1.2 Perumusan Masalah
Keberadaan sektor informal tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Sektor informal bisa dikatakan sebagai usaha-usaha kecil yang dikelola oleh pribadi-
pribadi yang dengan bebas dapat menentukan cara bagaimana dan di mana usaha mereka akan dijalankan, sehingga sangat efektif untuk melayani masyarakat luas.
Ruang publik merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka Budihardjo dalarn
Darmawan, 2003: 76. Sementara Wiryomartono 1995: 118 menyebutkan bahwa konsep penataan ruang publik dan bangunan disekitarnya merupakan ungkapan fisik
serta simbol-simbol yang berkembang sesuai dengan persepsi masyarakat. Pemanfaatan ruang publik di kawasan Lapangan Merdeka merupakan ruang
milik bersama, ternpat masyarakat beraktivitas fungsional dan ritual dalam suatu ikatan komunitas, baik dalam kehidupan rutin sehari-hari maupun dalam perayaan
berkala. Digunakan juga untuk pertemuan massal lainnya seperti demonstrasi, kampanye maupun upacara resmi. Selain itu ruang publik juga digunakan untuk
kepentingan pribadi, kegiatan juai beli, untuk bertaman dan juga untuk berolahraga. Banyaknya jumlah pejalan kaki menimbulkan adanya pedagang kaki lima
PKL yang berjualan pada jalur pedestrian dan badan jalan sehingga pergerakan pejalan kaki menjadi terganggu. Menurut Rapoport 1977, lingkungan jalur pejalan
kaki selama mempunyai fungsi sebagai ruang sirkulasi juga memiliki daya tampung terhadap munculnya kegiatan-kegiatan lain.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan klasifikasinya, maka rumusan masalah dapat dijabarkan sebagai berikut:
“Bagaimana peran sektor informal terhadap ruang publik di dalam kota?.”
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu pada pokok permasalahan, tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peran sektor informal terhadap ruang publik di dalam kota di Lapangan Merdeka
Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian