31
BAB  IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 AKTIVASI ADSORBEN CANGKANG KERANG  BULU
Pada  penelitian  ini,  dilakukan  aktivasi  cangkang  kerang  bulu  secara  fisika yaitu  dengan  cara  memanaskannya  dengan  variasi  tiga  suhu  yang  berbeda,  dengan
waktu  pemanasan  selama  4  jam.  Adapun  besaran  variasi  dari  ketiga  jenis  suhu tersebut  adalah  sebesar  110
ᴼC,  500ᴼC  dan  800ᴼC.  Hasil  dari  pemanasan  tersebut dilihat pada gambar 4.1 berikut.
No Suhu
Hasil Pemanasan Keterangan
1 110
ᴼC Warna : Putih seperti sebelum
pemanasan Bentuk  : Butiran halus
2 500
ᴼC Warna     :   Abu kehitaman
Bentuk  :  Tekstur  mengeras membatu
3 800
ᴼC Warna     :   Putih mengkilap
Bentuk :    Tekstur mengeras membatu, kering.
Gambar 4.1 Hasil Pemanasan Adsorben Cangkang Kerang Bulu dengan Variasi Suhu 110
ᴼC, 500ᴼC dan 800ᴼC.
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.1 diatas terlihat bahwa setiap adsorben yang telah dipanaskan dengan  suhu  yang  berbeda  menghasilkan  karakteristik  yang  berbeda
–  beda  satu dengan  yang  lain,  ini  terlihat  dari  segi  warna  dan  bentuknya  yang  dihasilkan.
Aktivasi  adsorben  cangkang  kerang  bulu  dilakukan  secara  fisika  yaitu  dengan  cara pemanasan. Dimana pemanasan ini dilakukan pada suhu 110
ᴼC, 500ᴼC dan 800ᴼC. Aktivasi  ini  dilakukan  untuk  memperbesar  pori  dari  permukaan  dari
cangkang kerang bulu tersebut sehingga mampu menjerap senyawa – senyawa logam
semisal Cd
2+
, Cu
2+
dan Pb
2+
. Pada penelitian ini, terlihat adsorben yang telah dipanaskan secara fisika pada
suhu  110 ᴼC  memiliki  karakteristik  yang  bewarna  putih  yang  sama  dengan  warna
sebelum pemanasan, dan setelah pemanasan dari furnace adsorben tidak mengeras membatu, tetapi tetapi berbentuk butiran
– butiran halus. Pada  proses  aktivasi  fisika  suhu  110
ᴼC  belum  terjadi  proses  kalsinasi  - karbonasi, belum terjadi perubahan komposisi sifat dari cangkang kerang, sehingga
warna dari cangkang kerang itu sendiri masih sama seperti sebelum pemanasan. Adsorben  yang  dipanaskan  pada  suhu  500
ᴼC  memiliki  karakteristik  yaitu berwarna  abu  kehitaman  dan  berbeda  dengan  warna  sebelum  pemanasan.  Setelah
pemanasan didalam  furnace adsorben  mengeras  membatu, dan setelah didinginkan strukturnya  menjadi  rapuh  sehingga  mudah  untuk  dipecahkan  menjadi  butiran
– butiran halus.
Proses  karbonasi  adalah  proses  yang  bersifat  reversibel  dimana  proses  ini merupakan pengabuan zat. Menurut Martin 2008 karbonasi adalah proses pirolisis
pada temperatur 400 – 900ᴼC, dimana tujuan karbonasi adalah untuk menghilangkan
zat – zat yang mudah menguap volatile matter yang terkandung dalam bahan dasar
[21]. Adapun reaksi karbonasi sesuai persamaan 2.3 sebagai berikut [11]: Karbonasi eksotermik:
CaO s + CO
2
g ↔ CaCO
3
s ΔH = - 178 kJmol
Universitas Sumatera Utara
Hasil  ini  sesuai  dengan  proses  aktivasi  pada  suhu  500 ᴼC, dimana cangkang
kerang yang dihasilkan berwarna abu kehitaman. Kemudian luas permukaannya pun telah  berbeda  dari  suhu  sebelumnya  yaitu  110
ᴼC,  hal  ini  dapat  dilihat  dari  hasil dalam analisa BET.
Adsorben  yang  dipanaskan  pada  suhu  800 ᴼC  memiliki  karakteristik  yaitu
berwarna  putih  mengkilap  dan  memiliki  warna  yang  hampir  sama  dengan  sebelum pemanasan.  Setelah  pemanasan  dari  furnace,  adsorben  mengeras  membatu.
Kemudian  dilakukan  pendinginan  dan  strukturnya  menjadi  rapuh  sehingga  mudah dipecahkan menjadi berbentuk butiran
– butiran halus. Proses  kalsinasi  pada  cangkang  kerang  adalah  proses  reversibel  dimana
penguraian  senyawa  CaCO
3
menjadi  senyawa  CaO  dan  senyawa  CO
2
.  Menurut Martin 2008 aktivasi adalah bagian dari proses pembuatan adsorben yang bertujuan
untuk  memperbesar  ukuran  dan  distribusi  pori  serta  memperluas  permukaan adsorben dengan proses heat treatment pada temperatur 800 - 1200
ᴼC [21]. Adapun reaksi dari proses kalsinasi sesuai persamaan 2.2 sebagai berikut [11]:
Kalsinasi endotermik: CaCO
3
s ↔ CaO s + CO
2
g ΔH = 178 kJmol Pada aktivasi cangkang kerang suhu 800
ᴼC, telah terjadi proses kalsinasi, hal ini  terlihat  dari  tidak  adanya  lagi  warna  adsorben  yang  bewarna  kehitaman  akibat
pemanasan.
4.2 KARAKTERISASI