Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

didaflarkan pada Bank HSBC. Sedangkan manfaat yang dicapai dari penulisan skripsi ini adalah : a. Secara teoritis Agar skripsi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi atau bahan pertimbangan tentang perjanjian kredit dengan jaminan fidusia yang tidak didaftarkan. b. Secara praktis Skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat umum, pemerintah dan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perjanjian kredit dengan jaminan fidusia yang tidak didaftarkan.

D. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini adalah hasil pemikiran sendiri. Skripsi ini belumpernah ada ataupun belum pernah diangkat sebelumnya. Kalaupun sudah ada, penulisan yakin bahwa substansi penulisannya berbeda. Dalam skripsi ini, pembahasannya diarahkan kepada penggunaan jaminan fidusia yang tidak di daftarkan sebagai suatu jaminan perjanjian kredit di suatu Bank.

E. Tinjauan Kepustakaan

Kata kredit secara etimologis berasal dari bahasa Yunani credere yang Universitas Sumatera Utara berarti kepercayaan. 8 “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, perjanjian diatur dalam buku III, tetapi Undang – Undang itu sendiri tidak menyebutkan dengan istilah perjanjian, akan tetapi menggunakan istilah “persetujuan”. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu prestasi dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Seseorang atau badan yang mcmberikan kredit kreditur percaya bahwa si penerima kredit debitur di masa yang akan datang dapat memenuhi apa yang telah diperjanjikan, yang dapat berupa uang, barang, atau jasa.Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 TentangPerbankan mendifinisikan kredit sebagai berikut : 9 8 Mariam Darus Badzrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Ctk. Kelima, Citra Aditya Bakti, Bandung. 1991 hlm. 23 9 Subekti, Hukum Perjanjian, ctk. Keempat, intermasa, Jakarta, 1979, hlm. 1 Istilah perjanjian kredit dikemukakan dalam Presedium Kabinet Nomor 15 EKA IN 1966 junto Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2 643 UPK Pemb 1966 tentang kebijakan dibidang perbankan yang menentukan bahwa dalam memberikan kredit dalam bentuk apapun Bank wajib mempergunakan akad perjanjian kredit. Perjanjian kredit Bank adalah suatu perjanjian pendahuluan dari penyerahan uang. Perjanjian pendahuluan ini merupakan Universitas Sumatera Utara hasil permufakatan antara pemberi dan penerima pinjaman sebagai hubungan hukum antara keduanya dan bersifat konsensuil obligatoir yang dikuasai oleh KUHPerdata. Istilah bank disini adalah dimaksudkan membedakan dengan perjanjian pinjam-meminjam uang yang pemberi pinjamannya adalah bukan Bank. 10 Istilah jaminan berasal darikata jamin yang berarti tanggung, sehingga jaminan dapat diartikan sebagai tanggungan. Dalam pemberian kredit, kreditur menanggung beban resiko yang sangat besar, dimana salah satu diantaranya adalah kemungkinan timbulnya wanprestasi dari debitur. Menghadapi debitur yang wanprestasi, kreditur harusbertindak hati-hati sebab secara teknis masalah ini berkaitan dengan analisis kredit yang dilakukan oleh pihak kreditur, terutama yang berkaitan dengan benda yang digunakan scbagai jaminan. 11 segala kebendaan si berhutang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan,Berdasarkan pernyataan pasal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa segala harta benda baik benda bergerak maupun yang tidak bergerak, dan yang sudah ada maupun yang akan ada adalah menjadi jaminan bagi semua hutang- hutangnya. Sebenarnya mengenai jaminan ini telah diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata, yang berbunyi: 10 Mariam Darus Badrulzaman, op. cit, hlm 23. 11 Oey Hoey Tiong, Fiducia, Ghalia Indah, 1985, Jakarta, hlm. 14 Universitas Sumatera Utara Menurut Oey Hoey Tiong, bilamana di samping perikatan yang telah ada diantara kreditur dan debitur itu, pihak kreditur tidak mengadakan suatu perjanjian tambahan apapun dengan debitur, maka kreditur yang bersangkutan bukanlah kreditur yang diistimewakan menurut Pasal 1139 dan 1149 KUHPerdata. 