17 Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan
harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga
hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Waluyo, 1987:121.
“Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek,
menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Jika nada
merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Waluyo, 1987:125.
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan amanat merupakan hal yang
mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata- kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Waluyo,
1987:130.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis karya sastra adalah metode deskriptif
. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk teknik analisis data sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan data berdasarkan rumusan
masalah.
Universitas Sumatera Utara
18 2.
Menafsirkan seluruh data untuk menemukan kepaduan dan hubungan antardata, sehingga diperoleh pengetahuan secara utuh tentang nilai
estetik karya sastra.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB IV NILAI ESTETIKA DALAM ANTOLOGI PUISI
SUARA PERI DAN MIMPI KAJIAN RESEPSI SASTRA
Karya sastra pada umumnya mengandung nilai-nilai estetika. Estetika resepsi atau estetika tanggapan adalah estetika ilmu keindahan yang didasarkan
pada tanggapan-tanggapan atau resepsi-resepsi pembaca terhadap karya sastra. Pradopo, 2001:206. Tanggapan terhadap nilai-nilai estetika yang terkandung
dalam sebuah karya sastra berbeda-beda antara pembaca yang satu dengan pembaca lainnya. Dalam hal ini, seorang pengarang sangat membutuhkan
pengetahuan tentang estetika agar karyanya lebih indah di mata para pembaca dan lebih indah dirasakan para penikmat sastra.
Dalam meneliti karya sastra berdasarkan metode estetika resepsi dapat dilakukan dengan cara sinkronik. Sinkronik ini ialah cara penelitian resepsi
terhadap sebuah karya sastra dalam satu masa atau periode. Pradopo, 2001:211. Jadi, yang diteliti itu adalah resepsi tanggapan pembaca dalam satu kurun waktu.
Namun, harus diingat bahwa dalam satu kurun waktu biasanya ada norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra. Akan tetapi, karena tiap-tiap orang
mempunyai cakrawala harapan sendiri, berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, bahkan juga ideologinya, maka mereka akan menanggapi sebuah
karya sastra secara berbeda-beda. Penelitian sastra dengan menggunakan metode estetika resepsi menuntut pemahaman pembaca terhadap sebuah karya sastra.
Dalam hal ini, pembaca dapat melihat sebuah karya dari dua sudut atau unsur
Universitas Sumatera Utara
20 pembangun sebuah karya sastra, yaitu berdasarkan struktur fisik dan struktur batin.
Struktur fisik merupakan unsur pembangun puisi yang bersifat fisik dan tampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur batin merupakan unsur pambangun
puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya.
4.1 Struktur Puisi Antologi Puisi