Pengaturan ketersediaan ruang parkir otomatis berbasis media komputerisasi

(1)

PENGATURAN KETERSEDIAAN RUANG PARKIR OTOMATIS BERBASIS MEDIA KOMPUTERISASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh Karima Salsabila

10607003270

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

PENGATURAN KETERSEDIAAN RUANG PARKIR OTOMATIS BERBASIS MEDIA KOMPUTERISASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Oleh

Karima Salsabila 10607003270

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGATURAN KETERSEDIAAN RUANG PARKIR OTOMATIS BERBASIS MEDIA KOMPUTERISASI

Skripsi

diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains dari Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta oleh

Karima Salsabila NIM 106097003270

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Agus Marsono, M.Si Arif Tjahjono, M.Si NIP. 1975110720070 11015

Mengetahui

Ketua Program Studi Fisika

Drs. Sutrisno, M.Si NIP. 19590202 198203 1005


(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi berjudul “PENGATURAN KETERSEDIAAN RUANG

PARKIR OTOMATIS BERBASIS MEDIA KOMPUTERISASI yang ditulis oleh Karima Salsabila dengan NIM 106097003270 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis tanggal 9 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Fisika.

Jakarta, 10 Desember 2010 Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Agus Marsono, M.Si Arif Tjahjono, M.Si NIP. 1975110720070 11015

Penguji I Penguji II

Dr. Agus Budiono Drs. Sutrisno, M. Si NIP: 19620220 199003 1002 NIP: 19590202 198203 1005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Fisika

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis Drs. Sutrisno, M. Si NIP: 19680117 200112 1001 NIP: 19590202 198203 1005


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 10 Desember 2010

Karima Salsabila 106097003270


(6)

v ABSTRAK

Pentingnya suatu informasi bagi pengemudi akan ketersediaan suatu ruang parkir di dalam area perparkiran inilah yang menjadi latar belakang dari tugas akhir yang berjudul Pengaturan Ketersediaan Ruang Parkir Otomatis Berbasis Media Komputerisasi.

Penginformasian ini berupa simulasi display seven segment yang ditampilkan pada extended monitor yang akan terpasang pada pintu masuk area perparkiran sehingga pengemudi yang akan memarkirkan kendaraan dapat mengetahui secara pasti jumlah ruang yang masih tersedia di dalam area parkir tersebut. Adapun pengolahan sistem pengaturan penginformasian tersebut dikerjakan dengan menggunakan pemprograman delphi 7 dan input penggerak melalui sistem kerja sensor RFID.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, simulasi ini menunjukkan hasil bahwa sistem dalam penelitian ini berkoneksi dengan baik sehingga informasi ketersediaan ruang ditampilkan dengan tepat.


(7)

vi ABSTRACT

The importance of information for the driver will availability a parking space in the parking area is at the background of the final project titled Setting Automatic Parking Space Availability Based Media Computerization.

This form of simulation information in seven segment display that is displayed on the monitor extended to be installed at the entrance to the parking area so that the driver who parked the vehicle will be able to know with certainty the amount of space still available in the parking area. The processing settings system information are done by using a programming delphi 7 and the input driving through an RFID sensor system.

Based on the experiments have been conducted, this simulation shows that the system in this study to a high well so that space availability information is displayed correctly.


(8)

vii

KATA PENGATAR

Bismillahirahmanirahim, untaian syukur dan alhamdulillah terucap atas segala anugerah dan nikmat dari Allah SWT yang senantiasa tercurahkan untuk penulis di dalam hidup hingga saat ini dan juga selamanya. Shalawat dan salam semoga selalu mengalir kepada suri tauladan manusia, Nabi Muhammad SAW juga kepada para sahabat, keluarga dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1 Kedua orang tua tercinta untuk kasih sayang, pengorbanan, dukungan serta pengertian yang teramat besar sehingga penulis memiliki waktu, rasa semangat dan ketidakputusasaan menjalani berbagai warna kehidupan.

2 Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

3 Sutrisno, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas semua kebaikan hati dan kebijaksanaannya selama ini.

4 Agus Marsono, M.Si selaku dosen pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan ilmu dan petunjuk kepada penulis.

5 Arif Tjahjono, M.Si selaku dosen pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan ilmu dan petunjuk kepada penulis.

6 Priyambodo, S.Si selaku dosen pembimbing lapangan yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan ilmu dan petunjuk kepada penulis.


(9)

viii

7 Seluruh sahabat penulis dan teman-teman fisika 2006 ( Sani, Dewi, Anna, Izze, Iif, Putri, Cindi, Devi, Irwan, Agus, Adjie, Bachtiar, Agung, Sori, Kia, Rinan, Rusman) serta khususnya untuk sahabat senasib seperjuangan (Shilah, Dono, Iik) atas semua kebaikan, do’a, dukungan, bantuan dan luang waktu yang diberikan dalam menemani hari-hari penulis selama penelitian hingga akhir penulisan.

8 Sahabat-sahabat yang berada di kota yang berbeda khususnya Demi dan Cici atas waktu, dukungan dan perhatian yang kalian berikan untuk penulis berbagi cerita suka dan duka.

9 Teman-teman Al-Barkah 3 yang selalu mengizinkan penulis sejenak bersinggah melepas lelah, bersapa, bercanda, dan berbagi cerita selama melewati berbagai warna hari.

10 Bintang kecil penulis (De’ Azwar) yang bercahaya dengan indah mengisi hari menjadi bermakna atas semua keriangan, keakraban, pengertian, candatawa, tutur halus serta semua kebaikan yang pernah ada dan kelak kembali tuk ada. 11 Semua pihak yang telah memberikan do’a, dan dukungannya kepada penulis.

Demikian beberapa patah kalimat yang penulis sampaikan, semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna ini diharapkan mampu memberikan banyak manfaat bagi penulis dan juga kepada banyak pihak yang membacanya.

Jakarta, 10 Desember 2010 Penulis


(10)

ix

Hidup Terkadang Tak Sejalan Keinginan Manusia Rentas Mencoba Jalan Panjang Tak Sederhana Merangkak Dalam Segala Keterbatasan Yang Ada

Keadaan Bukan Alasan Menyerah Pada Lara Berfikir Positif Tentang Kehendak_Nya

Bangkit Kembali Menapaki Dunia Berliput Temu Dengan Beragam Peristiwa Tak Pelak Terselip Pengorbanan Tulus Tiada Tara

Oasekan Jiwa Mengarsitektur Cita Sampai Sudah di Penghujung Cerita Memorilah Prasasti Kisah Nyata Metamorfosa

Berbalut Pelangi Berpondasi Karena_Nya


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHANAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

1.6. Sistematika Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Perparkiran ... 4

2.2. Sensor RFID ... 7

2.2.1 Tag RFID ... 10

2.2.2 RFID Reader ... 12


(12)

xi

2.4.Port Serial ... 13

2.5.Bahasa Pemrograman Delphi ... 17

2.6.Microsoft Access ... 22

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

3.2. Peralatan dan Bahan Penelitian ... 24

3.3. Tahapan Penelitian ... 25

3.4. Prosedur Kerja ... 26

3.5. Pengaturan Rangkaian RFID Starter Kit ... 29

3.6. Interkoneksi Sensor dengan Netbook ... 35

3.7. Perancangan Program ... 35

3.7.1 Pengaturan Pemprograman Sistem Antarmuka ... 38

3.7.2 Pengaturan Pemprograman Pembacaan Kode Tag RFID ... 40

3.7.3 Perancangan Pemprograman Database Parkir ... 42

3.7.4 Perancangan Pemprograman Pengoperasian Display dan Portal.... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor RFID ... 50

4.2 Hasil Interface Pada Sistem ... 53

4.3 Hasil Penerjemahan ID Tag RFID ... 55

4.4 Hasil Perancangan Aplikasi Progam ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-jenis tag RFID ... 10

Gambar 2.2 RFID Starter Kit ... 12

Gambar 2.3 Konektor Port Serial ... 14

Gambar 2.4 Nama Pin Konektor Port Serial ... 14

Gambar 2.5 Konfigurasi Port Serial dengan USB ... 16

Gambar 2.6 Tampilan IDE Program Delphi ... 18

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian ... 25

Gambar 3.2 Diagram Blok ... 26

Gambar 3.3 Sambungan Komputer Dengan Dua RFID Reader ... 28

Gambar 3.4 Skema Simulasi Penerapan Sistem Ketersediaan Ruang Parkir ... 29

Gambar 3.5 Reader ID – 12 ... 30

Gambar 3.6 Struktur Pin Reader ID – 12 ... 31

Gambar 3.7 RFID Starter Kit ... 32

Gambar 3.8 Konfigurasi Sambungan RFID Starter Kit ... 32

Gambar 3.9 Konektor Jalur Komunikasi RS-232 Pada (Jumper 1) ... 33

Gambar 3.10 Konfigurasi J3, J4 dan J6 ... 34

Gambar 3.11 Flowchart Pemprograman ... 36

Gambar 3.12 RFID Program Tester ... 38

Gambar 3.13 Komponen CPortLib Pada Palet Komponen ... 38

Gambar 3.14 Rancangan Tabel Database Parkir ... 42

Gambar 3.15 Arsitektur Aplikasi Database Delphi ... 43

Gambar 3.16 Penggunaan String Koneksi ... 44


(14)

xiii

Gambar 3.18 Pengaturan Database ... 45

Gambar 3.19 Pengaturan ADOConnection ... 45

Gambar 4.1 Jarak Baca Berdasarkan Posisi Letak Tag RFID ... 50

Gambar 4.2 RFID Reader Dalam Keadaan Aktif ... 53

Gambar 4.3 Indikator Koneksi Netbook Dengan Kabel Port Serial to USB ... 54

Gambar 4.4 Indikator Koneksi Port Com dengan Program ... 54

Gambar 4.5 Indikator Pembacaan Kode Tag Menjadi Nomor Kartu ... 55

Gambar 4.6 Tampilan Program Untuk Petugas ... 56

Gambar 4.7 Tampilan Program Pada Extended Monitor ... 56

Gambar 4.8 Tampilan Program Ketika Ada Kendaraan Masuk ... 57

Gambar 4.9 Tampilan Informasi Ketika Ada Kendaraan Masuk ... 57

Gambar 4.10 Tampilan Program Ketika Ada Kendaraan Keluar ... 58

Gambar 4.11 Kesamaan Tampilan Display Pada Kedua Display Ruang ... 59


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Tag RFID Berdasarkan Energi ... 11

