Tinjauan Kepustakaan Hak Menguasai Negara Dalam Kegiatan Penanaman Modal Bidang Sumber Daya Air

alumni mahasiswa pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terkait dengan Hak Menguasi Negara yang berjudul Hak Menguasai Tanah Oleh Negara Terhadap Hak Ulayat oleh Hakim Janter Parluhutan Sitorus. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut mengkaji mengenai aspek hak menguasai negara terhadap hak ulayat. Sedangkan penulisan skripsi ini mengkaji mengenai hak menguasai negara terhadap pengelolaan sumber daya air dan bagaimana kedudukan dari penanam modal bidang sumber daya air setelah dicabutnya UU Sumber Daya Air. Oleh karena itu, penelitian ini adalah asli dari ide, gagasan dan pemikiran dan usaha sendiri dengan bantuan buku-buku penunjang, peraturan perundang- undangan dan artikel yang berhubungan dengan topik dan permasalahan yang akan dibahas. Sekalipun di suatu kesempatan terdapat judul yang sama maka penulisan penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Hak menguasai negara Kata menguasai atau penguasaan oleh negara terletak didalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 dan tidak dapat ditafsirkan secara khusus di dalam penjelasanya. Oleh karena itu, kata penguasaan jika di tafsirkan secara etimologis adalah : “proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan”. 5 Jadi penguasaan adalah suatu tindakan yang mencakup dari segi proses sampai cara menguasainya. Dengan kata lain bahwa penguasaan oleh negara adalah suatu 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 533. Universitas Sumatera Utara proses yang dilakukan oleh negara untuk menguasai atau mengusahakan sesuatu yang sesuai dengan kepentingan. 6 Pada dasarnya hak merupakan suatu yang abstrak, jika melihat pendapat dari Lawrance M. Friedman 7 “sebuah hak adalah adalah sebuah klaim atas sebuah barang yang, paling tidak dalam teorinya, atau secara etika, pasokannya tidak terbatas jumlahnya”. Sedangkan, pengertian hak menurut Satjipto Rahardjo: “hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentinganya tersebut. Pengalokasikan kekuasaan ini dilakukan secara terstruktur, dalam arti, ditentukan kekuasaan dan kedalamannya, kekuasaan yang demikian itulah yang disebut hak.” 8 Jika dilihat dari pengertian hak tersebut, maka dapat di katakan bahwa hak menguasai negara adalah pengalokasian kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada negara untuk bertindak dalam rangka menjalankan kepentingannya. Bagir Manan merumuskan cakupan pengertian dikuasai oleh negara atau hak penguasaan negara, sebagai berikut: a. Penguasaan semacam pemilikan oleh negara, artinya negara melalui Pemerintah adalah satu-satunya pemegang wewenang untuk menentukan hak wewenang atasnya, termasuk di sini bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya. b. Mengatur dan mengawasi penggunaan dan pemanfaatan. 6 Abrar Seleng, Hukum Pertambangan diterjamahkan oleh Aca Sugandhy Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 21. 7 Lawrance M. Friedman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial Bandung: Nusa Media, 2003, hlm. 299. 8 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000, hlm. 53. Universitas Sumatera Utara c. Penyertaan modal dan dalam bentuk perusahaan negara untuk usaha-usaha tertentu. 9 Hak menguasi negara dipandang mempunyai beberapa persoalan, dimana konsep hak menguasai negara yang konon diangkat dari hukum adat yaitu hak ulayat yang menggambarkan kehendak yang kuat dan berakar dari hukum asli indonesia 10 , dianggap mencerminkan dominasi dari negara atas hak individual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi 11 . Selain itu, persoalan-persoalan lain yang timbul ialah, “Pertama hak menguasai negara ini, tidak diperintahkan oleh UUD NRI Tahun 1945 untuk diatur dalam undang-undang, oleh sebab itu tidak diketahui secara jelas bagaimana kedudukan, sifat, isi serta tempatnya dalam tata hukum pertanahan Indonesia”. 12 Sehingga dalam hubungannya dengan kepentingan individu, mutlak dibatasi guna mengantisipasi keganasan hak menguasai negara guna terhadap kepentingan dari individu 13 . Persoalan yang Kedua, adalah mengenai kedudukan hak masyarakat hukum dan hak tradisional yang telah dijamin oleh Pasal 18B UUD NRI Tahun 1945 dengan hak menguasai negara yang telah diatur dalam Pasal 33 ayat 3 dalam undang-undang yang sama. 14 9 Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstisi Suatu Negara Bandung: Mandar Maju, 1995, hlm. 12. 10 Achmad Sodiki dan Yanis Maladi, Politik Hukum Agraria Bandung: Mahkota Kata, 2009, hlm. 66. 11 Ibid., hlm. 68. 12 Ibid., hlm. 4. 13 Ibid., hlm. 5. 