Teori Tentang Citra Merek .1. Pengertian Citra Merek

15 kelompok konsumen tersebut. Dengan kata lain, kemampuan media menjangkau segmen merupakan kriteria yang sangat penting. 4. Dengan mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar dapat mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka. 2.3 Teori Tentang Citra Merek 2.3.1. Pengertian Citra Merek Kotler dan Keller 2009 mengemukakan bahwa citra merek adalah suatu pemikiran masyarakat yang menghasilkan persepsi pandangan atau penilaian pribadi mereka terhadap suatu perusahaan atau produknya. Identitas yang efektif akan memberi hasil sebagai berikut, yakni : Merek tersebut akan mampu untuk membangun karakter produk dan proporsi nilai. Brand image menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan, melalui brand image yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emotional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif positive feeling pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra image yang buruk dimata konsumen, kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut. Kotler 2002 juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang enduring perception.Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya.Saat perbedaan dan keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain, munculah posisi merek. Universitas Sumatera Utara 16 Menurut Kapferer 2008, merek merupakan suatu ide yang diinginkan dan eksklusif yang melekat pada suatu produk, jasa, tempat, atau pengalaman. Sedangkan citra merek menurut Kotler 2009 adalah persepsi konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Menurutnya Citra tidak dapat ditanamkan dalam pikiran konsumen dalam semalam atau di sebarkan melalui satu media saja. Sebaliknya, citra tersebut harus disampaikan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus menerus karena tanpa citra yang kuat sangatlah sulit bagi sebuah perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada

2.3.2. Tingkatan dan Komponen Citra Merek

Menurut Kotler 2007 terdapat enam tingkatan arti dari merek,yaitu: 1. Atribut, merek pertama-tama akan meningkatkan orang pada atribut produk tertentu. 2. Manfaat, pelanggan tidak membeli atribut melainkan mereka membeli manfaat dari produknya. Maka dari itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional 3. Nilai, merek juga mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen dari sebuah produk. 4. Budaya, suatu merek mewakili suatu kebudayaan tertentu. 5. Kepribadian, merek dapat memproyeksikan pada suatu kepribadian tertentu. 6. Pemakai, suatu merek menyarankan jenis pelanggan yang membeli produk tersebut Universitas Sumatera Utara 17 Citra merek sendiri dapat diasumsikan sebagai persepsi atau tanggapan dari masyarakat terhadap perusahaan ataupun produk dari perusahaan tersebut. Citra merek dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Xian et al 2011 mengemukakan bahwa citra merek terdiri dari tiga komponen yakni: 1 Corporate Image Citra Perusahaan adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. 2 User Image Citra Pemakai adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. 3 Product image Citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan konsumen terhadap suatu produk. Kotler 2002 mengemukakan bahwa merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain : 1. Atribut Attributes, suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam pikiran konsumen 2. Manfaat Benefits, atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional 3. Nilai values, merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat atau produsen 4. Budaya Culture, merek dapat mempresentasikan budaya 5. Kepribadian Personality, merek dapat menjadi proyeksi dan pribadi tertentu Universitas Sumatera Utara 18 6. Pengguna User, merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu Kapfefer, 1992 dalam Kotler, 2003. Aaker 2014 mengemukakan bahwa dalam pengelolaan merek, baik membangun merek, menentukan citra merek, serta mempertahankan merek, maka setiap perusahaan perlu mempertimbangkan lima faktor berikut: 1. Mengetahui bahwa merekbrand adalah asset yang bernilai strategis. Brand adalah landasan bagi keberhasilan masa depan dan menciptakan nilai berkelanjutan untuk organisasi. Oleh karena itu proses membangun citra merek brand-building merupakan upaya strategis yang berbeda dengan upaya taktis untuk merangsang penjualan. 2. Memiliki visi brand menarik yang memandu dan mengilhami Suatu visi brand harus mencoba bergerak di luar manfaat-manfaat fungsionalnya untuk menentukan nilai-nilai secara organisasi : tujuan yang lebih tinggi; kepribadian merek brand personality; manfaat sosial, emosional dan ekspresi diri. Perusahaan harus menemukan kesempatan untuk menciptakan inovasi yang memiliki potensi dimana banyak orang akan menginginkannya, selain itu juga perlu memosisikan kategori serta subkategori sembari memosisikan brand. 3. Mewujudkan visi brand Langkah selanjutnya ialah perlunya menciptakan inisiatif dan program- program brand-building yang mendukung brand itu sendiri. Perusahaan perlu mencari tahu apa yang merupakan titik-titik favorit para pelanggan untuk melakukan proses inovasi dan menjalankan program brand-building dengan Universitas Sumatera Utara 19 menjadikan brand sebagai mitra. Brand yang kuat biasanya konsisten dalam hal visi brand dan pengeksekusian brand dari waktu ke waktu. Juga, perusaahaan harus mengembangkan branding internal yang kaya dan kuat serta terkoneksi dengan nilai-nilai serta budaya organisasi. 4. Mempertahankan relevansi Dalam langkah ini perusahaan perlu untuk mengenali dan menanggapi berbagai ancaman terhadap relevansi dan mempelajari cara untuk menguatkan brand. 5. Mengelola dan meningkatkan portofolio brand Diperlukan penciptaan strategi yang dapat mengidentifikasi peran-peran brand semacam brand strategis atau brand pendukung, tingkatkan brand itu kedalam arena produk baru, analisis risiko-risiko dan opsi-opsi perluasan brand secara vertikal, dan mengelola unit-unit di mana brand dapat mengembangkan jenis produk sekaligus jangkauan operasinya. 2.4 Teori tentang Sikap Konsumen 2.4.1 Pengertian Sikap Konsumen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan

50 398 112

Pengaruh Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Maybelline Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

24 159 86

Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Konsumen Terhadap Proses Keputusan Pembelian Kosmetik Merek Wardah (Studi Kasus Pada Wanita Berhijab di Kota Padang).

1 15 12

ANALISIS PENGARUH SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE BLACKBERRY PADA MAHASISWA MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI USU

0 0 10

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

0 0 10

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

0 0 2

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

0 1 8

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

0 0 22

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

0 0 3

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

0 0 12