Ascaris suum Goeze sp Kandungan Daun Kemangi yang Mempunyai Efek Antihelmintik Metode-Metode Ekstrak

commit to user 14 menembus dinding usus; dan via sirkulasi portal menuju jantung kanan. Kemudian larvanya masuk ke dalam sirkulasi pulmonal dan tersaring oleh kapiler. Setelah kira-kira 10 hari di paru, larva menembus kapiler dan masuk ke alveoli, dan melalui bronkhi bermigrasi sampai ke trakea dan faring, lalu tertelan. Cacing akan menjadi matur dan kawin di dalam usus, dengan demikian akan memproduksi telur yang akan ke luar bersama tinja. Seluruh proses perkembangannya dari tertelannya telur hingga dikeluarkannya telur- telur yang diproduksi oleh cacing betina membutuhkan waktu 8-12 minggu. Selama masa hidupnya, jumlah total telur yang dikeluarkan dapat mencapai 27.000.000 telur. Garcia, 1996

3. Ascaris suum Goeze sp

Umumnya, cacing ini bisa ditemukan pada babi. Tetapi cacing ini juga bisa ditemukan dan menginfeksi manusia, sapi, kambing, domba, anjing. Miyazaki, 1991 Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa larva Ascaris suum Goeze sp dapat hidup pada cacing tanah dan kumbang tinja Geotrupes yang bertindak sebagai hospes cadangan. Noble E.R dan Noble G.A, 1989 Secara morfologi cacing Ascaris suum Goeze sp ini kurang lebih sama dengan Ascaris lumbricoides. Melalui scanning mikograf elektron 2000 X, Ascaris suum Goeze sp menunjukkan lapisan albuminoid yang tebal dan irreguler. Tampak pada ujung anteriornya terdapat struktur commit to user 15 seperti operkulum. Zaman, 1997 Morfologi yang membedakan kedua jenis cacing ini terletak pada daerah mulut mereka Faust, 1976 yaitu pada daerah deretan gerigi dan bentuk bibirnya yang berbeda. Noble E.R dan Noble G.A, 1989 Telur – telur mereka pun sulit untuk dibedakan dengan mikroskop cahaya. Miyazaki, 1991 Gejala klinis yang ditimbulkan oleh cacing Ascaris suum Goeze sp dan Ascaris lumbricoides Linn. berbeda saat menginfeksi hewan babi percobaan. Noble E.R dan Noble G.A, 1989 Tidak ada perbedaan antara siklus hidup dan cara infeksi Ascaris suum Goeze sp dengan cacing Ascaris lumbricoides Linn. Miyazaki, 1991

4. Kemangi Ocimum americanum L.

a. Taksonomi

Divisi : Spermatophtya Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Tubiflorae Suku : Lamiaceae Marga : Ocimum Jenis : Ocimum americanum L. Tjitrosoepomo, 2002 commit to user 16

b. Nama daerah tumbuhan

Surawung, ruku-ruku, klampes Sunda; Kemangi Jawa; Kemanghi Madura; Balakama Manado; Uku-uku Bali; Lufe-lufe Ternate; Ruruku Maluku; Baramakusa Minahasa; Hairy Basil Inggris Adhyana dan Firmansyah, 2006; Ciptadi, 1998; Hariana, 2007

c. Deskripsi tumbuhan

Kemangi Ocimum americanum L. merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Pulau Jawa dan Madura, terutama di pinggiran ladang, sawah kering, juga ditanam di taman, di pinggiran jalan, hutan terbuka, padang rumput, liar di jalanan, dan kadang-kadang dibudidayakan. Tanaman ini juga dapat tumbuh pada ketinggian 1-1100 m di atas permukaan laut. Sudarsono dkk, 2002 Karakteristik kemangi yaitu perawakan : herba tegaksemak, tajuk membulat, bercabang banyak, sangat harum, tinggi 0,3 m-1,5 m; batang : batang pokok tidak jelas, bercabang banyak, hijau sering keunguan, berambut atau tidak; daun : tunggal, berhadapan, helaian daun bulat telur – elip – memanjang, ujung meruncing-runcingtumpul, tangkai daun 0,25-3 cm, pangkal bangun pasak sampai membulat, dikedua permukaan berambut halus, berbintik-bintik, tepi daun bergerigi lemah – bergelombang rata; bunga : susunan majemuk berkarangtandan, terminal, 2,5-14 cm, diketiak daun ujung, daun pelindung elipbulat telur, panjang 0,5-1 cm; kelopak : berjumlah 5 commit to user 17 saling berlekatan membentuk bibir, 1 membentuk bibir atas, bentuk bulat telur 2-3,5mm, 1 bibir buah membentuk 4 gigi, sisi luar berambut kelenjar, ungu atau hijau; mahkota : berbibir, 3 bibir atas, 2 bibir bawah, panjang tabung 1,5-2mm, cuping mahkota 3-5mm, putih; benang sari : berjumlah 4, tersisip di dasar mahkota, ada 2 yang panjang; putik : kepala putik bercabang dua, tidak sama; buah : kelopak ikut menyusun buah, buah tegak dan tertekan. Sudarsono dkk, 2002

