Hasil Analisis Statistik Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p yang lebih kecil dari derajat kepercayaan yang ditentukan yaitu p 0,05 p
= 0,031 menyebabkan ditolaknya hipotesis nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan merokok terhadap tekanan
darah.
b. Hubungan Tingkat Kebugaran dengan Kebiasaan Merokok Dari hasil dibawah, sebanyak 2 4,2 sampel yang merokok mempunyai
tingkat kebugaran sangat baik, 8 16,7 sampel yang merokok mempunyai tingkat kebugaran baik, 4 8,3 sampel yang merokok mempunyai tingkat
kebugaran cukup, dan masing-masing 5 10,4 sampel yang merokok mempunyai tingkat kebugaran kurang dan sangat kurang.
Tabel 5.13. Distribusi Tingkat Kebugaran Terhadap Kebiasaan Merokok
TIngkat Kebugaran Total
Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang Sangat Kurang
MEROKOK Ada
Count 2
8 4
5 5
24 Expected Count
2.0 11.0
6.0 2.5
2.5 24.0
of Total 4.2
16.7 8.3 10.4
10.4 50.0
Tidak ada
Count 2
14 8
24 Expected Count
2.0 11.0
6.0 2.5
2.5 24.0
of Total 4.2
29.2 16.7 .0
.0 50.0
Total Count
4 22
12 5
5 48
Expected Count 4.0
22.0 12.0
5.0 5.0
48.0 of Total
8.3 45.8 25.0
10.4 10.4
100.0
Tabel ini tidak dapat diuji hipotesisnya dengan menggunakan Chi-Square, karena terdapat 6 sel yang nilai expected count-nya dibawah 5 atau sebanyak 60,
mengingat uji Chi-Square untuk tabel berukuran lebih besar dari 2x2 hanya dapat digunakan bila tidak lebih dari 20 expected count bernilai kurang dari 5 dan
masing-masing sel bernilai 1 atau lebih. Uji hipotesis juga tidak dapat menggunakan Fisher’s Exact Test karena tes tersebut hanya digunakan untuk
tabel berukuran 2x2. Maka sebagai gantinya digunakan uji hipotesis Kolmogorov- Smirnov Z.
Tabel 5.14. Hubungan Tingkat Kebugaran dengan Kebiasaan Merokok
Tingkat Kebugaran
Most Extreme Differences
Absolute .417
Positive .000
Negative -.417
Kolmogorov-Smirnov Z 1.443
Asymp. Sig. 2-tailed .031
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p yang lebih kecil dari derajat kepercayaan yang ditentukan yaitu p 0,05 p
= 0,031 menyebabkan ditolaknya hipotesis nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan merokok terhadap tingkat
kebugaran.
c. Hubungan Antara Kebiasaan Berolahraga Terhadap Tingkat Kebugaran Pada sampel yang mempunyai kebiasaan berolahraga, baik ringan, sedang,
ataupun berat, sebanyak 3 6,2 sampel mempunyai tingkat kebugaran sangat baik, 12 25 sampel mempunyai tingkat kebugaran baik, 3 6,2 sampel
dengan tingkat kebugaran cukup, dan hanya 1 2,1 sampel yang mempunyai tingkat kebugaran sangat kurang.
Tabel 5.15. Distribusi Tingkat Kebugaran Terhadap Kebiasaan Berolahraga
Tingkat Kebugaran Total
Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang Sangat
Kurang Kebiasaan
Olahraga Tidak
Olahraga Count
1 10
9 5
4 29
Expected Count 2.4
13.3 7.2
3.0 3.0
29.0 of Total
2.1 20.8
18.8 10.4
8.3 60.4
Ada Olahraga
Count 3
12 3
1 19
Expected Count 1.6
8.7 4.8
2.0 2.0
19.0 of Total
6.2 25.0
6.2 .0
2.1 39.6
Total Count
4 22
12 5
5 48
Expected Count 4.0
22.0 12.0
5.0 5.0
48.0 of Total
8.3 45.8
25.0 10.4
10.4 100.0
Tabel ini tidak dapat diuji hipotesisnya dengan menggunakan Chi-Square, karena terdapat 7 sel yang nilai expected count-nya dibawah 5 atau sebanyak 70,
mengingat uji Chi-Square untuk tabel berukuran lebih besar dari 2x2 hanya dapat digunakan bila tidak lebih dari 20 expected count bernilai kurang dari 5 dan
masing-masing sel bernilai 1 atau lebih. Uji hipotesis juga tidak dapat menggunakan Fisher’s Exact Test karena tes tersebut hanya digunakan untuk
tabel berukuran 2x2. Maka sebagai gantinya digunakan uji hipotesis Kolmogorov- Smirnov.
