Kerangka Penelitian Sejarah Singkat Lapangan Merdeka

1. - 1 ≤ 0,5, validitas lemah 2. 0,5 ≤ 0,75, validitas cukup kuat 3. 0,75 ≤ 0,9, validitas kuat 4. 0,9 ≤ 1, validitas sangat kuat Secara internal adalah dengan melihat nilai koefisien pearson masing-masing variabel dengan total jumlah variabelnya. Kategori nilai koefisien korelasinya sama seperti eksternal.

3.6 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian berawal dari input data yang berupa kondisi pedagang kaki lima disekitar Kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan dan aktivitas-aktivitas yang ada didalamnya serta kondisi ruang publik. Data-data tersebut diproses melalui analisa karakteristik pedagang kaki lima distribusi frekuensi dan analisa peran pedagang kaki lima tersebut terhadap ruang publik distribusi frekuensi. Dari kedua analisa tersebut diperoleh analisis hubungan dan peran pedagang kaki lima terhadap ruang publik dengan menggunakan analisa chi square. Setelah dilakukan analisa maka out put yang didapat berupa kesimpulan dan rekomendasi Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Kerangka analisis Sumber: Analisis, 2014 INPUT DATA OUTPUT PROSES Analisis karekteristik pedagang kaki lima meliputi jenis dagangan, sarana aktivitas Kondisi pedagang kaki lima di Sekitar Lapangan Merdeka dan aktivitasnya. Karekteristik aktivitas Analisis peran sektor informal terhadap ruang publik Ruang publik Lapangan Merdeka Kondisi Ruang Publik Lapangan Merdeka Analisis peran karekteristik aktivitas dengan chi square korelasi person dan deskriptifnya  Karekteristik aktivitas pedagang kaki lima  Ruang Publik Lapangan Merdeka Peran Sektor Informal terhadap keberadaan Ruang Publik Lapangan Merdeka Kesimpulan Dan Rekomendasi Universitas Sumatera Utara BAB IV KAWASAN PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Lapangan Merdeka

Lapangan Merdeka memiliki nilai sejarah sebagai lokasi rapat umum rakyat ketika proklamasi, sosialisasi sumpah pemuda, dan penyatuan ikrar menolak PKI. Jejak di Lapangan Merdeka, Tempat Pahlawan Nasional, Muhammad Hasan, Mantan Gubernur Sumatera ketika membacakan Proklamasi Kemerdekaan untuk pertama kali, tanda warga Sumatera juga ikut merasakan kemerdekaan, 16 Oktober 1945. Lapangan yang pada zaman penjajahan Belanda disebut Waterlooplein, dan pada zaman penjajahan Jepang disebut Fukuraido, setelah dibacakannya proklamasi baru berubah nama Lapangan Merdeka. Lapangan ini mempunyai kepadatan bangunan bersejarah sangat tinggi, didukung pohon-pohon raksasa yang menghiasi alaun-alun, sebelas bangunan tua yang relatif masih utuh seperti saat didirikan. Seperti halnya pagar Lapangan Merdeka, bentuk trotoar dan lampu jalanan dengan suasana sekitar yang masih bergaya bangunan tempo dulu, seperti halnya gedung Kantor Pos, gedung Balaikota, Gedung PT London Sumatra, Gedung Wali Kota Medan, Hotel Darma Deli, Menara Air Tirtanadi yang merupakan ikon Kota Medan dan Titi Gantung, sebuah jembatan di atas rel kereta api, serta kawasan Kesawan, yang juga memililiki bangunan dan rumah-rumah toko tua. 63 Universitas Sumatera Utara

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Barat