Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

(1)

Universitas Sumatera Utara

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

( Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap

Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares

Indonesia Medan )

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

IKA LIANI MANURUNG

080904048

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Hotel Grand Antares Indonesia Medan.

Studi korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori – teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 16.0.

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 23 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 16.0, diperoleh hasil rs= 0,545 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

Berdasarkan koefisien korelasi dengan menggunakan skala Guilford, dimana hasilnya 0,545 yang berada pada skala 0,40 - 0,70 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia. Kemudian berdasarkan perhitungan indeks korelasi, diperoleh hasil Kp 29,70%, artinya pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 29,70%, sedangkan 70,30% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan penulis kesehatan, semangat, hikmat, dan pertolongan sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi yang berjudul Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca skripsi ini, sehingga di lain waktu penulis dapat menyusun karya ilmiah yang lebih baik lagi.

Penulis juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, pasti sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah berbaik hati meluangkan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini :

1. Prof. DR. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.

2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Fatmawardy Lubis, M.A. 3. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Dayana, M.Si

4. Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU, terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi.


(4)

Universitas Sumatera Utara 6. Seluruh Staf Departemen Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis dalam memberi informasi dan membantu setiap proses administrasi dengan cekatan.

7. Pihak Hotel Grand Antares Indonesia yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian dan telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang diperlukan.

8. Orang tua penulis, E. P. Manurung, S.E dan R. Butar – butar, BA yang telah membesarkan dan mencintai penulis dengan begitu luar biasa. Juga kepada abang Ivan F. Manurung, S,MB dan adik Indra Michael Manurung serta adik tersayang Michelle Florencia.

9. Keluarga Besar Manurung dan Butar – butar yang telah memberi semangat, doa dan dukungan yang tiada hentinya kepada penulis. Kalian selalu menjadi motivasi terbesar bagi penulis untuk terus maju.

10.Saudara sekaligus sahabat penulis Putri Manurung, Yohanes Sinambela, Jhon Malau, Imanuel Sihite, Fuad Alexander, Josephin Turnip, Kartika Tampubolon, atas teguran, dukungan, dan semangat yang menguatkan penulis.

11.Sahabat terbaik penulis Ande Simangunsong S.Ikom, Josefine Simatupang S.Ikom, Resky Kembaren S.Sos.

12.Semua teman – teman Komunikasi 2008, sangat beruntung bisa mengenal orang – orang hebat seperti kalian.

13.Dan buat semua orang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan, doa, semangat, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Kalian luar biasa.

Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan atas semua yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap Tuhan berkenan membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu, dan semoga segala yang


(5)

Universitas Sumatera Utara terbaik akan selalu menjadi bagian bagi semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Amin

Medan, Desember 2013


(6)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I : PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Pembatasan Masalah ...6

1.3Perumusan Masalah ...6

1.4Tujuan Penelitian ...6

1.5Manfaat Penelitian ...7

BAB II : URAIAN TEORITIS ...8

2.1Kerangka Teori ...8

2.1.1 Komunikasi Organisasi ...8

2.1.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ...11

2.1.3 Arus Informasi dalam Organisasi ...14

2.1.4 Iklim Komunikasi dalam Organisasi ... 23

2.1.5 Kepuasan Kerja ...27

2.1.6 Hubungan Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja ..32

2.2Kerangka Konsep ...32

2.3Variabel Penelitian ...33

2.4Definisi Operasional ... 34

2.5Hipotesis ...36

BAB III : METODE PENELITIAN...37

3.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ...37

3.1.1 Deskiptif Penelitian ...37


(7)

Universitas Sumatera Utara

3.1.3 Struktur Organisasi ...39

3.2 Metode Penelitian ...41

3.3 Populasi dan Sampel ...41

3.3.1 Populasi ...41

3.3.2 Sampel ...41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5 Teknik Analisis Data ...42

3.5.1 Analisis Tabel Tunggal ...42

3.5.2 Analisis Tabel Silang ...42

3.5.3 Uji Hipotesis ...43

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...46

4.1Teknik Pengolahan Data ...46

4.2Analisis Tabel Tunggal ...47

4.2.1 Karakteristik Responden ...47

4.2.2 Iklim Komunikasi Organisasi (X) ... 49

4.2.3 Kepuasan Kerja (Y) ...60

4.3 Analisis Tabel Silang ...68

4.4 Pengujian Hipotesis ... 79

4.5 Hasil Kuesioner Terbuka ...82

4.6 Pembahasan ...85

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1Simpulan ...88

5.2Saran ...89

DAFTAR PUSTAKA ...90 LAMPIRAN


(8)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Variabel Penelitian

Tabel 2.1 Kerangka Teoritis ... 34

Hotel Grand Antares Indonesia Tabel 3.1 Daftar Harga Kamar / hari ... 37

Analisis Tabel Tunggal Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 47

Tabel 4.2 Usia Responden ... 48

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 48

Tabel 4.4 Lama Bekerja Responden ... 49

Tabel 4.5 Kepercayaan terhadap Atasan ... 49

Tabel 4.6 Bawahan percaya dengan kemampuan anda dalam menyelesaikan pekerjaan ... 50

Tabel 4.7 Rekan kerja anda memiliki kepercayaan kepada anda ... 51

Tabel 4.8 Dalam setiap pengambilan keputusan, anda selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan jabatan anda ... 51

Tabel 4.9 Responden pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi ... 52

Tabel 4.10 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota organisasi…... 53

Tabel 4.11 Anda selalu memberikan dukungan pada setiap kebijakan organisasi ... 53

Tabel 4.12 Anda tidak selalu menerima informasi tentang peningkatan kemampuan kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan anda dalam organisasi ….... 54

Tabel 4.13 Tidak semua pegawai memiliki akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka ... 55


