Pengembangan sistem perparkiran di gedung Patra Jasa

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM PERPARKIRAN

DI GEDUNG PATRA JASA

MOHAMMAD LUTHFI SYAMSIR

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Oleh :

Mohammad Luthfi Syamsir 204093002654

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

PENGEMBANGAN SISTEM PERPARKIRAN

DI GEDUNG PATRA JASA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Oleh :

Mohammad Luthfi Syamsir 204093002654

Pembimbing I

Zainuddin Bey Fananie, M.Sc

Pembimbing II

Zulfiandri, S.Kom, MMSI NIP. 19700130 200501 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150411252


(4)

iv

ditulis oleh Mohammad Luthfi Syamsir, NIM 204093002654 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui :

Penguji I, Penguji II,

Zainul Arham, M.Si Qurrotul Aini, MT NIP. 19740730 200710 1002 NIP. 197303252009012001 Pembimbing I Pembimbing II

Zainuddin Bey Fananie, M.Sc Zulfiandri, S.Kom, MMSI

NIP. 19700130 200501 1 003

Mengetahui : Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis A’ang Subiyakto, M.Kom NIP.19680117 200112 1 001 NIP. 150 411 252


(5)

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 19 Agustus 2010

Mohammad Luthfi Syamsir 204093002654


(6)

vi ZULFIANDRI).

Lahan perparkiran yang terdapat di Gedung Patra Jasa sebelumnya sudah menggunakan sistem yang terkomputerisasi, dalam menjalankan sistem perparkiran masih terdapat kekurangan yang menyebabkan pelanggan masih merasa kesulitan dalam mendapatkan lahan parkir sehingga mereka hanya berputar-putar saja di area lahan pakir tanpa adanya kepastian mendapatkan lahan parkir yang masih kosong. Dalam hal ini peneliti membuat aplikasi yang mudah untuk digunakan bagi Staf Parkir di Gedung Patra Jasa. Untuk menunjang aplikasi tersebut peneliti menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman dan SQL Server 2005 sebagai database. Dalam mengembangkan system perparkiran ini, peneliti menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Sistem perparkiran yang dikembangkan oleh peneliti lebih mempermudah baik pelanggan maupun pekerja pada area lahan parkir tersebut, karena telah menggunakan pengurutan dalam penempatan parkir kendaraan. Dengan adanya suatu pengembangan sistem perparkiran tersebut, maka proses dalam mendapatkan lahan parkir menjadi lebih cepat.

Kata kunci : Sistem Perparkiran, Visual Basic, SDLC. Referensi : 14 Buku (1999 – 2008)


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Rasul yang melalui perjuangan dan keikhlasannya membuat kita bisa memiliki agama yang sempurna ini. Semoga kita bisa menjadi pengikutnya yang setia sampai akhir hayat.

Dengan selesainya penulisan laporan skripsi ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan, petunjuk, bimbingan dan saran-saran mungkin peneliti tidak akan dapat menyusun laporan ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ;

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

3. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSi selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi.

4. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Scselaku dosen pembimbing I dan Bapak Zulfiandri, S.Kom, MMSI selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan guna terwujudnya laporan skripsi ini.


(8)

viii

6. Bapak Drs.Karsimin, selaku General Manager Koperasi di Gedung Patra Jasa.

7. Bapak Melki, selaku Staff Perparkiran di Gedung Patra Jasa.

8. Orangtua, saudara dan Riana Sari yang begitu banyak memberikan do’a, motivasi dan dukungan, baik material maupun spiritual.

9. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan skripsi ini.

Dalam penulisan laporan skripsi ini peneliti menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum mencapai kesempurnaan baik dari segi materi maupun dari segi penyajian, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk membangun. Semoga dengan adanya laporan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 19 Agustus 2010

Mohammad Luthfi Syamsir


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing... iii

Lembar Pengesahan Ujian... iv

Lembar Pernyataan... v

Abstrak... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Simbol Bagan Alir Sistem ... xvi

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

1.6. Metode Penelitian ... 5


(10)

x

2.3. Pengembagan Sistem ... 16

2.4. Metode Pengembangan Sistem ... 20

2.5. Sistem Informasi Perparkiran ... 22

2.6. Permasalahan Sistem ... 22

2.7. Diagram Arus Data (Data Flow Diagram) ... 27

2.7.1. Diagram Konteks ... 28

2.7.2. Diagram Nol ... 28

2.7.3. Diagram Rinci ... 29

2.8. Elemen Dasar dari Diagram Aliran Data ... 29

2.8.1. Kesatuan Luar (External Entity) ... 29

2.8.2. Arus Data (Data Flow) ... 30

2.8.3. Proses (Process) ... 30

2.8.4. Simpanan Data (Data Store) ... 31

2.8.5. Kamus Data ... 31

2.9. Diagram Hubungan Antara Entitas (Entity Relationship Diagram/ ERD) ... 33

2.10.Basis Data (Database) ... 34

2.11.Normalisasi ... 35

2.12.Pengujian Black Box ... 39


(11)

xi

2.14.SQL (Structured Query Language) ... 42

2.15.Literatur Sejenis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1. Metode Penelitian ... 45

3.1.1. Metode Pengumpulan Data ... 45

3.1.2. Metode Pengembangan Sistem ... 47

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 50

4.1. Gambaran Umum Koperasi Patra Jasa ... 50

4.1.1. Organisasi Kelembagaan Koperasi ... 50

4.1.2. Keanggotaan ... 51

4.1.3. Struktur Organisasi ... 51

4.2. Pengembangan Sistem ... 54

4.2.1. Analisis (Analysis) ... 54

4.2.2.1. Flowchart... 56

4.2.2.2. Diagram Konteks Sistem Perparkiran Berjalan ... 59

4.2.2.4. Pemecahan Masalah pada Sistem Berjalan ... 60

4.2.2. Desain (Design) ... 61

4.2.2.1. Data Flow Diagram ... 62

4.2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 76


(12)

xii

4.2.3.1. Perangkat Keras (Hardware)... 100

4.2.4.2. Perangkat Lunak (Software) ... 100

4.2.3.3. Pengujian Sistem ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 104

5.1. Kesimpulan... 104

5.2. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA... 105 LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Atribut ... 77 Tabel 4.2 Testing Account... 101


(14)

xiv

Gambar 2.2 Metode SDLC Sebagai Air Terjun ... 21

Gambar 2.3 External Entity ... 29

Gambar 2.4 Arus Data ... 30

Gambar 2.5 Proses ... 30

Gambar 2.6 Data Store ... ... 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Parkir Gedung Patra Jasa ... 52

