b. Tidak semua hak atas tanah dihipotikkan
Latar belakang yang lain juga memotivasi timbulnya atau berkembangnya praktek fidusia yaitu adanya hak atas tanah tertentu yang tidak dapat dijaminkan dengan hipotik atau hak
tanggungan. Misalnya, dahulu hak pakai atas tanah tidak dijaminkan dengan hipotik. Sehingga atas hak paai tersebut diikat dengan jaminan fidusia.
c. Barang Objek jaminan hutang yang bersifat khusus
Ada barang-barang yang sebenarnya masih termasuk barang bergerak, tetapi mempunyai sifat-sifat seperti barang tidak bergerak sehingga pengikatannya dengan gadai dirasa tidak cukup
memuaskan, terutama karena adanya kewajiban menyerahkan kekuasaan dari benda obyek jaminan hutang tersebut. Karena itu jaminan fidusia menjadi pilihan. Contohnya, terhadap hasil
panen, yang tidak mungkin diikatkan dengan hipotik. d.
Perkembangan pranata hukum kepemilikan yang baru Perkembangan kepemilikan atas benda-benda tertentu juga tidak selamanya dapat diikuti oleh
perkembangan hukum jaminan, sehingga ada hak-hak atas barang yang sebenarnya tidak bergerak, tetapi tidak dapat diikatkan dengan hipotik. Misalnya, tidak dapat diikatkan dengan hipotik atas
strata title atas rumah susun. e.
Barang bergerak objek jaminan hutang tidak dapat diserahkan Adakalanya pihak kreditur dan pihak debitur sama-sama tidak berkeberatan agar diikatkan
jaminan hutang berupa gadai atas hutang yang dibuatnya, tetapi barang yang dijaminkan karena sesuatu dan lain hal tidak dapat diserahkan kepemilikannya kepada pihak kreditur. Misalnya,
saham perseroan yang belum dicetak sertifikatnya. Karena itu, timbulnya fidusia saham.
B. Sifat dan Objek Jaminan Fidusia
Fidusia memiliki beberapa sifat-sifat, antara lain :
20
1. Sifat Accesoir Jaminan Fidusia
Pada Undang-Undang Jaminan Fidusia Pasal 4 menyatakan bahwa jaminan fidusia memilki sifat accesoir. Dikatakan bahwa jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian
20
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum perkreditan Pada Bank, Ctk. Kedua, Alfabeta, Bandung, 2004, hlm. 207-212
Universitas Sumatera Utara
pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi. Maksudnya adalah perjanjian jaminan fidusia tidak mungkin dapat berdiri sendiri tanpa perjanjian pokoknya,
karena jaminan fidusia yang mempunyai sifat accesoir mengikuti perjanjian lain yang merupakan perjanjian pokok, perjanjian pokoknya adalah perjanjian kredit dan jaminan fidusia adalah
perjanjian ikutan yang untuk sah atau tidaknya dan berlaku atau hapusnya jaminan fidusia ini bergantung pada perjanjian pokoknya, jika perjanjian pokok tidak sah atau hapus dan berakhir
maka jaminan fidusia pun berakhir pula. Dengan kata lain, perjanjian accesoir itu ada dan hapusnya dipengaruhi oleh perjanjian pokok. Oleh karena itu, konsekuensi dari perjanjian accesoir
adalah bahwa jika perjanjian pokok tidak sah atau karena sebab apapun hilang berlakunya atau dinyatakan tidak berlaku maka secara hukum perjanjian fidusia sebagai perjanjian accesoir juga
akan batal.
21
Pasal 15 ayat 3Undang-Undang Jaminan Fidusia menegaskan bahwa apabila debitur 2. Jaminan Fidusia mempunyai sifat Droit De Suite
Sifat Droit De Suite yang mengikuti hak kebendaan. Maksud dari sifat tersebut yaitu penerima jaminan fidusia mempunyai hak yang mengikuti benda yang menjadi obyek jaminan
fidusia dalam tangan siapapun benda itu berada. Terhadap sifat ini terdapat pengecualiannya yaitu terhadap benda persediaan, obyek jaminan fidusia yang berbentuk benda persediaan, obyek
jaminan fidusia yang berbentuk benda persediaan dalam dunia perdagangan dapat dijual setiap saat, karena benda tersebut merupakan benda-benda dari hasil produksi yang memang untuk
diperdagangkan. 3. Jaminan Fidusia memberikan hak preferent
Kreditur sebagai penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan atau hak preferent terhadap kreditur lainnya artinya jika debitur cedera janji maka kreditur penerima fidusia
mempunyai hak untuk menjual atau mengeksekusi benda jaminan fidusia dan kreditur mendapat hak untuk di dahulukan dalam mendapatkan pelunasan hutang dari hasil eksekusi benda jaminan
tersebut. 4. Jaminan Fidusia Mempunyai Kekuatan Eksekutorial
21
Munir Fuady, op cit, hlm. 19.
