Latar Belakang Masalah Hak Menguasai Negara Dalam Kegiatan Penanaman Modal Bidang Sumber Daya Air

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak menguasai bersumber dari kekuasaan yang melekat pada negara, sebagaimana yang tercermin di dalam ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 selanjutnya disebut sebagai UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selanjutnya dalam penjelasannya dinyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat, sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa secara konstitusional negara memiliki legitimasi yang kuat untuk dapat menguasai negara sebagai bagian dari bumi, namun penguasaan tersebut harus dalam kerangka untuk dapat meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia. Indonesia terkenal sebagai sebuah negara yang sangat kaya dalam hal kekayaan alamnya, dan kekayaan alam tersebut dapat digunakan untuk membangun Indonesia menuju negara yang makmur dan sejahtera karena sumber daya alam merupakan suatu bentuk modal alam. Salah satu sumber daya alam yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah air. Menurut Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air selanjutnya disebut UU Sumber Daya Air Pasal 1 butir 2, yang dimaksud dengan air adalah semua air Universitas Sumatera Utara yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk di air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang dimanfaatkan di daratan. Air adalah sumberdaya alam yang mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air adalah unsur utama. Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bukan saja karena meingkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air. 1 Sehingga kebutuhan akan air juga merupakan bagian dari hak azasi manusia serta merupakan unsur strategis dalam pembangunan nasional. Oleh karenanya negara harus hadir di dalam pengelolaan sumber daya air, karena sumber kekayaan alam tersebut tidak boleh digunakan sembarangan. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam UUD NRI Tahun 1945 pada Pasal 33 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. Hak menguasai negara merupakan penugasan pelaksanaan tugas kewenangan bangsa yang mengandung unsur publik. Melalui hak menguasai negara, negara akan dapat mengendalikan atau mengarahkan fungsi bumi, air, dan ruang angkasa sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sehingga secara tegas UUD NRI Tahun 1945 melarang adanya penguasaan sumber daya alam oleh sekelompok orang saja. Tetapi pada kenyatannya saat ini air dijadikan sebagai suatu komoditas, dimana hak menguasai oleh negara didelegasikan ke sektor-sektor swasta yang besar atau Badan Usaha Milik Negara buatan pemerintah sendiri, dan karena pendelegasian ini peran swasta di dalam pengelolaan sumber daya air 1 M. Daud Silalahi, Pengaturan Hukum Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup di Indonesia Bandung: PT. Alumni, 2008, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara menjadi sedemikian besar dimana akumulasi modal dan kekayaan terjadi pada perusahaan perusahaan swasta yang dapat mengelola sumber daya air. Hal ini dapat dilihat pada fenomena perkembangan industri air dalam kemasan, yang mulai didirikan pertama kalinya di Indonesia, tepatnya di daerah Bekasi, sejak tahun 1973 dan mulai berproduksi pada tahun 1974. Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, sampai pada tahun 2003 jumlah industri mencapai 413 perusahaan dengan kapasitas produksi 10,13 miliar liter per tahun. 2 Kegiatan penanaman modal merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kegiatan penanaman modal juga harus sejalan dengan perubahan perekonomian global dan keikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerjasama internasional dengan menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan, dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. 3 Kegiatan penanaman modal atau penanaman dana yang dilakukan pada saat sekarang dalam berbagai wujud aktiva untuk memperoleh penghasilan di masa yang akan datang. Penanaman modal asing di Indonesia mempunyai peranan yang besar terhadap pembangunan 2 http:oasezam.wordpress.com20090513bisnis-amdk-air-minum-dalam-kemasan- semakin-berkembang diakses pada tanggal 3 Maret 2016 3 Republik Indonesia, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penjelasan Bagian Umum. Universitas Sumatera Utara di Indonesia. Dalam rangka pembangunan Indonesia memerlukan modal dan investasi guna mensejahterakan seluruh masyarakatnya. Di sisi lain penanam modal asing menunjukan motif yang berbeda, suatu perusahaan dalam menanamkan modalnya di suatu negara adalah untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut dipertimbangkan dalam beberapa hal diantaranya, sistem perizinan, fasilitas pelayanan, dan jaminan kepastian hukum. Undang-Undang Sumber Daya Air dianggap belum dapat menjamin pembatasan pengelolaan air oleh pihak swasta, karena memuat adanya hak lain selain hak pakai dalam pemanfaatan sumber daya air yaitu hak guna usaha air dan menjadikan air sebagai komoditas ekonomi yang dikomersialkan dengan adanya hak guna usaha air oleh pihak swasta. Sehingga UU Sumber Daya Air dianggap bertentangan dengan asas hak menguasai negara yang terdapat di dalam UUD NRI Tahun 1945 serta tidak menampakkan hak pengusahaan air oleh negara seperti yang diamanatkan di dalam UUD NRI Tahun 1945. Selain itu terdapat prinsip-prinsip yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi berkenaan dengan sumber daya air. Pertama, setiap pengusahaan air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, dan menghilangkan hak rakyat Indonesia atas sumber daya air. Kedua, negara harus memenuhi hak rakyat Indonesia atas air. Ketiga, kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia. Keempat, pengawasan dan pengendalian atas air sifatnya mutlak. Kelima, pengusahaan sumber daya air diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah sebagai lanjutan dari hak menguasai negara yang diamanatkan oleh Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Dasar 1945 NRI Tahun 1945. 4 Maka dari itu Mahkamah Konstitusi melalui putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85PUU-XI2013 menghapus keberadaan seluruh pasal yang terdapat di dalam UU Sumber Daya Air serta enam peraturan pemerintah sebagai pelaksana undang-undang tersebut,yaitu: 1. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. 2. PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. 3. PP No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. 4. PP No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah. 5. PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai. 6. PP No. 73 Tahun 2013 tentang Rawa. 7. PP No. 69 Tahun 2014 tentang Hak Guna Air. Untuk mencengah kekosongan hukum maka Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Perairan selanjutnya disebut sebagai UU Perairan diberlakukan kembali. Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi penanam modal bidang sumber daya air pasalnya pembatalan UU Sumber Daya Air berpotensi mengancam semua perjanjian kerjasama dan perizinan pengembangan sistem sumber daya air antara pemerintah dengan pelaku usaha yang dilakukan sebelum adanya pembatalan UU Sumber Daya Air. Hal inilah yang kemudian mendasari penulis untuk mengulas dan membahas permasalahan ini lebih dalam. Dan menyimpulkan bahwa terdapat 4 http:www.hukumonline.comberitabacalt54e4bd8e5dc0amk-batalkan-uu-sumber-daya-air. diakses pada tanggal 4 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara asas hak menguasai negara dalam kegiatan penanaman modal pada bidang sumber daya air dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Hak Menguasai Negara dalam Kegiatan Penanaman Modal Bidang Sumber Daya Air”.

B. Perumusan Masalah