Tabel 5.16. Hubungan Tingkat Kebugaran dengan Kebiasaan Berolahraga
Tingkat Kebugaran
Most Extreme Differences
Absolute .410
Positive .000
Negative -.410
Kolmogorov-Smirnov Z 1.390
Asymp. Sig. 2-tailed .042
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p yang lebih kecil dari derajat kepercayaan yang ditentukan yaitu p = 0,042
p 0,05 menyebabkan ditolaknya hipotesis nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan berolahraga terhadap tingkat
kebugaran.
d. Hubungan Antara Kebiasaan Berolahraga Terhadap Tekanan Darah Pada sampel yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga, sebanyak 5
10,4 sampel mempunyai tekanan darah normal, 14 29,2 sampel mempunyai tekanan darah pre-hipertensi, 9 18,8 sampel dengan tekanan darah
hipertensi stadium1, dan 1 2,1 sampel dengan hipertensi stadium2.
Tabel 5.17. Distribusi Tekanan Darah Terhadap Kebiasaan Berolahraga
Tekanan Darah Total
Normal Pre- Hipertensi
Hipertensi Stadium1
Hipertensi Stadium2
Kebiasaan Olahraga
Tidak Olahraga
Count 5
14 9
1 29
Expected Count 6.6
13.9 7.2
1.2 29.0
of Total 10.4
29.2 18.8
2.1 60.4
Ada Olahraga
Count 6
9 3
1 19
Expected Count 4.4
9.1 4.8
.8 19.0
of Total 12.5
18.8 6.2
2.1 39.6
Total Count
11 23
12 2
48 Expected Count
11.0 23.0
12.0 2.0
48.0 of Total
22.9 47.9
25.0 4.2
100.0 Tabel ini tidak dapat diuji hipotesisnya dengan menggunakan Chi-Square,
karena terdapat 4 sel yang nilai expected count-nya dibawah 5 atau sebanyak 50, mengingat uji Chi-Square untuk tabel berukuran lebih besar dari 2x2 hanya dapat
digunakan bila tidak lebih dari 20 expected count bernilai kurang dari 5 dan masing-masing sel bernilai 1 atau lebih. Uji hipotesis juga tidak dapat
menggunakan Fisher’s Exact Test karena tes tersebut hanya digunakan untuk tabel berukuran 2x2. Maka sebagai gantinya digunakan uji hipotesis Kolmogorov-
Smirnov.
Tabel 5.18. Hubungan Tekanan Darah dengan Kebiasaan Berolahraga
Tekanan Darah
Most Extreme Differences
Absolute .143
Positive .018
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z .486
Asymp. Sig. 2-tailed .972
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p yang lebih besar dari derajat kepercayaan yang ditentukan yaitu p = 0,972
p 0,05 menyebabkan diterimanya hipotesis nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan berolahraga terhadap
tekanan darah.
e. Hubungan Antara IMT Terhadap Tingkat Kebugaran Dari tabel dibawah, pada sampel yang mempunyai berat badan kurang,
terdapat 1 2,1 orang dengan tingkat kebugaran yang sangat baik, dan 3 6,2 orang dengan tingkat kebugaran baik. Sedangkan sampel yang lain mempunyai
berat badan normal dan lebih.
Tabel 5.19. Distribusi Tingkat Kebugaran Terhadap Indeks Massa Tubuh
Tingkat Kebugaran Total
Sangat Baik
Baik Cukup
Kurang Sangat Kurang
IMT BB Kurang
Count 1
3 4
Expected Count .3
1.8 1.0
.4 .4
4.0 of Total
2.1 6.2
.0 .0
.0 8.3
BB Normal
dan BB Lebih
Count 3
19 12
5 5
44 Expected Count
3.7 20.2
11.0 4.6
4.6 44.0
of Total 6.2
39.6 25.0
10.4 10.4
91.7 Total
Count 4
22 12
5 5
48 Expected Count
4.0 22.0
12.0 5.0
5.0 48.0
of Total 8.3
45.8 25.0
10.4 10.4
100.0 Tabel ini tidak dapat diuji hipotesisnya dengan menggunakan Chi-Square,
karena terdapat 8 sel yang nilai expected count-nya dibawah 5 atau sebanyak 80,
mengingat uji Chi-Square untuk tabel berukuran lebih besar dari 2x2 hanya dapat digunakan bila tidak lebih dari 20 expected count bernilai kurang dari 5 dan
masing-masing sel bernilai 1 atau lebih. Uji hipotesis juga tidak dapat menggunakan Fisher’s Exact Test karena tes tersebut hanya digunakan untuk
tabel berukuran 2x2. Maka sebagai gantinya digunakan uji hipotesis Kolmogorov- Smirnov.
Tabel 5.20. Hubungan Tingkat Kebugaran dengan IMT
Tingkat Kebugaran
Most Extreme Differences
Absolute .500
Positive .000
Negative -.500
Kolmogorov-Smirnov Z .957
Asymp. Sig. 2-tailed .318
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p yang lebih besar dari derajat kepercayaan yang ditentukan yaitu p = 0,318
p 0,05 menyebabkan diterimanya hipotesis nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan indeks massa tubuh
terhadap tingkat kebugaran.