Tabel 2.2 Spesifikasi Tag RFID Berdasarkan Frekuensi ... 12

Tabel 2.3 Pin Port Serial ... 15

Tabel 2.4 Komponen utama MS. Access 2003 ... 23

Tabel 3.1 Spesifikasi Reader ID-12 ... 30

Tabel 3.2 Pin Sambungan Pada Setiap Konektor ... 34

Tabel 3.3 Deskripsi Pin Reader ID-12 dan Format Data Keluar ... 34

Tabel 3.4 Pengaturan Komponen Untuk Sistem Interface ... 39

Tabel 3.5 Kode ASCII ... 41

Tabel 3.6 Pengaturan Komponen Untuk Sistem Interface ... 41

Tabel 3.7 Pengaturan Komponen Untuk Pengoneksian Database ... 46

Tabel 3.8 Pengaturan Komponen Untuk Display 7Segment dan Portal ... 47

Tabel 4.1 Jarak Baca Sensor RFID Berdasar Besar Tegangan Listrik ... 51

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Program Pengaturan Display ... 59


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Listing Program ... 67

Lampiran 2 RFID Starter Kit Datasheet ... 79

Lampiran 3 ID Series Datasheet ... 81


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang sedemikian pesat akhir-akhir ini menyebabkan kondisi yang tidak seimbang antara pertumbuhan kendaraan dengan lahan parkir yang tersedia, hal ini terlihat dengan semakin menyempitnya fasilitas tersebut khususnya di tempat-tempat umum seperti pasar, rumah sakit, pertokoan, perkantoran dan juga tempat-tempat pendidikan.

Ketidaksesuaian tersebut seringkali membuat seorang pengemudi sulit menemukan tempat untuk memarkirkan kendaraan ataupun sekedar memastikan masih atau tidak adanya ruang parkir yang tersedia pada area tersebut. Petugas parkir juga tidak dapat mengetahui dan menginformasikan tentang kapasitas ruang parkir yang masih tersedia pada area parkir secara pasti. Selain hal ini sangat tidak efektif karena memakan waktu lama bagi pengemudi untuk menemukan tempat parkir yang ada tanpa sebuah kepastian juga akan membuat adanya kemacetan di area parkir akibat penumpukan antrian kendaraan yang masih memenuhi jalan di area parkir. Oleh karena itu, informasi mengenai ketersediaan ruang parkir menjadi sangat penting bagi setiap pengendara yang akan memarkirkan kendaraannya, mengingat sudah demikian kompleksnya masalah perparkiran khususnya di fasilitas-fasilitas umum. Permasalahan tersebut sesungguhnya dapat diakhiri dengan perkembangan ilmu dan teknologi dibidang instrumentasi khususnya dalam bidang sistem kontrol.


(18)

2 Untuk dapat melakukan kontrol parkir secara otomatis tersebut maka perlu dirancang sebuah sistem pengontrolan display ketersediaan ruang parkir otomatis berbasis media komputerisasi yang diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan yang ada di dalam sistem pengaturan parkir yang konvensional menjadi sistem perparkiran yang ada lebih efisien dan efektif serta lebih dapat menguntungkan banyak pihak.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana cara membuat sistem kontrol yang dapat membuat rangkaian hardware dengan software sehingga mampu bekerjasama untuk dapat menginformasikan tentang jumlah ruang parkir yang masih tersedia pada suatu area perparkiran secara pasti.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah yang berguna untuk memfokuskan masalah kepada satu titik acuan dan diantaranya yaitu :

1. Hanya untuk mengetahui sisa ruang yang tersedia dalam suatu area parkir. 2. Sistem ini berlaku untuk suatu area parkir yang hanya memiliki satu pintu

masuk dan satu pintu keluar yang berbeda.

3. Cara kerja sistem ataupun komponen yang dibahas dalam penelitian ini hanya terbatas pada yang terpakai didalamnya.

4. Kendaraan yang mengisi hanya terbatas satu jenis saja. Dalam penelitian ini dianalogikan dengan kendaraan beroda empat dengan luas standar 1,6 m x 4,2 m.


(19)

3 5. Menggunakan penampil 7segment berupa simulasi dalam program delphi. 6. Tidak membahas mekanisme perputaran kartu.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sebuah rangkaian yang berfungsi untuk mengatur sistem perparkiran sehingga bisa mengetahui secara pasti sisa kapasitas ruang parkir yang tersedia dalam sebuah area parkir.

1.5 Manfaat Penelitan

Manfaat dari rancang bangun kendali sistem parkir otomatis ini antara lain:

1. Untuk menginformasikan ruang parkir yang masih tersedia kepada pengendara yang akan memarkirkan kendaraannya secara tepat.

2. Untuk memudahkan petugas operator dalam pengaturan perparkiran. 3. Dapat mengurangi terjadinya penumpukan kendaraan pada halaman ruang

parkir yang diakibatkan dari pencarian ruang parkir tanpa sebuah kepastian tentang ketiadaannya.

4. Dapat menertibkan administrasi parkir karena terhitung dengan tepat jumlah kendaraan yang menggunakan ke dalam area parkir.

5. Meningkatkan keamanan kendaraan dikarenakan keluar masuk membutuhkan tag ID.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :


(20)

4 BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diterangkan secara singkat mengenai latar belakang ,tujuan, manfaat, permasalahan,batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dijelaskan mengenai teori – teori yang berkaitan dengan bahasan tugas akhir ini seperti dasar-dasar teori dari komponen yang digunakan dan lain sebagainya.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan penelitian dan juga perancangan sistem tentang perekaman suara, cara kerja serta perakitan alat-alat yang digunakan.dalam pembuatan sistem tersebut

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Membahas tentang pengujian dari sistem yang telah dibuat, dan hasil penelitian yang telah dilakukan beserta dengan analisanya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diambil dari hasil analisa serta saran-saran yang diharapkan dapat mengembangkan tugas akhir ini.


(21)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori dasar yang berisi landasan-landasan teori sebagai hasil dari studi literatur yang berhubungan dengan sistem perparkiran yang ada dan juga perancangan sistem kontrol pada rangkaian serta teori penunjang mengenai komponen yang digunakan pada sistem, seperti kartu tag RFID, RFID Starter Kit serta perangkat lunak (software) yang terkait yakni bahasa pemprograman Delphi.

2.1 Sistem Perparkiran

Sistem perparkiran menurut Ir. Sunarno, M.Eng, Ph.D dalam bukunya Mekanikal Elektrikal Lanjutan 2006 terbagi ke dalam dua macam yakni sitem perparkiran luar gedung dan sistem perparkiran di dalam gedung. Sistem perparkiran di luar gedung biasanya dapat menggunakan halaman perkantoran atau pusat perbelanjaan. Perparkiran jenis ini sering kali tidak terkontrol, memakan lahan yang luas dan tidak aman. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan tujuan dari sistem perparkiran yang merupakan suatu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan area agar memperoleh penghasilan yang optimal, mengelolanya secara professional agar setiap kendaraan yang datang dapat memperoleh posisi parkir yang tepat aman dan nyaman.

Selanjutnya sistem parkir ini dibuat di dalam gedung. Sistem perparkiran jenis ini memberikan manfaat lebih diantaranya menampung lebih banyak kendaraan di lahan yang lebih kecil, parkir yang lebih terkontrol, keamanan yang


(22)

6 lebih terjamin, dan tingkat kenyamanan yang dapat terus ditingkatkan. Kemanfaatan yang ada dari sistem parkir jenis ini membuat banyak pihak mengembangkan lebih jauh jenis perparkiran tersebut sehingga terbentuk beberapa macam sistem parkir dalam gedung sebagai berikut :

 Sistem parkir dalam gedung kovensional

Sistem Parkir dalam gedung manual ini merupakan perparkiran yang biasa terlihat di perkantoran atau pusat perbelanjaan yang menyediakan ruang parkir secara bertingkat di area basement. Sehingga tidak memanfaatkan lahan yang luas. Kekurangan sistem parkir dalam gedung manual ini yaitu pengendara masih harus mengendarai kendaraan hingga menuju ruang parkir yang tersedia melalui jalan atau jalur yang telah disediakan.

 Sistem parkir dalam gedung otomatis (autopark)

Sitem Parkir dalam gedung otomatis atau yang sering disebut

autopark systems ini merupakan perkembangan dari sistem parkir dalam

gedung kovensional. Sistem ini memberikan kemudahan bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraan tanpa pengendara atau petugas harus mengendarai kendaraan sampai di ruang parkir yang tersedia. Saat memasuki fasilitas autopark systems, pengemudi akan menerima tiket, kemudian memasukan tiket tersebut ke dalam alat pembaca. Selanjutnya pengendara cukup memasukan kendaraan ke dalam kabin otomatis dan layar video akan memastikan mobil tersebut ditempatkan secara teratur. Setelah pengendara meninggalkan kendaraan maka pintu kabin di belakang pengemudi akan menutup dan computer menginstruksikan


(23)

7 sistem penyimpanan otomatis untuk meletakan kendaraan pada tempat yang masih kosong. autopark systems ini akan meletakan kendaraan secara hati-hati menempatkan kendaraan pada area terdekat dan mencatat lokasi tersebut untuk pemanggilan sewaktu kendaraan akan di ambil kembali. Kondisi ini menimbulkan banyak manfaat di antaranya memaksimalkan penggunaan lahan, menampung dua kali lipat sistem parkir dalam gedung kovensional, meningkatkan kenyamanan dan keamanan, tingkat polusi rendah dan harga pengoperasian yang relative murah. Namun kelemahan dari sistem ini adalah kendaraan yang dapat diparkirkan hanya kendaraan beroda empat dan berat kendaraan yang terbatas.

