur mayur, ikan, beras, pakaian, dan kebutuhan hidup lainnya. Para pedagang hanya menggunakan meja-meja yang dibuat dari kayu tetapi ada juga yang menggunakan gerobak sebagai tempat meletakkan barang dagangannya, jika sudah selesai maka gerobaknya dibawa kembali pulang dan 1-5 orang ada yang sudah mempunyai kios untuk menyimpan barang dagangannya. Para pedagang tidak dikutip biaya apapun karena sebahagian besar pedagang tersebut merupakan penduduk yang menetap disekitar wilayah Pasar Titipapan dan juga lahan yang digunakan merupakan milik Dinas PU Kotamadya Medan, yaitu Daerah Aliran Sungai. Dengan tidak adanya pungutan biaya apapun maka para pedagang harus bisa mandiri dalam menjaga barang dagangannya dan kebersihan tempatnya sendiri. Keadaan pasar tersebut belum terorganisasi dengan baik dimana belum terdapat petugas penjaga kebersihan dan penjaga malam yang sah. Tetapi beberapa para pedagang sering menggunakan jasa seseorang yang mau untuk memebersihkan sampah sisa-sisa jualan mereka dengan memberikan upah sekedarnya saja. 15 Pengunjung pasar kebanyakan merupakan masyarakat yang menetap di Kelurahan Titipapan tapi ada juga yang datang dari luar wilayah Kelurahan Titipapan seperti dari Kelurahan Tanah Enam Ratus, Rengas Pulau, Martubung, Kampung Besar dan lainnya. Pada masa itu Pasar Titipapan merupakan pasar yang aktif beroperasi dari pagi hingga sore hari dalam menyediakan kebutuhan sehari-hari sehingga para pedagang dan pembeli sangat banyak sekali bila dibandingkan wilayah pasarnya yang relatif kecil. 15 Wawancara, Ruslan, 28 Juli 2013, Simpang Titipapan Kelurahan Titipapan. Universitas Sumatera Utara Biasanya para pedagang memperoleh barang dagangannya langsung dari daerah penghasil barang tersebut. Para pedagang jenis hasil pertanian memperoleh komoditas dari Tanah Karo Brastagi dan Kabanjahe, pedagang jenis kain, biasanya mereka memperolah dari sentral pusat pasar yang lebih dikenal dangan nama Sambu, sedangkan pedagang jenis ikan barangnya langsung didatangkan dari TPI Gabion Belawan Dari segi geografis, Pasar Titipapan ini memiliki posisi yang strategis karena letaknya berada pada persimpangan jalan menuju antara Medan ke Belawan dan ke Marelan sehingga sangat mudah dijangkau oleh masyarakat dan memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan sehari-hari maupun untuk melakukan kegiatan ekonomi. Lokasi ini sebagai jalur utama yang harus dilalui, maka daerah ini sangat penting. Banyak pedagang yang berasal dari daerah lain mengarahkan usaha dagangnya ke Pasar Titipapan. Oleh karena kebutuhan ekonomi sehari-hari harus dipenuhi, maka kebutuhan akan pasar setiap harinya juga dirasakan sangat penting. Di samping itu kegiatan Pasar Titipapan setiap harinya banyak membantu para petani yang berada di luar daerah kelurahan. Sebab dengan berlangsungnya kegiatan di Pasar Titipapan tersebut para petani bisa menjual hasil-hasil produksi pertaniannya. Begitu juga halnya dengan para nelayan yang berasal dari daerah Belawan banyak dari mereka yang menjual hasil tangkapannya ke Pasar Titipapan . Kegiatan pasar ini banyak ditentukan oleh produktifitas masyarakat yang bersangkutan dengan hasil- hasilnya sangat mendesak untuk segera dipasarkan. Misalnya apabila daerah tempat kegiatan pasar tersebut memiliki hasil produksi yang cukup potensial dan merupakan lalu lintas ekonomi yang penting maka produktifitas masyarakat setempat akan berjalan dengan keadaan yang berlaku dan tetap menuntut kegiatan pasar selalu berlangsung. Universitas Sumatera Utara Kegiatan atau aktivitas Pasar Titipapan bermacam-macam mulai dari saat pembukaan sampai dengan selesai. Misalnya ada yang melangsungkan kegiatan dari pagi hingga sore hari seperti pedagang pecah belah dan pakaian. Ada pula yang melakukan kegiatannya dari pagi hari hingga siang hari saja seperti kedai kopi dan penjual lontong ataupun sejenis sarapan, sedangkan pedagang ikan dan sayur mayur ada pagi hari dan sore hari walaupun pedagang pagi dan sore hari berbeda. Pada kegiatan Pasar Titipapan ini masyarakat datang dari berbagai daerah lain dengan membawa hasi-hasil produksi mereka sekaligus untuk membeli berbagai jenis komoditas lainnya yang menjadi kebutuhan mereka. Keadaan ini sudah berlangsung sejak dahulu yang tidak diketahui lagi kapan hal itu pertama kali dimulai. Para pedagang yang ada di Pasar Titipapan sebelum direlokasi menjual dagangannya dengan harga yang relatif murah, karena pada masa itu pedagang tidak dipungut biaya apapun dan mereka berprinsip biar dapat untung sedikit tetapi barang dagangan