(9)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Bagi organisasi, kesejahteraan pegawai sangat penting artinya untuk

meningkatkan kinerja pegawai ... 56 Tabel 4.16 Anda berani dan dapat menyatakan apa yang ada dipikiran anda setiap

anda berbicara langsung dengan rekan sekerja ... 57 Tabel 4.17 Atasan anda selalu mau mengakui setiap kekeliruan atau kesalahan yang

mungkin dilakukan ... 58 Tabel 4.18 Mengakui kepada atasan anda jika rekan sekerja anda ditegur karena

kesalahan yang anda perbuat ... 59 Tabel 4.19 Gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja yang telah

dilakukan ... 60 Tabel 4.20 Tunjungan yang anda terima sudah cukup memadai ... 60 Tabel 4.21 Rekan kerja anda saling membantu dalam menyelesaikan persoalan yang menyangkut pekerjaan Anda ... 61 Tabel 4.22 Rekan anda selalu menunjukkan sikap yang saling mendukung ... 62 Tabel 4.23 Hubungan responden dengan rekan kerja adalah harmonis ... 62 Tabel 4.24 Terdapat ketersediaan peluang dan sumber untuk mempelajari ketrampilan

baru dalam perusahaan ini ... 63 Tabel 4.25 Sistem promosi yang dilakukan perusahaan tempat anda bekerja sudah

berjalan dengan baik ... 64 Tabel 4.26 Dalam memberikan disiplin, sikap atasan anda sangat bijaksana ... 65 Tabel 4.27 Atasan anda tidak pernah mempermalukan anda di depan umum ... 65 Tabel 4.28 Ketika anda berhasil melakukan pekerjaan dengan baik, atasan

menyambut dengan baik ... 66 Tabel 4.29 Responden merasa bahwa pekerjaan ini sangat berarti ... 67 Tabel 4.30 Responden merasa mantap dengan pekerjaan yang dilakukan ... 67 Analisis Tabel Silang


(10)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 Bawahan percaya dengan kemampuan responden dalam menyelesaikan pekerjaan * Hubungan responden dengan rekan kerja adalah harmonis * Jenis Kelamin Responden ... 69 Tabel 4.32 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota

organisasi * Sistem promosi yang dilakukan perusahaan tempat anda bekerja sudah berjalan dengan baik * Usia Responden ... 71 Tabel 4.33 Bagi organisasi, kesejahteraan pegawai sangat penting artinya untuk

meningkatkan kinerja pegawai * Responden merasa bahwa pekerjaan ini sangat berarti * Pendidikan Responden ... 74 Tabel 4.34 Responden pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam

organisasi * Responden merasa mantap dengan pekerjaan yang dilakukan * Lama Bekerja Responden ... 77 Uji Hipotesis

Tabel 4.35 Hasil Uji Korelasi Pearson ... 81 Hasil Kuesioner Terbuka

Tabel 4.36 Hasil Jawaban Kuesioner Terbuka Iklim Komunikasi Organisasi ... 83 Tabel 4.37 Hasil Jawaban Kuesioner Terbuka Kerja ... 84


(11)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Sistem Komunikasi Organisasi ... 12

Gambar 2.2 Arah Komunikasi Organisasi ... 14

Gambar 2.3 Keterangan Konseptual ... 33


(12)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Hotel Grand Antares Indonesia Medan.

Studi korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori – teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 16.0.

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 23 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 16.0, diperoleh hasil rs= 0,545 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

Berdasarkan koefisien korelasi dengan menggunakan skala Guilford, dimana hasilnya 0,545 yang berada pada skala 0,40 - 0,70 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia. Kemudian berdasarkan perhitungan indeks korelasi, diperoleh hasil Kp 29,70%, artinya pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 29,70%, sedangkan 70,30% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(13)

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya di dalam suatu organisasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap anggota organisasi. Dalam suatu organisasi diperlukan adanya komunikasi yang baik untuk menciptakan suatu tujuan bersama.

Tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, sehingga akan mempengaruhi usaha pencapaian tujuan – tujuan dari suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, dan begitu pula sebaliknya, dengan kurang atau tidak adanya komunikasi, maka akan dapat menghambat kinerja organisasi.

Komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan internal maupun eksternal perusahaan perlu dihubungkan oleh proses – proses komunikasi yang baik dan terencana. Begitu pula komunikasi dalam internal perusahaan atau organisasi, yaitu bagaimana para anggota organisasi menciptakan komunikasi yang efektif dengan tujuan menciptakan kebiasaan atau tingkah laku yang positif pada setiap anggota organisasi.

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Muhammad, 2007:1). Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi perlu mendapat perhatian dari setiap anggota organisasi karena baik pimpinan dan bawahan, semua anggota dalam


(14)

Universitas Sumatera Utara organisasi merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya.

Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai struktur yang di dalamnya terdiri dari berbagai tingkat jabatan. Dalam organisasi terdapat atasan, bawahan, atau rekan sejawat. Saat atasan bicara dengan bawahan akan berbeda saat bawahan berbicara dengan rekan sejawatnya. Atasan sesuai dengan jabatannya akan memberikan perintah, tugas kepada bawahannya. Selain pemberian tugas, atasan juga harus dapat mendengarkan bagaimana keluhan, tanggapan, atau masalah – masalah yang dihadapi seorang karyawan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah seringkali karyawan memiliki keterbatasan untuk memperoleh informasi dalam melakukan tugasnya ataupun hal – hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi, dikarenakan karyawan memiliki rasa segan untuk bertanya lebih lanjut ataupun pimpinan yang kurang perhatian dan tidak bisa diajak kompromi. Dalam hal ini diperlukan iklim komunikasi yang berlangsung dengan baik. Dennis mengemukakan; Iklim komunikasi organisasi adalah merupakan kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2007. p 86).

Dalam sebuah organisasi, iklim komunikasi akan menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah perasaan dan sikap – sikap orang yang bekerja dalam organisasi. Persoalan utama dalam iklim komunikasi adalah mengenai persepsi, beberapa hal diantaranya yaitu bagaimana persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi, bagaimana persepsi karyawan mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi, dan bagaimana persepsi karyawan mengenai organisasi itu sendiri. Persepsi – persepsi inilah yang akan mempengaruhi kemudian


(15)

Universitas Sumatera Utara menentukan bagaimana iklim komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi (Muhammad, 2007. p 86-87).

Setiap organisasi memiliki iklim yang berbeda dalam organisasinya, dimana bagaimanapun iklim yang berlangsung dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi perilaku karyawan. Iklim organisasi juga berkaitan erat dengan budaya atau kultur sebuah organisasi. Menurut Campbell, berbagai penelitian mengenai iklim organisasi cenderung mendukung kesimpulan bahwa iklim organisasi yang positif akan membuat organisasi tersebut lebih produktif, yang mana keadaan ini tidak hanya menguntungkan bagi organisasi saja namun juga berguna bagi kehidupan manusia dalam organisasi.