12 Dalam Pasal 1132 KUHPerdata, pembuat Undang-Undang meletakkan prinsip persamaan kedudukan dari para kreditur paritas creditorium. Namun, sebagai perkecualian dari pasal tersebut Dalam Pasal 1133 KUHPerdatamengatakan bahwa hak preferent atau hak untuk didahulukan dari kreditur hanya diberikan berdasarkan hak istimewa privilege,hak gadai dan hak hipotik. 13 Perjanjian kredit yang menggunakan jaminan kredit berupa juminan fidusia seyogyanya didaftarkan agar memperoleh perlindungan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia. Sedangkan Fidusia lahir sebagai jaminan dari perikatan yang telah ada yaitu perjanjian kredit, sebagai pengaman kredit serta melindungi hak kreditur dalam hal debitur wanprestasi, dan kreditur fidusia mempunyai hak istimewa yaitu hak preferentatau hak yang didahulukan dari kreditur- kreditur lain dari seorang debitur. 12 Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia, Alumni, Bandung, 2004, hlm. 55 13 J. Satrio, Hukum Jaminan Hak jaminan Kebendaan Fidusia, Cetakan kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hlm. 7 Universitas Sumatera Utara terhadap kreditur dari perjanjian kredit dengan jaminan berupa jaminan fidusia yang tidak diikat dengan perjanjian tambahan yaitu perjanjian jaminan fidusia. Maka, dalam hal terjadi debitur lalai atau wanprestasi dalam memenuhi kewajibannya dalam perikatan itu dan harta kekayaan debitur tidak mencukupi untuk melunasi semua hutang-hutangnya terhadap beberapa kreditur. Maka, KUHPerdata memberikan penyelesaian berupa krediturkekayaan debitur tidak mencukupi untuk melunasi semua hutang- hutangnya terhadap beberapa kreditur. Maka, KUHPerdata memberikan penyelesaian berupa kreditur tersebut beserta kreditur yang lain bertindak sebagai kreditur konkuren, yang berarti bahwa semua kreditur dari seseorang debitur mempunyai kedudukan yang sama,seimbang dan masing- masing kreditur memperoleh pembayaran seimbang dengan besarnya piutang masing-masing. Artinya dengan perhitungan pembayaran menurut KUHPerdata seperli diatas dapat mengakibatkan kreditur tidak memperoleh kembali seluruh piutangnya dari debitur secara penuh. Olehkarena itu, terhadap perjanjian pokok seperti perjanjian kredit dengan menggunakan objek jaminan kebendaan berupa jaminan fidusia, harus dilakukan dengan pengikatan berupa perjanjian tambahan yaitu perjanjian jaminan fidusia, agar hak kreditur terlindungi apabila debitur wanprestasi dengan memiiliki kedudukan sebagai kreditur preferen atau kreditur yang diistimewakan. Dalam mengadakan perjanjian dan melaksanakan hasil dari kesepakatan tersebut, merupakan keharusan bagi pihak-pihak yang mengadakan perjanjian untuk saling menghormati dan menjalankan apa yang Universitas Sumatera Utara diperjanjikan. Hal demikian seperti yang telah diatur dalam Al Quran Sural Al Maidah ayat 1 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu. Undang-Undang Jaminan Fidusia mengatur bahwa pembebanan benda dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan. Hal ini mempunyai maksud bahwa dengan pendaftaran, akan diterbitkan sertifikat jaminan fidusia yang mempunyai kekuatan eksekutorial sama dengan putusan hakim dalam putusan pengadilan. Yang akibatnya dengan berdasarkan Sertifikat Jaminan Fidusia yang ada pada kreditur, hak kreditur terlindungi. Apabila terjadi wanprestasi oleh debitur, kreditur atau penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri. Hal ini berarti juga bahwa pengeksekusian jaminan fidusia dapat langsung dilakukan tanpa perlu memperoleh putusan pengadilan dan dapat dilakukan kapan saja. Dalam Pasal 8, 9 dan 10 Undang-Undang Jaminan Fidusia, mengatur ketentuan uraian dalam jaminan fidusia. AdapunUndang-Undang membolehkan jaminan fidusia, dengan kata dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia atau kepada kuasa atau wakil dan penerima fidusia tersebut Dan jaminan fidusia dapat memberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian. Dan kecuali diperjanjikan lain, jaminan fidusia juga melipuli hasil dari benda yang Universitas Sumatera Utara menjadi objek jaminan fidusia. Artinya jaminan