Namun sistem perparkiran jenis apapun sekiranya masih kurang lengkap bila tidak diberi display penginformsian ruang parkir pada pintu masuk gedung. Oleh karena itu semua jenis sistem perparkiran memerlukan display penginformasian ketersediaan ruang parkir.

2.2 Sensor RFID

RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu sensor frekuensi radio yang bisa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan proses identifikasi suatu objek dengan menggunakan frekuensi transmisi gelombang elektromagnetik (radio) [2].

Sensor RFID ini terdiri dari 2 piranti yaitu transponder dan reader.

Transponder (Transmitter + Responder) RFID ini merupakan komponen yang


(24)

8 data yang terdapat pada tag RFID. Sehingga secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem sensor RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sebuah basis data (tempat untuk penyimpanan data yang terkadung dalam tag)[11].

Teknologi sensor RFID fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis dikarenakan beberapa kelebihannya diantaranya tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Selain itu RFID mampu men-tracking atau melacak object yang bergerak. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi [12].

Sensor RFID bekerja dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik ialah gelombang yang terdiri dari medan listrik dan medan magnit yang satu sama lain saling tegak lurus[5]. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu panjang gelombang (λ), frekuensi (f) , amplitudo(A), dan kecepatan (v).

Perambatan dari sensor RFID ini terukur berdasarkan frekuensinya atau dengan kata lain salah satu kunci dalam sistem RFID adalah frekuensi kerjanya, dimana frekuensi itu sendiri adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu


(25)

9 gelombang semakin tinggi frekuensinya[5]. Dari daftar spektrum gelombang elektromagnetik, diketahui bahwa gelombang radio merupakan gelombang dengan panjang gelombang 1 mm - 10.000 km

Kinerja sensor RFID yang merupakan pengaplikasian dari kelebihan gelombang elektromagnetik maka sensor RFID memilki sifat-sifat dari gelombang elektomagnetik sebagai berikut [2] :

 Dapat merambat dalam ruang hampa.

 Merupakan gelombang transversal (arah getar tegak lurus arah

rambat), jadi dapat mengalami polarisasi.

 Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.

 Tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet

Oleh karena itu, jarak dari gelombang radio bisa mencapai jarak tempuh yang sangat jauh hingga ribuan km. Waktu tempuh dari gelombang radio yang dipancarkan oleh sensor RFID dari tag ke reader tersebut bergantung dari frekuensi yang dimiliki oleh RFID tersebut yang digambarkan dengan rumus T = 1/ f dan waktu yang diperlukan sensor bekerja dipengaruhi oleh panjang gelombang yang dimiliki sehingga kecepatannya dapat dihitung dengan rumus [5] :

v = s / t

atau v =

λ / T

atau

v = λ •

f


(26)

10 2.2.1 Tag RFID

Tag RFID adalah sebuah transponder yang telah terisi sebuah objek identifikasi berupa data. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya[13].

Bentuk tag RFID pada saat ini beraneka ragam. Ada tag berbentuk kartu, kapsul, label, chip dan juga berupa stiker adesif yang dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. Dalam gambar 2.1 berikut ini terdapat contoh-contoh dari RFID.

[Sumber :http://www.ipm.co.th/RFID%20Tag%20&%20Card, http://fadilaholic.files. wordpress.com/2008/12/contact_smartcard.jpg, http://lidyaoctarina.wordpress.com/]

Gambar 2.1 Jenis-jenis tag RFID

Tag tersebut terbuat dari rangkaian elektronika yang terdiri dari

intergrated circuit (IC), antena, dan memori yang saling

terintegrasi.Memori yang terdapat pada tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data digital yang terbagi menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data read only, misalnya serial number yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi atau Sel lain pada tag ini akan menjadikan tag dapat ditulis dan dibaca secara berulang. Tag RFID juga berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zona elektromagnetis, maka dia


(27)

11 akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer. Sehingga ketika tag ini melalui medan yang

dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan

mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan [2].

Tag RFID tersebut dapat bekerja ketika memiliki energi untuk memancarkan ID didalamya. Energi tersebut dapat diperoleh dari catu daya yang dimiliki oleh tag tersebut sendiri atrau berasal dari RFID

reader. Oleh karena itu berdasarkan sumber daya energi seperti yang

tercantum dalam RFID United State Government Accountability Office

(2005) maka diketahui bahwa tag terbagi menjadi 3 jenis yaitu :

Tabel 2.1 Spesifikasi Tag RFID Berdasarkan Energi Spesifikasi Tag Pasif Tag Semi Pasif Tag Aktif

Catu daya Energi dari Reader

RFID

Energi dari Reader RFID dan Baterai

Energi dari Baterai

Jangkauan Baca Mencapai 20 kaki Mencapai 100 kaki Mencapai 750 Kaki

Harga Agak Mahal Mahal Mahal

Kapasitas Memori Kecil (beberapa Kb) MB -GB Besar ( ≥ GB)

Pita Frekuensi 125 KHz 13,56 MHz MHz-GHz

Tipe Memori Read Only Read-Write Read-Write

Keamanan Data Agak tinggi Tinggi Tinggi

Kecepatan Data Agak Cepat Cepat Sangat cepat

Daya Tahan 20 th 7-15 th (bergantung baterai)

Ukuran kecil variatif Besar

Isi Hanya ID kompleks Kompleks

Kemudian berdasarkan rentang frekuensi seperti yang tercantum dalam jurnal Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI

2009) maka operasi frekuensi RFID terbagi menjadi 4 jenis seperti yang


(28)

12 Tabel 2.2 Spesifikasi Tag RFID Berdasarkan Frekuensi

Berdasarkan pemaparan teori di atas maka diketahui bahwa tag RFID yang digunakan dalam penelitian ini adalah tag RFID berbentuk kartu dan berjenis pasif yang memerlukan energi dari RFID reader.

2.2.2 Pembaca RFID

RFID akan bekerja sebagai sensor apabila RFID telah juga memiliki reader, oleh karena itu penelitian ini menggunakan RFID

reader yang berupa RFID Starter Kit buatan innovative elektronics. RFID

starter kit ini merupakan suatu sarana pengembangan RFID berbasis

reader tipe ID-12 yang telah dilengkapi dengan jalur komunikasi RS-232

serta indikator buzzer dan LED seperti yang terlihat pada gambar 2.2.


(29)

13

RFID reader atau Pembaca RFID ini berfungsi untuk menerima

dan mengirim gelombang frekuensi radio ketika terjadi komunikasi antara reader dan tag . Kemudian reader membaca kode-kode dari RFID tag yang ada di memori tag.

Inti dari sebuah RFID reader tersusun atas 5 komponen yaitu IC board, mikroprosesor, antena, memori reader dan transponder. Antena pada RFID reader bisa berupa antena internal dan eksternal. Antena

reader memancarkan gelombar radio transmiter reader dan menerima

frekuensi radio dari tag sebagai jawaban atau respon dari tag selama berada pada jangkauan deteksi.

2.3 Komputer

Komputer yang digunakan untuk mengoperasikan sistem pengaturan ketersediaan ruang parkir otomatis berbasis media komputerisasi ini berupa

netbook toshiba nb200 yang menggunakan processor intel atom dengan RAM 1

GHz dan sistem operasi Windows XP.

2.4 Port Serial

Sistem penghubungan antara dua perangkat dalam hal ini komputer (netbook) dengan sensor RFID disebut dengan sistem interface atau antarmuka. Menurut Iswanto dalam bukunya Antar muka port paralel dan Port serial sistem antarmuka ini terbagi menjadi dalam beberapa jenis yaitu port paralel dan port serial akan tetapi jenis port yang digunakan dalam penelitian ini adalah port serial dan berikut pemaparan lebih jauh mengenai port serial.


(30)

14 Port Serial adalah sebuah interface yang mana besar penerimaan dan pengiriman data sebesar 1 bit pada saat melalui satu kabel. Kelebihan dari port serial hanya membutuhkan sedikit kabel. Untuk komunikasi dua arah (full duplex) hanya dibutuhkan 3 kabel yang berbeda, satu untuk mengirimkan data, satu untuk menerima data dan satu lagi untuk pentanahan (ground).

Port serial yang mempunyai jenis male dan female ini memiliki 9 pin sambungan.seperti dalam gambar 2.3

(a) male (b) female Gambar 2.3 Konektor Port Serial

Kesembilan pin-pin tersebut memiliki fungsi-fungsi tersendiri seperti yang tergambarkan dalam gambar 2.4 berikut ini.

Gambar 2.4 Nama Pin Konektor Port Serial

Adapun fungsi dari setiap pin yang ada pada port serial ini tercantum dal tabel 2.3 di bawah ini :


(31)

15 Tabel 2.3 Pin Port Serial

No Pin

Nama Sinyal Direction Keterangan

1. DCD (Data Carier

Detect /Receive Line Signal Detect)

In dengan saluran ini DCE memberitahukan ke

DTE bahwa pada terminal masukkan ada data masuk.

2. RxD (Receive Data) In digunakan DTE menerima data dari DCE.

3. TxD (Transmit Data) Out digunakan DTE mengirimkan data ke DCE.

4. DTR (Data Terminal

Ready)

Out pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan

terminalnya.

5. GND (Signal Ground) - saluran ground.

6. DSR (Data Set Ready) In sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa

DCE sudah siap.

7. RTS (Request To

Send)

Out dengan saluran ini DCE diminta mengirim data

oleh DTE.

8. CTS (clear to send) In dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa

DTE boleh mulai mengirim data.

9. RI (Ring Indikator) In pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE

bahwa sebuah stasiun menghendaki

berhubungan dengannya.

Pada prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak akan tetapi untuk

interfacing port serial memiliki kemampuan jarak pengiriman yang lebih jauh

dibandingkan port paralel.