Dengan semakin pentingnya peranan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, maka kinerja kerja karyawan harus ditingkatkan, dan sementara itu di lain pihak tuntutan akan kepuasan karyawan juga akan semakin bertambah. Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi kinerja yang sangat diharapkan oleh perusahaan. Untuk itu, perusahaan perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja para karyawan.

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan kinerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan kinerja karyawan akan meningkat secara optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Salah satu faktor yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu organisasi / perusahaan adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pemogokan liar, pelambanan kerja, mangkir ataupun pergantian karyawan personalia. Gejala – gejala tersebut mungkin juga bagian dari


(16)

Universitas Sumatera Utara keluhantidak adanya jaminan keselamatan yang mereka dapatkan dalam bekerja, rendahnya pendapatan karyawan, masalah disiplin dan berbagai kesulitan lainnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Warta Ekonomi pada tahun 2001 diperoleh hasil bahwa 54% responden menyatakan kemungkinan akan pindah kerja dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan dari perusahaan dikarenakan alasan ingin mendapatkan gaji yang lebih besar (54,3%), jenjang karir lebih baik (39,1%), pengalaman baru (10,9%), ketidaknyamanan dalam bekerja ( 35%), dan tunjangan hari tua (6,5%). (20 Maret 2012: http://wartaekonomi.co.id)

Banyaknya tugas dan tanggung jawab menuntut karyawan – karyawan untuk dapat memenuhi dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada di tempat kerja. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja dapat mengakibatkan ketidaknyamanan kerja, dimana hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dengan sumber daya atau kemampuan yang dimiliki karyawan untuk memenuhinya.

Suasana komunikasi yang kondusif dalam suatu organisasi akan mampu mendorong tumbuhnya motivasi anggota organisasi, yang mana akan melahirkan kepuasan kerja karyawan. Dengan adanya kepuasan dalam bekerja, maka karyawan akan menampilkan pribadi yang baik dalam perusahaan, kinerja positif yang memuaskan perusahaan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi perusahaan, serta memperlancar pencapaian tujuan perusahaan.

Permasalahan mengenai iklim komunikasi dan kepuasan kerja dapat dijumpai di setiap organisasi. Hotel Grand Antares Indonesia yang menjadi objek penelitian peneliti merupakan salah satu hotel berbintang yang ada di Kota Medan, juga merupakan sebuah organisasi. Hotel Grand Antares Indonesia diklasifikasikan sebagai hotel bintang empat, namun dengan pelayanan yang menyerupai hotel bintang lima. (27 Maret 2012: http://grandantares.com)


(17)

Universitas Sumatera Utara Meskipun sudah banyak hotel bintang empat di Kota Medan yang telah berdiri lebih dahulu, namun Hotel Grand Antares Indonesia tidak mau kalah bersaing. Dengan lokasi yang sangat strategis, Hotel Grand Antares Indonesia terletak di jantung distrik bisnis kota Medan, dekat dengan kawasan industri, pusat perbelanjaan dan hiburan, serta hanya ± 30 menit dari Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA).

Hotel Grand Antares Indonesia berusaha untuk meningkatkan citra manajemen yang baik dengan menerapkan strategi bersaing yang lebih baik, yakni dengan menerapkan sistem pemasaran melalui pemasaran yang terukur meliputi sales call, sales trip, maupun promosi langsung kepada pelanggan. Strategi ini juga didukung dengan pengembangan hotel mulai dari unit kerja, sumber daya manusia, fasilitas, hingga manajemen hotel.

Strategi bersaing yang diterapkan tidak terlepas dari dukungan pengembangan sumber daya manusianya. Sukses tidaknya suatu perusahaan atau organisasi sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi penting terutama untuk melakukan usaha – usaha peningkatan terhadap kepuasan kerja karyawannya. Hotel Grand Antares Indonesia merupakan hotel yang baru berdiri selama kurang lebih 7 tahun, namun telah berhasil memantapkan posisinya di bisnis perhotelan Kota Medan dan dapat bersaing dengan hotel – hotel bintang empat lainnya yang telah lebih dahulu hadir.

Keberhasilan Hotel Grand Antares Indonesia dalam bersaing dengan para pendahulunya, tentu saja tidak lepas dari kerjasama yang baik dari anggota organisasi, yaitu pimpinan dan karyawan sebagai satu kesatuan. Anggota organisasi dapat bekerja dengan maksimal didukung oleh suasana kerja yang positif pula. Suasana kerja yang positif adalah suasana kerja yang nyaman, dimana hal ini tercipta karena adanya gabungan dari setiap pesan – pesan, media dan hubungan – hubungan dalam organisasi yang bersinergi dengan baik (Pace dan Faules, 2006).


(18)

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui tentang bagaimana hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan.

1.2Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian.

Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menganalisis Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

b. Objek penelitian adalah karyawan operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

c. Lokasi penelitian adalah Hotel Grand Antares Indonesia, Jl. Sisingamangaraja No. 328, Medan.

d. Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober 2013, dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:“Sejauh manakah Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan.”


(19)

Universitas Sumatera Utara 1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

b. Untuk menganalisis efektifitas Iklim Komunikasi Organisasi Di Hotel Grand Antares Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional. c. Untuk melihat sejauhmana tingkat signifikansi antara variabel X yaitu Iklim Komunikasi Organisasi mempengaruhi variabel Y yaitu Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menambah dan memperkaya sumber bacaan, referensi, dan bahan penelitian.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai Ilmu Komunikasi, khususnya kajian Iklim Komunikasi Organisasi.


(20)

Universitas Sumatera Utara BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1Kerangka Teori

2.1.1 Komunikasi Orgaisasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari – hari manusia yaitu sejak bangun tidur hingga manusia beranjak tidur pada malam hari.

Kehidupan manusia juga tidak terlepas dari yang namanya organisasi. Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok manusia yang saling beriteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki tugas dan fungsi, serta tujuan tertentu dan batasan yang jelas. Organisasi terdiri dari sekelompok manusia yang diharapkan dapat bekerja sama sedemikian rupa hingga dapat mencapai sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya oleh organisasi tersebut. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi maka suatu organisasi dapat berantakan.

