BAB III KEGIATAN PENANAMAN MODAL BIDANG SUMBER DAYA AIR
A. Pengertian dan Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia
Investasi berassal dari kata invest yang berarti menanam atau menginvestasikan modal atau uang. Istilah investasi atau penanaman modal
merupakan istilah yang dikenal dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-undangan. Istilah investasi merupakan istilah yang populer
didalam dunia usaha sedangkan istilah penanaman modal adalah istilah yang lazim digunakan didalam peraturan perundang-undangan, namun pada dasarnya
kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama. Secara umum investasi atau penanaman modal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik
oleh orang pribadi natural person maupun badan hukum juridical person dalam upaya meningkatkan dan atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang
berbentuk uang tunai cash money, peralatan equipment, aset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian.
73
Menurut Pasal 1 angka 1 UU Penanaman Modal, penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri
maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Penanaman modal memberikan banyak manfaat bagi Negara
Republik Indonesia, seperti sarana penyediaan lapangan kerja, mengembangkan
73
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
industri substitusi impor untuk menghemat devisa, mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non migas untuk mendapatkan devisa,
pembangunan daerah-daerah tertinggal dan alih teknologi.
74
Penanaman modal asing dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni melalui direct investment penanaman
modal secara langsung atau melalui portfolio investment investasi portofolio. Direct investment sering diartikan sebagai kegiatan penanaman modal yang
melibatkan: i pengalihan dana transfer of funds; ii proyek yang memiliki jangka waktu panjang long-term project; iii tujuan memperoleh pendapatan
reguler the purpose of reguler income; iv partisipasi dari pihak yang melakukan pengalihan dana the participation of the person transferring the
funds; dan v suatu risiko usaha business risk. Sedangkan portfolio investment sering dikaitkan dengan investasi yang
dilakukan melalui pasar modal atau bursa dengan cara pembelian efek securities, sehingga tidak melibatkan pengalihan dana untuk proyek yang bersifat jangka
panjang dan karenanya pendapatan yang diharapkan juga lebih bersifat jangka pendek dalam bentuk capital gain yang diperoleh pada saat penjualan efek
tersebut dan bukan pendapatan yang reguler, di mana investor tidak terlibat dalam manajemen perusahaan sehingga tidak terkait langsung dengan risiko kegiatan
usaha yang dijalankan oleh perusahaan target atau perusahaan di mana investasi
74
Erman Radjagukguk, Hukum Investasi di Indonesia Pokok Bahasan Jakarta: Universitas Indonesia, 2005, hlm. 20-39.
Universitas Sumatera Utara
tersebut dilakukan, melainkan lebih dikaitkan dengan risiko pasar dari efek yang dibeli.
75
Penanaman modal asing dalam bentuk investasi langsung mempunyai banyak dampak positif, antara lain memberikan kesempatan kerja bagi penduduk,
mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal, memberikan residu baik berupa peralatan maupun alih teknologi, apabila produksi diekspor memberikan
jalan atau jalur pemasaran yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak dan bagi negara, lebih tahan
terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing, memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan
keamanan juga akan diberikan.
76
Penanaman modal tersebut harus dapat memberikan manfaat yang menguntungkan bagi Negara Republik Indonesia, penanaman modal tersebut
harus diselenggarakan berdasarkan asas: 1.
Kepastian hukum. Asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
2. Keterbukaan.
Asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.
75
David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia Jakarta: Kencana, 2013, hlm. 19-20.
76
Gunarto Suhardi, Beberapa Elemen Penting dalam Hukum Perdagangan Internasional Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2004, hlm. 45.
Universitas Sumatera Utara
3. Akuntabilitas.
Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penananam modal harus dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara.
Asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing maupun antara penanam modal dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya.
5. Kebersamaan.
Asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
6. Efisiensi berkeadilan.
Asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil,
kondusif, dan berdaya saing. 7.
Berkelanjutan. Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan
melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun yang akan
datang.
Universitas Sumatera Utara
8. Berwawasan lingkungan.
Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
9. Kemandirian.
Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing
demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. 10.
Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah
dalam kesatuan ekonomi nasional.
77
Penanaman modal di Indonesia diatur dalam UU Penanaman Modal yang mencabut UU Penanaman Modal Asing dan UU Penanaman Modal Dalam
Negeri. Dalam UU Penanaman Modal yang berlaku sekarang, masalah penanaman modal asing maupun dalam negeri diatur dalam satu kesatuan.
