Hasil Interface Pada Sistem Hasil Penerjemahan ID Tag RFID

53 penelitian telah dapat bekerja dengan baik seperti yang tampak pada gambar 4.2 berikut ini. Gambar 4.2 RFID Reader Dalam Keadaan Aktif Berdasarkan hal di atas maka untuk memudahkan penelitian ini, pengaktifan sensor RFID cukup dilakukan dengan menggunakan baterai bertegangan 9 volt dengan jarak baca maksimal 3,5 cm. Dari kondisi tersebut sinyal tag RFID yang dapat ditangkap oleh RFID Reader ketika tag ini di dekatkan pada RFID reader pada jarak tersebut diindikasikan dengan bunyi buzzer yang terpasang pada RFID Starter Kit. Hal ini membuktikan bahwa sensor telah dapat bekerja sesuai fungsi yang diharapkan.

4.2 Hasil Interface Pada Sistem

Pada bab ketiga telah dibahas cara pengoneksian interface maka berikut hasil dari pengecekan hubungan antara kabel tersebut dengan netbook Toshiba NB200 yang digunakan dalam penelitian ini. Koneksi interface ini melewati pin 3 Ground, pin 4TX, pin 5 RX di konektor yang terpasang kemudian berlanjut ke pin5 ground, pin 3 TX dan pin 2 RX yang kemudian berlanjut pada USB [4]. Ketika penghubungan berhasil maka akan timbul indikator Prolific USB-to- 54 Serial Port Com COM1 pada Computer Management – Device Manager – Port COM PLT seperti yang terlihat pada gambar 4.3 berikut ini. Gambar 4.3 Indikator Koneksi Netbook Dengan Kabel Port Serial to USB Selanjutnya mengadakan interface antara Port Com dengan program yang akan dijalankan. Ketika Port Com berhasil terhubung dengan aplikasi program maka akan terlihat indikator interkoneksi dari keduanya adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar 4.4 setelah dilakukan Running pada program. Gambar 4.4 Indikator Koneksi Port Com dengan Program Interkoneksi port com untuk jalur komunikasi serial tersebut selanjutnya berguna untuk menerjemahkan ID dari tag RFID. 55

4.3 Hasil Penerjemahan ID Tag RFID

Dalam bab 3 dikatakan bahwa gelombang yang dipantulkan kembali dan kemudian melewati jalur komunikasi RS-232 ke USB akan menjadi sebuah sinyal-sinyal keluaran digital. Data digital ini berbentuk decimal yang diawali dengan kode-kode awal pembuka dan diakhiri oleh cheksum dan end data. Selanjutnya kode desimal ini dikonversi menggunakan kode ASCII menjadi tampilan dalam data-data hexadecimal [12] dan hasil akhir nomor kartu yang terbaca merupakan terjemahan dari hexadecimal pada bagian data menjadi no kartu dengan menggunakan listing program sebagaimana dijelaskan pada bab3 sehingga hasilnya dapat terbaca seperti pada gambar 4.5 dibawah ini : Gambar 4.5 Indikator Pembacaan Kode Tag Menjadi Nomor Kartu

4.4 Hasil Perancangan Aplikasi Progam