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide – ide diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini merupakan beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi oleh beberapa ahli (Pace dan Faules, 2006), yakni sebagai berikut:


(21)

Universitas Sumatera Utara 1) Persepsi Redding dan Saborn

Redding dan Saborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level / tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

2) Persepsi Katz dan Kahn

Menurut Katz dan Kahn, komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.

3) Persepsi Zelko dan Dance

Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produk, pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan di antara sesama anggota organisasi.


(22)

Universitas Sumatera Utara 4) Persepsi Thayer

Thayer memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi, antara lain: a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas – tugas atau

beroperasinya organisasi;

b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk; c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan

dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan dan latihan) 5) Persepsi Greenbaunm

Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi.Greenbaunm membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.

Meskipun bermacam – macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.

Dari bermacam – macam persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses yang yang terjadi dalam organisasi, dan terbagi dalam empat aspek yaitu: komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi lintas saluran. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu


(23)

Universitas Sumatera Utara sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. Komunikasi organisasi juga meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media, serta meliputi orang dengan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah (Purba, 2006. p 112). Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi – fungsi manajemen dalam perusahaan yaitu:

a. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan

b. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

c. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif

d. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi e. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang

menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi f. Mengendalikan prestasi

2.1.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Dalam kehidupan sehari – hari, komunikasi memiliki fungsi yang sangatpenting diantaranya fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi sosial adalah untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Fungsi pengambilan keputusan adalah untuk memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu, contohnya apakah kita akan memutuskan untuk pergi bekerja atau tidak.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu


(24)

Universitas Sumatera Utara organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lainnya, dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan Faules, 2006. p 31-32). Gambar 1 melukiskan konsep suatu sistem organisasi, dimana garis putus – putus menggambarkan bahwa hubungan – hubungan bukan bersifat alami melainkan ditentukan, juga melukiskan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan dapat berubah sesuai dengan kekuatan – kekuatan lingkungan.

Gambar 2.1: Sistem Komunikasi Organisasi Sumber: Pace & Faules (2006: 32)

Komunikasi penting dalam setiap hal, begitu pula dalam sebuah organisasi. Komunikasi dibutuhkan setiap anggota organisasi untuk menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Para anggota organisasi juga yang meneguhkan pentingnya fungsi komunikasi dalam organisasi. Melalui proses interaksi para anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan, keterbukaan, penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. (Pace dan Faules, 2006. p 154).

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:


(25)

Universitas Sumatera Utara a. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

b. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan – peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang – orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan – pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.

c. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter dan bulletin) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga maupun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktifitas ini


(26)

Universitas Sumatera Utara akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

2.1.3 Arus Informasi Dalam Organisasi

Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang pindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah – komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi ke atas; serta informasi yang bergerak di antara orang-orang yang memiliki otoritas atau jabatan yang setingkat; atau informasi yang bergerak diantara orang – orang yang tidak menjadi atasan atau bawahan satu dengan yang lainnya atau menempati bagian fungsional yang berbeda – komunikasi lintas saluran (Pace dan Faules, 2006. p 183-184).

Gambar 2.2: Arah Komunikasi Organisasi Sumber: Pace & Faules (2006: 184)


(27)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.1Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)

Davis (1967) mengemukakan bahwa komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para karyawan personalia; namun dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum (Pace dan Faules, 2006. p 184). Katz dan Kahn, mengemukakan bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok:

(1) Untuk memberrikan pengarahan-pengarahan atau instruksi instruksi kerja tertentu (spesifik)

(2) Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan (rationale of a job)

(3) Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek – praktek organisasional

(4) Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan (bawahan) (5) Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu

organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan – tujuan yang ingin dicapai. Komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan tidak selalu dapat berjalan lancar. Berbagai alasan dan faktor dapat menghambat jalannya komunikasi ini, seperti kurangnya sifat keterbukaan diantara pimpinan dan bawahan. Umumnya para pemimpin tidak terlalu memperhatikan arus komunikasi ke bawah, informasi hanya diberikan jika pimpinan merasa informasi tersebut penting bagi penyelesaian tugas.

Para pimpinan juga seringkali lebih percaya pada pesan tulisan. Dibandingkan pesan yang disampaikan secara lisan atau tatapmuka pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan, hal inilahyang menyebabkan pimpinan lebih banyak menyampaikan


(28)

Universitas Sumatera Utara pesan secara tertulis seperti buletin, manual yang cukup mahal, sementara komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan. Pesan yang berlebihan juga menyebabkan karyawan tidak membaca pesan – pesan yang ada. Timing atau ketepatan waktu juga mempengaruhi bagaimana komunikasi ke bawah, seharusnya pesan dikirimkan pada saat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu pada pimpinan dan karyawan (Muhammad, 2007)

Menurut Lewis (1987) “komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan

tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan” (Muhammad, 2007. p 108).

Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu:

a. Instruksi Tugas

Instruksi tugas / pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu bervariasi bisa berupa perintah langsung, deksripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat – alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya.

b. Rasional

Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit. Tetapi bila pimpinan


(29)

Universitas Sumatera Utara mengganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi diri sendiri dan produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak.

c. Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan raisonal. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan – pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

d. Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik – praktik organisasi, peraturan – peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan intruksi dan rasional. Misalnya buku handbook dari karyawan adalah contoh dari pesan informasi.

e. Balikan

Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan.Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut.

Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur hierarki dalam organisasi.Pesan kebawah cenderung bertambah karena pesan itu bergerak melalui tingkatan hierarki secara berturut – turut. Yang perlu diperhatikan juga ketika pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah, pimpinan hendaklah


(30)

Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan.

Hasil studi Tompkin (Pace dan Faules, 2006) mengenai komunikasi ke bawah menyimpulkan bahwa:

1. Kebanyakan karyawan tidak menerima banyak informasi dari organisasinya. 2. Kebutuhan informasi yang utama bagi karyawan mencakup informasi yang

banyak berhubungan dengan pekerjaannya dan informasi tentang pembuatan keputusan.

3. Sumber – sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat dengan karyawan dan yang paling buruk adalah orang yang paling jauh dengan mereka. Kebutuhan yang terbesar adalah untuk mendapatkan lebih banyak informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, langsung dari supervisor dan informasi mengenai organisasi dari pimpinan tingkat atas.

4. Informasi dari pimpinan yang paling atas lebih rendah kualitasnya daripada sumber yang penting lainnya.

Persoalan komunikasi yang sering muncul pada tingkatan ini adalah persoalan relevansi dan ketetapan isi pesan dan informasi dimana pesan dan informasi tersebut telah mengalami distorsi, gangguan, penyaringan (filtering) ataupun arti pesan yang telah dilebih – lebihkan (exaggeration), serta waktu (timing) penyampaian yang tidak tepat (Muhammad, 2007. p 110). Pengaruh sikap seorang pimpinan yang baik akan membuat para karyawan merasa diperlakukan sebagai manusia berharga yang akibatnya dapat menimbulkan kegairahan kerjapada dirinya (Effendy, 2005. p 124).

2.1.3.2Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi ke semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan


(31)

Universitas Sumatera Utara yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.

Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan personalia, tipe pesan adalah integrasi dan pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkatan ini merupakan sarana atau mekanisme umpan balik (feedback) dari bawahan kepada atasan.

Menurut Pace (2006) komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi dan dianggap penting karena beberapa alasan, yaitu:

1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawai kegiatan orang – orang lainnya.

2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.

3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi – operasi sebenarnya.

4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada karyawan personalia untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi.

5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.


(32)

Universitas Sumatera Utara 6. Komunikasi ke atas membantu karyawan personalia mengalami masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.

Hal – hal yang seharusnya disampaikan oleh karyawan kepada atasannya seperti yang disebutkan di atas tidaklah selalu menjadi kenyataan. Banyak kesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut. Sharma (1979) dalam Muhammad (2007. p 118) mengatakan bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa akan mendapat kesukaran bila menyatakan apa yang sebenarnya menurut pikiran mereka. Karena itu cara yang terbaik adalah mengikuti saja apa yang disampaikan supervisornya.

b) Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik pada masalah mereka.

c) Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.

d) Perasaan karyawan bahwa pimpinan tidak dapat menerima dan merespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Pimpinan terlalu sibuk untuk mendengarkan atau karyawan susah untuk menemuinya.

Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat mengetahui bagaimana pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan mereka, mengenai teman – temannya yang sama bekerja dan terlebih mengenai organisasi itu sendiri.


(33)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.3Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)

Komunikasi horizontal adalah komunikasipenyampaian informasi di antara orang-orang yang memilikiotoritas yang samadi dalam suatu organisasi.Komunikasi horizontalterjadi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staflainnya, antara sesama karyawan. Misalnya komunikasi yangterjadi antara sesama karyawan suatu bank yang sama – sama bekerja di seksi kredit disebut komunikasi horizontal,komunikasi yang terjadi antara sesama dosen di departemen komunikasi juga disebut komunikasi horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas – tugas atau tujuan kemanusiaan seperti: koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.

Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan personalia, tipe pesan adalah integrasi dan pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkatan ini merupakan sarana atau mekanisme umpan balik (feedback) dari bawahan kepada atasan.

Komunikasi horizontal ini mempunyai tujuan tertentu diantaranya sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas – aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.

c. Memecahkan masalah yang timbul diantara orang – orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalahakan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan.


(34)

Universitas Sumatera Utara d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sodial dan emosional dari anggota dan juga akan menciptakan iklim organisasi yang baik.

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit – unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Untuk ini mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan diantara sesama karyawan dan akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

(Muhammad, 2007. p 121-122)

Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian – bagian dalam organisasi. Akan tetapi bagian-bagian itu sendiri mungkin menghalangi komunikasi horizontal. Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi yang agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal ini. Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk berkuasa. Dengan meningkatkan keterbatasan komunikasi horizontal bawahan menjadi tergantung kepada informasi yang disampaikan secara vertikal. Pemerintahan yang otoriter adalah contoh yang ekstrem yang mengontrol komunikasi horizontal.

Sebaliknya dapat pula dilihat bahwa apabila komunikasi horizontal terlalu berkembang serta tidak terkontrol. Bila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak ada pula masalah yang akan dipecahkannya,


(35)

Universitas Sumatera Utara maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal-hal formal lagi, tetapi sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas – tugasnya.

2.1.3.4Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi lintas saluran ini terjadi bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat informal atau pribadi.Informasi ini mengalir ke atas ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang – orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan.

Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan nama desas – desus (grapevine) atau kabar angin. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Walaupun grapevine membawa informasi yang informal, tetapi ada manfaatnya bagi organisasi. Grapevine memberikan balikan kepada pimpinan mengenai sentimen karyawan. Grapevine dapat membantu menerjemahkan pengarahan pimpinan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh karyawan.

2.1.4 Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi – persepsi, suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons karyawan personalia terhadap karyawan personalia lainnya, harapan – harapan, konflik – konflik antar personal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi meliputi persepsi – persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. Iklim komunikasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat


(36)

Universitas Sumatera Utara dipercaya, mendukung, terbukaterhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik.

Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup seseorang: kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang kita ingin capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. Redding menyatakan bahwa, iklim komunikasi organisasi adalah jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik – teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.Iklim berkembang dari interaksi antara sifat – sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat – sifat itu.Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter – karakter yang relatif langgeng pada organisasi. Iklim secara umum dan khusus berlaku sebagai faktor – faktor penengah antara unsur – unsur sistem kerja dengan ukuran – ukuran yang berbeda dalam keefektifan organisasi seperti produktivitas, kualitas, kepuasan, dan vitalitas.

Poole (1985) (Pace dan Faules, 2006) mengatakan bahwa iklim muncul dan didukung oleh praktek – praktek organisasi. Masih dalam buku yang sama, ahli lain seperti Kopelman, Brief dan Guzzo (1989) membuat hipotesis dan menyatakan bahwa iklim organisasi yang meliputiiklim komunikasi penting karena menjembatani praktik – praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas. Dalam penelitianini dijelaskan bahwa bila sebuah organisasi melaksanakan suatu rencana insentif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan, akan memiliki kemungkinan munculnya perubahan dalam iklim organisasi. Pada


(37)

Universitas Sumatera Utara gilirannya iklim ini mungkin saja dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan personalia.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Pace dan Peterson menunjukkan bahwa paling sedikit ada enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi (Pace dan Faules, 2006). Keenam faktor tersebut adalah:

1. Kepercayaan, personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.

2. Pembuatan keputusan bersama, para karyawan personalia disemua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para karyawan personalia disemua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.

3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan – hubungan dalam organisasi, dan para karyawan personalia mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran

mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan atau atasan.