Pembedaan penananam modal asing dan penanaman modal dalam negeri masih dilakukan dalam konteks mengidentifikasi asalnya modal tersebut, apakah berasal
dari sumber dalam negeri atau dari sumber luar negeri, atau berdasarkan pihak yang melakukan penanaman modal tersebut, apakah investor lokaldomestik atau
investor asing.
78
Lebih lanjut, pengaturan penanaman modal asing berdasarkan UU Penanaman Modal diatur dalam berbagai instrumen peraturan perundang-undangan
yang sifatnya cukup kompleks, karena mencakup pengaturan yang sifatnya
77
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 3 ayat 1.
78
David Kairupan, Op. Cit., hlm. 11.
Universitas Sumatera Utara
multidimensi. Beberapa peraturan pelaksana dari UU Penanaman Modal mengenai kedudukan dan pengaturan penanaman modal asing di Indonesia antara lain
sebagai berikut: 1.
Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 4.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan
Persyaratan di Bidang Penanaman Modal 5.
Peraturan Kepala BKPM Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun
2009 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.
6. Peraturan Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal.
7. Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengajuan Permohonan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
Universitas Sumatera Utara
8. Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun 2014 tentang Sistem Pelayanan
Informasi Dan Perizinan Investasi Secara Elektronik. 9.
Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal
10. Peraturan Kepala BKPM Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal 11.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal Di Bidang-Bidang
Usaha Tertentu DanAtau Di Daerah-Daerah Tertentu Selain dari peraturan perundang-undangan yang mengatur secara langsung
masalah penanaman modal sebagaimana disebutkan di atas, peraturan perundang- undangan di bidang lainnya juga perlu diperhatikan, seperti peraturan yang
mengatur masalah kewenangan pemberian izin sehubungan dengan penanaman modal, lingkungan hidup, ketenagakerjaan, perpajakan, kepabeanan, pertanahan,
alih teknologi transfer of technology, persaingan usaha yang sehat, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, peraturan-peraturan yang bersifat sektoral
seperti telekomunikasi, perhubungan, industri, perdagangan, pertambangan, perkebunan, kehutanan, atau bahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah. Dalam konteks aspek internasional, perangkat peraturan
Universitas Sumatera Utara
yang meratifikasi konvensi-konvensi atau perjanjian-perjanjian internasional yang terkait dengan masalah penanaman modal juga perlu kiranya diperhatikan antara
lain: 1.
Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia yang di dalamnya mencakup kesepakatan- kesepakatan mengenai Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
TRIPS, Trade Related Aspects of Investment Measure TRIMS, dan The General Agreement on Trade in Services GATS.
2. Keputusan Presiden No. 31 Tahun 1986 tentang Pengesahan Convention
Establishing the Multilateral Investment Guarantee Agency. 3.
Keputusan Presiden No. 34 Tahun 1981 tentang Pengesahan Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbital Awards.
4. Undang-Undang No. 32 Tahun 1986 tentang Persetujuan atas Konvensi
tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warga Negara Asing mengenai Penanaman Modal Convention on the Settlement of Investment
Disputes between States and Nationals of Other States. 5.
Perjanjian-perjanjian internasional yang berhubungan dengan kerjasama investasi dan perdagangan internasional lainnya yang bersifat bilateral Bilateral
Investment Treaty maupun multilateral Asia Pacific Economic Cooperation, Asean Free Trade Agreement, Asean China Free Trade Agreement.
79
79
Ibid., hlm. 16-18.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketentuan yang berlaku saat ini, pemerintah melakukan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan penanaman modal di Indonesia melalui
Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, suatu lembaga non-kementerian negara yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung
kepada presiden. Koordinasi kebijakan penanaman modal tersebut dilakukan: antar-instansi pemerintah, antara instasi pemerintah dan pemerintah daerah, atau
antar-pemerintah daerah.
80
Dalam rangka koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman modal tersebut, BKPM mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut: 1.
melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;
2. mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan penanaman modal;
3. menetapkan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan
pelayanan penanaman modal; 4.
mengembangkan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha;
5. membuat peta penanaman modal Indonesia;
6. mempromosikan penanaman modal;
7. mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan
penanaman modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi
yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal;
80
Ibid., hlm. 34.
Universitas Sumatera Utara
8. membantu penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan
yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;
9. mengoordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan
penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia; 10.
mengoordinasi dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu.
81
B. Bentuk-bentuk Penanaman Modal Bidang Sumber Daya Air di Indonesia