Universitas Sumatera Utara
cedera janji, kreditur sebagai penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan fidusia atas kekuasaan sendiri. Hak menjual atau hak untuk menjual benda yang
menjadi obyek jaminan fidusia atas kekuasaan sendiri. Hak menjual atau hak untk mengeksekusi tersebut merupakan perwujudan dari Sertifikat Jaminan Fidusia yang mempunyai kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan pasti. Hal ini seperti yang ditegaskan dalam Pasal 15 ayat 1,2 dan 3 Undang-Undang Jaminan
Fidusia yang dicantumkan kata-kata atau irah-irah dalam Sertifikat Jaminan Fidusia “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” yang mempunyai kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dengan berdasarkan sifat ini, jika terjadi debitur wanprestasi maka kreditur sebagai penerima
fidusia dapat melakukan penjualan benda jaminan secara langsung dengan bantuan kantor lelang dan tidak perlu meminta fiat pengadilan. Hak kreditur untuk menjual sendiri benda jaminan
dinamakan parate eksekusi. 5.
Jaminan Fidusia Mempunyai Sifat Spesialitas dan Publisitas Sifat spesialitas adalah uraian yang jelas dan rinci mengenai obyek jaminan fidusia. Benda
yang menjadi obyek jaminan fidusia harus diuraikan secara jelas dan rinci dengan cara mengidentifikasikan benda jaminan tersebut, dijelaskan mengenai surat bukti kepemilikannya
dalam Akta Jaminan Fidusia. Sifat publisitasnya adalah berupa pendaftaran Akta Jaminan Fidusia yang merupakan akta
pembebanan atas benda yang dibebani jaminan fidusia. Pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusia di lakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia tempat dimana pemberi fidusia
berkedudukan. Bagi benda-benda yang berada diluar wilayah Negara Republik Indonesia tetap didaftarkan di Kantor Pendafaran Fidusia di Indonesia di mana pemberi fidusia berkedudukan.
Dari pelaksanaan pendaftaran banda-benda yang dibebani jaminan fidusia di Kantor Pendaftaran Fidusia, diharapkan masyarakat dapat mengetahui bahwa suatu benda telah dibebani
jaminan fidusia, sehingga masyarakat akan berhati-hati untuk melakukan transaksi atas benda tersebut dan sekaligus memberikan jaminan kepastian terhadap kreditur lainnyamengenai benda-
benda jaminan yang telah dibebani jaminan fidusia. Pendaftaran benda yang telah dibebani
Universitas Sumatera Utara
jaminan fidusia ini untuk memenuhi asas publisitas yaitu sebagai informasi bagi pihak ketiga atau masyarakat umum mengenai suatu benda yang telah diikat dan dibebani dengan jaminan fidusia
untuk menindaklanjuti pengaturan seperti tercantum dalam Pasal 11 Undang-Undang Jaminan Fidusia yang menegaskan bahwa benda yang dibebani jaminan fidusia wajib didaftarkan.
6. Jaminan Fidusia Berisi Hak Untuk Melunasi hutang Pada umumnya sifat ini ada dalam setiap hak jaminan yang menjamin pelunasan hutang,
seperti hak Tanggungan juga memiliki sifat ini. Sifat ini sesuai fungsi setiap jaminan yang memberikan hak dan kekuasaan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari hasil
penjualan jaminan tersebut bila debitur cedera janji bukan untuk dimiliki kreditur. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi debitur dari tindakan sewenang-wenang kreditur. Apabila debitur
setuju mencantumkan janji bahwa benda yang menjadi obyek jaminan fidusia akan menjadi milik kreditur jika debitur wanprestasi atau cedera janji maka oleh Undang-Undang janji semacam itu
akan batal demi hukum. Batal demi hukum artinya, sejak semula dianggap tidak pernah ada sehingga tidak perlu dilaksanakan. Hal tersebut seperti yang diamanatkan dalam penjelasan Pasal
33 Undang-Undang Jaminan Fidusia. 7.
Jaminan Fidusia Meliputi Hasil Benda Yang Menjadi Obyek Jaminan Fidusia dan Klaim Asuransi
Sifat ini sangat menguntungkan kepentingan kreditur karena obyek jaminan fidusia menjadi lebih luas bukan hanya benda-benda saja tetapi meliputi hasil dari pemanfaatan atau pengelolaan
dari benda yang menjadi obyek jaminan fidusia di asuransikan menurut penjelasan Pasal 10 Undang-Undang Jaminan Fidusia
Misalnya obyek jaminan fidusia berupa minibus atau angkot, maka yang menjadi jaminan fidusia bukan hanya angkotnya saja, tetapi meliputi hasil dari pemanfaatan atau pengelolaan
angkot itu yaitu berupa sejumlah uang. Namun dalam penerapannya tentu tidak mudah untuk mengetahui berapa jumlah uang dari pemanfaatan atau pengelolaan angkot tersebut. Terhadap
permintaan klaim asuransi dari benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, lebih mudah disbanding meminta langsung kepada perusahaan yang menutup asuransi agar diserahkan kepada
kreditur.
