Saran Kesimpulan Dan Saran

kurang menguasai suatu kasus yan ditangan olehnya. Perbuatan pelanggaran oleh Polri adalah perbuatan yang dilakukan oleh anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia karena melanggar sumpahjanji anggota, sumpahjanji jabatan, Peraturan Disiplin dan atau Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sanksi yang diberikan kepada Penyidik yang melakukan kesalahan dapat berupa Pelanggaran Peraturan disiplin dan Kode etik Profesi. Sehingga harus telaah lebih lanjut kesalahan dari perbuatan penyidik sanksi apa yang dapat dikenai.

B. Saran

1. Perlunya mengharapkan sosok penegak hukum yang benar-benar dapat menciptakan keadilan bagi masyarakat, hal ini disebabkan karena dalam bertugas kadang kala polisi juga menemukan kendala-kendala yang dapat membuat terhambatnya penanganan suatu perkara pidana. Ada beberapa faktor yang dapat menghambat hal tersebut terjadi diantaranya: a. Kualitas SDM Polri yang tidak memenuhi mutu standar guna memiliki kualitas tinggi dalam mengemban tugas sebagai penegak hukum. hal ini dipengaruhi oleh sistem rekruitmen yang dipengaruhi pihal lain, dalam hal ini pihak luar, sehingga menyebabkan tiak transparannya proses rekruitmen itu sendiri. b. Sarana prasarana yang walaupun terdengar klasik namun pada kenyataannya memang polsek tidak mempunyai peralatan selengkap yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dimiliki polda, imbasnya tentu saja penyidik polsek terkesan malas- malasan untuk bekerja. c. Masih adanya oknum-oknum penyidik polri yang masih mengharapkan imbalan dari pihak yang terkait dengan sebuah kasus pidana agar dapat memperoleh keirnganan-keringanan tertentu dari pihak polisi. Ulah para oknim ini tentu saja dapat dinilai sebagai salah satu bentk penyalahgunaan wewenang yang dimiliki penyidik. Faktor-faktor diatas tentu saja menurunkan citra penyidik Polri sebagai penegak hukum yang diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengharapakan sosok penegak hukum yang benar-benar dapat menciptakan keadilan bagi mereka. 2. Polri umumnya dan penyidik Polri khususnya harus segera mengambil langkah-langkah cepat dan tepat. Guna menjawab tuntutan masyarakat yang seiring perkembangan waktu semakin terus bertambah. Langkah tersebut bukan tidak pernah dilakukan dari tahun ketahun sesungguhnya Polri terus menerus berbenah diri, namun belum mencapai taraf yang maksimal dan seperti apa yang diharapkan masyarakat pada umumnya, dan perlu adanya transformasi budaya ditubuh Polri. Hal yang paling penting untuk dicermati seorang penyidik polisi adalah transparansi proses penyidikan tindak pidana, hal ini disebabkan karena banyak nya laporan atau pun komplain dari masyarakat mengenai masalah penyidikan Polri. Realisasi yang ingin dicapai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tentu saja mengarah pada sosok penyidik yang mampu dapat melaksanakan proses penyidikan dengan cepat dan profesioanl. Surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan SP2HP dimulai dari penerimaan proses laporan pengaduan dari masyarakat sampai dengan selesainya penanganan berkas oleh seorang penyidik. Kaitannya dengan SP2HP ini penyidik harus mampu memberikan laporan kepada korban tindak pidna sesuai dengan kategori kasus yang dihadapinya. Upaya-upaya yang dilakukan Polri dalam melaksanakan pembenahan di tubuh Polri secara struktual dan terrorganisir dengan rapi melalui program-progran percepatan yang telah dilakukan. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat harus dilaksanakan disertai dengan pengawasan dari tingkat paling tinggi hingga paling bawah, dengan harapan kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Harus adanya tindakan yang tegas yang diberikan kepada oknum penyidik yang tidak bisa melaksanakan tugasnya secara profesional, terutama pada oknum penyidik yang masih mengharapkan imbalan dari pihak-pihak yang terkait dengan kasus tindak pidana. Perlunya peningkatan sarana prasarana guna menunjang tugas Polri, termasuk peningkatan taraf pendapatan anggota berupa gaji bagi anggota Polri tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku