- Susunan pori dan rongga pori topologi jaringan pori
Berdasarkan hal tersebut maka terlihat jelas kecenderungan : -
Permeabilitas meningkat dengan meningkatnya porositas -
Permeabilitas meningkat dengan meningkatnya ukuran butir -
Permeabilitas menurun dengan kompaksi dan sementasi Boyles:2000
2.10.2 SIFAT MEKANIK
2.10.2.1 KUAT TEKAN
Pengujian kekuatan tekan dilakukan secara manual dengan meletakkan sampel pada permukaan yang datar, di atas sampel tepat di bagian tengahnya diletakkan beban tekan secara
perlahan-lahan dengan penambahan beban tekan sambil dilakukan pengamatan sampai sampel tersebut pecah dan dicatat nilai beban maksimum yang dipikul sampel.
Standar yang digunakan pada pengujian ini adalah ASTM C 270-04 dan ASTM C 780. Alat yang digunakan pada tes uji tekan mortar adalah Hydraulic Compresive Strength Machine
tipe MAC-200. Pembebanan diberikan sampai benda uji runtuh, yaitu pada saat beban maksimum bekerja. Beban maksimum dicatat sebagai F.
Secara matematis besarnya kuat tekan suatu bahan Sorahatua, 2009: ............................................................................2.6
Keterangan : σ = Kuat Tekan Nm
2
F
maks
A = Luas penampang m = beban tekan maksimum kgf
2
2.10.2.2 Kuat Pukul Impact Strength
Suatu bahan mungkin memiliki kekuatan tarik yang tinggi, tapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi pembebanan kejut. Kuat pukul biasanya diuji dengan menggunakan metode izord
atau yang bertakik maupun tidak bertakik dengan ASTM E-236-56T, Alat yang digunakan untuk mengukur kuat pukul adalah iber test.
Harga impak menjadi besar dengan meningkatnya absorbsi kadar air dan menjadi kecil karena pengeringan. Impak dari benda uji dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:
......................................... 2.7 Keterangan :
K = Nilai pukulan takik Jm
2
A F
Tekan Kuat
maks
= σ
:
A W
K Pukul
Kuat =
Universitas Sumatera Utara
W = Kerja pukulan
J A
= Luas penampang benda uji m
2
2.10.2.3 KEKERASAN
Pengujian kekerasan dengan menggunakan alat Digital Equotip Hardness Tester dengan ASTM E-18 yang hasilnya dapat langsung dibaca dan diperoleh dalam satuan Hardness of
Vickers , dengan menggunakan persamaan Voort,1995
H
B
= 0,941 H
V
Keterangan : .................................................................................................... 2.8
HB = Hardness of Brinnel
HV = Hardness of Vickers
2.11 Gas
Analyzer
Untuk mengetahui besar persentase gas buang kendaraan bermotor yang terserap oleh sampel dapat ditentukan dengan persamaan matematis sebagai berikut Sembiring:2010
........................ 2.9
Keterangan : X
X = Jumlah gas sebelum menggunakan filter
S
= Jumlah gas CO
2
, CO, HC, O
2
dan NO
X
sesudah menggunakan filter
2.12 XRD
X – Ray Diffraction
XRD X–Ray Diffraction adalah Alat yang digunakan untuk menentukan substansi atau kristal yang terkandung dalam sampel, biasanya selalu menimbulkan pola difraksi yang unik,
kecuali amorf atau gas. Pola difraksi yang muncul menampilkan substansi parameter kisi dan tipe kristal dan untuk mengetahui rincian lain misalnya susunan berbagai jenis atom dalam kristal,
keberadaan cacat, ukuran butir, orientasi, ukuran dan kerapatan presipitat yang terdapat pada sampel tersebut. Oleh karena itu pola difraksi tiap unsur pada gambar 2.8 adalah spesifik, maka
metode ini sangat akurat untuk menentukan komposisi unsur dan senyawa yang terdapat dalam sampel, karena pola yang terbentuk seperti fingerprint dari suatu materi. Difraksi oleh bidang atom
di tunjukkan pada gambar 2.8 berikut
100 x
X X
X gas
Absorbsi
S
− =
Universitas Sumatera Utara