d. Kandungan kimia

Bahan-bahan kimia yang terkandung di seluruh bagian tanaman kemangi di antaranya adalah 1,8 sineol, anethol, apigenin fenkhona, stigmaasterol, triptofan, tannin, sterol, dan boron Hariana, 2007 ; Dharmayanti, 2003 Hasil penapisan fitokimia ekstrak daun kemangi Ocimum americanum L. Lamiaceae menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoidsteroid. Medica dkk, 2004. Sementara itu, daun kemangi juga mengandung minyak atsiri dengan eugenol sebagai komponen utamanya. Biji kemangi mengandung saponin, flavonoid, dan polivenol. Mangoting dkk, 2005

e. Khasiat

Daun kemangi dapat menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, gangguan ginjal, mengatasi sakit maag, perut kembung, commit to user 18 masuk angin, kejang-kejang, dan badan lesu. Selain itu minyak atsiri kemangi juga bisa digunakan sebagai pelancar ASI, mengatasi demam, batuk, selesma, gangguan pencernaan, muntah-muntah, infeksi usus, radang lambung, serta gas dalam usus. Aroma kemangi dapat menolak gigitan nyamuk. Dharmayanti, 2003 Senyawa 1,8 sineol dalam kemangi dapat mengatasi masalah ejakulasi prematur pada pria. Sementara apigenin fenkhona dan eugenol-nya dapat memudahkan terjadinya ereksi. Dharmayanti, 2003 Senyawa anethol dan boron dapat merangsang hormon estrogen pada wanita, sedangkan senyawa eugenol juga dapat membunuh jamur penyebab keputihan. Zat stigmaasterol dalam kemangi merangsang pematangan sel telur. Zat triptofan bisa menunda menopause. Dharmayanti, 2003 Bijinya memiliki khasiat sebagai peluruh air kencing, peluruh keringat, mengatasi sembelit, kencing nanah, penyakit mata, pencahar dan kejang perut. Akarnya bisa digunakan sebagai upaya mengobati penyakit kulit. Sudarsono dkk, 2002 Flavonoid yang terkandung pada daunnya, juga memilki efek sebagai anti-inflamasi, anti-alergi, anti-mikroba ,dan anti-kanker. Wikipedia, 2010 commit to user 19

5. Kandungan Daun Kemangi yang Mempunyai Efek Antihelmintik

Dalam beberapa literatur, belum ada penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa kemangi Ocimum americanum L. dapat berkhasiat sebagai antihelmintik. Hasil penapisan fitokimia ekstrak daun kemangi telah menunjukkan bahwa daun tumbuhan ini mengandung bahan kimia yaitu tanin, saponin, triterpenoidsteroid, dan flavonoid. Medica dkk, 2004 Beberapa kandungan kimia tersebut yang memiliki sifat antihelmintik adalah tanin dan saponin.

6. Metode-Metode Ekstrak

Metode-metode ekstrasi dengan menggunakan pelarut dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu cara dingin dan cara panas. a. Cara Dingin 1 Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukkan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus – menerus . Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan pertama yang merata, dan seterusnya. commit to user 20 2 Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna Exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. b. Cara panas 1 Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses sempurna. 2 Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 3 Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukkan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperature commit to user 21 ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 – 50 C. 4 Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 – 98 C selama waktu tertentu 15 – 20 menit 5 Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 C dan temperatur sampai titik didih air. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tanaman, 2000 Peneliti menggunakan metode sokletasi untuk dengan pelarut etanol 90 untuk mendapatkan kandungan kimia seperti tanin dan saponin yang ada pada daun kemangi. Penggunaan etanol sebagai bahan ekstrasi dengan alasan karena pelarut etanol dapat melarutkan kandungan kimia dari sampel, baik yang bersifat polar maupun non polar, sehingga komponen kimia yang ada pada sampel diharapkan dapat diekstraksi secara sempurna, selain itu untuk menghindari pertumbuhan mikroba pada ekstrak yang diperoleh dan juga karena etanol merupakan pelarut yang aman digunakan untuk kosmetika. Ristek-MTIC AWARD, 2007 commit to user 22

B. Kerangka Pemikiran

C. D.

Gambar 2.1. Skema kerangka pemikiran Ekstrak Daun Kemangi Ocimum americanum, L. mengandung saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid steroid Saponin Tanin Cacing Gelang Babi Ascaris suum Goeze Variabel luar terkendali dalam perlakuan Variabel luar tidak terkendali dalam perlakuan Panjang Cacing Jenis Cacing Kepekaan cacing Umur cacing Kematian Cacing Menghambat enzim kemotripsin, proteinase, dan kolinesterase Denaturasi Protein Variabel luar terkendali dalam pembuatan ekstrak Konsentrasi Larutan Uji Suhu Percobaan Variabel luar tidak terkendali dalam pembuatan ekstrak Umur tanaman Asal tanaman