Gambar 4.2 Flowchart Transaksi ... 56

Gambar 4.3 Flowchart Pendaftaran & Pencabutan Pelanggan ... 57

Gambar 4.4 Flowchart Laporan ... ... 58

Gambar 4.5 Diagram Konteks Sistem Berjalan ... 59

Gambar 4.6 Diagram Konteks Sistem Usulan ... 62

Gambar 4.7 DFD Level Nol Usulan ... 67

Gambar 4.8 DFD Level 1 Daftar Baru ... 72

Gambar 4.9 DFD Level 1 Cabut Daftar ... 74

Gambar 4.10 ERD Sistem Usulan ... 76

Gambar 4.11 Unnormalized Form ( Bentuk Tidak Normal) ... 78

Gambar 4.12 First Normal Form (1NF) ... ... 79

Gambar 4.13 Second Normal Form (2NF) ... 80

Gambar 4.14 Rancangan Form Menu Utama ... 82


(15)

xv

Gambar 4.16 Rancangan Form Input Data Kendaraan ... 84

Gambar 4.17 Rancangan Form Input Data Lahan ... 85

Gambar 4.18 Rancangan Form Update User Account ... 86

Gambar 4.19 Rancangan Form Transaksi Kendaraan Masuk ... 87

Gambar 4.20 Rancangan Form Transaksi Kendaraan Keluar ... 88

Gambar 4.21 Rancangan Printout Karcis Masuk... 89

Gambar 4.22 Rancangan Printout Karcis Keluar ... 90

Gambar 4.23 Rancangan Form View Lahan ... 91

Gambar 4.24 Rancangan Form Cetak Laporan Kendaraan ... 92

Gambar 4.25 Rancangan Form Cetak Laporan Lahan ... 93

Gambar 4.26 Rancangan Form Cetak Laporan Pelanggan ... 94

Gambar 4.27 Rancangan Form Cetak Laporan Transaksi ... 95

Gambar 4.28 Rancangan Form Laporan Data Kendaraan ... 96

Gambar 4.29 Rancangan Form Laporan Data Lahan Parkir ... 97

Gambar 4.30 Rancangan Form Laporan Data Pelanggan ... 98


(16)

xvi Arus/flow

Menyatakan jalannya arus suatu proses Communication link

Menyatakan bahwa adanya transisi suatu

data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya Connector

Menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/ lembar yang sama

Offline Connector,

Menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/ lembar yang berbeda Offline Connector,

Menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/ lembar yang berbeda Manual

Menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer

Decision/Logika

Untuk menunjukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak Predifined Proses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan sauatu pengolahan untuk memberi harga awal


(17)

xvii Terminal

Untuk menyatakan permulaan atau akhir program Keying Operation

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard

Off-Line Storage

Untuk menujukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.

Manual input

Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard.

Input-Output

Untuk menyatakan proses input dan outputnya tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

Punched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.

Magnetic-tape unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic

Disk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk

Document


(18)

xviii

Simbol

Penjelasan resmi

Arti Sebenarnya

Simbol hard disk Menunjukkan input/output

menggunakan hard disk..

Simbol diskette

Menunjukkan input/ output menggunakan diskette

Simbol drum magnetic

Menunjukkan input/ output menggunakan drum magnetik

Simbol pita kertas berlubang

Menunjukkan input/ output menggunakan pita kertas berlubang

Simbol keyboard

Menunjukkan input yang menggunakan on-line keyboard

Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses

Simbol penghubung

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau halaman lain.


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ... L1 Lampiran 2 Tampilan Aplikasi ... L4 Lampiran 3 Kode Program ... L15 Lampiran 4 Kuestioner ... L47


(20)

1 1.1 Latar Belakang

Sistem perparkiran yang ada pada saat ini sudah banyak yang dilakukan secara terkomputerisasi, namun sistem perparkiran yang ada sekarang masih kurang efektif dan efisien, dengan menggunakan sistem perparkiran yang ada pada saat ini para pengguna lahan parkir masih belum bisa mendapatkan pelayanan yang memadai. Banyak pengguna lahan parkir yang merasa tertipu misalnya pada saat pengguna lahan parkir memasuki area gedung untuk mencari lahan parkir, sedangkan lahan parkir yang tersedia sudah penuh. Mereka tidak dapat mengetahuinya dan hanya berputar-putar di area gedung dengan tarif tagihan yang terus berjalan. Dengan menggunakan sistem perparkiran yang terkomputerisasi, dimana sistem yang ada akan memberitahukan bahwa masih ada atau tidaknya lahan parkir yang tersedia maka petugas atau pengelola parkir bisa menghemat waktu sehingga menjadi lebih efisien dan efektif.

Salah satu contoh kasus yang sering terjadi di tempat parkir perkantoran adalah apabila parkir penuh, petugas yang memberi tiket parkir tidak mengetahui apakah parkir yang ada sudah terisi semua atau belum, sehingga membuat pengguna lahan parkir hanya berputar-putar saja tanpa mendapatkan tempat yang kosong dengan durasi biaya parkir yang terus berjalan, ini sangat merugikan para pengguna lahan parkir seperti yang telah dibahas pada sebelumnya.


(21)

2

Berkaitan dengan hal di atas, peneliti mengambil studi kasus pada sistem perparkiran yang ada di gedung Patra Jasa yang sudah terkomputerisasi dan mengembangkannya, dengan melakukan keterlibatan secara langsung dalam kegiatan yang berhubungan dengan studi kasus yang peneliti hadapi dan juga melakukan pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku atau artikel, referensi yang dapat dijadikan sebagai acuan pembahasan masalah ini. Sehubungan dengan itu maka peneliti memilih judul: “Pengembangan Sistem Perparkiran di Gedung Patra Jasa “.

1.2 Perumusan masalah

Dalam penyusunan penelitian tugas akhir ini ada beberapa masalah pokok yang akan dibahas peneliti, di antaranya:

1. Bagaimana mempermudah pengguna lahan parkir dalam menentukan tempat parkir yang telah disediakan oleh petugas atau pengelola parkir dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi.

2. Menentukan jalannya sistem perparkiran yang terkomputerisasi dengan menggunakan pengurutan dalam penempatan parkir kendaraan, dimana pengguna lahan parkir mempunyai kepastian dalam mendapatkan lahan parkir yang masih kosong.


(22)

1.3 Batasan masalah

Sesuai dengan inti dari penulisan tugas akhir ini, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup pada proses Pengembangan Sistem Perparkiran, yaitu:

1. Pengembangan Sistem Perparkiran ini hanya dilakukan di gedung Patra Jasa saja, dimana hanya pada pengembangan sistem perparkiran mobil saja.

2. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam Pengembangan Sistem Perparkiran ini dengan menggunakan bahasa pemrograman VB6 . 3. Metode yang digunakan dalam Pengembangan Sistem Perparkiran

ini Metode SDLC (System Development Life Cycle).

4. Pengembangan sistem perparkiran ini dimulai dari entry data kendaraan masuk, kendaraan keluar, pembuatan laporan seberapa banyaknya kendaraan yang keluar masuk dan seberapa maksimalnya tempat parkir yang digunakan dalam setahun serta pendaftaran data karyawan untuk berlangganan dalam menggunakan lahan parkir yang dilakukan oleh perusahaan dan juga pengurutan penempatan kendaraan sesuai dengan nomor lahan parkir yang telah disediakan pengelola lahan parkir.

1.4 Tujuan Penelitian


(23)

4

Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan sistem perparkiran yang ada pada gedung Patra Jasa agar dalam penempatan kendaraan di area lahan parkir menggunakan system pengurutan penempatan kendaraan sehingga pengguna lahan parkir tidak merasa tertipu oleh lahan yang telah disediakan oleh pengelola parkir.

2. Pengguna lahan parkir menjadi lebih mudah dalam menemukan tempat parkir yang telah disediakan dan petugas atau pengelola lahan parkir menjadi lebih mudah dalam mengatur keluar masuknya kendaraan sehingga pengguna lahan parkir tidak perlu mencari lama-lama dimana dia akan menempatkan kendaraannya.

1.5 Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi seluruh pihak yang terkait, di antaranya:

1. Bagi peneliti kegunaan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Pendidiksan S1 (Sarjana) Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menambah pengetahuan peneliti tentang sistem informasi, khususnya yang berkaitan dengan Analisis Sistem Perparkiran.


(24)

2. Bagi pembaca kegunaan dari penulisan ini adalah semoga penulisan ini berguna bagi pihak lain atau pembaca sebagai informasi, khususnya bagi pembaca yang mempunyai minat di bidang Analisis Sistem Perparkiran.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini, di antaranya:

1. Studi Lapangan: melakukan pengamatan langsung, dengan cara mengamati secara langsung di gedung Patra Jasa, bagaimana sistem yang sudah ada sebelumnya pada gedung tersebut dalam mengelola perparkiran.