Beberapa contoh penerapan komunikasi serial ialah mouse, scanner dan sistem akuisisi data yang terhubung ke port serial COM1/COM2 dengan Tata hubungan kabel port serial sebagai berikut:

Pin TxD ke pin RxD yang lain Pin RxD ke pin TxD yang lain


(32)

16 RTS dan CTS dihubungsingkatkan

DSR dan DTR dihubungsingkatkan GND ke GND yang lain

Oleh karena itu untuk menghubungkan port serial ini ke port lain seperti USB akan dapat dihubungkan dengan konfigurasi seperti yang terlihat pada gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Konfigurasi Port Serial dengan USB

Port serial memiliki karakteristik standar sinyal dan standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan ialah standar RS232. Standar ini hanya

menyangkut komunikasi data antara komputer (Data Terminal Equipment– DTE)

dengan alat – alat pelengkap komputer (Data Circuit-Terminating Equipment – DCE). Standarad RS232 inilah yang biasa digunakan pada serial port IBM PC

Compatibel. Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan

sebagai berikut:

1. Logika ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 volt hingga -25 volt. 2. Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 volt hingga +25 volt.


(33)

17 3. Daerah tegangan antara -3 volt hingga +3 volt adalah invalid level, yaitu daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Demikian juga level tegangan lebih negatif dari -25 volt atau lebih positif dari +25 volt juga harus dihindari karena dapat merusak line

driver pada saluran RS232.

2.5 Bahasa Pemrograman Delphi

Borland Delphi merupakan salah satu software aplikasi pemrograman yang merupakan perkembangan dari bahasa pemrograman pascal sehingga bisa dikatakan sebagai variant dari bahasa pascal. Borland delphi ini termasuk pemprograman bahasa tingkat tinggi yakni pemprograman dengan perintah-perintah yang mudah dipahami oleh manusia dikarenakan menggunakan bahasa yang terbiasa digunakan manusia. Bahasa delphi disebut juga bahasa prosedural artinya megikuti suatu urutan tertentu dalam pembuatannya[8].

Borland Delphi memiliki banyak versi, akan tetapi pada penelitian ini digunakan Delphi 7. Pemilihan versi Delphi 7 ini karena Delphi 7 memiliki fitur dan fasilitas. dan salah satu alasan memilih program delphi salah satunya adalah fasilitas interfacing dengan hardware luar. Interfacing hardware merupakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk membuat antarmuka antara computer dengan hardware.

Borland Delphi memiliki IDE (Integrated Development Enviroment). IDE adalah bagian dari delphi yang digunakan untuk menciptakan aplikasi, dengan IDE inilah para programer secara visual merancang tampilan untuk para user (pengguna antarmuka) dan menulis listing program (kode) [6]. Pada gambar 2.6 berikut ini akan diperlihatkan IDE dari Borland Delphi.


(34)

18 Gambar 2.6 Tampilan IDE Program Delphi

Berdasarkan gambar 2.1 di atas maka diketahui program delphi tersusun atas beberapa bagian dan berikut ini penjelasannya[8] :

1. Form Designer,

Form, adalah Windows kosong tempat merancang antarmuka pemakai

(user interface) aplikasi. Tampilan awalnya seperti pada gambar 3. Pada form

inilah ditempatkan komponen-komponen sehingga aplikasi dapat berinteraksi dengan pemakainya

2. Main Menu.

Main menu pada Delphi memiliki kegunaan yang sama seperti aplikasi Windows. Pada bagian menu terdapat sembilan menu utama, yaitu menu File, Edit, Search, View, Project, Run, Component, Database, Tools dan Help.

Unit Form Designer

Object Inspector

Object Tree View Toolbar Main Menu Component Palet


(35)

19

3. Toolbar

Toolbar fungsinya sama seperti dari main menu, hanya saja pada toolbar

pilihan-pilihan berbentuk icon. Icon-icon pada toolbar adalah pilihan-pilihan pada menu yang sering digunakan dalam membuat program aplikasi.

4. Component Palette.

Component Palette adalah tempat di mana kontrol-kontrol dan

komponenkomponen diletakkan. Kontrol-kontrol dari komponen-komponen yang terdapat pada component palette dipakai dalam pembuatan objek aplikasi dan kemudian meletakkan objek tersebut pada rancangan form.

5. Object Inspector.

Object Inspector adalah tempat untuk properti dan event dari setiap objek

kontrol. Objek inspector juga dipakai untuk mengatur properti dari objek kontrol yang dipakai. Selain itu object inspector juga berfungsi untuk membuat dan melihat event dari setiap objek kontrol.

6. Unit (Kode editor.)

Unit / kode editor merupakan tempat dimana ingin meletakan atau menuliskan kode program. Pada bagian kode editor dapat dituliskan pernyataan-pernyataan dalam objek pascal. Setiap penambahan komponen pada form, Delphi akan secara otomatis menuliskan kerangka programnya dalam kode editor. Kode

editor dilengkapi dengan fasilitas highlight yang memudahkan pemakai

menemukan kesalahan. Keuntungan Pemakaian Delphi adalah tidak perlu menuliskan kode -kode sumber karena Delphi telah menyediakan kerangka penulisan program.


(36)

20 terdiri dari file project dan sebuah unitakan tetapi terdapat beberapa file yang dibentuk pada saat membangun sebuah program aplikasi. Berikut ini merupakan file-file penyusun projek yang terdapat pada program Delphi [8], yaitu :

1. File Project (.Dpr) dan file Unit (.Pas)

Sebuah program Delphi terbangun dari modul-modul source code yang disebut unit. Delphi menggunakan sebuah file projek (.Dpr) untuk menyimpan program utama. File sumber untuk unit biasanya berisi sebagian besar kode di dalam aplikasi, file ini ditandai dengan ekstensi (.Pas). Setiap aplikasi atau projek terdiri atas file projek tunggal atau lebih dalam file unit.

2. File Form (.Dfm)

File form adalah file biner yang dibuat oleh Delphi untuk menyimpan informasi yang berkaitan dengan form

3. File Resource (.Res)

File resource merupakan file biner yang berisi sebuah ikon yang digunakan oleh project. File ini secara terus menerus di-update atau diubah oleh Delphi sehingga file ini tidak bisa diubah oleh pemakai. Dengan menambahkan file resource pada aplikasi dan menghubungkan dengan file project dapat menggunakan editor resource, misalnya editor untuk membuat file resource.

4. File Project Options (.Dof) dan File Desktop Settings (.Dsk)

File project options merupakan file yang berisi options-options dari suatu

project yang dinyatakan melalui perintah Options dari menu Project. Sedang file

desktop setting berisi option-option yang dinyatakan melalui perintah


(37)

21 tersebut adalah bahwa file project options dimiliki oleh setiap project sedangkan file desktop setting dipakai untuk lingkungan Delphi.

Apabila ada kerusakan pada kedua jenis file tersebut dapat mengganggu proses kompilasi. Prosedur yang dapat kita tempuh untuk menangani gangguan tersebut adalah dengan menghapus kedua jenis file tersebut yaitu .Dof dan .Dsk karena kedua file tersebut akan terbentuk secara otomatis pada saat menyimpan project.

5. File Backup (.~dp, .~df, .~pa)

File-file dengan ekstensi di atas merupakan file backup dari suatu project,

form dan unit. Ketiga jenis file tersebut akan terbentuk pada saat proses

penyimpanan untuk yang kedua kalinya. Kerena ketiga file tersebut berjenis

backup (cadangan) maka ketiga jenis file tersebut berisi salinan terakhir dari

filefile utama sebelum disimpan lebih lanjut. 6. File jenis lain

File-file dengan ekstensi lain yang dapat ditemukan dalam folder tempat penyimpanan program aplikasi selain yang memiliki ekstensi yang telah disebutkan pada umumnya adalah file-file yang dibentuk oleh compiler dan beberapa file Windows yang digunakan Delphi. File-file tersebut yaitu :

a. File Executable (.Exe). File ini dibentuk oleh compiler dan meruakan file esekusi (executable) dari program aplikasi. File ini berdiri sendiri dan hanya memerlukan file library di DLL, VBX dan lain-lain

b. File unit Object (.Dcu). File ini merupakan file unit (.Pas) yang telah dikompilasi oleh compiler yang akan dihubungkan dengan file esekusi.


(38)

22 c. File Dinamic Link Library (.Dll). File ini dibentuk oleh compiler

apabilakita merancang .DLL sendiri.

d. File Help. File ini merupakan file Windows dan merupakan file help standar yang dapat dipakai diprogram aplikasi Delphi.

e. File Image (.Wmf, .Bmp, .Ico). File-file ini merupakan file Windows dari aplikasi selain Delphi yang dapat digunakan untuk mendukung program aplikasi yang kita rancang tampak lebih menarik.

2.6 Microsoft Access

Microsoft Access 2003 biasa disingkat MS. Access 2003 merupakan salah satu perangkat lunak yang tergolong Relational DataBase Management System

(RDBMS) yang terkenal dan banyak digunakan saat ini. Banyaknya fasilitas yang disediakan oleh MS Access serta mudahnya dalam pengoperasiannya, menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri menggunakan software ini. MS Access ini dapat melakukan proses penyortiran, pengaturan data, pembuatan tabel, query, form, report, pages, macros dan modules yang semuanya sudah terintegrasi dalam MS. Access serta sangat berguna dalam mengelola database.

Adanya fungi yang terdapat pada Ms.Access tersebut maka pada penelitian ini microsoft access menjadi tempat penyimpanan data dari setiap data yang masuk. Untuk dapat terhubung menjadi basis data maka diperlukan penggunaan mesin basis data berupa Microsoft Jet Database Engine [9]. Penggunaan Ms. Access sebagai sebuah software yang berfungsi untuk mengelola database, tentu MS. Access mempunyai tool atau komponen utama untuk mendukung fungsinya tersebut.. Tabel 2.4 berikut merupakan komponen utama dari MS. Access 2003 [10] :


(39)

23 Tabel 2.4 Komponen utama MS. Access 2003

Komponen Fungsi

Tabel, merupakan komponen inti yang berfungsi untuk menyimpan data dengan topic tertentu, Misalnya. Data mahasiswa disimpan pada tabel mahasiswa. Data disimpan dan disusun dalam bentuk baris(record) dan kolom (Field)

Queries, berfungsi untuk menampilkan atau meminta data tertentu dari database, sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah query dapat digunakan mengakses beberapa tabel secara bersamaan. Queries memegang peranan penting dalam mengelola sebuah database.

Form, berfungsi untuk menampilkan, input, edit, hapus data dan lain sebagainya dengan tampilan antar muka (interface) yang lebih baik.

Reports, sesuai dengan namanya, bagian ini berfungsi untuk menyajikan laporan, sehingga dapat dicetak pada layar monitor atau langsung ke printer. Pages, berfungsi untuk menyediakan database yang dibuat dengan access sehingga dapat juga di akses melalui internet explorer.

Macros, merupakan rangkaian instruksi yang dapat dikenakan pada object yang ada pada form. Sebuah Macro dapat disimpan dan dijalankan ulang secara otomatis. Misal : Insruksi untuk membuka atau menutup sebuah form, instruksi untuk mencetak report pada form dan lain sebagainya.


(40)

24 BAB III

METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang sistem Pengaturan Ketersediaan Ruang Parkir Otomatis

Berbasis Media Komputerisasi ini dilaksanakan selama kurang lebih enam

bulan dimulai dari 2 Juni 2010 sampai dengan 2 Desember 2010 yang bertempat di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Peralatan dan Bahan Penelitian I. Peralatan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : - Netbook NB 200

- Kabel Port Serial to USB jenis RS232

II. Bahan Penelitian

Bahan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain :

- Hardware yang diperlukan dalam simulasi ini terdiri dari RFID Tag dan RFID Starter Kit

- Software yang diperlukan dalam simulasi ini yaitu program Borland Delphi 7 dan Miscrosoft Access 2003

- Alat penunjang yang diperlukan dalam simulasi ini adalah baterai 9V dan kabel penghubung baterai.


(41)

25 3.3 Tahapan Penelitian

Gambar 3.1 berikut ini merupakan bagan diagram alur dari tahap awal hingga tahap akhir penelitian ini.

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

Diagram alur di atas adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk penelitian ini terdiri atas 5 proses inti. Berawal dari persiapan alat dan bahan seperti yang tertera pada bab 3 subbab 3.2 dan kemudian berlanjut pada pengaturan konfigurasi sistem. Pengaturan konfigurasi sistem adalah analisis serta pemasangan mode yang tepat pada sensor sehingga dapat kompatibel dengan jalur penghubung dan netbook yang digunakan. Setelah proses tersebut usai maka dilakukan pengaturan sistem antarmuka (interface) supaya interkoneksi keduanya dapat berjalan dengan baik.Selanjutnya pembuatan sebuah program aplikasi dilakukan untuk dapat mengelola semua sistem yang terkait. Tahap akhir dari penelitian ini adalah pembuatan analisa dan pembahasan terhadap sistem yang telah dibuat.

Selesai Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Pengaturan Konfigurasi Sistem Sensor

Pembuatan Program Aplikasi Sistem Parkir Pengaturan Sistem Antarmuka


(42)

26 3.4 Prosedur Kerja

Penelitian ini akan membahas tentang sebuah sistem penginformasian ketersediaan ruang pada sebuah area parkir. Penginformasian ketersediaan ruang parkir ini secara otomatis akan menampilkan sejumlah ruang yang masih tersedia di dalam sebuah area parkir sebelum pengendara memasuki area perparkiran.

Display ketersediaan ruang parkir ini akan bekerja menginformasikan kepada pengendara secara otomatis sehingga memerlukan adanya sensor yang akan mengubah display seven segment seketika ada kendaraan yang masuk ataupun keluar dari area parkir. Sensor tersebut akan dioperasikan oleh sebuah komputer untuk selanjutnya diolah dan diteruskan kepada simulasi display seven segment.

Adapun sensor yang digunakan pada sistem pengaturan ini adalah perangkat sensor RFID dan rancangan simulasi dari pengaturan ketersediaan ruang parkir otomatis berbasis komputerisasi ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Diagram Blok

Diagram di atas yang merupakan alur simulasi dari kerja sistem penginformasian ketersediaan ruang parkir otomatis ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sensor RFID / RFID Starter Kit

Display Seven Segment (simulasi)

Portal (Simulasi) Tag RFID


(43)

27 Loket pintu masuk

Loket pintu masuk merupakan penerimaan awal kendaraan. Pada loket tersebut tersedia RFID Reader yang telah terhubung dengan sebuah komputer. Dimana komputer tersebut pada akhirnya menggerakan portal dan display 7segment. Portal dan 7segment yang digunakan dalam perancangan kali ini hanya berupa simulasi. Namun dari simulai tersebut dapat dilihat bahwa sistem telah bekerja.

Kartu ID yang telah terbaca oleh RFID Reader akan diidentifikasi oleh komputer. Keadaan ini akan memberikan sejumlah informasi yang diperlukan pada petugas berupa tanggal, jam masuk dan ruang parkir yang akan digunakan. Selain itu pembacaan sensor akan menginformasikan bahwa ruang yang tersedia semakin berkurang sehingga display mengalami penurunan nilai angka dan juga terbukanya portal secara otomatis.

Loket pintu keluar

Loket keluar merupakan penerimaan akhir kendaraan. Loket pada pintu keluar dijaga oleh petugas guna keperluan administrasi dan pengecekan. Tag ID yang dimiliki oleh pengendara kemudian kembali di dekatkan pada RFID reader. Selanjutnya sensor akan mengindentifikasi kartu tag dan meneruskan informasi tersebut kepada komputer yang terhubung. Kemudian dari informasi yang diterima, komputer akan menginformasikan kepada petugas jumlah biaya parkir yang harus dibayar kemudian menaikan kembali nilai angka pada monitor display 7segmen dan setelah proses transaksi selesai maka portal akan dibuka oleh petugas.


(44)

28 Situasi kendaraan masuk dan keluar di atas dipermisalkan dengan contoh sebagai berikut :

- Situasi keadaan kendaraan masuk adalah kondisi dimana tag RFID didekatkan satu kali pada RFID reader.

- Situasi kendaraan keluar adalah kondisi dimana tag RFID yang sama didekatkan untuk kedua kalinya pada RFID reader.

Selanjutnya pengaplikasian sensor untuk keadaan tersebut yang sebenarnya memerlukan dua buah RFID Starter Kit yang akan diletakan pada pintu masuk dan pintu keluar yang tersambung pada satu komputer seperti dalam gambar 3.3.

Gambar 3.3 Sambungan Komputer Dengan Dua RFID Reader

Namun pemakaian satu sensor pada keadaan tersebut juga dapat diaplikasikan, hanya saja untuk penggunaan satu sensor pengendara yang akan masuk dan yang akan keluar tidak dapat mengambil dan mengembalikan kartu dalam keadaan bersamaan. Selain itu letak pintu masuk dan keluar harus sangat berdekatan.

Penggunaan satu sensor RFID dinilai lebih efisien dari segi biaya mengingat harga dari sensor RFID yang relatif mahal. Oleh karena itu, pada penelitian ini sensor RFID yang digunakan hanya satu. Dimana keadaan penggunaan satu buah sensor telah dapat menggambarkan sebuah sistem


(45)

29 pengaturan ketersedian ruang parkir otomatis dan jika akan menggunakan dua buah sensor maka hanya memerlukan penambahan pengaturan program untuk kondisi comport pada program aplikasi.

Dengan kondisi tersebut maka aplikasi dari sitem ini dapat disimulasikan seperti dalam gambar 3.4.

Gambar 3.4 Skema Simulasi Penerapan Sistem Ketersediaan Ruang Parkir Untuk membuat program aplikasi untuk sistem tersebut, selain memerlukan komputer yang terhubung dengan piranti sensor RFID juga membutuhkan pemprograman delphi7 yang telah terinstal sebagai piranti lunak yang akan melakukan pemprosesan sistem.

3.5 Pengaturan Rangkaian RFID Starter Kit

Sebelum melakukan pengaturan terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap sistem yang telah dimiliki oleh RFID Starter Kit sehingga dapat mengetahui spesifikasi hardware dan sistem yang digunakan pembaca RFID pada Sensor RFID.


(46)

30 Sensor RFID yang digunakan dalam penelitian ini adalah RFID Starter Kit buatan innovative electronics. RFID Starter Kit tersebut merupakan suatu sarana pengembangan RFID berbasis reader ID-12, seperti pada gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5 Reader ID – 12

RFID Reader ini memiliki spesifikasi seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Spesifikasi Reader ID-12

Reader ID-12 yang berjenis reader only atau pembaca saja ini memiliki 11 pin yang terdiri dari ground (pin 1), reset bar/vcc (pin 2), antena (pin 3 dan 4), future/CP (pin 5), future /prog led(pin 6), format selektor +/- (pin 7), data pin 1(pin 8), data pin 0 (pin 9), led (pin 10), dan power suplay 5v (pin 11). Gambar 3.6 berikut ini adalah gambar struktur pin reader ID-12


(47)

31 Gambar 3.6 Struktur Pin Reader ID – 12

Setiap pin-pin tersebut akan menghubung Reader ID-12 dengan perangkat lain yang terdapat dalam RFID Starter Kit. Berikut ini merupakan komponen penyusun dari RFID Starter Kit, diantaranya :

- Jumper 7 buah

- Buzzer 5V 1 buah

- Kapasitor 1uF/ 16V 1buah - Kapasitor100uF /16 V 1buah - Kapasitor 22uF/16 V 1buah - Kapasitor 100nF 1buah - Dioda BAT 85 1buah - Dioda 1N4002 1buah

- Dioda LED 2buah

- Connector RS232 1buah - U1 - IC 7805CT 1buah - U2 – ID 12 1buah


(48)

32 - Resistor 4K7 2buah

- Resistor 100R 1buah - Resistor 10K 2buah - Resistor 220 2buah - Resistor 390R 1buah

- Q MMBT3906 1buah

- Q MMBT3904 2buah

- Dari komponen tersebut pada akhirnya membentuk alat RFID Starter Kit yang terlihat seperti dalam gambar 3.7.