14 Ibid., hlm. Universitas Sumatera Utara Mahkamah Konstitusi telah menafsirkan lebih tajam kembali makna dikuasai negara untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat di dalam putusan Nomor 36PUU-X2012 bahwa penguasaan negara adalah peringkat pertama dan yang paling penting adalah negara melakukan pengelolaan secara langsung atas suatu sumber daya alam, sehingga negara akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada pengelolaan sumber daya alam. Peringkat kedua adalah negara membuat kebijakan dan pengurusan serta fungsi negara dalam peringkat ketiga adalah fungsi pengaturan dan pengawasan. Sepanjang negara memiliki kemampuan baik modal, teknologi, dan manajemen dalam mengelola sumber daya alam maka negara harus memilih untuk melakukan pengelolaan secara langsung atas sumber daya alam. Karena dengan pengelolaan secara langsung atas sumber daya alam dipastikan seluruh hasil dan keuntungan yang diperoleh akan masuk menjadi keuntungan negara yang secara tidak langsung akan membawa manfaat yang lebih besar bagi rakyat Indonesia dan pengelolaan langsung yang dimaksud disini adalah baik dalam bentu pengelolaan langsung oleh negara atau organ negara melalui Badan Usaha Milik Negara. Pada sisi lain, jika negara menyerahkan pengelolaan swasta atau badan hukum lain diluar negara,maka keuntungan bagi negara akan terbagi sehingga manfaat bai rakyatjuga akan berkurang. Maka dari itu kedudukan hak menguasai negara juga tetap begitu penting dan menduduki posisi sentral, kedudukannya sama sebagaimana kedudukan hak milik dalam sistem hukum perdata, walaupun seperti yang telah disebutkan bahwa tidak diatur lebih lanjut dengan undang-undang. 15 15 Ibid., hlm. 177. Universitas Sumatera Utara 2. Pengertian penanaman modal Dalam usaha peningkatan perekonomian nasional, pemerintah melakukan satu kegiatan usaha yang memerlukan modal dalam pengelolaan Sumber Daya Alam SDA maupun Sumber Daya Manusia SDM untuk memperoleh hasil yang maksimal. Modal tersebut di dapat dari para penanam modal yang menanamkan modalnya. Pada perkembangan ekonomi dunia saat ini, penanaman modal menjadi salah satu altenatif yang dianggap baik bagi pemerintah untuk memecahkan kesulitan modal dalam melancarkan pembangunan nasional, sebab salah satu fungsi penanaman modal, khususnya penanaman modal asing adalah untuk memanfaatkan modal, teknologi, skill atau kemampuan yang dimiliki oleh penanaman modal guna mengelola potensi- potensi ekonomi “economic recourcess” yang sangat memerlukan modal yang besar, teknologi yang canggih, skill dan kemampuan yang profesional yang belum sepenuhnya mampu tertangani oleh pihak swasta nasional maupun pemerintah sendiri. 16 Untuk lebih memahami arti dari penanaman modal, maka perlu diberikan batasan yang jelas terhadap pengertian dari penanaman modal tersebut. Penanaman modal pada suatu perusahaan dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan investment, dimana dalam perkembangannya sering disebut dengan istilah investasi. Pengertian dari penanaman modal sendiri adalah penyerahan sejumlah uang yang akan digunakan sebagai modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba dalam bentuk investasi. 17 Penanaman modal adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sarana- 16 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 185. 17 Soetarno, Pengantar Penanaman Moda Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993, hlm. 197. Universitas Sumatera Utara sarana strategis tertentu di masa mendatang. 18 Abdulkadir Muhammad memberikan pengertian penanaman modal dalam arti luas, beliau mengatakan bahwa modal yang diserahkan tersebut sebenarnya tidak hanya berupa uang saja tetapi dapat berupa barang yang dapat digunakan menjalankan perusahaan, maupun tenaga kerja yang dianggap sebagai bagian dari modal yang diperhitungkan sebagai faktor produksi untuk memperoleh keuntungan serta jasa yang juga memungkinkan untuk dilaksanakan dalam penanaman modal tersebut. 19 Penanaman modal dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal selanjutnya disebut sebagai UU Pemanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Untuk itu kegiatan penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antar instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, menciptakan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman 18 Syahmin, AK, Hukum Dagang Internasional Jakarta: Rajawali Press, 2006, hlm. 17. 19 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002, hlm. 311. Universitas Sumatera Utara modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan adanya perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan. Seperti yang dijelaskan dalam penjelasan UU Penanaman Modal yang menyebutkan bahwa : “Undang-undang ini mencakupi semua kegiatan penanaman modal langsung di semua sektor. Undang-undang ini juga memberikan jaminan perlakuan yang sama dalam rangka penanaman modal. Selain itu, undang-undang ini juga memerintahkan agar pemerintah dapat meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah, antara instansi pemerintah dengan Bank Indonesia, dan antara instansi pemerintah dengan pemerintah daerah. Koordinasi yang dilakukan dengan pemerintah daerah harus sejalan dengan semangat