Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T. Hall dan Defenisi Situasi dari W.
I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi social menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial dan jarak publik. Selain aturan
mengenal ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi
bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W. I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
2.1.3.1 Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dinggap paling ideal adalah secara tatap muka langsung. Interaksi tatap muka lebih memungkinkan
suatu proses yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Pertukaran informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi
antara pihak-pihak yang berinteraksi di dalamnya. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat Soekanto, 2005, yaitu:
1 Adanya kontak sosial social-contact
2 Adanya komunikasi
Kontak Sosial
Kata Kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh, jadi artinya secara harfiah
adalah bersama-sama menyentuh. Tetapi secara gejala sosial, kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah. Seperti pada perkembangan teknologi dewasa
ini orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telepon, telegraf,
radio, surat, dan seterusnya.
Kontak dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka atau
face-to-face berjabat tangan, saling menyapa, dan lain-lain. Sebaliknya, kontak sekunder memerlukan suatu perantara seperti telepon, telegraf, radio, surat, dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Suatu komunikasi yang efektif apabila si penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh
pengirim pesan. Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan yand diberikan benar-benar diterima secara tepat sebagaimana yang dimaksud adalah
dengan mendapatkan umpan balik pesan tersebut. Umpan balik adalah proses yang memungkinkan seseorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang
dikirimkannya telah ditangkap oleh si penerima atau tidak. Selain itu cara seseorang mendengarkan dan menanggapi lawan bicara juga sangatlah penting
dalam berkomunikasi. Memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam mendengarkan dapat meenghindari kecenderungan kesalahpahaman komunikasi
antara pihak terkait Gea, dkk, 2003.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk Soekanto: 59 yaitu sebagai berikut :
1 Antara orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan- kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui
komunikasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia
menjadi anggota.
2 Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
3 Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama untuk mengalahkan partai politik lainnya.
Kontak sosial memiliki beberapa sifat, yaitu kontak sosial positif dan kontak sosial negatif. Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah
pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah kepada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak sosial.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.
Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang member tafsiran kepada orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap, perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan kelompok dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudian merupakan bahan
untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya. Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran
terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dan
sikap ingin menunjukkan kemenangan. Dengan demikian komunikasi memungkinkan kerja sama antar perorangan dan atau antar kelompok. Tetapi di
samping itu juga komunikasi bias menghasilkan pertikaian yang terjadi karena salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah.
2.1.3.2 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial