Tabel 2.1 Lanjutan
No Jenis Jalur
Pejalan Kaki Pengertian
Fungsi Karakteristik
3 Mall
Jalur pejalan kaki yang dimanfaatkan untuk
berbagai aktivitas selain berjalan kaki,
diantaranya untuk berjualan, duduk-duduk
santai, kegiatan window shopping dan lain
sebagainya. Berjalan kaki
khusus pada kawasan
perbelanjaan 1. Letaknya pada area
perbelanjaanperdagangan. 2. Biasanya memiliki plasa
kecil. 3. Memiliki fasilitas pejalan
kaki. 4. Lebarluasan bervariasi.
5. Area bebas dari kenderaan.
4 Zebra Cross
Jalur pejalan kaki yang digunakan sebagai jalur
menyeberang untuk mengatasi dan
menghindari konflik antara pejalan kaki
dengan kenderaan. Tempat berjalan
kaki khusus untuk
memutuskan secara
sementara pergerakan
kenderaan agar terhindar dari
kecelakaan 1. Posisinya biasanya
menyilang pada jalan dan biasanya dilengkapi
traffic light. 2. Memiliki lebar 2,00-4,00
meter. 3. Ditempatkan pada
interval tertentu khususnya pada area
rawan konflik pergerakan pejalan kaki dan
kenderaan.
5 Jembatan
Penyeberangan Jalur pejalan kaki yang
digunakan sebagai jalur yang aman dari
pergerakan kenderaan dan letaknya pada
ketinggian tertentu di atas permukaan tanah.
Tempat berjalan kaki yang
menghubungkan bangunan
diatasnya. 1. Merupakan jembatan
penyeberangan antar bangunan.
2. Merupakan sirkulasi pejalan kaki yang
menerus. 3. Bebas dari pergerakan
kenderaan.
Sumber: Danisworo, 1991
2.2 Ruang Publik
2.2.1 Pengertian Konsep private dan public sangat berhubungan dengan upaya untuk
menunjukkan proses sosial yang dinamis sebagai bentuk kepedulian manusia untuk
Universitas Sumatera Utara
mengontrol tingkat interaksi, komunikasi atau pemisahannya dari manusia lain Beng-Huat dan Edwards, 1992: 4.
Wilayah privat dan publik dapat juga dihubungkan dengan pengertian derajat privasi privacy gradients, yaitu suatu tingkatanderajat penetrasi kelas-kelas yang
berbeda dari orang luar pada situasi di dalam Amos Rapoport dalam Beng-Huat dan Edwards, 1992: 24.
Dinamika kehidupan masyarakat yang selalu berkembang memerlukan keseimbangan antara pemenuhan aktivitas publik maupun aktivitas privat, mengingat
hubungan dan keterkaitan antara pengguna dan ruang publik tidaklah sederhana, mempunyai pola saling berkait dan sangat kompleks. Keterkaitan antara dinamika
hidup bermasyarakat dan pemenuhan kebutuhan akan ruang aktivitas selalu membutuhkan perencanaan dan pengelolaan ruang publik secara dinamis untuk
menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antar pengguna ruang Carr, 1992: 3-6.
Ruang publik merupakan satu elemen fisik kota yang berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, terutama aspek sosial kemasyarakatan kota secara
luas. Ruang publik juga merupakan tempat pertemuan yang cukup penting bagi sekelompok orang untuk melaksanakan aktivitas fungsional yang rutin maupun
insidentilperiodik Carr, 1992: xi. Keberadaan ruang publik yang didukung elemen non fisik lainnya sebagai
suatu kesatuan unsur pembentuk kualitas kota tidak terlepas dari dinamika kehidupan masyarakat, terutama dalam konteks sosial budaya, sehingga untuk merencanakannya
Universitas Sumatera Utara
diperlukan pemahaman tentang kultur dan karakter dari suatu daerah yang telah menjadi ciri khas daerah tersebut Budihardjo, 1997: 48.
Nilai-nilai sosial kemasyarakatan sangat menentukan perwujudan elemen- elemen konseptual yang dapat dikombinasikan dengan fungsi dan kegiatan utama
pada suatu kawasan tertentu sehingga akan menimbulkan adanya suatu ruang publik secara konkret Roger Scruton dalam Beng-Huat dan Edwards, 1992:2. Ruang
publik berperan besar dalam memberikan karakter suatu kota dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat
apresiasi budaya Darmawan, 2003: 1. Secara konseptual semua ruang publik dirancang dan diarahkan untuk
menunjukkan intervensi manusia dalam upaya menciptakan garis batas untuk menentukan ruang-ruang aktivitasnya Beng-Huat dan Edwards, 1992: 3.
Ruang publik yang menarik akan selalu dikunjungi oleh masyarakat luas dengan berbagai tingkat kehidupan sosial-ekonomi-etnik, pendidikan, perbedaan
umur dan motivasi atau kepentingan yang berlainan Darmawan, 2003: 2. Kriteria ruang publik secara esensial ada tiga, yaitu Carr, 1992: 19-20:
1. Tanggap terhadap semua kebutuhan pengguna dan dapat mengakomodir kegiatan yang ada pada ruang publik tersebut responsive.
2. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi democratic.
3. Dapat memberi makna atau arti bagi masyarakat setempat secara individual maupun kelompok meaningful.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Fungsi Ruang Publik Ruang publik merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan
tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka Budihardjo dalam Darmawan, 2003: 76. Sementara Wiryomartono 1995: 118 menyebutkan bahwa
konsep penataan ruang publik dan bangunan di sekitarnya merupakan ungkapan fisik serta simbol-simbol yang berkembang sesuai dengan persepsi masyarakat.
Beng-Huat dan Edwards 1992: 1 menyebutkan kriteria ruang publik, yang umumnya digunakan untuk menunjukkan lokasi tertentu yang:
1. Direncanakan meskipun secara minimal. 2. Setiap orang memiliki akses yang saran.
3. Mewadahi di dalamnya semua pengguna dan tidak direncanakandibatasi secara khusustanpa kecuali.
4. Perilaku para pengguna satu sarna lain tidak terikat pada satu peraturan khusus, melainkan pada norma-norma yang berlaku secara umum di
masyarakat. Untuk mewujudkan suatu ruang publik yang berkualitas, sebagaimana halnya
hubungan antara manusia dengan ruang kegiatannya atau aktivitas dengan tempat beraktivitas, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sarana lain seperti
layaknya suatu wadah dengan isinya. Interaksi antara pengguna dengan ruang publik akan dapat memunculkan makna tempat bagi ruang itu sendiri Carr, 1992: 85-86.
Selanjutnya Darmawan 2003: 1 menyebutkan fungsi ruang publik dapat di uraikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai pusat interaksi dan komunikasi masyarakat baik formal seperti upacara bendera, sholat Ied pada hari raya peringatan-peringatan yang
lain, pertemuan informal seperti pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau demo mahasiswa dengan
tujuan menyampaikan aspirasi, ide atau protes terhadap keputusan penguasa, instansi atau lembaga pemerintah maupun swasta.
2. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor jalan yang menuju ke arah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat
dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan di sekitarnya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang
akan beralih ke arah tujuan lain. 3. Sebagai tempat kegiatan pedagang kaki lima PKL yang menjajakan
makanan dan minuman, pakaian, souvenir dan jasa entertainment atau pertunjukan terutama yang diselenggarakan pada malam hari.
4. Sebagai paru-paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkannya sebagai tempat berolah raga, bermain dan
bersantai bersama keluarga. Dalam perkembangannya, ruang-ruang publik tidak hanya digunakan sebagai
wadah interaksi sosial saja, namun juga mampu menciptakan suatu budaya atau pola perilaku masyarakat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula pertumbuhan dan
perkembangan suatu kawasan serta menghubungkannya dengan kawasan lain disekitarnya Carr, 1992: 43-49.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Tipologi Ruang Publik Stephen Carr 1992: 79-84 mengelompokkan tipologi ruang publik menurut
beberapa tipe dan karakter, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Taman Umum public park
a. Taman umumpusat publiccentral park, dibangun dan dikelola untuk ruang terbuka umum sebagai bagian dari sistem penataaan ruang kota.
Bentuknya berupa zona ruang terbuka yang memiliki peran sangat penting dengan luasan melebihi taman kota lainnya. Disamping
sebagai landmark kota juga dapat berfungsi sebagai landmark nasional, biasanya berupa tugumonumen yang didukung dengan
elemen asesoris kota seperti air mancur, jalur pedestrian yang diatur dengan pola-pola menarik serta taman dan ruang hijau di sekitar
kawasan tersebut. b. Taman pusat kota downtown parks, lokasinya berada di kawasan
pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon-pohon peneduh atau berupa taman kota dengan pola tradisional, taman
sejarah atau dapat juga dengan menerapkan disain pengembangan baru.
c. Taman umum commons park, berupa ruang terbuka hijau yang luas berupa
lapangan rumput
yang digunakan
untuk kegiatan
santairekreatif untuk umum.
Universitas Sumatera Utara
2. Lapangan dan Plasa squares and plazas Lapangan pusat kota central square, ruang publik ini sebagai bagian
pengembangan sejarah, berlokasi di pusat kota yang sering digunakan untuk kegiatan formal seperti upacara peringatan hari nasional,
merupakan tempat pertemuan bagi beberapa koridor jalan di kawasan tersebut. Disamping itu juga untuk kegiatan masyarakat baik sosial,
ekonomi maupun apresiasi budaya. 3. Pasar markets
Pasar hasil bumi farmers markets, ruang terbuka atau ruas jalan yang difungsikan untuk pasar hasil pertanian atau pasar loak. Biasanya
berlangsung pada hari-hari tertentu atau bersifat temporer dan berlokasi di ruang-ruang yang ada, seperti jalan, taman atau lapangan parkir.
4. Jalan streets Pedestrian sisi jalan pedestrian sidewalk, merupakan bagian ruang
publik kota yang banyak dilalui orang yang berjalan kaki menyusuri suatu jalan yang berhubungan dengan jalan-jalan yang lain.
5. Mal pedestrian pedestrian mall, suatu jalan yang ditutup bagi lalu-lintas kendaraan bermotor dan diperuntukkan khusus bagi pejalan kaki. Fasilitas
tersebut biasanya dilengkapi dengan asesoris kota seperti pagar, tanaman dan biasanya berlokasi di sepanjang jalan utama pada pusat kota.
6. Jalur lambat traffic restricted streets, jalan yang difungsikan sebagai ruang terbuka dan diolah dengan disain pedestrian agar lalu lintas
Universitas Sumatera Utara
kendaraan terpaksa berjalan lambat serta dihiasi dengan tanaman di sepanjang jalan.
7. Jalur hijau dan jalan taman greenways and parkways, merupakan jalur pedestrian pejalan kaki atau kendaraan tak bermotor sepeda yang
menghubungkan antar tempat rekreasi dan ruang terbuka lainnya. 2.2.4 Karakter Ruang Publik
Karakter ruang publik sebagai tempat interaksi warga masyarakat sangat penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kawasan perkotaan. Perancangan
dan pengembangan ruang publik merupakan hal yang signifikan untuk kota maupun perkotaan.
Ruang publik merupakan konstruksi sosial dari ruang yang ada, baik ruang tempat bermukim hingga ruang yang dikunjungi ketika bepergian. Perilaku spasial
yang ditentukan dan menentukan ruang merupakan bagian yang terintegrasi dengan eksistensi sosial masyarakat. Ruang publik menciptakan batasan spasial menjadi
prasyarat utama dalam sebuah perancangan kota. Menciptakan batasan ruang-ruang yang hidup dan aktif merupakan kondisi yang penting untuk keberhasilan penyediaan
ruang publik. Hal ini sangat penting bagi perancangan kota untuk menciptakan ruang publik positif, yaitu ruang yang dibatasi oleh bangunan.
Ruang publik menjadi mediator antara ruang privat yang mendominasi wilayah kota dan memainkan peran penting dalam pembagian sosio spasial. Tanpa
adanya proses mediasi, maka pergerakan spasial di dalam kota menjadi sangat terbatas. Kondisi saat ini memperlihatkan banyaknya permukiman yang dijaga
Universitas Sumatera Utara
keamanannya serta banyak jaringan jalan yang dikotak-kotakkan dan dibatasi aksesnya. Ruang publik sebagai integrasi kota menuju fragmentasi fungsional
dibutuhkan karena pada zaman modern integrasi fungsional kota cenderung menghilang dan memudar. Perkembangan ukuran ruang kota telah membawa pada
spesialisasi ruang, dimana terjadi pemisahan hubungan simbolis dan fungsional dari lingkungan publik dan privat. Kemampuan untuk menjangkau seluruh ruang
perkotaan telah mengurangi kontak fisik antara penduduk kota dan lingkungan terbangunnya.
2.3 Sektor Informal