Gambar 2.1 dan 2.2 menunjukkan bahwa dengan nilai konsumsi kerang yang tinggi sehingga dihasilkan limbah cangkang kerang yang tinggi, dengan limbah yang
tinggi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan adsorben dari cangkang kerang.
2.4 Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Limbah Cair
Menurut PP No. 20 tahun 1990, Air adalah semua air yang terdapat didalam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam
pengertian ini adalah air yang terdapat di bawah tanah dan air laut [16]. Pada umumnya terdapat tiga masalah klasik yang umumnya terjadi pada air yang
disebut 3T: too much, too little, too dirty. Too much berarti di suatu tempat, air terlalu berlebih. Too little berarti di suatu tempat, air sangat kurang. Too dirty yang
berarti air terlalu kotor. Secara global, pencemaran air berasal dari sumber – sumber
seperti : 1.
limbah cair domestik 2.
Pengelolaan industri yang tidak baik 3.
Sampah domestik 4.
Pemakaian air berlebihan 5.
Penataan fungsi lahan yang tidak baik. Hal ini berdampak pada kualitas air yang menurun serta buruk dan ganjilnya siklus
hidrologi, berpotensi mengganggu kesehatan, misalnya Penyakit diare, identik dengan kualitas air yang buruk, kurangnya ketersediaan air bersih, dan diperburuk
dengan perilaku tidak higienis [17]. Pencemaran air masih menjadi masalah penting di Indonesia, terutama di
Pulau Jawa. Tingkat pencemaran air dievaluasi dengan metode Storet. Metode ini merupakan salah satu metode untuk menganalisis status pencemaran air yang
diterapkan di Indonesia. Gambar 2.3 menyajikan meningkatnya persentase titik pantau dengan status tercemar berat selama 2008
– 2012. Hal ini berarti perlindungan dan pemulihan kualitas air sungai-sungai utama, khususnya diperkotaan, belum
berhasil [17].
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Persentase titik pantau air sungai di Indonesia dengan status tercemar berat berdasarkan Kriteria mutu Air Kelas II PP 82 Tahun 2001 [17]
Secara umum untuk berbagai pemanfaatanya ditetapkan adanya Peraturan Pemerintah PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air dibedakan menjadi 4 kelas yaitu:
1 Kelas I
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2 Kelas II
Air peruntukannya dapat digunakan untuk saranaprasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3 Kelas III
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4 Kelas IV
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut [16].
Universitas Sumatera Utara
2.5 PENELITIAN