2. Studi Literatur Sejenis: mencari suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama.

3. Studi Pustaka: mencari data-data dan informasi dengan mempelajari buku, makalah, browsing di internet ataupun hasil penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan Sistem Perparkiran.


(25)

6

1.7 Sistematika penulisan

Penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan penulisan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang konsep dasar dari sistem, dimulai dari teori konsep sistem dan program serta peralatan pendukung (tools system) yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini.

BAB III : METODE PELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan sistem ini. BAB IV : ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini berisikan rancangan proses yang meliputi DFD usulan dan spesifikasi proses. Rancangan basis data yang berisikan ERD, normalisasi dan spesifikasi file. Dalam bab ini juga membahas rancangan keluaran, masukan dan rancangan tampilan serta arsitektur sistem.


(26)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian pada bab-bab yang dibahas serta saran untuk pengembangan lebih lanjut.


(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005:2).

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Al Fatta, 2007:10). Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data dalam bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk mengambil keputusan (Jogiyanto, 2005:8).

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:13):

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen- komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.


(28)

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi.

3. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Selain itu, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 1999:11).

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia (Ladjamudin, 2005:14).


(29)

10

Software (Perangkat

lunak)

DATA

Procedures (Prosedur) People (Manusia) Hardware (Perangkat keras)

2.1.3 Komponen Sistem Informasi

Ada 5 komponen sistem informasi, kelima komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

Mesin Manusia

Gambar 2.1 Lima komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005:14)

2.1.3.1Hardware

Peralatan penyimpanan data

Disk merupakan salah satu perangkat penyimpanan data yang paling sering digunakan. Disk diorganisasikan berupa silinder-silinder dengan tiap permukaan terdapat head yang ditumpuk secara vertikal. Head terdiri dari beberapa Track. Track terbagi menjadi sektor-sektor. Tiga faktor yang mempengaruhi waktu read/write block disk, yaitu (Ladjamudin, 2005:15):


(30)

1. Seek time (waktu menggerakkan lengan silinder), 2. Rotational delay (waktu sektor berputar ke head), 3. Transfer time.

2.1.3.2Software

Software merupakan kumpulan dari perintah/ fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tertentu (Ladjamudin, 2005:20).

2.1.3.3 Data

Data merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. Himpunan data akan memiliki sifat yang unik, antara lain sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:20):

1. Saling berkaitan (Interrelated); data-data tersebut akan saling berkaitan/ terintegrasi dan tersimpan secara teroganisir didalam suatu media penyimpanan.

2. Kebersamaan (Shared); data yang terintegrasi tersebut dapat diakses oleh berbagai macam pengguna/ orang tetapi hanya satu yang dapat merubahnya yaitu Database Administrator.

Sifat kebersamaan (Shared) dalam himpunan data tersebut akan membutuhkan perubahan berupa cara berfikir pengguna yang terbiasa dengan pola pemilikan data sendiri, dan cara penanganan dan manajemen data dalam organisasi.


(31)

12

Data bersama (Sharing Data) merupakan data yang dapat digunakan secara bersama oleh beberapa pemakai pada lokasi yang sama ataupun berbeda. Data bersama memiliki tiga tipe, yaitu:

1) Data bersama di antara unit fungsional.

2) Data bersama pada berbagai tingkatan pengguna. 3) Data bersama yang tersebar secara geografis.

3. Terkendali (Controlled); data yang terintegrasi tersebut hanya dapat diubah oleh seorang Database Administrator.

2.1.3.4 Prosedur

Dokumentasi prosedur/ proses sistem, buku penuntun operasional dan teknis. Prosedur menghubungkan berbagai perintah, dan aturan yang akan menentukan rancangan dan penggunaan sistem informasi. User (pengguna/ pemakai) dari sistem yang akan mengatur dan merancang sistem informasi berdasarkan prosedur-prosedur yang didokumentasikan. Dokumen tersebut berisi tentang bagaimana cara menggunakan dan menjalankan suatu sistem (Ladjamudin, 2005:21).

2.1.3.5 Manusia

Manusia adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya.

Database merupakan kumpulan file yang saling terintegrasi, namun database tidak akan dapat diakses oleh siapapun tanpa adanya software aplikasi.


(32)

Gabungan Database dan software aplikasi tersebut yang dinamakan DBMS. DBMS yang sudah ada dengan software aplikasi yang sangat canggih tidak akan berfungsi dan bermanfaat bila tidak ada orang yang dapat mengakses dan mendisainnya dengan baik. Orang yang dimaksud adalah People/ Pengguna. People/ Pengguna akan berinteraksi dengan mesin (software dan hardware) melalui berbagai prosedur dan aturan-aturan formal yang berlaku. Kumpulan dari DBMS dengan manusia yang akan mengaksesnya dinamakan Sistem Informasi, sehingga kalau kita berbicara manusia dan data, maka tidak akan terlepas dari Database dan DBMS (Ladjamudin, 2005:21).

2.1.4 Kegiatan Sistem Informasi

Kegiatan Sistem Informasi terdiri sebagai berikut (Ladjamudin, 2005: 22) 1. Input

Menggambarkan suatu kegiatan induk menyediakan data untuk diproses.

2. Process

Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut. 4. Storage


(33)

14

5. Control

Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.2 Metode Penelitian

Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah ditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mendapat kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah. Jadi tidak berlebihan apabila metode disebut sebagai strategi dalam penelitian ilmiah (Subana dan Sudrajat, 2005:17).

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Penelitian pada hakikatnya adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah ditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran, cara mencari kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah (Jogiyanto, 1999:59).

2.2.1 Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu, sebelum penyusunan skripsi ini dilakukan, maka dilakukan riset atau penelitian terlebih dahulu untuk menjaring data serta informasi yang terkait.


(34)

2.2.1.1 Studi Lapangan

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti haruslah melihat langsung apa-apa saja yang terjadi dilapangan atau tempat yang akan diteliti. Dalam melakukan studi lapangan terdapat beberapa cara, yaitu:

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2005:25).

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka. Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian (Nazir, 2005:25).

3. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrumen, jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.


(35)

16

2.2.1.2 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain (Subana dan Sudrajat, 2005:20).

2.2.1.3 Studi Literatur

Studi literatur adalah, mencari suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama (Subana dan Sudrajat, 2005:24). Dalam mencari studi literatur, peneliti mencari permasalahan yang sama yang dalam pengembangan sistem perparkiran.

2.3 Pengembangan Sistem1

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Sutabri, 2004:35). Daur hidup pengembangan sistem/ SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan

1


(36)

langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Analisis. 2. Desain. 3. Implementasi.

Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan dan hasil kegiatannya (Ladjamudin, 2005:38).

2.3.1 Analisis

Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi dengan baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan profesional.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:38):

1. Deteksi masalah (Problem Detection).

2. Penelitian/ investigasi awal (Initial Investigation). 3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis).

4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives). 5. Memilih sistem yang baik (Selection of Proper System).


(37)

18

2.3.2 Perancangan (Design)

Tahapan perancangan (Design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini meliputi perancangan output, input dan file (Ladjamudin, 2005:39).

Dalam tahapan desain terdapat juga perancangan keluaran yang bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan (Ladjamudin, 2005:39).

Perancangan masukan yang termasuk didalam tahapan desain bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir faktur dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem (Ladjamudin, 2005:39).

Dan perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis data, yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas. Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya (Ladjamudin, 2005:40).


(38)

2.3.3 Implementasi

Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangun atau dikembangkan, lalu mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa pemrograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan tes data, pelatihan dan pergantian sistem (Ladjamudin, 2005:40).