Universitas Sumatera Utara
Obyek jaminan fidusia berupa benda-benda bergerak berwujud dan tidak berwujud dan benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani dengan Hak Tanggungan.
8. Jaminan Fidusia Untuk Menjamin Hutang Yang Telah ada atau Akan Ada Adapun fungsi dari pengikatan benda dengan jaminan fidusia dari perjanjian kredit adalah
untuk menjamin pelunasan suatu hutang yang besarnya sudah diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau perjanjian hutang sebagai perjanjian pokoknya. Hutang yang dijaminkan pelunasannya
dengan fidusia harus memenuhi syarat yang sesuai dengan Pasal 7 Undang-Undang Jaminan Fidusia yaitu :
1. Hutang yang telah ada, artinya besarnya hutang yang ditentukan dalam perjanjian
kredit atau perjanjian lainnya. 2.
Hutang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu. Hutang yang akan timbul di kemudian hari atau yang akan ada ini misalnya
hutang yang timbul dari pembayaran yang dilakukan oleh kreditur untuk kepentingan debitur dalam rangka pelaksanaan Bank Garansi.
3. Hutang yang ada pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan
perjanjian kredit yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi. 9.
Jaminan Fidusia Dapat Menjamin Lebih Dari Satu Hutang Dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia pada Pasal 8 menegaskan bahwa jaminan fidusia
dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia atau kepada kuasa ataupun kepada wakil dari penerima fidusia tersebut. Dengan berdasarkan ketentuan Pasal 8 tersebut, maka benda
jaminan fidusia dapat dijaminkan oleh debitur kepada beberapa kreditur. Bahkan dari penjelasan Pasal tersebut, yang dimaksud lebih dari penerima fidusia atau lebih dari satu kreditur hanya
berlaku dalam rangka pembiayaan kredit secara konsorsium atau sindikasi. Artinya seorang kreditur secara bersama-sama dengan kreditur lain memberikan kredit kepada seorang debitur
dalam satu perjanjian kredit. Jaminan fidusia yang diberikan debitur digunakan untuk menjamin kepada semua kreditur itu secara bersama. Antara kreditur satu dengan kreditur lainnya
mempunyai kedudukan yang sama atas jaminan fidusia, tidak ada kreditur yang memiliki peringkat yang lebih tinggi dibanding kreditur lain.
Universitas Sumatera Utara
Apa saja yang menjadi objek jaminan fidusia dalam Undang-Undang Tentang Jaminan Fidusia mengatur tentang objek jaminan fidusia, ketentuan tersebut dapat ditemui dalam Pasal 1 ayat 4,
Pasal 9, Pasal 20 dan Pasal 31. Yang dapat menjadi objek jaminan fidusia tersebut adalah sebagai berikut :
1. Benda tersebut harus dapat dimiliki dan di alihkan secara hukum.
2. Benda tersebut dapat berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, termasuk
piutang. 3.
Yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar. Artinya objek jaminan fidusia bias berupa benda bergerak tidak atas nama benda bergerak tidak terdaftar, seperti mesin dan lain
lain. Dan bisa juga berupa benda bergerak terdaftar, seperti kendaraan bermotor. 4.
Benda tersebut dapat berupa benda bergerak ataupun tidak bergerak dapat diikat dengan Hak Tanggungan, serta benda tidak bergerak yang tidak dapat diikat dengan hipotik.
5. Baik atas benda yang sudah ada maupun benda yang akan diperoleh kemudian.
6. Dapat atas satu satuan atau jenis benda.
7. Dapat juga atas lebih dari satu jenis atau satuan benda.
8. Meliputi juga hasil dari benda yang telah menjadi objek jaminan fidusia.
9. Dapat juga berupa benda perdagangan atau efek yang dapat dijual dipasar atau bursa
Pasal 31 Undang-Undang Fidusia. 10.
Dapat juga terhadap hak milik atas satuan rumah susun Undang-Undang Nomor 16 Tahun Tentang Rumah Susun, jika tanahnya tanah hak pakai atas tanah negara.
11. Klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia musnah dan di
asuransikan, maka klaim asuransi akan menjadi pengganti objek jaminan fidusia tersebut penjelasan Pasal 25 ayat 2.
12. Benda persediaan Inventory, stok perdagangan dapat juga menjadi jaminan fidusia.
C. Pembebanan Jaminan Fidusia