BAB IV Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
1. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang menyatakan bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh
Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal ini tentu saja
menuntut kinerja tinggi dari Polri sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam pelaksanaan hukum di negara ini. Kepolisian
Negara Republik Indonesia, menjadikan Polri sebagai alat Negara penegak hukum, penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta sebagai pengayom,
pelindung dan pelayan masyarakat. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tugas bagi Polri, karena satu sisi dibutuhkan keahlian manajerial pada aspek
manajemen yang berkaitan erat dengan masalah-masalah pelaksanaan koordinasi dan disisi lain dituntut penguasaan tentang penyidikan yang ruang
geraknya senantiasa dibatasi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Tindakan penyidikan yang dilakukan oleh Kepolisian ini sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana itu sendiri, hal ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dikarenakan proses penyidikan merupakan langkah awal dalam proses penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegakan hukum di Indonesia.
Sistem peradilan pidana merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh sub sistem-sistem peradilan sebagai lembaga penegakan hukum didalam
melaksanakan tugas, fungsi dan perannya dalam penegakan hukum yang dapat menjamin rasa keadilan masyarakat, melindungi kepentingan negara, sehingga
tercipta kepastian hukum dan menghargai hak asasi manusia. Terkait dengan sistem peradilan Pidana di Indonesia, penegakan hukum yang dilaksanakn
oleh alat negara penegak hukum dapat diklasifikasikan menjadi empat tahapan, yakni penyidikan, penuntutan, peradilan, dan pelaksanaan putusan.
Penyidikan sebagai tahapan pertama dimulai dari diadakannya penyelidikan, penindakan, pemeriksaan, sampai dengan penyerahan berkas perkara dan
barang bukti. 2.
Salah satu wewenang penyidik adalah melakukan penangkapan terhadap seseorang yang melakukan tindak pidana dengan melakukan penyidikan serta
bukti yang cukup, hal ini diatur dalam Kitab Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana. Perbuatan kesalahan yang dilakukan penyidik
bukanlah perbuatan yang dikehendaki oleh penyidik, sehingga mendatangkan kerugian bagi korban, karena tujuan dari penangkapan oleh penyidik ada
untuk mengumpulkan kan bukti-bukti dalam suatu perkara terhadap pihak terkait untuk dimintai keterangan, hingga menEpatkan titik terang dan
menyelesaikan proses. Dalam pelaksanaan tugasnya penyidik terkadang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kurang menguasai suatu kasus yan ditangan olehnya. Perbuatan pelanggaran oleh Polri adalah perbuatan yang dilakukan oleh anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia karena melanggar sumpahjanji anggota, sumpahjanji jabatan, Peraturan Disiplin dan atau Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Sanksi yang diberikan kepada Penyidik yang melakukan kesalahan dapat berupa Pelanggaran Peraturan disiplin dan Kode etik Profesi.
Sehingga harus telaah lebih lanjut kesalahan dari perbuatan penyidik sanksi apa yang dapat dikenai.
B. Saran