Pada tahap implementasi terdapat tahapan programming & testing. Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan pseudocode/ terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan top-down (pemrograman modular). Setelah selesai pembuatan algoritma, maka dibuatkanlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman terpilih.

Program yang telah selesai dibuat secara modular tersebut perlu dilakukan tes data, dengan memasukan sejumlah data kedalam program tersebut dan dilihat hasilnya, serta cara pemrosesan yang dilakukan oleh program yang baru dibuat tersebut (Ladjamudin, 2005:40).

Setelah dilakukan programming & testing, maka dilakukanlah tahap selanjutnya yaitu tahapan training. End user akan mengoperasikan sistem yang baru tersebut perlu dilatih secara keseluruhan. Materi pelatihan bisa saja berupa keuntungan dan kerugian sistem yang baru, tip dan trik menggunakan sistem


(39)

20

aplikasi yang baru, pengenalan syntax dasar dari bahasa pemrograman yang digunakan dalam aplikasi tersebut, dan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam sistem yang baru tersebut (Ladjamudin, 2005:41).

Setelah seluruh sistem siap dioperasikan dan seluruh end user selesai dilatih, maka pada tahap ini dilakukan pergantian sistem yang lama dengan sistem yang baru. Teknik pergantiannya bisa secara perlahan/ bertahap atau secara keseluruhan (Ladjamudin, 2005:41).

2.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem informasi ini biasanya digunakan oleh tim teknis internal dimana pelaksanaan pekerjaan ditinjau juga dari sisi internal organisasi atau perusahaan pemilik sistem. Metode SDLC Waterfall ini terdiri dari lima tahap pengembangan, meliputi: (Putra, 2006:198)

1. Perencanaan 2. Analisis 3. Desain 4. Penerapan 5. Perawatan


(40)

1. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya seperti perangkat fisik, manusia, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum.

2. Analisis Sistem (Analysis)

Tahap analisis adalah tahap penelitian atas yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.

3. Desain (Design)

Tahap desain sistem adalah setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Perencanaan

Analisis Sistem

Desain

Penerapan

Perawatan

Gambar 2.2 Metode SDLC Sebagai Air Terjun ( Putra, 2006, h. 198)


(41)

22

4. Penerapan (Implementation)

Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem dibentuk menjadi kode yang siap untuk dioperasikan dan diuji atau di tes.

5. Perawatan (Maintenance)

Kegiatan ini merupakan fase terakhir dari metode pengembangan sistem. Pada fase ini dilakukan perawatan terhadap sistem yang sudah dibangun. Perawatan ini berupa backup data, pembuatan jadwal pengoperasian, pengecekan keamanan sistem, dll.

2.5 Sistem Informasi Perparkiran

Sistem informasi perparkiran dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dengan komputerisasi yang memberikan dasar operasional interaktif dan berbasis cerdas. Dengan adanya sistem perparkiran, maka dapat membantu mengelola informasi, mendata dan mengatur penempatan lokasi parkir. Sistem yang membantu dalam menyediakan informasi dengan lebih akurat, cepat dan mudah diakses.2

2.6 Permasalahan Sistem

Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan seberapa baiknya sistem tersebut di desain. Beberapa hal yang menyebabkan sistem informasi mempunyai masalah, antara lain sebagai berikut:

2

http://jazi.staff.ugm.ac.id “Program Informasi Pengaturan dan Pendadwalan Parkir Berbasis Cerdas, 2005”


(42)

1. Waktu (Overtime).

2. Lingkungan sistem yang berubah. 3. Perubahan prosedur operasional.

Perbaikan masalah sistem informasi disebut maintenance programming, yang meliputi tanggapan terhadap masalah sistem dan penambahan fungsi baru ke sistem. Maintenance programming mencakup 60 (enam puluh) sampai 90 (sembilan puluh) persen dari programming budged dan menunjukkan apakah sistem informasi yang memburuk perlu diganti atau dipertahankan dengan melakukan perbaikan kecil (Ladjamudin, 2005:41).

Masalah sistem informasi berhubungan dengan karakteristik informasi, yakni sebagai berikut:

1. Relevansi (Relevancy).

2. Keakuratan (Accuracy), yang meliputi faktor kelengkapan, kebenaran dan keamanan.

3. Ketepatan waktu (Timeliness).

4. Ekonomi (Economy), yang meliputi faktor sumber daya dan biaya. 5. Efisiensi (Eficiency).

6. Dapat dipercaya (Reability). 7. Kegunaan (Usability).


(43)

24

2.6.1 Relevansi (Relevancy)

Hasil dari sistem informasi harus dapat digunakan untuk kegiatan manajemen di tingkat profesional, taktis dan strategik. Jika tidak dapat digunakan, informasi tersebut layak untuk tidak diperhatikan lagi (Ladjamudin, 2005:42).

Beberapa gejala dari informasi yang tidak lagi relevan, antara lain sebagai berikut:

1. Laporan tidak digunakan oleh pihak yang menerimanya. 2. Permintaan informasi tidak tersedia dalam sistem informasi. 3. Banyak laporan yang isinya terlalu panjang.

2.6.2 Kelengkapan

Data tidak hanya dimasukkan secara benar, tetapi juga harus lengkap. Apabila sebuah sistem informasi memiliki 95 (sembilan puluh lima) persen keakuratan data, tetapi hanya 80 (delapan puluh) persen dari kebutuhan informasi, maka sistem akan tidak efektif. Berikut beberapa gejala ketidaklengkapan (Ladjamudin, 2005:42):

1. Sebagian data dikembalikan ke pemakai karena sumber dokumennya atau isian formulirnya tidak lengkap.

2. Bagian pemasukan data menghubungi ke pemakai untuk mengklarifikasi data dari sumber-sumber dokumennya.


(44)

2.6.3 Kebenaran

Kebenaran biasanya dipikir sebagai keakuratan. Semua data dari field harus dimasukkan secara benar. Berikut gejala dari ketidakbenaran (Ladjamudin, 2005:43):

1. Total kesalahan transaksi mengalami kenaikan dibandingkan kualitasnya.

2. Masalah yang terjadi setelah akhir hari kerja normal mengalami kenaikan.

2.6.4 Keamanan

Sering kali informasi dikirimkan ke setiap orang yang membutuhkannya. Pengawasan keamanan adalah struktur pengecekan untuk memutuskan jika informasi yang sensitif ditujukan kepada pemakai yang tidak sah (Ladjamudin, 2005:43).

2.6.5 Ketepatan Waktu (Timeliness)

Beberapa gejala yang menunjukan masalah ketepatan waktu diantaranya sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:43):

1. Tumpukan pemasukan data mengalami kenaikan.

2. Banyaknya keluhan dari pemakai tentang kesulitan dalam menghubungi staf pemeliharaan program dan staf operasinya.

3. Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan program mengalami kenaikan.


(45)

26

2.6.6 Ekonomi (Economy)

Biaya sistem informasi akan mengalami kenaikan sesuai dengan berjalannya waktu. Meskipun ada beberapa biaya yang mengalami penurunan dan sebagian akan naik. Banyak hal yang menunjukan kenaikan biaya, seperti konsultan pemeliharaan perangkat keras dan program atau perangkat lunak dan lain sebagainya (Ladjamudin, 2005:43).