otonomi daerah”. Pasal 1 ayat 1 UU Penanaman Modal menyatakan bahwa pengertian penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Sehingga penanaman modal secara langsung ini karena dikaitkan dengan adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan pengelolaan modal. Menurut Pasal 1 angka 2 bahwa penanaman modal dalam negeri juga sudah diartikan di dalam UU Penanaman Modal, yaitu kegiatan penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri, dan modal dalam negeri itu sendiri merupakan modal yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, Universitas Sumatera Utara perseorangan warga Negara Republik Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Selain pembagian penanaman modal yang dikenal dalam UU Penanaman Modal, yaitu yang membagi penanaman modal dengan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negri, kegiatan penanaman modal pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut : 1. Penanaman modal langsung Dalam konteks ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal, pengertian penanaman modal hanya mencangkup penanaman modal secara langsung. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanaman modal dalam negri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Penanaman modal langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaaan patungan dengan mitra lokal, melakukan kerja sama operasi tanpa membentuk perusahaaan baru ; mengonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajerial maupun dengan memberikan lisensi. 20 2. Penanaman modal tidak langsung Penanaman modal tidak langsung pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek yang mencangkup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal ini disebut dengan penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya, jual beli saham dan atau mata uang dalam jangka 20 Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, Jakarta: Rajawali Pers, 2007, hlm. 12. Universitas Sumatera Utara waktu yang relatif singkat tergantung kepada fluktuasi nilai saham danatau mata uang yang hendak mereka perjual-belikan. 21 Perbedaan penanaman modal langsung dan tidak langsung adalah sebagai berikut: a. Pada penanaman modal tidak langsung, pemegang saham tidak memiliki kontrol pada pengelolaan perseroan sehari-hari. b. Pada penanaman modal tidak langsung, biasanya resiko ditanggung sendiri oleh pemegang saham sehingga pada dasarnya tidak dapat menggugat perusahaaan yang menjalankan kegiatannya c. Kerugian pada penanaman modal tak langsung, pada umumnya tidak dilindungi oleh hukum dan kebiasaan internasional. 22 Kegiatan menanam merupakan kegiatan untuk memasukkan modal atau investasi, dengan tujuan untuk melakukan kegiatan usaha. Kegiatan penanaman modal ini dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun modal yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 3. Pengertian sumber daya air Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya lainnya. Air adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat Kodoatie, 2002. 21 Ismail Suny, Tinjauan dan Pembahasan UU Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri Jakarta: Pradnya Paramita, 1972, hlm. 13. 22 Ibid. Universitas Sumatera Utara Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. 23 Sumber Daya Air SDA Indonesia adalah yang terbesar di kawasan ASEAN. Namun kini pengelolaan sumber daya air di Indonesia menunjukan gejala yang semakin mengkhawatirkan, hal ini ditengarai dengan adanya berbagai masalah antara lain masalah banjir dan kekeringan yang semakin parah dari tahun ketahun, ditambah lagi konflik penggunaan air dan sumber daya air baik antar sektor dan antar wilayah yang semakin serius; kerancuan dan ketidakjelasan pembagian wewenang dan tangungjawab pengelolaan sumber daya air, kinerja prasarana sumber daya air yang ada cepat mengalami penurunan, kurangnya perhatian kita terhadap aspek pengaturan, pengendalian dan pengawasan, semakin terbatasnya data dan informasi sumber daya air baik menyangkut kualitas dan kuantitasnya, serta kurangnya peran serta masyarakat. Hal tersebut harus diperbaiki melalui berbagai upaya baik aspek ketatalaksanaan, kelembagaan, maupun sumberdaya manusianya. Hal ini telah dituangkan ke dalam UU Sumber Daya Air, dengan cakupan pengelolaan sumber daya air yang meliputi; perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharan dalam rangka upaya konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai, serta pemberdayaan dan partisipasi masyarakat serta pemanfaatan sistem informasi. Proses pengelolaan sumber daya air harus melibatkan semua stakeholders, memperhatikan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah, serta 23 https:id.wikipedia.orgwikiSumber_daya_air diakses pada tanggal 5 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara menjamin terjalinnya keseimbangan antara fungsi-fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi. 24

F. Metode Penulisan