habis terjual. Bagi pemilik modal yang besar meskipun keuntungan dari setiap penawaran tidak begitu besar tetapi karena jumlah permintaan yang cukup besar maka hasilnya akan tetap besar pula. Sementara bagi pedagang kecil bisa memutar modal hasil penjualan mereka dengan cepat untuk memenuhi stok mereka untuk berdagang esok hari. Pedagang-pedagang ini menyediakan berbagai macam jenis kebutuhan masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, secara tidak langsung telah membangkitkan gairah penduduk untuk membuka bidang-bidang usaha baru di berbagai sudut Pasar Titipapan. Dalam menjalankan aktivitas perdagangan setiap harinya para pedagang ada yang menjalankan aktivitas usahanya dengan seorang diri atau pribadi tetapi ada juga yang membutuhkan tenaga kerja tambahan baik sebagai karyawan atau buruh kasar. Tenaga kerja ini Universitas Sumatera Utara kebanyakan berasal dari keluarga sendiri atau kerabat dekat keluarga, namun tetap diberikan upah serta tanggungan makan dan diberi sedikit kebutuhan sandang. Kebutuhan Pokok cukup tersedia di Pasar Titipapan ini, selain pedagang kecil, terdapat juga pedagang menengah walaupun jumlahnya masih sedikit. Di kalangan para pedagang ada kalanya dijumpai persaingan, namun tidak membawa suatu konflik yang dapat menimbulkan pertentangan. Pada dasarnya perdagangan selalu diiringi dengan persaingan untuk meningkatkan kualitas barang dagangan dan hal itu sangat wajar terjadi. Akan tetapi, bagi peribadi masing- masing pedagang selalu saling mengingatkan menggalang kebersamaan dengan rasa toleransi sebagai masyarakat yang hidup berdampingan dalam suatu lokasi tempat mencari nafkah bersama. Begitu juga halnya dengan keakraban di antara pedagang maupun pembeli di pasar tersebut yang terlihat baik dan cukup tinggi sehingga terjalin kerja sama dan menjadi kesatuan yang utuh dalam lingkungan pasar tersebut. Dengan suasana yang demikian Pasar Titipapan ini menjadi pasar yang selalu ramai dikunjungi masyarakat untuk melakukan interaksi jual beli. Hal ini akibat adanya pertemuan antara kebudayaan yang berbeda selanjutnya dapat saling mengisi dan mempengaruhi sehingga terbentuklah pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengalaman masing-masing yang pada awalnya diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat sehingga dapat berlangsungnya komunikasi.

3.1.2 Komposisi Pedagang

Mengingat kecenderungan jumlah penduduk yang semakin bertambah karena manusia selalu berusaha merubah lingkungannya untuk memperoleh kebutuhan hidupnya, shingga tidak jarang mereka selalu merusak lingkungan alam sebagai tempat tinggalnya. Dengan demikian, Universitas Sumatera Utara dulunya jumlah penduduk yang berada di wilayah Pasar Titipapan masih sedikit telah berubah menjadi cukup padat. Hal ini disebabkan karena pada umumnya mereka sebagai orang pendatang banyak yang menggantungkan mata pencahariannya di pasar tersebut. Faktor yang paling dominan sebagai pendorong yang memberikan motivasi terhadap penduduk pendatang adalah dari segi ekonomi suatu daerah tersebut. Ini disebabkan oleh karena kesulitan hidup di daerah pedesaan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin beraneka ragam. Sehingga masyarakat pedesaan banyak yang mengadu nasib keluar dari daerah asalnya untuk memperoleh tingkat hidup ekonomi yang lebih baik. Pada umumnya mereka tidak memiliki dasar pendidikan formal yang cukup, sehingga akibatnya mereka mencari pekerjaan yang hanya sesuai dengan keahlian mereka. Di samping rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan para pendatang tersebut yang tidak sesuai dengan kebutuhan di perkotaan, akhirnya mereka bekerja hanya untuk bisa mempertahankan hidup saja. Keinginan untuk memeperbaiki tingkat kehidupan yang lebih baik tidak lagi menjadi prioritas di dalam pekerjaanya. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan suatu pekerjaan menyebabkan semakin banyaknya jumlah pengangguran. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka pengangguran ini beralih kebidang pekerjaan sektor informal karena pada sektor inilah yang paling banyak menyerap tenaga, kerja seperti pedagang kaki lima, buruh, tukang becak, dan lain-lain. Lapangan kerja informal ini bersifat temporal, ruang geraknya yang mandiri, tidak adanya jam kerja yang disiplin serta tidak memiliki menejemen yang baku. Hal ini menjadikan pedagang kaki lima sebagai suatu lapangan pekerjaan yang paling cepat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Universitas Sumatera Utara Menjadi pedagang kaki lima tidak membutuhkan syarat-syarat formal, seperti: ijazah, sertifikat, pengetahuan akademis, dan juga keterampilan khusus lainnya. Pedagang kaki lima adalah pekerjaan yang mandiri, tidak terikat dengan suatu aturan yang baku. Hanya dengan kegigihan berusaha, walau mempunyai modal yang sedikit para pedagang kaki lima tersebut mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarganya. Pedagang kaki lima adalah suatu fenomenal sosial yang hampir terdapat diseluruh kota- kota besar yang ada di Indonesia. Pada umumnya mereka berada di tempat yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Pasar Tititpan sebagai pasar yang berada di pinggir Kotamadya Medan dipadati oleh para pedagang kaki lima untuk mencari nafkah, sehingga pada tahun 1993 jumlah para pedagang tersebut telah meningkat cukup banyak. Kehadiran mereka pada umumnya, dapat dikatakan merusak lingkungan, pola tempat mereka meletakkan dagangannya tidak teratur sehingga mengakibatkan sektor yang lainnya menjadi terganggu khususnya masalah sampah, yang pada masa itu dibuang sembarangan sehingga saluran pembuangan air parit menjadi tumpat dan sering mengakibatkan banjir. Para pedagang kaki lima yang ada di Pasar Titipapan pada umumnya berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki tingkat pendidikan SD, SLTP, dan SMA. Tidak sedikit diantara ibu-ibu memilih berjualan dikarenakan suaminya yang memiliki penghasilan sedikit. Dengan alasan menambah penghasilan suaminya tersebut mereka mengasah keterampilan yang tidak kalah dari lawan jenisnya dalam lingkup berdagang. Perkembangan pedagang kaki lima di Pasar Titipapan tersebut mengalami peningkatan yang cukup bagus pada setiap tahunnya, terutama antara tahun 1990-1997 hingga akhirnya mendapat bantuan dari pemerintah sehingga pasar tersebut direlokasi ketempat yang baru. Universitas Sumatera Utara Pedagang di Pasar Titipapan terdiri dari berbagai ragam suku bangsa dan juga beraneka ragam kebudayaan. Sifat kebudayaan itu juga masih teradisonal yang dapat beradaptasi satu sama lain yang dialami oleh setiap individu dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan. Perbedaan dan keanekaragaman suatu masyarakat tidak selamanya menimbulkan suasana konflik di antara sesama mereka, namun sesungguhnya dapat juga menjadi modal efektif dalam suatu bangsa dalam mencapai tujuannya. Hal ini bisa terwujud apabila di antara mereka terdapat suatu interaksi yang baik. Komposisi pedagang yang ada di Pasar Titipapan kebanyakan berasal dari daerah Kelurahan Titipapan itu sendir yang mempunyuai latar belakang dari berbagai etnis, misalnya Melayu, Minang, Jawa, Batak Toba, Batak Karo, dan Cina. Dengan latar belakang yang berbeda- beda, para pedagang memiliki sikap untuk saling bersosialisasi dalam menuju kesatuan yang utuh. Seluruh pedagang berbaur dan melakukan persaingan secara sehat tanpa ada konflik yang terjadi. Mereka juga merasa senasib sepenanggungan yang mempunyai kepentingan yang sama di pasar tersebut. Pada masa itu Masyarakat Kelurahan Titipapan tidak begitu menyukai usaha perdagangan sehingga etnis Cina mendapatkan kesempatan untuk menerapkan usaha dagang. Dengan modal tekun, teliti, dan cermat akhirnya orang Cina dapat menuai sukses dalam menjalankan usaha dagangnya di lapisan masyarakat. Selain itu, kehidupan tradisi etnis Cina yang mengajar mereka agar selalu berkompetisibersaing dengan setiap individu. Oleh karena itu, meskipun mereka datang dengan tidak memiliki apa-apa, namun dengan bekerja keras, tekun, teliti, sadar untuk berhemat dalam pengeluaran mereka akhirnya mampu bersaing dengan pedagang peribumi. Universitas Sumatera Utara Keberadaan pedagang etnis Cina menjadikan komposisi pedagang yang ada di Pasar Titipapan menjadi lebih berwarna, pada umumnya mereka mempunyai modal yang besar sehingga menjadikan komuditas yang diperdagangkan di pasar titipapan lebih banyak. Menurut data yang diperoleh dari kantor Pasar Titipapan kedatangan mereka untuk berdagang di daerah tersebut, pada umumnya mereka merupakan pedagang sembako, rokok, kedai sampah dan grosir.Tempat tinggal mereka berada didekat lokasi pasar tersebut bahkan tempat berjualannya merangkup sekalian rumah sebagai tempat tinggal. Di Pasar Titipapan tersebut, para pedagang etnis Cina juga sangat bergantung kepada para pedagang peribumi, karena pada umumnya pedagang peribumi sebagian ada yang membeli barang dari mereka untuk dijual kembali. Mereka dapat berdagang secara berdampingan dan sangat kecil sekali untuk terjadinya perselisihan di antara mereka sesama para pedagang.

2.5 Akses Menuju Pasar