2.6.7 Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi beberapa banyak produksi meningkat karena tambahan unit sumber daya dalam proses produksinya. Berikut beberapa rasio yang dapat dihitung dan dianalisis (Ladjamudin, 2005:44):

1. Keluaran atau nilai uang.

2. Transaksi tanpa kesalahan atau waktu. 3. Biaya kertas atau transaksi.

2.6.8 Dapat dipercaya (Reability)

Sebuah indikator penting dari sistem informasi adalah dengan memperhatikan reabilitasnya. Beberapa gejala tentang masalah reabilitasnya, antara lain sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:44):

1. Biaya, yaitu tingginya varian rata-rata biaya setiap bulannya.

2. Tumpukan transaksi, yaitu jumlah transaksi yang tertunda atau ditolak. 3. Rata-rata kesalahan yang tidak dapat diprediksi, sehingga perlu


(46)

2.6.9 Kegunaan (Usability)

Tidak ada hal yang lebih baik dari sebuah sistem yang dirancang sesuai dengan kriteria. Jika sistem sulit digunakan, berarti adalah masalah dalam sistem.

Beberapa gejala yang menunjukan sedikit kegunaan sistem, antara lain sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:44):

1. Lamanya waktu pelatihan bagi pemakai pemula. 2. Tingginya rata – rata kesalahan yang terjadi.

3. Naiknya kemangkiran dari sebagian pemakai komputer.

2.7 Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

Ada berbagai alat yang dapat dipakai oleh peneliti untuk melakukan kegiatan analisis dan perancangan suatu sistem. Di antara alat-alat tersebut ada yang berupa bagan arus yang selama ini sering digunakan, yaitu bagan arus dokumen (Document Flowchart) dan bagan arus olah (System Flowchart).

Kebutuhan organisasi, baik dipandang dari sudut pemakaian sistem maupun dari sudut perancangan sistem, telah menuntut adanya alat lain yang dapat memperjelas, mempermudah dan dengan tingkat keterincian sesuai dengan perhatian maupun kepentingan masing-masing user dan perancang. Perkembangan dari kedua alat yang telah disebutkan di atas, yaitu munculnya dua alat lain yakni yang dikenal dengan sebutan ICAM Definition Methode (Integrated Computer Aided Manufacturing Definition Methode) dan Diagram Arus Data (Data Flow Diagram).


(47)

28

Model analisis harus dapat mencapai tiga sasaran utama, yaitu menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, membangun dasar bagi pembuatan desain perangkat lunak, membatasi serangkaian persyaratan yang dapat divalidasi begitu perangkat lunak dibangun.

Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005:60).

2.7.1 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005:64).

2.7.2 Diagram Nol (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang


(48)

ada, aliran data, dan external entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya atau di gambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, simbol ‘*’ atau ‘P’ (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram nol dengan diagram konteks yang terpelihara (Ladjamudin, 2005:64).

2.7.3 Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram nol atau diagram level di atasnya. Di dalam satu level, biasanya tidak terdapat lebih dari 7 (tujuh) buah proses dan maksimal 9 (sembilan), bila lebih maka harus dilakukan dekomposisi (Ladjamudin, 2005:60).

2.8 Elemen Dasar Dari Diagram Aliran Data 2.8.1 Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data kedalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External entity tidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian maka bagian lain yang masih terkait menjadi external entity.

Gambar 2.3 External entity (Ladjamudin 2005:67)


(49)

30

2.8.2 Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus data dari data yang berupa yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem

Gambar 2.4 Arus Data (Ladjamudin 2005:67) 2.8.3 Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluarkan. Proses sering pula disebut bubble (Ladjamudin, 2005:60).

Gambar 2.5 Proses (Ladjamudin 2005:69)


(50)

2.8.4 Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database.

Data Store Gambar 2.5 Data Store

(Ladjamudin 2005:70)

2.8.5 Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasikan semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran dan proses.

Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD (Diagram Aliran Data). Arus data di DAD sifatnya


(51)

32

global, hanya ditujukan nama arus datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DAD secara lebih terperinci dapat dilihat di Kamus Data. Kamus data memuat hal-hal sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:70):

1. Nama Arus Data

Nama arus data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.

2. Alias.

Alias atau nama lain dari data dapat ditulis bila. Untuk menyatakan nama lain dari suatu data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data elemen atau data store yang telah ada. Alias terjadi karena kurang koordinasi antara beberapa analis sistem, misalkan analis sistem yang satu menggunakan EMPLOYEE, dan analis sistem yang lain menggunakan KARYAWAN. Namun keduanya memiliki pengertian yang sama.

3. Bentuk Data

Bentuk data perlu dicatat di Kamus Data, karena dapat dipergunakan untuk mengelompokan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

4. Arus Data

Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat dikamus data untuk memudahkan mencari arus data di DAD.


(52)

5. Penjelasan

Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka sebagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

2.9 Diagram Hubungan Antara Entitas (Entity Relationship Diagram/ ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. ERD berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-strukturnya dan relationship nya.

Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebutan E-R Diagram, adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah data dan menghapus data (Ladjamudin, 2005:142).

2.9.1 Elemen-elemen Diagram Hubungan Entitas

Entity

Pada E-R Diagram, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun


(53)

34

abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat (4) jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat waktu unsur di dalamnya).

2.10 Basis Data (Database)

Ada beberapa definisi basis data dari beberapa orang ahli basis data adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:129):

1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetik disk, optical disk, magnetic drum atau media penyimpanan sekunder lainnya.

2. Database adalah sekumpulan program-program aplikasi umum yang bersifat “batch” yang mengeksekusi dan memproses data secara umum (seperti pencarian, peremajaan, penambahan dan penghapusan terhadap data).

3. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan terhadap banyak ‘user’, dimana masing-masing ‘user’ (baik menggunakan teknik pemrosesan yang bersifat batch atau online) akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan ‘user’ lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan.

4. Database adalah koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan dari suatu enterprise (perusahaan, instansi pemerintah atau swasta).


(54)

2.11 Normalisasi

Ketika kita merancang suatu basis data untuk suatu sistem relasional, prioritas utama dalam mengembangkan model data logical adalah dengan merancang suatu representasi data yang tepat bagi relationship dan constrain (batasannya). Kita harus mengidentifikasi suatu set relasi yang cocok, demi mencapai tujuan di atas. Teknik yang dapat kita gunakan untuk membantu mengidentifikasi relasi-relasi tersebut dinamakan Normalisasi.

Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal (sudah dapat dilakukan proses insert, update, delete dan modify pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut).

Proses normalisasi merupakan metode yang formal/standar dalam mengidentifikasi dasar relasi bagi primary key-nya dan dependensi fungsional diantara atribut-atribut dari relasi tersebut. Normalisasi akan membantu perancang basis data dengan menyediakan suatu ujicoba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat di normalisasi kedalam bentuk yang lebih spesifik untuk menghindari terjadinya error atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut dengan Anomaly (Ladjamudin, 2005:168).


(55)

36

2.11.1 Beberapa Definisi Normalisasi

Normalisasi terdiri dari beberapa definisi sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:169):

1. Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat di koneksikan dengan model data logika.

2. Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.

3. Normalisasi adalah suatu bentuk proses untuk mengidentifikasi “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut yang dengan atribut lainnya.

4. Normalisasi bisa disebut juga sebagai proses pengelompokan atribut-atribut dari suatu relasi sehingga membentuk Well Structured Relation. Well Structured Relation adalah sebuah relasi yang jumlah kerangkapan datanya sedikit (Minimum Amount of Redundancy), serta memberikan kemungkinan bagi user untuk melakukan Insert, Delete, Modify terhadap baris-baris data pada relasi tersebut, yang tidak berakibat terjadinya Error atau Inkonsistensi Data, yang disebabkan oleh operasi tersebut.


(56)

2.11.2 Bentuk Normal Kesatu (First Normal Form/ 1NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa grup elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.

Syarat normal kesatu (1-NF) (Ladjamudin, 2005:178).

1. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record nilai dari field berupa “atomic value”.

2. Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda. 3. Telah ditentukannya primery key untuk tabel/ relasi tersebut. 4. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.

