Gambaran Umum Kecamatan Medan Barat Gambaran Umum Kawasan Studi

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Barat

Kecamatan Medan Barat terletak pada 030 34‟ 27” LU dan 98 039‟ 10” BT dan memliki luas 6,82 Km 2 atau sekitar 2,57 dari total luas Kota Medan. Kecamatan Medan Barat berada pada 15 meter di atas permukaan laut dan memiliki batas sebagai berikut sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Helvetia dan Kabupaten Deli Serdang. Secara keseluruhan, Kecamatan Medan Barat memiliki enam kelurahan, antara lain dapat dilihat pada Tabel 4.1, Gambar 4.1, dan 4.2. Tabel 4.1 Administrasi Kecamatan Medan Barat Berdasarkan Luas Ha No Nama Kelurahan Luas Ha Persentase 1 Kel. Glugur Kota 64,19 10,10 2 Kel. karang Berombak 110,25 17,35 3 Kel. Kesawan 107,20 16,87 4 Kel. Pulau Brayan Kota 98,31 15,47 5 Kel. Sei Agul 172,27 27,12 6 Kel. Silalas 83,08 13,08 Jumlah 635,29 100 Sumber: Interpretasi Peta 2013 Gambar 4.1 Diagram Administrasi Kecamatan Medan Barat Berdasarkan Luas Ha Sumber: Analisa, 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Peta Administrasi Kecamatan Medan Barat Sumber: Bappeda Kota Medan,2014 Universitas Sumatera Utara

4.3 Gambaran Umum Kawasan Studi

4.3.1 Administrasi kawasan studi Kondisi wilayah studi yang berada di Kota Medan tepatnya di Kecamatan Medan Barat Kelurahan kesawan dengan luas ±7 Ha. Adapun batas-batas administrasi kawasan studi antara lain sebelah utara berbatasan dengan Jalan Bukit Barisan, sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Pulau Pinang, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Stasiun, dan sebelah barat berbatasan dengan Jalan Balai Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.