4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang – orang atau bagian – bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana – rencana.


(38)

Universitas Sumatera Utara 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, personel disetiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran – saran atau laporan – laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

6. Perhatian pada tujuan – tujuan berkinerja tinggi, personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan – tujuan berkinerja tinggi; produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya.

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungandari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dari interaksi antara sifat – sifat suatu organisasi dan persepsiindividu atas sifat – sifat tersebut. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Unsur – unsur dasar yang membentuk suatu organisasi dapat diringkas menjadi lima kategori besar: anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik – praktik pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi (Pace dan Faules, 2006. p 149-151).

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil risiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas – tugas mereka. Para anggota organisasi yang akhirnya akan menentukan dan meneguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Iklim komunikasi tertentu akan memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.

Keputusan – keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif adalah seperti: jujur dalam bekerja,


(39)

Universitas Sumatera Utara mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat waktu, dan meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat ia bekerja. Iklim komunikasi seperti ini yang akan menjadi iklim komunikasi yang baik karena memberikan pengaruh yang baik pula bagi para karyawannya. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif akan merusak keputusan mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpatisipasi dalam organisasi yang dibuat oleh anggota organisasi itu sendiri. Maka dapat disimpulkan, bahwa iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai pengaruh dan konsekuensi yang penting pada masa kerja karyawan personalia. Dengan terciptanya iklim komunikasi yang positif maka hal ini akan meningkatkan komitmen karyawan personalia pada organisasi (Pace dan Faules, 2006. p 156).

2.1.5 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda – beda, seperti yang didefinisikan oleh Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek lainnya.(20 Mei 2013: http://teorionline.wordpress.com)

Kepuasan kerja adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan pekerjaannya (Kriyantono 2007. p 312). Kepuasan ini timbul dari persepsi seseorang mengenai bagaimana pekerjaan mereka. Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor

– faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan seperti misalnya gaya sang supervisor, kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja, dan imbalan – imbalan lain di luar gaji (Winardi, 2007. p 216).

Blum (As’ad, 2004) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor –


(40)

Universitas Sumatera Utara faktor pekerjaan, karakteristik individual, serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri. Handoko juga mengatakan bahwa kepuasan kerja sebagai respon emosional menunjukkan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap pekerjaannya.

Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para karyawan personalia. Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (2000. p 115), pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, dimana ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.

Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima karyawan personalia dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan / karyawan personalia secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.

2.1.5.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Dalam usaha mempertahankan para karyawan, para pemimpin dalam suatu organisasi harus memperhatikan apa yang menjadi faktor – faktor utama yang harus diperhatikan guna menciptakan kepuasan kerja dengan harapan agar pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Menurut Smith, Kendall dan Hulin (dalam Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 2000), ada lima karakteristik penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :

a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab.


(41)

Universitas Sumatera Utara b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari

upah atau gaji.

c. Penyelia atau pengawasan kerja, yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan.

d. Kesempatan promosi yaitu, keadaan kesempatan untuk maju.

e. Rekan kerja yaitu, sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, dapat digunakan Job Descriptive Index (JDI) yang menurut Luthans (1995) dalam Umar (1998: 36) ada lima, antara lain:

1) Pekerjaan itu sendiri (Work It Self): Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing – masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.

2) Atasan (Supervision):Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya. Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai – nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.

3) Teman sekerja (Workers): Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara karyawan personalia dengan atasannya dan dengan karyawan personalia lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.

4) Promosi (Promotion): Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.

5) Gaji/Upah(Pay): Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup karyawan personalia yang dianggap layak atau tidak. Upah merupakan


(42)

Universitas Sumatera Utara faktor penting dalam kepuasan kerja. Uang tidak hanya membantu orang

– orang mencapai kebutuhan – kebutuhan dasar mereka, tetapi juga merupakan alat untuk mencapai kebutuhan – kebutuhan yang lebih tinggi. Para pekerja seringkali memandang upah sebagai suatu gambaran tentang bagaimana manajemen atau memandang kontribusi mereka kepada organisasi.

Kepuasan kerja akan menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal afektif (Pace dan Faules, 2006. p 163). Kepuasan kerja terlebih dahulu berasal dari kepuasan komunikasi. Seorang karyawan personalia yang memiliki kepuasan kerja pasti karena lingkungan kerjanya mendukung pekerjaannya. Lingkungan kerja ini melibatkan berbagai jenis cara berkomunikasi di dalamnya sehingga menyebabkan kepuasan kerja. Media yang berkualitas dan teman sekerja yang yang kooperatif akan mengakibatkan kepuasan komunikasi pada karyawan tersebut. Kepuasan komunikasi inilah yang kemudian menghasilkan kepuasan kerja karena melalui komunikasi yang lancar dan baik pekerjaan karyawan tersebut dapat terselesaikan.

Kepuasan dengan pekerjaan seringkali dihubungkan dengan gaji sebagai faktor yang utama. Namun selain gaji masih banyak faktor lain yang berkombinasi dan cukup berpengaruh sehingga dapat menyebabkan kepuasan kerja pada seorang karyawan, seperti adanya kepuasan dengan ketepatan informasi, faktor ini mencakup tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik – teknik baru, perubahan administrarif dan staf. Rasa puas dalam komunikasi organisasi dipengaruhi oleh aspek – aspek organisasi seperti dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi. Selanjutnya keseluruhan hal inilah yang mengakibatkan kepuasan kerja (Muhammad, 2007. p 88-89).

Pendapat lain dari Gilmer (1966) tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:


(43)

Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja

Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita.Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan (Supervise)

Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. f. Faktor intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja

Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.


(44)

Universitas Sumatera Utara Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaan.

j. Fasilitas

Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

(As’ad, 2004. p 115)

2.1.6 Hubungan Iklim Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja

Iklim suatu organisasi diungkapkan melalui isi pesan dan bentuk simbolik yang dipergunakan dalam interaksi. Hubungan sehari – hari antar sesama karyawan dapat menggambarkan bagaimana iklim diciptakan dan dipelihara dalam organisasi tersebut. Iklim atau suasana yang kondusif ini akan lebih terasa saat percakapan informal yang biasa dilakukan para karyawan sebagai penghilang kebosanan dalam bekerja. Hal – hal yang sederhana seperti kebiasaan mengucapkan salam, istirahat minum kopi, makan siang, bercanda dan membicarakan tentang banyak hal merupakan cara – cara penting sebuah komunitas memelihara dirinya. Dengan adanya iklim yang semakin kondusif dalam sebuah perusahaan maka kemungkinan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja semakin besar.

2.2 Kerangka Konsep

Konsep adalah penggambaran fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,


(45)

Universitas Sumatera Utara 2006:33). Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan yang akan dicapai (Nawawi, 2001. p 4).

Gambar 2.3: Kerangka Konsep

2.3 Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) merupakan sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 2001. p 40). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklim Komunikasi Organisasi.

Variabel Bebas (X) Iklim Komunikasi Organisasi

 Kepercayaan

 Pembuatan

Keputusan Bersama

 Pemberian Dukungan

 Keterbukaan

 Tujuan Kinerja yang Tinggi

 Kejujuran

(Pace dan Faules, 2001)

Variabel Terikat (Y) Kepuasan Kerja (1) Pekerjaan itu sendiri (2) Gaji / upah

(3) Supervisi

(4) Promosi pekerjaan (5) Rekan Kerja (Umar 1998. p 36)

Hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi denganKepuasan Kerja

karyawan Kinerja Perusahaan


(46)

Universitas Sumatera Utara 2. Variabel Terikat (Y) merupakan sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 2001. p 40). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk suatu kesatuan dan memudahkan pemecahan masalah, yakni sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kerangka Teoritis

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Iklim Komunikasi Organisasi

a. Kepercayaan

b. Pembuatan keputusan bersama c. Kejujuran

d. Pemberian dukungan e. Keterbukaan

f. Tujuan kinerja yang tinggi

Variabel Terikat (Y) Kepuasan Kerja

a. Pekerjaan itu sendiri b.Gaji / upah

c. Supervisi

d.Promosi pekerjaan e. Rekan Kerja

2.4Defenisi Operasional

Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006. p 46)


(47)

Universitas Sumatera Utara 1. Variabel Bebas (X)

a. Kepercayaan: persepsi anggota komunikasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan dan sesama rekan kerja dapat dipercaya.Suasana hubungan yang di dalamnya terdapat rasa percaya, yakin dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan.

b. Pembuatan keputusan bersama: situasi dimana individu di semua tingkatan berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.

c. Kejujuran: persepsi anggota organisasi tentang kejujuran antara bawahan dengan atasan dan antar karyawan personalia. Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para karyawan personalia.

d. Dukungan: persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan karyawan pada organisasinya.

e. Keterbukaan: persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi.

f. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi: persepsi anggota organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja tinggi. 2. Variabel Terikat (Y)

a. Gaji / upah: segala sesuatu yang dikerjakan karyawan berdasarkan kemampuannya seimbang dengan gaji dan tunjangan serta fasilitas yang diterimanya.

b. Pekerjaan: pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan pekerjaan apakah sesuai dengan keahlian yang dimilikinya atau tidak.

c. Promosi: persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan sistem promosi jabatan dan kesempatan dalam memperoleh peluang dalam pekerjaan.


(48)

Universitas Sumatera Utara d. Atasan: seberapa jauh persepsi anggota organisasi merasa puas terhadap sistem

pengawasan yang dilakukan oleh atasan.

e. Rekan Kerja: hubungan baik yang terjalin diantara karyawan, dimana para rekan sekerja bersikap bersahabat, kompeten dan dapat bekerja sama dengan baik.

2.5Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2007. p 14). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Iklim Komunikasi Organisasi di Hotel Grand Antares Indonesia belum kondusif 2. Kepuasan kerja pada karyawan Hotel Grand Antares Indonesia cukup rendah 3. Diduga terdapat hubungan kepercayaan terhadap kepuasan kerja karyawan di

Hotel Grand Antares Indonesia

4. Diduga terdapat hubungan pembuatan keputusan bersama terhadap kepuasan kerja pada karyawan operasional di Hotel Grand Antares Indonesia.

5. Diduga terdapat hubungan kejujuran terhadap kepuasan kerja pada karyawan operasional di Hotel Grand Antares Indonesia

6. Diduga terdapat hubungan dukungan terhadap kepuasan kerja pada karyawan operasional di Hotel Grand Antares Indonesia

7. Diduga terdapat hubungan tujuan kinerja yang tinggi terhadap kepuasan kerja pada karyawan operasional di Hotel Grand Antares Indonesia


(49)

Universitas Sumatera Utara BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hotel Grand Antares Indonesia, Jl. Sisingamangaraja No. 328, Medan.

3.1.2 Sejarah Perusahaan

Hotel Grand Antares Indonesia yang berada di Kota Medan, merupakan sebuah hotel bintang empat platinum yakni hotel dengan pelayanan yang sama dengan setiap hotel bintang lima. Hotel Grand Antares Indonesia yang terletak di pusat Kota Medan berada dekat dengan kawasan distrik bisnis industri, pusat perbelanjaan dan hiburan, serta hanya ± 30 menit dari Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA).

Untuk membuat para tamu merasa nyaman selama menginap, semua kamar menonjolkan fitur air mineral gratis, meja tulis, bak mandi, dan shower yang modern. Dengan menonjolkan fitur bar / pub, restoran, layanan laundry / dry cleaning, hotel ini yakin akan membuat perjalanan para tamu menjadi perjalanan yang menyenangkan. Fasilitas pijat juga tersedia di tempat bagi kenikmatan para tamu. Dengan komitmennya pada pelayanan dan fokus pada keramahtamahan, para tamu pasti akan menikmati penginapan mereka di Hotel Grand Antares Indonesia.

Tabel 3.1 Daftar Harga Kamar/hari

ROOM TYPES PUBLISH RATES INDONESIA RATES

Suite Room USD 250 Rp. 2.500.000

Executive Room USD 100 Rp. 1.000.000

Business Room USD 90 Rp. 900.000

Deluxe Room USD 80 Rp. 800.000


(50)

Universitas Sumatera Utara Fasilitas dan akses – akses yang tersedia di Hotel Grand Antares Indonesia antara lain:

a. Fasilitas Hotel

24 Hr Room Service

Airport Transfer

Business Center

Meeting Room

Elevator

Laundry / Dry Clean

Room Service

Smoking Area

Concierge

Restaurant

Café

Bar / Pub

Lobby Lounge

CCTV Security

Money Changer

Kids Corner

Safe Deposit Box b. Olahraga & Rekreasi

Gym / Fitness Center

Jacuzzi

 Kolam Renang

 Lapangan Tenis

 Lapangan Futsal

 Lapangan Basket

Jogging Track

 Pijat

 Spa

 Sauna

 Salon c. Internet

 Akses Internet

 Internet Kabel Gratis

 Internet Wireless Gratis d. Parkir

 Parkir Mobil


(1)

Untuk menyatakan besar kecilnya peranan iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pada karyawan personalia didapat angka koefisien determinan sebesar 29,70%. Dengan demikian peranan iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja padakaryawan personalia cukup sedang yaitu 29,70%, dan selebihnya 70,30% dipengaruhi oleh variabel lain (selain dari variabel iklim komunikasi organsisasi).