2.11.3 Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/ 2NF)

Bentuk normal kedua didasari atas konsep full function dependency (keterangan tergantung fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:179):

Jika A dan B atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya) terhadap A, jika B adalah tergantung fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.

Full Functional Dependency (Ketergantungan Fungsional Sepenuhnya)


(57)

38

Suatu ketergantungan fungsional A B adalah ketergantungan fungsional sepenuhnya, jika perpindahan beberapa atribut dari A menghasilkan tepat satu pasangan pada atribut dari B. Suatu ketergantungan fungsional A B adalah ketergantungan fungsional sebagian, jika ada beberapa atribut yang dapat dihilangkan dari A sementara ketergantungan tersebut tetap berlaku/ berfungsi.

Bentuk normal kedua memungkinkan suatu relasi memiliki composite key, yaitu relasi dengan primary key yang terdiri dari dua atribut atau lebih atribut. Suatu relasi yang memiliki single atribut untuk primary key-nya secara otomatis pada akhirnya menjadi 2-NF.

Syarat normal kedua (2-NF):

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.

2. Atribute bukan (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama/ primary key.

Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan primary key-nya. Primary key tersebut haruslah lebih sederhana, lebih unik, dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya, dan lebih sering digunakan pada tabel/ relasi tersebut.

2.11.4 Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/ 3NF)

Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomali peremajaan (update) terhadap relasi tersebut.


(58)

Syarat normal ketiga (3-NF) (Ladjamudin, 2005:183):

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. 2. Aribut buka kunci (non-key) haruslah tidak memiliki

ketergantungan transistif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

2.12 Pengujian Black-Box

Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk satu program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut, (Ladjamudin, 2006:379):

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, 2. Kesalahan interface,

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database external, 4. Kesalahan kinerja,


(59)

40

2.13 Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah bahasa pemrograman untuk membuat program aplikasi berbasis Windows. Visual basic sangat mudah dipelajari dan dipergunakan. Program aplikasi dibuat dalam sebuah Integrated Development Environtment (IDE). IDE memungkinkan programmer untuk membuat, menjalankan dan men-debug program Visual Basic dengan mudah.

Visual Basic diturunkan dari bahasa pemrograman BASIC (Beginners All-Purposes Symbolic Instruction Code) yang berbasis DOS dan tidak mempunyai kemampuan membuat aplikasi GUI berbasis Windows.

Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan kata-kata bahasa inggris yang umum digunakan dan tidak perlu lagi menghafalkan sintaks-sintaks maupun format-format bahasa yang bermacam-macam. Di dalam Visual Basic semuanya sudah disediakan dalam pilihan-pilihan yang tinggal diambil sesuai kebutuhan. Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 6 ini diantaranya seperti, menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++ dan Visual J++. Dengan begitu anda dapat bermigrasi atau belajar bahasa pemrograman lainya dengan mudah dan cepat, tanpa harus belajar dari nol lagi.

Visual Basic 6.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman visual basic. Dengan Visual Basic 6.0, anda dapat dengan mudah membuat suatu program aplikasi. Walaupun kemudahan diberikan dalam pembuatan program aplikasi, tetapi program aplikasi yang dihasilkan juga baik. Ini karena dalam pengembangan program aplikasi Visual Basic 6.0 didukung oleh banyak fasilitas.


(60)

Dalam membangun sebuah aplikasi database dengan Visual Basic 6.0, anda dapat melakukannya dengan mudah sesuai dengan keinginan anda. Dengan adanya kontrol-kontrol ActiveX yang mudah untuk digunakan, membuat lebih mudah lagi dalam membuat program aplikasi database (Mangkulo, 2003:1).

Selain itu Visual Basic bisa diartikan seperti (Mangkulo 2003:3):

1. BASIC (Beginners All Purpose Symbolic Intruction Code) adalah bahasa pemrograman yang awalnya banyak digunakan pada aplikasi yang bersifat hobi di lingkungan Komputer Micro. Basic memberikan kemudahan kepada Programmer untuk membuat aplikasidalam waktu yang relatif singkat dengan struktur program yang sederhana.

2. Berbasis GUI (Graphical User Interface), interaksi antara pengguna aplikasi dengan aplikasi dilakukan melalui antarmuka graphic.

3. Berbasis OOP (Object Oriented Programming), merupakan metode pemrograman modern yang sering disebut pemrograman generasi keempat (GL4) yang lebih banyak menguntungkan para programmer dalam membuat aplikasi. Salah satu keuntungan OOP adalah Reusability (kemampuan untuk digunakan kembali), yaitu komponen-komponen yang sudah pernah dibuat, baik dibuat sendiri maupun dibuat oleh pihak lain dapat diintergrasikan kembali dalam aplikasi yang baru.


(61)

42

2.14 SQL (Structured Query Language)

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa standar yang meliputi perintah-perintah untuk menyimpan, menerima, memelihara dan mengatur akses-akses ke basis data serta digunakan untuk memanipulasi dan menampilkan data dari RDBMS (Relational Database Management System). SQL membuat programmer atau database administrator dapat melakukan hal-hal berikut ini (Sakti, 2000:6):

1. Memodifikasi struktur database. 2. Mengganti settingsystem security.

3. Menambah wewenang user pada database atau table. 4. Menampilkan informasi dari database.

5. Mengubah isi dari database. 6. Membuat keamanan data.

7. Menangani proses transaksi diantara aplikasi. 8. Mentransfer data antara database yang berbeda.

Selain itu, SQL adalah bahasa standar komputer untuk mengakses dan memanipulasi database. Statement SQL digunakan untuk menerima, mengubah dan menghapus data. SQL bekerja dengan berbagai sistem database antara lain MS Access, DB2, Informix, MS SQL Server, Oracle, Sysbase dan lain-lain3.

3


(62)

2.15 Literatur Sejenis

Dalam mengembangkan sistem informasi perparkiran ini peneliti mendapatkan literatur sejenis dari kasus yang sama yaitu sistem informasi perparkiran yang terdapat pada suatu Mall. Pada contoh kasus tersebut maka peneliti mencoba membandingkan sistem yang akan dikembangkan dengan sistem yang telah dikembangkan pada Mall tersebut.

Pada pengembangan sistem perparkiran Mall tersebut terdapat latar belakang yang menjadi penyebab kenapa sistem perparkiran pada Mall tersebut harus dikembangkan lagi menjadi terkomputerisasi. Latar belakang yang terjadi adalah kemudahan dalam pelayanan keamanan parkir kendaraan pemilik Mall dan pelanggan sangat diharapkan. Cara yang biasa dilakukan pemilik Mall adalah dengan memberikan karcis biasa kepada pelanggan tanpa menyimpan data nomor plat pelanggan, sedangkan bagi pemilik Mall harus mengarahkan lahan yang kosong untuk memarkirkan kendaraan milik pelanggan. Hal ini bukanlah cara yang efektif dan efisien, mengingat pada saat ini perangkat lunak sangat pesat perkembangannya.

Pada rumusan masalah yang ada pada pengembangan sistem perparkiran Mall tersebut adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikannya sistem informasi perparkiran motor dan mobil pada suatu Mall berbasis Client Server.

Metode penelitian yang terdapat pada sistem informasi perparkiran Mall tersebut adalah metode pengembangan perangkat lunak sebagai berikut, analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis dilakukan untuk mengolah data yang sudah didapat dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan perancangan. Perancangan,


(63)

44

tahap ini dilakukan untuk menterjemahkan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan. Pengujian, setelah program dibuat, maka tahap ini merupakan uji coba terhadap program tersebut4.

Dari permasalahan tersebut masih ada kekurangan yang terdapat dari sistem tersebut, yaitu pelanggan yang masuk dan ingin menggunakan lahan perparkiran yang ada di Mall tersebut masih harus berputar-putar dalam mendapatkan tempat parkir yang masih kosong.

