Grafik hubungan antara porositas dan penambahan persentase CaCO
3
di tunjukkan pada Gambar 4.5 berikut
Gambar 4.5 Grafik Permeabilitas – Persentase CaCO
3
Dari ketiga Gambar di atas terlihat hubungan antara densitas, porositas dan permeabilitas sampel. Besarnya densitas berbanding lurus dengan penambahan CaCO
3
, hal ini terjadi karena pada kalsinasi 840
O
CaCO C terjadi reaksi:
3
→ CaO+ CO yang hasil reaksi ini di ikat oleh clay yang menghambat pembentukan pori pada sampel karena
dari hasil XRD menunjukkan clay mangandung silikat. Hal ini mempengaruhi nilai porositasnya yang terlihat pada gambar 4.4 di atas, terdapat hubungan terbalik antar porositas dan densitas
keramik pada pengukuran sebelumnya, artinya semakin besar pertambahan CaCO
2
3
menyebabkan semakin kecil pula nilai porositas sampel. nilai porositas sebanding dengan nilai permeabilitas
artinya semakin besar porositas maka permeabilitas juga semakin meningkat, karena permeabilitas meningkat dengan meningkatnya porositas.
4.4 Kuat Tekan
Setelah dilakukan pengujian kekuatan tekan dari filter keramik berpori, diperoleh pengukuran kuat tekan 4,13 – 4,71 MPa, perhitungan nilai kuat tekan dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
persamaan 2.6 Lampiran D, maka diperoleh hasil pengujian sampel seperti pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan
NO CaCO
Diameter
3
Luas Beban
Max Gaya
Kuat Tekan
x10
-2
x10 m
-4
m
2
kgf N
MPa
1 4,75
17,71 745
7308,45 4,13
2 5
4,75 17,71
800 7848,00
4,43 3
10 4,65
16,97 800
7848,00 4,62
4 15
4,65 16,97
820 8044,20
4,74 5
20 4,65
16,97 815
7995,15 4,71
Grafik hubungan antara kuat tekan dan penambahan persentase CaCO
3
ditunjukkan pada Gambar 4.6 berikut
Gambar 4.6 Grafik Kuat Tekan – Persentase CaCO
3
4,13 4,43
4,62 4,74
4,71
4,10 4,20
4,30 4,40
4,50 4,60
4,70 4,80
5 10
15 20
Kuat Tekan - CaCO
3
K uat
T e
k an
M Pa
Calsium Carbonat
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa penambahan persentase CaCO
3
cenderung menambah nilai kuat tekan dari 4,13 – 4,71 MPa, hal ini dikarenakan daya ikat clay dan CaCO
3
terhadap silika bertambah dengan semakin bertambahnya variasi CaCO
3
. Pada penambahan CaCO
3
20, nilai kuat tekan relatif turun landai menjadi 4,71 MPa, hal ini berarti kekuatan tekan maximum
yang di tahan oleh sampel terkuat yaitu hanya sampai pada variasi penambahan persentase CaCO
3
15 saja.
4.5 Kuat Impak Pukul
Setelah sampel keramik berpori di bakar dan dilakukan pengujian kuat impak untuk sampel yang berbentuk pellet, maka diperoleh hasil pengujian kuat impak pada Tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Kuat Impak
NO CaCO
l
3
T Luas
Energi Kuat Impak
x10
-2
x10 m
-2
x10 m
-4
m
2
J x10
4
Jm
2
1 3,05
3,67 11,19
6,5 0,58
2 5
3,55 2,85
10,12 7,5
0,74 3
10 3,55
2,75 9,76
9 0,92
4 15
3,15 2,85
8,98 11
1,23 5
20 3,05
3,65 11,13
13 1,17
Tabel 4.5 di atas dapat dihitung nilai kuat impak dengan menggunakan persamaan 2.7 Lampiran E. Dari hasil pengujian diperoleh pengukuran kuat impak 0,58 x10
4
Jcm
2
– 1,17 x10
4
Jcm
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Grafik Kuat Impak – Persentase CaCO
3
Grafik hubungan antara kuat impak dan penambahan persentase CaCO
3
yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 di atas terlihat bahwa penambahan persentase CaCO
3
cenderung menambah nilai kuat impak dari 0,58 x10
4
Jcm
2
– 1,17 x 10
4
Jcm
2
, hal ini dikarenakan daya ikat clay
dan CaCO
3
terhadap Silika bertambah dengan semakin bertambahnya variasi CaCO
3
. Pada penambahan CaCO
3
sampai dengan 15 relatif turun landai menjadi 1,17 x 10
4
Jcm
2
hal ini berarti kekuatan impak maximum yang di tahan oleh sampel terkuat yaitu hanya sampai pada
variasi penambahan persentase CaCO
3
15 saja.
4.5 Kekerasan