kebutuhannya, kehidupan bukan merupakan faktor penentu, melainkan suatu sistem keseluruhan, termasuk kehidupan dan lingkungan material.
2.5.2. Interpretasi Tema
Pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010, tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan, Bab II pasal 4 dijelaskan
bahwa kriteria bangunan ramah lingkungan sebagai berikut:
1. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang antara lain meliputi:
a. Material bangunan yang bersertifikat eco-label b. Material bangunan lokal.
2. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung antara lain:
a. Mempunyai sistem pemanfaatan air yang dapat dikuantifikasi b. Menggunakan sumber air yang memperhatikan konservasi sumber daya air
c. Mempunyai sistem pemanfaatan air hujan. 3. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi antara
lain: a. menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang rendah emisi gas
rumah kaca. b. Menggunakan sistem pencahayaan dan pengkondisian udara buatan yang
hemat energi. 4. Menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan gedung
antara lain: a. Refrigeran untuk pendingin udara yang bukan bahan perusak ozon.
b. Melengkapi bangunan gedung dengan peralatan pemadam kebakaran yang
bukan bahan perusak ozon.
5. Terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestikpada bangunan gedung antara lain:
a. Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pengolahan air limbah domestik pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi khusus
b. Melengkapi bangunan gedung dengan sistem pemanfaatan kembali air limbah domestik hasil pengolahan pada bangunan gedung fungsi usaha dan fungsi
khusus.
Universitas Sumatera Utara
6. Terdapat fasilitas pemilahan sampah 7. Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan antara lain:
a. Melakukan pengelolaan sistem sirkulasi udara bersih; b. Memaksimalkan penggunaan sinar matahari.
8. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan antara lain:
a. Melengkapi bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau sebagai taman dan konservasi hayati, resapan air hujan dan lahan parkir.
b. Mempertimbangkan variabilitas iklim mikro dan perubahan iklim. c. Mempunyai perencanaan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan tata
ruang. d. Menjalankan pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan perencanaan.
9. Terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana antara lain:
a. Mempunyai sistem peringatan dini terhadap bencana dan bencana yang terkait dengan perubahan iklim seperti: banjir, topan, badai, longsor dan kenaikan
muka air laut. b. Menggunakan material bangunan yang tahan terhadap iklim atau cuaca
ekstrim intensitas hujan yang tinggi, kekeringan dan temperatur yang meningkat.
Keuntungan Tata Ruang Ramah Lingkungan: Disain tata ruang ramah lingkungan memiliki beberapa keuntungan
diantaranya: 1. Mengurangi biaya operasi
a. Efisiensi energi 1 Disain ruang yang tanggap terhadap cuaca dan memakai teknologi hemat energi
dapat mengurangi pemakaian pemanas dan pendingin sampai 60 serta, memotong pemakaian cahaya hingga 50 pada bangunan.
2 Pengembalian break evan point untuk bangunan yang menerapkan sustainable building lebih cepat dan lebih tinggi daripada bangunan yang tidak menerapkan
konsep pembangunan berkelanjutan sustainable building. 3 Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program penghematan pemakaian
listrik secara menyeluruh dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi tagihan listrik nasional pertahun.
Universitas Sumatera Utara
b. Efisiensi air Disain ruang yang tepat akan meminimalkan penggunaan air yang
berlebih. c. Pengurangan sampah konstruksi
1 Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40 dari sampah padat municipal. 2 Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat memberikan penghematan yang
berarti. Perluasan lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan tipping fest.
3 Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-material sisa ini menjadi local processors jauh lebih baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk
tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang ekonomi yang baru. 2. Mengurangi biaya pokok.
a. Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi biaya infra struktur dan material.
b. Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lain.
c. Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti chiller atau insulasi seperti penahan panas.
d. Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi runoff prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari struktur management stormwater .
3. Mengekspansi jangka waktu untuk mendapatkan keuntungan infestasi Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat dilihat nilai bersih
sebuah design sebagai infestasi. Tujuan utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan
hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam perputaran hidup sebuah bangunan 2 kurang lebih dari biaya keseluruhan life cycle adalah untuk
biaya bangunan, 6 biaya operasi dan maintenance dan 92 adalah biaya personel.
Banyak penilaian bangunan green building memakai perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama dikurangkan dari semua simpanan
saving untuk masa depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai rate pasar kapitalis market capitalization.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain banyak bangunan green building dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan dengan waktu, bahkan lebih dari
nilai pasar. Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan menghasilkan bangunan
dengan pembiayaan yang lebih tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut. 4. Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia
a. Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16.
b. Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau bekerja lebih lama.
c. US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi factor yang membahayakan kesehatan.
Sepertiga dari bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang dalam yang jelek.
d. Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan oleh kondisi bangunan
diperkitakan memakan biaya perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah produktifitas pekerja.
e. Keuntungan bagi penyewa bangunan green building selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik,
kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi “terpandang” di mata komunitas lain.
f. Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko bahaya.
Konsep dasar bangunan ekologis adalah bangunan dengan ciri sebagai berikut:
1. Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan
kekhasan aktivitas manusia pemakaiannya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk citra bngunan
2. Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekitar kawasan
perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan sumber energi, penyediaan air.
3. Sistem bangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara
oleh tenaga kerja setempat.
Universitas Sumatera Utara
4. Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberi dampak negatif bagi kesehatan
manusia dalam proses, pengoperasianpurna huni, maupun saat pembongkaran. Di dalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat,
bahan yang sehat, bentuk yang sehat dan suasana yang sehat.
Adapun arahan perencanaan bangunan ekologis adalah: perlindungan terhadap panas matahari, pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alamiah siang hari,
pemanfataan angin untuk pengkondisian udara alamiah, dan antisipasi terhadap curah hujankelembaban
2.5.3. Keterkaitan Tema dengan Judul