4


(64)

45 3.1 Metode Penelitian

Dalam metode penelitian, peneliti melakukan dua tahap, yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem dalam mengembangkan sistem perparkiran di Gedung Patra Jasa.

3.1.1 Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa hal seperti studi pustaka, studi lapangan dan studi literatur.

1. Studi Pustaka

Pada metode studi pustaka, peneliti mengumpulkan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam Pengembangan Sistem Perparkiran di Gedung Patra Jasa ini yang merupakan bagian data-data, yaitu:

a. Analisis & Desain Sistem Informasi karya Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D.

b. Analisis dan Desain Sistem Informasi, karya Al-Bahra Bin Ladjamudin.

c. SQL Server dengan Visual Basic 6.0 karya Firdaus.

d. Pengantar Sistem Informasi, pengarang Syopiansyah Jaya Putra & A’ang Subiyakto.


(65)

46

e. Metode Penelitian, Karya Nazir, Moh. Ph.D.

f. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, karya Subana, H.M dan Sudrajat. g. Perangkaan Penelitian, karya Bintarto, HR.

Tulisan dan artikel dari internet dan buku-buku lain untuk selengkapnya dapat dilihat pada Daftar Pustaka.

2. Studi Lapangan

Dalam melakukan studi lapangan terdapat beberapa hal sebagai berikut: 1. Observasi

Dalam melakukan observasi, peneliti melihat langsung bagaimana data perparkiran yang sudah ada sebelumnya dijalankan menggunakan sistem yang sedang berjalan. Pada sistem yang sudah ada peneliti melihat masih terdapat kekurangan sehingga sistem perparkiran masih kurang efisien dan efektif, karena pelanggan masih harus berputar-putar dalam mencari lahan parkir yang kosong. Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1 Juni 2009 sampai 30 Juni 2009 yang bertempat di Gedung Patra Jasa Jl.Gatot Subroto Kav 32-34 12850 Jakarta Selatan.

2. Wawancara, dalam hal ini peneliti melakukan wawancara atau tanya jawab baik kepada pengelola parkir maupun kepada pengguna lahan parkir, seperti menanyakan bagaimana proses dari awal kendaraan masuk? bagaimana penghitungan biaya parkir setelah pengguna lahan parkir memasuki area perparkiran dan


(66)

mengambil tiket parkir? bagaimana sistem membuat laporan kepada kepala parkir dan bagaimana para pengguna lahan parkir dalam mencari lahan parkir yang telah ada pada gedung Patra Jasa tersebut?

3. Kuesioner, dalam hal ini peneliti membagikan kuesioner kepada pengguna lahan parkir, pada kuesioner ini peneliti menanyakan apakah sistem perparkiran yang sudah ada sudah sangat baik atau belum? apakah kesulitan dalam mencari lahan parkir yang kosong dan lain sebagainya?

3. Studi Literatur

Dalam hal ini peneliti membandingkan, antara sistem yang lama dengan sistem yang akan dikembangkan lebih memudahkan pengguna lahan parkir atau tidak dalam memanfaatkan lahan parkir yang tersedia. Selain itu peneliti juga membandingkan apakah sistem yang akan dikembangkan memiliki kelebihan dari sistem yang dibuat pada tempat lain yang telah menggunakan sistem informasi perparkiran yang telah terkomputerisasi.

3.1.2Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan Sistem Informasi Perparkiran ini, peneliti menggunakan metode terstruktur dengan model pendekatan SDLC (System Development Life Cycle) yakni pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem dimana sistem tersebut dikembangkan melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik.


(67)

48

Siklus hidup pengembangan sistem dapat diuraikan tahapan-tahapannya sebagai berikut:

1. Analisis(Analysis)

2. Desain/Perancangan(Design) 3. Implementasi (Implementation) 1. Analisis Sistem (Analysis)

Untuk tahap ini peneliti menganalisa prosedur dan melakukan pengumpulan data-data untuk kebutuhan sistem usulan yakni berupa: data input, proses dan output sistem lama. Dari hasil analisa yang peneliti lakukan dari sistem yang sedang berjalan ditemukan bahwa sistem perparkiran di gedung Patra Jasa sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku, namun pada sistem yang sedang berjalan masih terdapat kekurangan-kekurangan yang akan mempersulit pengguna lahan parkir dalam mencari lahan parkir.

2. Desain (Design)

Pada tahap ini peneliti menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perancangan dan pembuatan layout sistem. Perancangan pada penelitian ini yaitu desain pemrograman yang terdiri dari design database, dan desain tampilan. Sedangkan untuk desain pertukaran data dan proses dipakai Data Flow Diagram atau DFD. Untuk lebih jelas peneliti menjabarkan sebagai berikut :


(68)

a. Perancangan Sistem:

Dengan menggambarkan aliran data yang ada pada sistem perparkiran dengan menggunakan Data Flow Diagram atau DFD.

b. Perancangan File:

Merancang database sistem perparkiran pada gedung Patra Jasa, dimulai dengan merancang digram hubungan antar entitas ERD, normalisasi basis data dari 1 NF sampai 3 NF.

c. Perancangan Masukan:

Merancang form masukan berdasarkan dokumen masukan yang berjalan pada sistem perparkiran.

d. Perancangan Keluaran

Merancang form keluaran berdasarkan dokumen keluaran yang berjalan pada sistem perparkiran.

3. Implementasi(Implementation)

Pada tahap ini dilakukan penulisan program aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0, kemudian dilakukan pengujian terhadap program tersebut. Setelah program diuji dan dinyatakan sudah dapat berjalan sesuai yang diharapkan, langkah selanjutnya adalah penginstalan program, pelatihan kepada petugas dan pengelola lahan parkir sebagai user serta membuat evaluasi untuk menentukan apakah sistem beroperasi secara tepat.


(1)

L31

End If

ElseIf cmbJenis.Text = "Seluruhnya" Then CrLhn.ReportFileName = App.Path + "\" + "rptLahan.rpt"

CrLhn.SelectionFormula = cari CrLhn.WindowState = crptMaximized CrLhn.RetrieveDataFiles

CrLhn.Action = 1 End If

End Sub

Private Sub cmdExit_Click() Unload Me

End Sub

Private Sub Form_Load() Me.Top = 200

Me.Left = (Screen.Width - Me.Width) / 2 Me.Height = 3425

Me.Width = 5680 End Sub

Private Sub txtNm_KeyPress(KeyAscii As Integer) If KeyAscii = 13 Then

SendKeys vbTab End If

End Sub

Form Laporan Transaksi

Private Sub cmdCetak_Click()

'crKaryawan.ReportFileName = App.Path + "\" + "rptDataKaryawan.rpt"

Dim cari, cr As String

cari = "{Transaksi.Tgl}in date (" & _

Format(DT1.Value, "yyyy,m,d") & ") to date (" & _

Format(DT2.Value, "yyyy,m,d") & ")"

rptTransaksi.SelectionFormula = cari rptTransaksi.WindowState = crptMaximized rptTransaksi.RetrieveDataFiles

rptTransaksi.Action = 1 End Sub

Private Sub cmdExit_Click() Unload Me

FrmMenuUtama.Show FrmMenuUtama.Enabled = True End Sub

Private Sub Form_Load()

DT1.Value = Format(Date, "yyyy,m,d") DT2.Value = Format(Date, "yyyy,m,d") Me.Top = 1000

Me.Left = (Screen.Width - Me.Width) / 2 Me.Height = 3000

Me.Width = 5000 End Sub

Form Peta

Private Sub Command1_Click() Unload Me

End Sub

Public Sub AturListView(LSV As ListView, ParamArray lstview())