Gambar 3.7 RFID Starter Kit

Sedangkan bentuk konfigurasi sambungan RFID starter Kitnya diperlihatkan seperti pada gambar 3.8 berikut ini :


(49)

33 Pemilihan RFID Starter Kit tersebut sebagai sensor RFID yang digunakan dalam penelitian ini dikarenakan RFID Starter Kit buatan innovative electronics ini telah dilengkapi dengan beberapa jalur komunikasi. Jalur komunikasi pada RFID Starter Kit atau RFID Reader ini dapat diatur sesuai kebutuhan, termasuk didalamnya pengaturan untuk penggunaan jalur komunikasi RS-232 yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jalur komunikasi RS-232 merupakan jalur komunikasi pendukung interface yang diperlukan untuk menghubungkan antara sensor RFID dengan netbook melalui kabel penghubung port serial to USB jenis RS-232.

Untuk dapat menggunakan jalur komunikasi RS-232, maka RFID Starter Kit yang menggunakan Reader ID-12 berjenis reader only memerlukan pengaturan hubungan melalui jumper yang terpasang dalam RFID Starter Kit tersebut dan untuk pengoneksian jalur ini maka kabel port serial to USB akan terhubung dengan J1, seperti pada gambar 3.9 berikut ini.

Gambar 3.9 Konektor Jalur Komunikasi RS-232 Pada (Jumper 1)

Pada Gambar 3.9 terlihat bahwa pin yang digunakan di jumper 1 atau konektor RS-232 ada 4 pin yaitu pin 2, pin 3, pin 4 dan pin 5. Pin-pin tersebut selanjutnya akan terhubung dengan konektor yang terdapat dalam netbook. Konfigurasi tersebut akan menciptakan hubungan straight antara sensor dengan netbook, seperti pada tabel 3.2 berikut ini.


(50)

34 Tabel 3.2 Pin Sambungan Pada Setiap Konektor

Kedua konektor tersebut kemudian akan dapat berjalan sebagaimana fungsinya apabila telah tepat mengatur format data yang dibutuhkan dalam interface antara sensor dengan netbook dan untuk jumper 1 / konektor RS-232 ini yang digunakan untuk RFID reader only mermerlukan format data dalam mode UART RS-232 (ASCII). Tabel 3.3 berikut ini adalah tabel pin untuk format ASCII.

Tabel 3.3 Deskripsi Pin Reader ID-12 dan Format Data Keluar

Berdasarkan format data mode UART RS-232 (ASCII) untuk reader only tersebut maka diperlukan konfigurasi pengaturan jumper 3 (J3), jumper 4 (J4) dan jumper 6 (J6) seperti dalam gambar 3.10

Gambar 3.10 Konfigurasi J3, J4 dan J6 RFID Starter Kit J1 Port Serial to USB

RX (pin 5) RX (pin 2)

TX (pin 4) TX(pin3)


(51)

35 Setelah semua sistem terkonfigurasi secara tepat kemudian RFID Starter Kit perlu dihubungkan dengan listrik DC bertegangan 9 – 12 Volt pada jumper 2 untuk pengaktifan sensor RFID tersebut.

3.6 Interkoneksi Sensor dengan Netbook

Seperti telah diketahui diketahui bahwa koneksi antara Sensor RFID dengan netbook menggunakan kabel port serial to USB jenis RS-232. Untuk dapat menggunakan kabel penghubung tersebut maka memerlukan penginstalan driver terlebih dahulu. Selanjutnya setelah terinstal, kemudian dilakukan pengecekan port pada computer management – device manager – netbook – universal serial bus controller untuk memastikan bahwa kabel tersebut telah terhubung dengan komputer yang selanjutnya dihubungkan dengan RFID Starter Kit.

3.7 Perancangan Program

Perancangan program sangat diperlukan dalam penelitian ini yaitu untuk menjalankan kerja dari sensor RFID menjadi sebuah sistem pengaturan display ketersediaan ruang parkir. Program tersebut akan digunakan dalam banyak pengelolaan , mulai dari pengelolaan interface hingga pengelolaan display di layar monitor. Oleh karena itu, untuk mengurangi kesulitan dalam menentukan arah program yang akan dibuat, maka perlu adanya sebuah gambaran umum sebagai acuan pembuatan program. Acuan pembuatan program dalam penelitian ini tergambar dalam flowchart berikut :


(52)

36 Gambar 3.11 Flowchart Pemprograman

Berdasarkan flowchart di atas, maka pemprograman sistem display ketersediaan ruang parkir ini terdiri atas 4 (empat) bagian rangkaian yaitu pemprograman antarmuka sensor-netbook, pemprograman untuk penerimaan sinyal digital (pembacaan ID tag RFID), pemprograman database dan pemprograman display untuk 7segment serta portal.

Mulai

Interface Sensor -Netbook

Terkoneksi?

Koneksi Tag dengan Reader RFID

Terbaca ?

Identifikasian ID Tag di Database

Jam keluar ada?

Insert data pada kolom no_kartu

dan jam masuk Insert data pada kolom jam keluar

Portal masuk terbuka kemudian tertutup otomatis Display 7segment -1 Display 7segment +1

Insert data pada kolom lama

parkir Insert data pada

kolom tarif Tampil pada layar monitor

petugas

Open portal keluar kemudian tertutup otomatis Selesai Transaksi oleh petugas Print Print No Yes Yes No No Yes


(53)

37 Pemprograman untuk mengelola interface ini dibuat dengan menggunakan software pemprograman delphi7, demikian pula untuk pemprograman hingga tahap akhir. Adapun alasan menggunakan program ini yaitu disebabkan RFID Starter Kit sebagai alat yang dipakai untuk membaca tag RFID ini telah menggunakan program delphi7 sebagai program pengoperasiannya. Program ini terus dilanjutkan penggunaannya untuk interface dan menjalankan pengelolaan yang ada sebab dikhawatirkan apabila mengganti bahasa program yang digunakan akan mengakibatkan disconection pada sistem.

Berikut ini permprograman delphi yang telah digunakan dalam RFID Starter Kit dalam program tester untuk pengoneksian pada jalur komunikasi RS-232. Jalur komunikasi RS-232 tersebut kemudian tersambung dengan menggunakan port com 1. Untuk pengecekan konektivitas antara keduanya kemudian dilakukan tes dengan cara mendekatkan tag RFID kepada RFID Starter Kit. Terkoneksinya rangkaian bagian pertama ini dapat dicek dengan program delphi seperti tampilan pada gambar 3.12 berikut ini.


(54)

38 3.7.1 Pengaturan Pemprograman Sistem Antarmuka

Setiap pembuatan program aplikasi di dalam pemprograman delphi untuk pertama kali, maka secara langsung akan berhadapan dengan tampilan sebuah form. Di dalam form ini kemudian akan diletakan komponen-komponen dan urutan perintah yang dibutuhkan untuk mendesain program aplikasi dari penelitian yang akan dibuat.

Pada program aplikasi ini terdiri dari dua form. Form 1 yang diberi nama RFID Sensor Read, form ini adalah desain program yang pada akhirnya nanti akan menjadi tampilan pada layar monitor petugas jaga. Sedangkan form 2 yang diberi nama Display 7Segment adalah desain tampilan untuk layar monitor bagi pengendara yang akan memasuki area perparkiran.

Tampilan untuk pemprograman sistem interface ini terdapat pada form 1. Namun untuk membuat program interface tersebut dibutuhkan komponen tambahan pada palet komponent berupa CPortLib untuk penghubungan program dengan jalur komunikasi port serial to USB (kabel RS-232). Komponen tersebut perlu diinstal terlebih dahulu. Selanjutnya akan muncul palet komponen CPortLib tersebut seperti yang tertampil pada gambar 3.13 setelah penginstalan berhasil dilakukan.


(55)

39 procedure TForm1.Com(Sender: TObject);

{ penambahan listing bila menggunakan 2 sensor ditulis dengan pemulaian //} begin comport1.Close;

comport1.Port:=combobox1.Items.Strings[combobox1.ItemIndex]; comport1.Open;

// comport2.Close;

//comport2.Port:=combobox2.Items.Strings[combobox2.ItemIndex]; //comport2.Open;

end;

Pemprograman delphi untuk sistem interface selanjutnya mengambil beberapa komponen dari komponen palet yang ada, diantaranya yaitu label dan

combobox dari komponen palet standard serta Comport dan ComDataPacket dari

komponen palet CPortLib dengan pengaturan seperti pada tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Pengaturan Komponen Untuk Sistem Interface

Komponen Properties Setting

TForm1 Caption RFID Sensor Read

Label1 Caption Pilih Com Port

Combobox1 Caption Combobox1

Comport1 Caption Comport 1

Port COM1

Langkah selanjutnya adalah membuat listing program untuk menjalankan sistem program antarmuka dengan procedure program berikut ini ;

Namun sebelumnya perlu menyelipkan perintah untuk komponen antarmuka pada


(56)

40 procedure TForm1.FormShow(Sender: TObject);

//begin if Form1.Caption=‘RFID Sensor Read’ then begin combobox1.ItemIndex:=0;

comport1.Close;

comport1.Port:=combobox1.Items.Strings[0]; comport1.Open;

//end else //begin

//comport2.close;

//comport2.Port:=combobox2.Items.Strings[0]; //comport2.Open;

--- //end

end;

3.7.2 Pengaturan Pemprograman Pembacaan Kode Tag RFID

Pada bab 2 telah dibahas bahwa sensor RFID ini bekerja dengan gelombang radio yang mana Sensor RFID akan memancarkan medan magnet dengan frekuensi konstan dan frekuensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 125 KHz. Selanjutnya ketika tag berada di sekitar atau didekatkan dengan sensor RFID, maka tag akan menerima energi yang dipancarkan oleh sensor RFID tersebut. Energi tersebut kemudian digunakan untuk mengirimkan ID yang dimiliki oleh tag RFID kepada sensor RFID itu kembali. Kode dari tag RFID selanjutnya di-encoding


(57)

41 sehingga sensor RFID mendapatkan ID dari tag tersebut. Oleh karena itu gelombang elektromagnetik yang bekerja pada tag-sensor RFID ini akan bisa memiliki keluaran berupa sinyal-sinyal digital. Sinyal-sinyal digital yang ada akan diterjemahkan dalam mode UART RS-232 dengan format data ASCII seperti dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kode ASCII

