2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Setiap orang mempunyai tingkat kebugaran yang berbeda-beda. Semua kegiatan fisik memerlukan suatu tingkat kebugaran jasmani yang didukung oleh
faal tubuh, di lain pihak latihan pembebanan fisik tertentu akan mengubah faal tubuh seseorang yang selanjutnya akan mengubah tingkat kebugaran seseorang.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebugaran jasmani Cahyati, 2004 : a. Kesehatan badan, misalnya penyakit menular dan penyakit kronis.
b. Keadaan gizi, misalnya kekurangan salah satu atau berbagai jenis zat gizi khususnya protein, serta zat gizi yang tidak adekuat.
c. Latihan fisik, misalnya usia seseorang mulai latihan, frekuensi latihan. d. Faktor keturunan, misalnya bentuk antopometri badan dan kelainan
kongenital. Faktor fisiologis yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskular antara lain :
1. Keturunan genetik Kapasitas aerobik maksimal seseorang VO
2
max, 93,4 ditentukan oleh faktor genetik yang berperan antara lain pada kapasitas jantung, paru, sel darah
merah, dan hemoglobin Hb.Kemampuan yang dimiliki oleh keturunan tertentu diduga terkait dengan jumlah mitokondria yang dimilikinya. Orang kulit berwarna
dari suku Afrika memiliki jumlah mitikondria yang lebih banyak, sehingga meningkatkan kemampuan sel menyediakan energi, sehingga orang tersebut tidak
mudah merasa lelah Budiasih,2002. 2. Usia
Mulai anak-anak sampai usia 20 tahun, daya tahan kardiovaskular meningkat, mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun dan setelah itu berbanding
terbalik dengan usia. Hal ini disebabkan karena menurunnya faal organ trasnport dan utilisasi oksigen yang terjadi akibat bertambahnya usia Cahyati, 2004.
3. Jenis Kelamin Sampai usia pubertas tidak ada perbedaan daya tahan kardiovaskular
antara pria dan wanita. Setelah usia tersebut, nilai daya tahan kardiovaskular pada wanita lebih rendah 15-25 dari pria. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan maksimal kekuatan otot yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, jumlah hemoglobin, kapasitas paru, dan sebagainya Cahyati, 2004.
4. Aktivitas Fisik Istirahat di tempat tidur selama tiga minggu akan menurunkan daya tahan
kardiovaskular sebanyak 17-27. Efek latihan aerobik selama 8 minggu setelah istirahat tersebut memperlihatkan peningkatan daya tahan kardiovaskular 62
dari nilai akibat istirahat. Apabila dibandingkan dengan keadaan sebelum istirahat di tempat tidur, maka nilai peningkatan adalah 18. Macam aktivitas seseorang
akan mempengaruhi baik buruknya nilai daya tahan kardiovaskular yang dimiliki Cahyati, 2004.
5. Status Gizi Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang
masuk ke dalam tubuh nutrient input dengan kebutuhan tubuh nutrient output akan zat gizi tersebut. Sedangkan zat gizi sendiri diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Daya tahan tubuh akan berada
dalam keadaan optimal bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat 60-70. Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang
memerlukan kekuatan otot yang besar Budiasih, 2002. 6. Merokok
Kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kebugaran jasmani, karena di dalam rokok terdapat bermacam-macam zat yang merugikan tubuh, yaitu karbon
monoksida, nikotin, tar, dan beberapa zat lainnya.
Sitepoe 2000 berpendapat bahwa rokok bukanlah sebagai penyebab suatu penyakit, namun dapat memicu suatu jenis penyakit yang dapat
mengakibatkan kematian. Penyakit-penyakit yang terpicu karena merokok antara lain adalah sebagai berikut :
a. Merokok dan saluran pernapasan : merokok merupakan penyebab utama penyakit paru-paru, baik bersifat kronis dan obstruktif, misalnya
bronkitis dan emfisema. Sekitar 85 dari penderita ini disebabkan oleh rokok.
b. Merokok dan darah : karbon monoksida akan menyingkirkan hemoglobin yang akan digunakan untuk mengangkut oksigen ke
jaringan. Pengikatan O
2
oleh karbon monoksida lebih kuat 200-300 kali mengikat hemoglobin. Dengan demikian, kemampuan hemoglobin
akan merosot. c. Merokok dan sistem kardiovaskular : nikotin dari rokok itu dapat
menyebabkan denyut jantung tidak teratur. Karbon monoksida di dalam darah mengubah pembuluh darah itu agar lebih gampang
dimasuki oleh kolesterol dan lemak, sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan.
Derajat berat merokok dapat dinilai dengan menggunakan indeks Brinkman IB, yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap dalam
sehari dikalikan lama merokok dalam tahun: a. Ringan : 0-200
b. Sedang : 201-600 c. Berat : 600
Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif ditimbun, suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis
sehingga akan mulai kelihatan gejala yang ditimbulkan Budiasih, 2002.