Dim i, lebar

LSV.View = lvwReport lebar = LSV.Width - 80 With LSV.ColumnHeaders .Clear

For i = 0 To UBound(lstview) - 1 Step 2 .Add , , lstview(i), (lstview(i + 1) * lebar) / 100 Next i

End With End Sub

Private Sub Form_Load() Me.Top = 500

Me.Left = (Screen.Width - Me.Width) / 2 Me.Height = 9870

Me.Width = 11145

Call AturListView(ListLahan, "Kode lahan", 20, "Nama Lahan", 15, _

"Lokasi", 20, "Status", 15, "Keterangan", 20)

Call BukaDatabase

'TbSimpan.Enabled = False 'TbHapus.Enabled = False

Set rs = New ADODB.Recordset

rs.Open "SELECT * From Lahan ", _

conn, adOpenDynamic, adLockBatchOptimistic

ListLahan.ListItems.Clear While Not rs.EOF

Set View = ListLahan.ListItems.Add

View.Text = rs!NoLhn View.SubItems(1) = rs!NamaLhn View.SubItems(2) = rs!Lokasi View.SubItems(3) = rs!Status If rs!Status = 0 Then

'ListLahan.ForeColor = vbGreen Ket = "Kosong"

ElseIf rs!Status = 1 Then Ket = "Isi"

'ListLahan.ForeColor = vbRed End If

View.SubItems(4) = Ket ' View.SubItems(5) = rs!PlatNo rs.MoveNext

Wend End Sub


(2)

L47

Questioner Penelitian Pengembangan Sistem Perparkiran di

Gedung Patra Jasa

Nama :

Nama Perusahaan :

Petunjuk Pengisian

Beri tanda silang (X) pada alternative jawaban yang disediakan !

No. Daftar Pertanyaan Alternative Jawaban

1. Apakah diperlukan suatu sistem parkir yang terkomputerisasi lebih baik di Gedung Patra Jasa ini ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah sering terjadi kendala dalam mencari lahan parkir kosong di Gedung Patra Jasa ini ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah anda merasa dirugikan dengan sistem parkir yang tidak memberitahu bahwa parkir telah penuh ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah pengurutan penempatan lahan parkir diperlukan di Gedung Patra Jasa ini ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah sering terjadi kendala dalam mengetahui sudah terdaftar sebagai pelanggan/ bukan ?


(3)

L48

1. Pertanyaan 1 : Dari 5 responden, yang menjawab Ya sebanyak 5, yang menjawab Tidak sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan bahwa 100 % responden menjawab Ya dan 0 % menjawab Tidak untuk penilaian Apakah diperlukan suatu sistem komputerisasi di Perparkiran Patra Jasa ini.

2. Pertanyaan 2 : Dari 5 responden, yang menjawab Ya sebanyak 4, yang menjawab Tidak sebanyak 1. Maka dapat disimpulkan bahwa 80 % responden menjawab Ya dan 20 % menjawab Tidak untuk penilaian Apakah sering terjadi kendala dalam mencari lahan parkir kosong di Gedung Patra Jasa ini.

3. Pertanyaan 3 : Dari 5 responden, yang menjawab Ya sebanyak 4, yang menjawab Tidak sebanyak 1. Maka dapat disimpulkan bahwa 80 % responden menjawab Ya dan 20 % menjawab Tidak untuk penilaian Apakah merasa dirugikan dengan sistem parkir yang tidak memberitahu bahwa lahan sudah penuh. 4. Pertanyaan 4 : Dari 5 responden, yang menjawab Ya sebanyak 4, yang

menjawab Tidak sebanyak 1. Maka dapat disimpulkan bahwa 80 % responden menjawab Ya dan 20 % menjawab Tidak untuk penilaian Apakah pengurutan dalam penempatan lahan parkir di Gedung Patra Jasa ini.

5. Pertanyaan 5 : Dari 5 responden, yang menjawab Ya sebanyak 3, yang menjawab Tidak sebanyak 2. Maka dapat disimpulkan bahwa 60 % responden menjawab Ya dan 40 % menjawab Tidak untuk penilaian Apakah sering terjadi kendala dalam mengetahui sudah terdaftar menjadi pelanggan atau belum di lahan parkir Gedung Patra Jasa ini.


(4)

L49

Questioner Pengguna Aplikasi Parkir di Gedung Patra Jasa

Nama :

Staff Bagian :

Petunjuk Pengisian

Beri tanda silang (X) pada alternative jawaban yang disediakan !

No. Daftar Pertanyaan Alternative Jawaban

1. Bagaimana tampilan aplikasi Parkir di Gedung Patra Jasa ?

a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk 2. Bagaimana tampilan peta dalam aplikasi ini ? a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Buruk 3. Bagaimana sinkronisasi warna antara warna text

dan background aplikasi ?

a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk 4. Bagaimana prosedur pengoperasian aplikasi ini ? a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Buruk 5. Bagaimana menurut anda aplikasi ini dalam

membantu staff untuk memperoleh data - data yang dibutuhkan lebih cepat ?

a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk

6. Dibandingkan dengan sistem yang ada saat ini, apakah aplikasi ini sangat membatu dalam kinerja yang ada di Perparkiran Gedung Patra Jasa ?

a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk

7. Apa pendapat anda setelah melihat program ini secara keseluruhan ?

a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk 8. Bagaimana menurut anda, apabila aplikasi ini

digunakan di Perparkiran Gedung Patra Jasa ?

a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk


(5)

L50

1. Pertanyaan 1 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 3, yang menjawab kurang baik sebanyak 0 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan bahwa 100 % responden menjawab baik untuk penilaian tampilan aplikasi parkir di Gedung Patra Jasa ini.

2. Pertanyaan 2 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 3, yang menjawab kurang baik sebanyak 0 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan bahwa 100 % responden menjawab baik untuk penilaian tampilan peta dalam aplikasi parkir di Gedung Patra Jasa.

3. Pertanyaan 3 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 3, yang menjawab kurang baik sebanyak 0 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan bahwa 100 % responden menjawab baik untuk penilaian sinkronisasi warna antara warna text dan background aplikasi.

4. Pertanyaan 4 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 2, yang menjawab kurang baik sebanyak 1 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan sekitar 66 % responden menjawab baik dan sekitar 33 % menjawab kurang baik untuk penilaian prosedur pengoperasian aplikasi.

5. Pertanyaan 5 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 2, yang menjawab kurang baik sebanyak 1 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan sekitar 66 % responden menjawab baik dan sekitar 33 % menjawab kurang baik untuk penilaian dalam membantu staff untuk memperoleh data - data yang dibutuhkan lebih cepat.


(6)

L51

6. Pertanyaan 6 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 1, yang menjawab kurang baik sebanyak 2 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan sekitar 33 % responden menjawab baik dan sekitar 66 % menjawab kurang baik untuk penilaian dalam membandingkan dengan sistem yang ada saat ini, apakah aplikasi ini sangat membatu dalam kinerja yang ada di perparkiran Gedung Patra Jasa.

7. Pertanyaan 7 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 3, yang menjawab kurang baik sebanyak 0 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan sekitar 100 % responden menjawab baik dan sekitar 0 % menjawab kurang baik untuk penilaian anda setelah melihat program ini secara keseluruhan.

8. Pertanyaan 8 : Dari 3 responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 0, yang menjawab baik sebanyak 3, yang menjawab kurang baik sebanyak 0 dan yang menjawab buruk sebanyak 0. Maka dapat disimpulkan sekitar 100 % responden menjawab baik dan sekitar 0 % menjawab kurang baik untuk penilaian menurut anda, apabila aplikasi ini digunakan di Perparkiran Gedung Patra Jasa.