fidusia akan meliputi juga kiaim asuransi, yang kemudian menjadi hak serta bagi penerima jaminan fidusia dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan. Dalam Pasal 11 Undang-Undang Jaminan Fidusia, menyatakan bahwabenda yarg dibebani dengan jaminan fidusia wajib untuk didaftarkan. Kemudian dalam Pasal 12 pendaftaran yang dimaksud dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia yang dibentuk pada tiap-tiap ibukota provinsi yang merupakan lingkup tugas Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kerja Kantor wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada provinsi yang bersangkutan. Permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan oleh penerima fidusia,kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran JaminanFidusia. Pernyataan pendaftaran tersebut memuat: 1. Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia 2. Tanggal, nomor akta jaminan fidusia, nama, tempat kedudukan notarisyang memuat akta jaminan fidusia 3. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia 4. Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia 5. Nilai penjaminan; dan 6. Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia Kemudian Kantor Pendaftaran Fidusia akan mencatat Jaminan Fidusia dalam buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal Universitas Sumatera Utara penerimaan pendaftaran. Dan Kantor pendaftaran Fidusia akan menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia, Sertifikat Jaminan Fidusia dengan tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Maka Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya Jaminan fidusia dalam BukuDaftar Fidusia. Dalam Pasal 15 Undang-Undang Jaminan Fidusia, mengatakan bahwa dalam Sertifikat Jaminan Fidusia dicantumkan irah-irah atau kata-kata DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA yang maksudnya adalah Sertifikat Jaminan Fidusia tersebut mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Akibatnya, apabila debitur wanprestasi maka penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia tadi atas kekuasaannya sendiri. Dengan diberikan hak didahulukan dan kreditur lainnya atau berdasarkan hak yang diistimewakan sebagai kreditur preferent untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia tersebut. Adapun hak didahulukan pada penerima fidusia tersebut tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi pemberi fidusia. F. Metode Penulisan 1. a. Objek Penulisan Perjanjiankredityang menggunakanjaminan fidusia b Subjek penulisan Universitas Sumatera Utara Yaitu pihak-pihak yang akan dimintai keterangannya, yaitu ; pimpinan Bank, pegawai-pegawai Bank, dan pihak-pihak yang berkompeten. 2. Sumber Data a. Data Primer : ialah berupa data yang diperoleh dari dan selama penelitian di Iapangan field research} b. Data Sekunder : ialah berupa data yang diperojeh dari penelitian kepustakaanlibrary research} yang terdiri atas : i Sebagai hukum primer, berupa peraturan perundang- undangan ii Bahan hukum sekunder, berupa rancangan peraturanperundang-undangan, literatur, jurnal serta hasil penelitianterdahulu iii Bahan hukum tersier, berupa kamus. ensiklopedia, dan leksikon 3. Teknik Pengumpulan Data a. Data primer Dilakukan dengan cara: A. Wawancara, yang bisa berupa wawancara bebas maupun terpimpin B. Observasi, yang bisa berjpa observasi langsung participantdan tidak langsung non participant Universitas Sumatera Utara b. Data Sekunder Dilakukan dengan cara : a. Studi kepustakaan, yakni dengan mengkaji berbagai pcraturan perundang-undangan atau literatur yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. b. Studi dokumentasi, yakni dengan mengkaji berbagai dokumen resmi institusional yang berupa putusan pengadilan, risalah sidang dan iain-lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 4. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan adaiah yuridis normatif yaitu menganalisis permasalahan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara Deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan dianalisiskualitatif convert analisys.

G. Sistematika Penulisan