II.4 Perencanaan Campuran Beraspal Panas Dengan Pendekatan Kepadaan Mutlak
Pada tahun 1999, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Telah mengeluarkan tentang Pedoman Teknik yang berjudul Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas
Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak No. 025TBM1999[14], ini dimaksudkan sebagai kepadatan tertinggi maksimum yang dapat dicapai oleh campuran sehingga campuran tersebut
tidak dapat menjadi lebih padat lagi. Kepadatan mutlak ini berguna untuk menjamin bahwa dengan pendekatan adanya pemadatan oleh lalu lintas setelah beberapa tahun umur rencana, lapis
permukaan tidak akan mengalami perubahan bentuk plastis plastic deformation. Untuk kondisi lalu lintas berat, Marshall konvensional menetapkan pemadatan benda uji
dengan 2 x 75 tumbukan dengan batas rongga campuran antara 3 - 5. Hasil pengujian pengendalian mutu menunjukkan bahwa kesesuaian parameter kontrol di lapangan seringkali
tidak terpenuhi untuk mencapai persyaratan dalam spesifikasi sehingga kinerja perkerasan jalan tidak tercapai. Kondisi ini sulit untuk menjamin campuran yang tahan terhadap kerusakan
berbentuk alur plastis. Untuk mengatasi masalah tersebut dibuat pengujian Pemadatan dilakukan dengan
menggunakan alat pemadat getar listrik atau dapat dilakukan dengan pemadatan Marshall konvensional dengan jumlah tumbukan 2 x 400 kali.
II.5 Metode Pengujian Campuran
Pada penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan metode Marshall. Setelah gradasi agregat ditentukan, selanjutnya adalah pembuatan contoh benda uji dan pengujian di
laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian Marshall merupakan pengujian yang paling banyak dan paling umum dipakai saat ini. Hal ini disebabkan karena alatnya sederhana dan cukup praktis untuk dimobilisasi.
Pengujian Marshall bertujuan untuk mengukur daya tahan stabilitas campuran agregat dan aspal terhadap kelelehan plastis flow. Flow didefenisikan sebagai perubahan deformasi atau
regangan suatu campuran mulai dari tanpa beban, sampai beban maksimum dan dinyatakan dalam milimeter atau 0.01”.
II.5.1 Parameter pengujian Marshall
Beton aspal dibentuk dari agregat, aspal dan atau tanpa bahan tambahan yang dicampur secara merata atau homogeny pada suhu tertentu.Campuran kemudian dihamparkan dan
dipadatkan, sehingga terbentuk beton aspal padat. Sifat-sifat campuran beton aspal dapat dilihat
dari parameter-parameter pengujian marshall antara lain :
a. Stabilitas Marshall
Nilai stabilitas diperoleh berdasarkan nilai masing-masing yang ditunjukkan oleh jarum dial. Stabilitas merupakan parameter yang menunujukkan batas maksimum
beban yang dapat diterima oleh suatu campuran beraspal saat terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram. Nilai stabilitas yang terlalu tinggi akan menghasilkan
perkerasan yang terlalu kaku sehingga tingkat keawetannya berkurang.
b. Kelelehan flow
Seperti halnya cara memperoleh nilai stabilitas, nilai flow merupakan nilai dari masing-masing yang ditunjukkan oleh jarum dial. Hanya saja jarum dial flow
biasanya dalam satuan mm millimeter. Suatu campuran yang memiliki kelelehan
Universitas Sumatera Utara
yang rendah akan lebih kaku dan kecenderungan untuk mengalami retak dini pada usia pelayanannya.
c. Hasil Bagi Marshall Marshall Quotient