Berdasarkan hasil – hasil yang didapat pada analisis statistik melalui analisis korelasi, uji signifikasi dan koefisien determinan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesa teoritis yaitu terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pada karyawan personalia.

Dilihat dari jawaban yang berasal dari kuesioner terbuka untuk iklim komunikasi organisasi bahwa antar karyawan personalia di Hotel Grand Antares berkisar 70% melakukan hubungan kerja sama atas dasar untuk menciptakan hubungan yang harmonis, adanya rasa memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan, membangun keakraban, dan meningkatkan kekeluargaan. Berkisar 20% menjawab bahwa kerja sama dilakukan pada dasarnya hanya untuk melaksanakan bagian dari tugas – tugas masing – masing tim dalam pekerjaan. Sedangkan 10% menjawab bahwa kerja sama tidaklah begitu penting, yang terpenting adalah pekerjaan dikerjakan dengan baik dan benar agar atasan senang dengan hasil kerja tersebut.

Sedangkan untuk jawaban dari kuesioner terbuka untuk kepuasan kerja bahwa hampir 65% mengatakan gaji atau pendapatan yang mereka terima setiap tahunnya mengalami kenaikan gaji walaupun tidak begitu banyak, setidaknya ada penambahan. Sedangkan 35% karyawan personalia mengatakan gaji yang mereka terima setiap bulan hanya cukup untuk biaya hidup saja. Walaupun naik hanya naik sedikit dan tidak memiliki pengaruh yang besar.


(2)

ini dapat dilihat dari kerja sama yang diciptakan selama mereka bekerja dengan kepuasan kerja yang mereka peroleh dari gaji ataupun penghasilan tiap bulannya.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian (data, fakta, informasi objektif) dapat diambil beberapa bagian penting yang merupakan simpulan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Unsur – unsur dalam organisasi di Hotel Grand Antares Indonesia tidak secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi. Persepsi atas kondisi kerja, praktik – praktik pengambilan keputusan, dan sumber daya yang tersedia. Kemudian dapat dikatakan bahwa karyawan personalia Hotel Grand Antares Medan menunjukkan kepada anggota bahwa organisasi ini mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas – tugas mereka dan menyediakan informasi yang cukup tentang organisasi.

2. Iklim komunikasi organisasi di Hotel Grand Antares Indonesia menunjukan hal yang positif sehingga dapat menimbulkan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja melalui kebijakan, struktur, dan prosedur kerja, untuk selanjutnya dapat meningkatkan kinerja bagi individu – individu di dalam organisasi. Pihak karyawan personalia menyadari akan adanya rasa memiliki yang kuat, rasa kebersamaan dan keinginan untuk maju dalam diri setiap karyawan personalia terhadap organisasi.

3. Upaya atasan dalam meningkatkan kepuasan kerja para karyawan personalia di Hotel Grand Antares Indonesia masih kurang dirasakan oleh karyawan personalia. Kepercayaan menjadi faktor utama atasan dan anggota – anggota organisasi dalam praktik – praktik pengambilan keputusan, pemenuhan kebutuhan,


(4)

5.2Saran

Adapun saran – saran yang hendak disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya perhatian terhadap fasilitas – fasilitas yang merupakan kebutuhan penting bagi karyawan personalia. Hal ini sangat besar perannya dalam meningkatkan kepuasan kerja.

2. Hendaknya pimpinan mengadakan pelatihan – pelatihan. Perlu diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi. Pelatihan bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas – tugasnya sekarang tetapi juga mempersiapkan karyawan personalia yang bersangkutan untuk tugas – tugasnya yang akan datang, yang nantinya akan menutupi kekurangan permasalahan pada level organisasi.

3. Dalam usaha pengembangan karir, pimpinan perlu memberi pengarahan kepada karyawan personalia dalam mengingat adanya persyaratan – persyaratan khusus bagi karyawan personalia yang akan meniti jenjang karirnya. Pembinaan karir dapat memberikan kepuasan kerja pada setiap individu karyawan personalia, yang akan berakibat pada peningkatan kinerja karyawan personalia.

4. Dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja karyawan personalia, atasan hendaknya bersifat objektif, adil dan konsukuen. Bersifat objektif berarti terlepas dari kepentingan sendiri, rasa senang dan tidak senang, serta faktor – faktor pribadi yang lain. Tidak ada karyawan personalia yang ”dianak-emaskan atau dianak-tirikan”, jika karyawan personalia berbuat salah maka tanpa memandang siapapun harus ditindak. Kemudian konsukuen terhadap apa yang telah disepakati, dengan azas konsekuen ini, akan mudah bersikap tegas kepada siapapun, ketegasan memiliki implikasi yang positif karena atasan menjadi lebih berwibawa di mata anak buahnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

As’ad, M. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 2000. Organisasi Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hadi, Sutrisno. 2004 Metode Research, Jilid I. Yogyakarta: Andi.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPPE. Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pace, Wayne and Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi: Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Penerjemah dan editor DeddyMulyana.


(6)

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sendjaja, Djuarsa. 1994. Teori-Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.

Umar, Husein. 1998. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Winardi, J. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana

Sumber Lain

http://grandantares.com (diakses pada 20 Maret 2012)

http://jurnal-sdm.blogspot.com/faktor-yang-mempengaruhi-kepuasan-kerja (diakses pada 20 Maret 20


Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

2 66 142

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)

11 105 141

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja(Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara)

6 45 143

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja ( Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara )

1 28 143

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS TENTANG PERANAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. INTAN PARIWARA KLATEN)

23 196 195

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Orgaisasi - Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

0 1 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

0 0 7

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

0 0 11

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11