4.3.2 Kondisi kawasan Lapangan Merdeka

Kondisi kawasan Lapangan Merdeka memilki konsep dasar, yaitu menjadikan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik Kota Medan. Berdasarkan pengamatan di lapangan. Terdapat sebaran –sebaran fasilitas yang menunjang kegiatan ruang publik, diantaranya adalah kondisi jalur pejalan kakipedestrian; kondisi tata hijau vegetasi; kondisi lapangan; kondisi tempat parkir; dan kondisi pedagang kaki lima; 1. Kondisi Jalur Pejalan KakiPerdestrian Berdasarkan pengamatan dilapangan, jalur pejalan kaki dibuat sebagai sistem sirkulasi pengunjung. Sistem ini erat hubungannya dengan pola penempatan kegiatan dan pola penggunaan tanah, sehingga merupakan jalur pergerakan dari ruang satu keruang yang lain. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Peta Administrasi Lapangan Merdeka Sumber: Bappeda Kota Medan,2008 Universitas Sumatera Utara Ada dua tipe jalur pejalan kaki yang berada di lokasi studi Gambar 4.4 yaitu sebagai berikut pedestrian yang melalui antar ruang mengelilingi Lapangan Merdeka, dan pedestrian yang memotong ruang melintang dan membujur lapangan. Gambar 4.4 Kondisi Tipe Pedestrian Lokasi Studi Sumber: Analisa, 2014 Sedangkan secara keseluruhan, jalur pejalan kaki terbagi atas dua lokasi, yaitu lokasi pada luar lapangan yaitu pedestrian yang sekaligus dijadikan sebagai penutup drainase dan lokasi pedestrian yang berada di dalam lapangan Gambar 4.5. Jalur pedestrian sering sekali di manfaatkan oleh pedangang kaki lima untuk berjualan, sehingga mengakibatkan jalur pejalan kaki tidak sedikit yang memiliki kondisi rusak sehingga mengurangi nilai estetika. Pedestrian melalui antar ruang Pedestrian memotong ruang Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Lokasi Pedestrian Kawasan Studi Sumber: Analisa, 2014 2. Kondisi Tata Hijau Vegetasi Tanaman sangat penting dalam desain lansekap termasuk Lapangan Merdeka. Taman berfungsi sebagai batas fisik, pengendali iklim, dan memberikan nilai estetika. Secara morfologis ada dua jenis tanaman yang terdapat di kawasan studi, diantaranya adalah pohon dan rerumputan. Jenis rumput ditanam sebagai bahan penutup permukaan lapangan. Rumput yang ditanam menggunakan rumput lokal. Pohon yang terdapat di lapangan berusia puluhan hingga ratusan tahun. Sehingga secara fisik pohon tersebut memiliki bentuk yang besar dan rindang, sehingga membrikan fungsi sejuk Gambar 4.6. Pedestrian Bagian Luar Pedestrian Bagian Dalam Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Vegetasi di Kawasan Studi Sumber: Survey Lapangan, 2014 3. Kondisi Lapangan Bentuk Lapangan Merdeka Kota Medan tidak jauh berbeda dengan lapangan lainnya, yaitu lapangan berbentuk persegi panjang yang di tengahnya terdapat bundaran. Lapangan Merdeka saat ini dibagi oleh delapan bagian oleh jalur pedestrian yang membentuk seperti mata angin. Bahan penutup lapangan adalah rumput hijau yang berfungsi sebagai resapan air pada musim hujan. Sehingga lapangan ini terbebas dari genangan air atu banjir. Pada bagian selatan lapangan terdapat joglo atau aula untuk tempat berkumpul pada saat acara tertentu. Di bagian timur terdapat tugu sebagai landmark kawasan tersebut dan di bagian barat terdapat fasilitas –fasilitas seperti fasilitas olahraga dan perdagangan jasa Gambar 4.7. 4. Kondisi Tempat Parkir Lokasi parkir di Lapangan Merdeka tersedia di semua sisi bagian luar lapangan. Areal parkir di sisi utara yaitu di Jalan Bukit Barisan sebagian dibuat di dalam di pinggir lapangan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Kondisi Lapangan Sumber: Survey Lapangan, 2014 Hal ini digunakan untuk mengantisipasi terjadinya parkir yang mengganggu arus lalu lintas, mengingat jalan yang berada di sekitar Lapangan Merdeka merupakan jalur utama angkutan kenderaan bermotor. Berdasarkan hasil tinjauan dilapangan, maka ada empat sisi tempat parkir. Diantaranya adalah sebagai berikut Gambar 4.8: a. Sisi utara. Parkir ini berada pada Jalan Bukit BarisanJalan Balai Kota. Pada sisi ini terdapat dua tempat parkir diantaranya adalah pada luar sisi lapangan berupa parkir sejajar. Sedangkan pada bagian sudut dalam dibuat parkir sudut. Tugu Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga Aula Tiang Bendera Bundaran Universitas Sumatera Utara b. Sisi timur. Parkir ini terlatak di Jalan Stasiun. Pada sisi ini terdapat satu tempat parkir diantaranya adalah pada luar sisi lapangan berupa parkir sejajar. c. Sisi selatan. Parkir ini terlatak di Jalan Pulau Pinang. Pada sisi ini terdapat dua tempat parkir diantaranya adalah pada luar sisi lapangan berupa parkir sejajar dan parkir dalam sisi lapangan berupa parkir sudut. d. Sisi barat. Parkir ini terlatak di Jalan Balai Kota. Pada sisi ini terdapat satu tempat parkir diantaranya adalah pada luar sisi lapangan yang berbatasan dengan bangunan komersial merdeka walk berupa parkir sudut yang langsung bersinggungan dengan jalur pedestrian. Gambar 4.8 Kondisi Tempat Parkir Sumber: Survey Lapangan, 2014 5. Kondisi Pedagang Sektor informal Sektor informal merupakan bentuk usaha yang paling banyak kita temukan di masyarakat sekitar saat ini dimana bentuk usaha ini banyak dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh masyarakat yang pada umumnya tidak memiliki pendidikan dasar atau pendidikan lanjutan oleh masyarakat golongan bawah dan tidak mempunyai tempat usaha yang tetap. Pada umumnya sektor informal berciri-ciri sebagai berikut tidak memiliki ijin tempat usaha biasanya hanya ijin dari RW setempat, modal tidak terlalu besar, relatif kecil, lalam menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal, keahlian khusus namun hanya berdasarkan pengalaman, hasil produksi cenderung untuk segmen menengah ke bawah, umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga. Untuk jenis-jenis kegiatan sektor informal yaitu antara lain pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan pedagang keliling. Sektor informal yang beraktivitas pada ruang publik seperti di badan jalan dan trotoar, pedestrian, ruang terbuka alun-alun, taman, lapangan dan sebagainya, akan mengurangi luas ruang publik tersebut. Selain itu berubahnya ruang publik menjadi ruang usaha sektor informal berdampak terhadap keserasian lingkungan dan menurunnya fungsi ruang publik itu sendiri. Selain menurunnya kualitas ruang publik, juga munculnya masalah yang berkaitan dengan konflik kepentingan dalam pengendalian ruang terbuka Kota, antara privat dan publik domain. Universitas Sumatera Utara

4.4 Sektor Informal di Kawasan Studi