Manifestasi klinis Pemeriksaan laboratorium dan penegakkan diagnosis

commit to user 8 appendiks, rongga pleura dapat terkena juga. Garcia, 1996 Infeksi berat pada anak-anak, terutama di bawah 5 tahun, dapat menimbulkan gangguan gizi berat. Margono dan Abidin, 2003

d. Manifestasi klinis

Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larva. Selama bermigrasi larva dapat menimbulkan gejala bila merusak kapiler atau dinding alveolus paru seperti terjadinya perdarahan, penggumpalan sel leukosit dan eksudat, yang akan menghasilkan konsolidasi paru dengan gejala panas, batuk, batuk darah, sesak nafas, dan pneumonitis askaris. Pohan, 2006 Larva cacing ini dapat menyebar dan menyerang organ lain seperti otak, ginjal, mata, sumsum tulang belakang dan kulit. Dalam jumlah sedikit, cacing dewasa akan menimbulkan gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare, konstipasi, atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Bila infestasi tersebut bertambah berat akan menunjukkan gejala obstruksi usus ileus. Pohan, 2006 Cacing dewasa dapat juga menyebabkan gangguan nutrisi terutama pada anak-anak. Cacing ini dapat menyebabkan sumbatan pada saluran empedu, saluran pankreas, divertikel, dan usus buntu. Selain hal tersebut di atas, cacing ini dapat juga menimbulkan gejala alergik seperti urtikaria, gatal-gatal, dan eosinofilia. Cacing dewasa commit to user 9 dapat ke luar melalui mulut dengan perantaraan batuk, muntah atau langsung ke luar melalui hidung. Pohan, 2006

e. Pemeriksaan laboratorium dan penegakkan diagnosis

Pada fase migrasi larva, diagnosis dapat dibuat dengan menemukan larva dalam sputum atau bilas lambung. Sindroma Loefller yang spesifik sering terlihat. Onggowaluyo, 2002 Selama fase intestinal, diagnosis dapat dibuat dengan menemukan telur dan cacing dewasa dalam tinja. Telur cacing ini dapat ditemukan dengan mudah pada sediaan basah langsung atau sediaan basah dari sedimen yang sudah dikonsentrasikan. Cacing dewasa dapat ditemukan dengan pemberian antelmintik atau keluar dengan sendirinya melalui mulut karena muntah atau melalui anus bersama tinja. Onggowaluyo, 2002

f. Diagnosis banding