Berdasarkan tabel kode ASCII diatas maka ID dapat diterjemahkan dan untuk pengecekan dan pembacaan pada program delphi diperlukan beberapa komponen yang di antaranya yaitu label dan memo dari palet komponen standard,

DBEdit dari Data Controls, serta ComDataPacket dari CPortLib dengan

pengaturan sebagai berikut :

Tabel 3.6 Pengaturan Komponen Untuk Sistem Interface Komponen Properties Setting

ComDataPacket1 Caption ComDatapacket1

Port COM1

Label2 Caption Nomor Kartu

DBEdit1 Caption DBEdit1

Memo1 Caption Memo1

Button1 Caption Tes Serial

Timer1 Caption Timer1

Interval 1000


(58)

42 Selanjutnya adalah membuat listing program untuk menjalankan sistem program pembacaan ID dari tag dengan membuat function seperti yang terdapat dalam function tform1.hextoint(input : string):longint;

Setelah penulisan function selesai kemudian membuat prosedur menjalankan program untuk penerjemahan kode yang ada di dalam tag RFID dengan beberapa prosedur diantaranya yaitu :

procedure TForm1.FormShow(Sender: TObject);

procedure TForm1.ComPort1RxChar(Sender:TObject; count:Integer); procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);

procedure TForm1.Timer1Timer(Sender: TObject); Procedure Tform1.StopTesSer;

3.7.3 Perancangan Pemprograman Database Parkir

Suatu program aplikasi sistem parkir tentu memerlukan adanya sebuah database untuk menghimpun suatu data mengenai keluar masuknya kendaraan pada area perparkiran juga untuk memantau jumlah finansial yang didapatkan dari pengelolaan tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini database yang dibuat terdiri dari no, no_kartu, jam_masuk, jam_keluar, lama_parkir, dan tarif seperti yang tergambar pada gambar 3.14. Tabel-tabel tersebut disesuaikan juga untuk kebutuhan perangkat lunak dari tiap bagian untuk menjalankan beberapa sistem yang terkait dengan database tersebut.


(59)

43 Database tersebut dibuat dengan menggunakan perpaduan antara delphi7 sebagai relation dengan program microsoft access 2003 sebagai penyimpan data. Sehingga antara perangkat lunak delphi7 dan microsoft access perlu dihubungkan dengan sebuah driver provider, namun sebelum melakukan konektivitas antara kedua perangkat lunak tersebut, terlebih dahulu harus membuat database dalam microsoft access. Setelah dibuat, kemudian barulah menyambung konektivitas di antara keduanya dari program delphi. Pembangunan konektivitas database dalam pemprograman delphi memiliki arsitektur aplikasi yang terdiri dari komponen koneksi data, source data, akses data dan kontrol data yang akan saling berintegrasi dengan database penyimpan data seperti pada gambar 3.15 berikut :

Gambar 3.15 Arsitektur Aplikasi Database Delphi

Database penyimpan data, seperti yang telah disebutkan di atas yaitu microsoft access. Selanjutnya penyambungan konektivitas dengan database penyimpan data tersebut dilakukan melalui delphi. Pembacaan akhir dari database yang telah terbangun dapat dilihat pada komponen data kontrol ini sebab data kontrol tersebut merupakan penampil data dari database yang direpresentasikan oleh dataset (ADOTable dan ADOQuery) dengan melalui komponen koneksi data (ADOConnection) dan Data Source.

Database Penyimpan Data (Microsoft Access)

Data Source ADO Connection

ADO Table ADOQuery DBGrid


(60)

44 Pengaktifan ADOConnection agar dapat berfungsi sebagai jalan pembuka konektivitas antara access dengan delphi memerlukan beberapa pengaturan dengan langkah-langkah berikut setelah mengambil komponen ADOConnection ( ) dari komponen palet ADO :

 Double Klik pada komponen ADOConnection atau Connection String sehingga akan hadir gambar 3.16

Gambar 3.16 Penggunaan String Koneksi

 Klik Build dan pilih driver provider yang akan digunakan (dalam penelitian ini Microsoft Jet 4.0 OLE DB Provider) seperti yang terlihat pada gambar 3.17.

Gambar 3.17 Pengaturan Driver Provider

 Klik tombol next sehingga muncul tabel untuk masukan database dan klik kembali pad tombol [… ] lalu pilih database yang akan digunakan.


(61)

45 Gambar 3.18 Pengaturan Database

 Klik tombol Test Connection sehingga muncul pemberitahuan Test

Connection Succeede.dan klik tombol OK.

 Klik tombol OK pada dialog box Form1.ADOConnection1.Connection String

 Selanjutnya mengatur Object Inspector ADOConnection seperti gambar 3.19.


(62)

46 Langkah berikutnya untuk dapat mengoperasikan database maka diperlukan pengaturan DataSource, ADOTable, ADOQuery dan DBGrid seperti dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7 Pengaturan Komponen Untuk Pengoneksian Database Komponen Properties Setting

DataSource1 Name DataSorce1

DataSet ADOTable1

Connection ADOConnection1

ADOTable1 Name ADOTable1

Connection ADOConnection1

Active True

Table Name Perparkiran

ADOQuery1 Name ADOQuery1

Connection ADOConnection1

SQL Select * from perparkiran

Active True

Command Timeout 1000

Button 2 Caption Insert

Event ButtonClick

Komponen tambahan untuk pengaturan waktu dibutuhkan dalam sistem database ini. Oleh karena itu untuk penelitian ini diperlukan mengambil DateTimePicker1 dari palet komponen Win32 dengan mengatur format kind dengan dtktime, name menjadi DateTimePicker1, dan visible menjadi false.

Ketika semua komponen telah diatur sebagaimana mestinya, kemudian langkah terakhir untuk dapat menjalankan sistem database ini adalah dengan menuliskan listing program dalam prosedur yaitu procedure TForm1.Button2Click (Sender: TObject) dan untuk menjalankannya secara runtime maka klik button2Click dan DateTimePicker1 disisipkan dalam procedure TForm1. ComPort1RxChar (Sender : TObject ; count : Integer).


(63)

47 3.7.4 Perancangan Pemprograman Pengoperasian Display dan Portal

Inti dari penelitian ini adalah pengurangan dan penambahan angka yang terdapat pada display secara otomatis berbentuk sevensegment. Display 7-segment pada penelitian ini merupakan simulasi di dalam program delphi dan sebagai layar penampil untuk display ini digunakan layar monitor extended yang terhubung oleh kabel VGA dengan netbook NB200. Layar monitor extended tersebut seolah-olah diletakan pada gerbang masuk untuk penginformasian kepada pengendara yang akan menggunakan area parkir.

Perancangan pemprograman untuk display ini sangat bersangkutan dengan pemprograman lainnya mulai interface hingga database. Untuk membentuk

simulasi display 7segment dan portal diperlukan beberapa komponen lainnya yaitu 4 (empat) GoupBox, 4 (empat) label, 2 (dua) shape dan 1 button dengan pengaturan seperti dalam tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8 Pengaturan Komponen Untuk Display 7Segment dan Portal Komponen Properties Setting

Label3 Caption 5

Label4 Caption Portal Keluar

Label5 Caption Portal Masuk

Label1 Form 2 Caption 5

Button3 Caption Bayar

Groupbox1 Caption Sisa Ruang

Groupbox2 Caption Portal Monitoring

Groupbox3 Caption Monitoring Portal

Gropbox1 Form2 Caption Kapasitas Ruang Parkir

Timer2 Name Timer2

Interval 15000

Timer3 Name Timer3


(64)

48 Setelah komponen di atur seperti dalam tabel 3.8 kemudian dilakukan pembuatan listing program untuk menjalankan komponen-komponen tersebut dan berikut ini prosedur-prosedur yang terkait untuk menjalankannya adalah sebagai berikut :

procedure TForm1.Timer2Timer(Sender: TObject); procedure TForm1.FormShow(Sender: TObject); begin ---

--- timer2.Enabled:=false;

indikator.Brush.Color:=clred; indikator2.Brush.Color:=clred; kapasitas:=5;

sisa:=5; refresh; end;

procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject); begin ---

---

SQL.add('update perparkiran set status=0, tarif = round(lama_parkir/0.000696)*33.333 where no_kartu='+ DBedit1.Text + ' and status=''i''');

ExecSQL;

adotable1.Requery(); kapasitas:= kapasitas+1;


(65)

49 form2.Label1.Caption:=inttostr(kapasitas);

sisa:= sisa+1;

label3.Caption:=inttostr(sisa); --- ---

FieldByName('jam_masuk').AsDateTime:=datetimepicker1.DateTi me;Post;

indikator.Brush.Color:=clgreen; kapasitas:= kapasitas-1;

form2.Label1.Caption:=inttostr(kapasitas); sisa:=sisa-1;

label3.Caption:=inttostr(sisa); timer2.Enabled:=true

end;

procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject); procedure TForm1.Timer3Timer(Sender: TObject);

Dengan metode dan perancangan seperti yang telah dijelaskan dalam bab 3 ini maka display diharapkan akan memiliki pengoperasian seperti yang tertuang dalam prosedur kerja.


(66)

50 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini akan menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan hasil penelitian ini dimulai dari hasil pengujian sensor, kondisi sensor yang telah aktif dan dapat digunakan serta program aplikasi dari mulai interface hingga akhir proses kerja sistem pada saat display ketersediaan ruang parkir tersebut dapat bekerja untuk menginformasikan ketersediaan ruang parkir yang masih ada secara otomatis.

4.1 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor RFID

Berdasarkan referensi yang ada diketahui bahwa tag RFID untuk sensor RFID yang digunakan pada penelitian ini adalah tag RFID pasif [12]. Tag RFID pasif memerlukan energi dari sensor RFID untuk pengaktifan transmisi gelombang dari tag RFID. Tag RFID ini juga memiliki jarak baca yang terbatas. Oleh karena itu, langkah awal dari pengujian ini adalah meneliti letak posisi tag yang tepat untuk pembacaan sensor dari RFID reader dengan menggunakan sumber tegangan listrik yang konstan sebesar 9 volt seperti di dalam gambar 4.1 dan didapatkan hasil pembacaan terbaik adalah dengan posisi permukaan tag tepat berhadapan dengan reader RFID sehingga memiliki jarak baca maksimal 3,5 cm.


(67)

51 Posisi tersebut merupakan posisi dimana energi dapat ditangkap secara baik oleh tag sehingga gelombang elektromagnetik di dalam tag RFID dapat dipantulkan kembali kepada reader RFID yang kemudian tertangkap oleh antena internal didalamnya [2]. Setelah mendapatkan posisi yang baik untuk penangkapan sinyal-sinyal dari tag RFID oleh reader, berikutnya adalah melakukan pengukuran jarak baca berdasarkan besar tegangan dari sumber arus listrik (DC) yang masuk ke dalam RFID Starter Kit. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 yang menggunakan power suplay dengan range 5 – 12 volt.

Tabel 4.1 Jarak Baca Sensor RFID Berdasar Besar Tegangan Listrik

No. Besar Tegangan

(V)

Jarak Baca Max

(Cm)

Led Buzzer

Sinyal Tag RFID

Keterangan

1. 5 - - - - tidak dapat

aktif

2. 5,5 - √ - - tidak dapat

aktif

3. 6 2 √ - √ ID tag terbaca

tidak sempurna

4. 6,5 2 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

5. 7 2,5 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

6. 7,5 2,5 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

7. 8 3 √ √ √ ID tag terbaca


(68)

52

8. 8,5 3 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

9. 9 3,5 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

10 9,5 3,5 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

11. 10 3,5 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

12. 10,5 4 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

13. 11 4 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

14. 11,5 4 √ √ √ ID tag terbaca

sempurna

15 12 4 √ √ √ Batas

tegangan

Pengujian dibatasi hingga 12 volt sesuai dengan batas tegangan yang tertera di dalam referensi penggunaan alat. Jika tidak, dikhawatirkan akan menimbulkan pemutusan jalur didalam rangkaian yang disebabkan oleh konslet pada salah satu komponen dari sensor RFID. Jarak baca maksimal yang dihasilkan dari pengujian adalah berkisar dari 2 – 4 cm dan tidak mencapai 12 cm seperti yang tertera pada dataseet ID-12. Hal ini bisa disebabkan oleh tegangan yang kurang untuk dapat memberi energi yang cukup kepada reader ID. Selain itu penggunaan komponen penyusun RFID Starter Kit yang kurang sesuai dan tag RFID yang kurang compatible juga mempengaruhi kinerja dari reader ID-12 tersebut. Meskipun demikian dengan kondisi tersebut, sensor RFID dalam


(69)

53 penelitian telah dapat bekerja dengan baik seperti yang tampak pada gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 RFID Reader Dalam Keadaan Aktif

Berdasarkan hal di atas maka untuk memudahkan penelitian ini, pengaktifan sensor RFID cukup dilakukan dengan menggunakan baterai bertegangan 9 volt dengan jarak baca maksimal 3,5 cm. Dari kondisi tersebut sinyal tag RFID yang dapat ditangkap oleh RFID Reader ketika tag ini di dekatkan pada RFID reader pada jarak tersebut diindikasikan dengan bunyi buzzer yang terpasang pada RFID Starter Kit. Hal ini membuktikan bahwa sensor telah dapat bekerja sesuai fungsi yang diharapkan.

4.2 Hasil Interface Pada Sistem

Pada bab ketiga telah dibahas cara pengoneksian interface maka berikut hasil dari pengecekan hubungan antara kabel tersebut dengan netbook Toshiba NB200 yang digunakan dalam penelitian ini. Koneksi interface ini melewati pin 3 (Ground), pin 4(TX), pin 5 (RX) di konektor yang terpasang kemudian berlanjut ke pin5 (ground), pin 3 (TX) dan pin 2 (RX) yang kemudian berlanjut pada USB [4]. Ketika penghubungan berhasil maka akan timbul indikator Prolific


(70)

USB-to-54 Serial Port Com (COM1) pada Computer ManagementDevice ManagerPort (COM & PLT) seperti yang terlihat pada gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Indikator Koneksi Netbook Dengan Kabel Port Serial to USB Selanjutnya mengadakan interface antara Port Com dengan program yang akan dijalankan. Ketika Port Com berhasil terhubung dengan aplikasi program maka akan terlihat indikator interkoneksi dari keduanya adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar 4.4 setelah dilakukan Running pada program.

Gambar 4.4 Indikator Koneksi Port Com dengan Program

Interkoneksi port com untuk jalur komunikasi serial tersebut selanjutnya berguna untuk menerjemahkan ID dari tag RFID.


(71)

55 4.3 Hasil Penerjemahan ID Tag RFID

Dalam bab 3 dikatakan bahwa gelombang yang dipantulkan kembali dan kemudian melewati jalur komunikasi RS-232 ke USB akan menjadi sebuah sinyal-sinyal keluaran digital. Data digital ini berbentuk decimal yang diawali dengan kode-kode awal pembuka dan diakhiri oleh cheksum dan end data. Selanjutnya kode desimal ini dikonversi menggunakan kode ASCII menjadi tampilan dalam data-data hexadecimal [12] dan hasil akhir nomor kartu yang terbaca merupakan terjemahan dari hexadecimal pada bagian data menjadi no kartu dengan menggunakan listing program sebagaimana dijelaskan pada bab3 sehingga hasilnya dapat terbaca seperti pada gambar 4.5 dibawah ini :

Gambar 4.5 Indikator Pembacaan Kode Tag Menjadi Nomor Kartu

4.4 Hasil Perancangan Aplikasi Progam

Program aplikasi pengaturan display ketersediaan ruang parkir ini telah dibuat dengan cara yang telah dijelaskan pada bab 3 dan berikut tampilan dari hasil keseluruhan setelah dilakukan running pada program tersebut dan telah diatur peletakan tampilannya pada kedua monitor yang berbeda, dimana tampilan


(72)

56 pertama adalah program untuk petugas jaga dan tampilan kedua adalah display

7segment dari ketersediaan ruang parkir pada extended monitor yang diletakan

disekitar pintu masuk halaman gedung untunk pengunjung/pengendara. Seperti yang tampak pada gambar 4.6 dan 4.7 berikut ini.

Gambar 4.6 Tampilan Program Untuk Petugas

Gambar 4.7 Tampilan Program Pada Extended Monitor

Angka yang tertampil pada form display 7segment pada gambar 4.6 adalah angka 5 . Angka 5 tersebut merupakan ruang keseluruhan yang tersedia di dalam area perparkiran yang digunakan dalam penelitian ini.

Ketika ada kendaraan memasuki pintu masuk maka jam masuk pada tabel akan terisi dan bersamaan dengan itu ketersediaan ruang pada form display


(73)

57

7segment akan berkurang sesuai dengan ruang yang masih tersedia serta portal

terbuka selama beberapa saat sesuai waktu yang telah diatur seperti yang tampak pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tampilan Program Ketika Ada Kendaraan Masuk

Jika kendaraan tersebut merupakan kendaraan yang pertama kali memasuki pintu area perparkiran maka display akan menunjukan angka 4 dan turun seterusnya bila ada kendaraan yang kembali memasuki pintu area parkir.

Gambar 4.9 Tampilan Informasi Ketika Ada Kendaraan Masuk


(74)

58 Kemudian jika mobil tersebut keluar dan pengendara mendekatkan kembali tag kepada RFID reader maka akan terisi program akan mengecek kondisi dalam database. Ketika kondisi jam masuk terisi dan jam keluar kosong maka jam keluar akan terisi tanggal dan waktu kendaraan keluar. Selanjutnya akan mengkalkulasi lama waktu kendaraan berada di area parkir. Lama waktu parkir kendaraan selanjutnya akan tertera di dalam kolom lama parkir. Dari data yang berada di kolom lama parkir kemudian program melakukan kalkulasi harga untuk tarif yang harus dibayar oleh pengendara seperti yang terlihat dalam gambar 4.10 di bawah ini.

Gambar 4.10 Tampilan Program Ketika Ada Kendaraan Keluar

Bersamaan dengan kondisi tersebut angka pada display akan bertambah 1 dan sesuai ruang yang tersedia saat itu yakni menjadi 5 kembali. Pemantauan display yang berada pada monitor kedua dapat dilihat juga oleh petugas jaga pada program yang ada pada petugas di group box sisa ruang seperti tampilan yang ada pada gambar 4.11 berikut ini.


(1)

indikator2.Brush.Color:=clgreen; timer3.Enabled:=true;

end;

procedure TForm1.Timer3Timer(Sender: TObject); begin

if indikator2.Brush.Color=clgreen then indikator2.Brush.Color:=clred;

end; end.


(2)

79

Lampiran 2


(3)

(4)

83 Lampiran 4

Instalasi Komponen Port di Delphi

1. Download file comport 3.10 lewat website http://www.delphi.com/comportlib

2. Unzip file-file hasil download ke folder pada hardisk (lokasi bebas) tetapi sebaiknya di C:\Program Files\Borland\Delphi7\Lib\Komponen Port comport atau direktori manapun untuk menginstall program delphi.

3. Buka program Delphi 4. Klik Menu Tools

5. Klik Environment Options

Maka akan muncul tampilan sbb :


(5)

7. Pilih Browse dimana anda menyimpan file hasil ekstraksi source Comport dan pilih OK.

8. Pilih menu File >> Open dan Pilih CportLib7.dpk (Sesuaikan dengan versi Delphi)


(6)

85 Maka akan muncul tampilan dibawah ini lalu klik Compile :

Maka akan muncul tampilan sbb:

\

9. Setelah selesai pilih Install dan Tutup Windows 10.Pilih Menu File >> Open

11.Kemudian Buka File DsgnCPort7.dpk dan klik Compile lalu Install 12.Selesai dan komponen port sudah muncul pada komponen pallete dengan

nama CportLib seperti gambar di bawah ini :