Gambar II.2  Batasan gradasi halus spesifikasi 2010 dengan batasan gradasi spesifikasi 2006
II.2.2 Aspal
Di  dalam � �  �
�� �  �
[13]
,  Aspal  atau  bitumen merupakan  material  yang  berwarna  hitam  kecoklatan  yang  bersifat  viskoelastis  sehingga  akan
melunak  dan  mencair  bila  mendapat  cukup  pemanasan  dan  sebaliknya.  Sifat  viskoelastis  inilah yang  membuat  aspal  dapat  menyelimuti  dan  menahan  agregat  tetap  pada  tempatnya  selama
proses  produksi  dan  masa  pelayanannya.  Pada  dasarnya  aspal  terbuat  dari  suatu  rantai hidrokarbon yang disebut bitumen, oleh sebab itu aspal sering disebut material berbituminous.
Aspal  merupakan  suatu  produk  berbasis  minyak  yang  merupakan  turunan  dari  proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras. Selain itu, aspal juga terdapat
di alam secara alamiah, aspal ini disebut aspal alam. Aspal modifikasi saat ini juga telah dikenal luas. Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah ke dalam aspal yang bertujuan untuk
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0,01 0,1
1 10
P e
rc e
nt Lol
os
Sieve size mm Batasan gradasi sesuai spesifikasi 2006 dan 2010
spec max 2010 Fuller
Daerah larangan Spec Max 2006
Spec Min 2006 spec min 2010
Batas Min
Fuller curve batas maks 2010
Fuller line
200 100
1 34
12 38
4 8
1 3
50
Batas Min batas maks 2006
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki atau memodifikasi sifat rheologinya sehingga menghasilkan jenis aspal baru  yang disebut aspal modifikasi.
1.  Aspal Proses Penyulingan Minyak mentah disuling dengan cara destilasi, yaitu suatu proses dimana berbagai fraksi
dipisahkan  dari  minyak  mentah  tersebut.  Proses  destilasi  ini  disertai  oleh  kenaikan  temperatur pemanasan  minyak  mentah  tersebut.  Pada  setiap  temperatur  tertentu  dari  proses  destilasi  akan
dihasilkan produk-produk berbasis minyak seperti yang diilustrasikan pada Gambar II.3
Gambar II.3 Ilustrasi proses penyulingan minyak The Asphalt Institute, 1983
Universitas Sumatera Utara
a.  Aspal Keras Pada  proses  destilasi  fraksi  ringan  yang  terkandung  dalam  minyak  bumi
dipisahkan  dengan  destilasi  sederhana  hingga  menyisakan  suatu  residu  yang  dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui
proses  destilasi  hampa  pada  temperatur  sekitar  480 C.  Temperatur  ini  bervariasi
tergantung pada sumber minyak mentah yang disuling atau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan.  Ilustrasi  skematik  penyulingan  minyak  mentah  dan  produk-produk  yang
dihasilkannya seperti yang ditunjukan pada Gambar II.4.
Gambar II.4 Tipikal temperatur destilasi minyak bumi dan produk yang dihasilkannya The Asphalt Institute, 1983
Universitas Sumatera Utara
Untuk  menghasilkan  aspal  keras  dengan  sifat-sifat  yang  diinginkan,  proses penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal
keras  yang  dihasilkan.  Hal  ini  sering  dilakukan  dengan  mencampur  berbagai  variasi minyak  mentah  bersama-sama  sebelum  proses  destilasi  dilakukan.  Pencampuran  ini
nantinya  agar  dihasilkan  aspal  keras  dengan  sifat-sifat  yang  bervariasi,  sesuai  dengan sifat-sifat  yang diinginkan. Cara lainnya  yang sering juga dilakukan untuk mendapatkan
aspal keras dengan viskositas menengah adalah dengan mencampur beberapa jenis aspal keras  dengan  proporsi  tertentu  dimana  aspal  keras  yang  sangat  encer  dicampur  dengan
aspal  lainnya  yang  kurang  encer  sehingga  menghasilkan  aspal  dengan  viskositas menengah.
Selain  melalui  proses  destilasi  hampa  dimana  aspal  dihasilkan  dari  minyak mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan melalui
proses  ekstraksi  zat  pelarut.  Dalam  proses  ini  fraksi  minyak  bensin,  solar  dan  minyak tanah  yang  terkandung  dalam  minyak  mentah  crude  oil  dikeluarkan  sehingga
meninggalkan aspal sebagai residu.
b.  Aspal cair cutback asphalt