Data-data yang diperoleh penulis dengan mengkaji dari Hukum Perdata, terutama yang berkaitan dengan hukum
kontrak, serta undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
b Bahan Hukum Sekunder. Data-data yang diperoleh penulis dengan mengkaji buku-
buku di perpustakaan dan hasil karya ilmiah sarjanawan terdahulu, Kamus Besar Bahasa Indonesia, media internet,
maupun sumber lain yang mempunyai relevansi dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi, diperlukan adanya sistematika penulisan skripsi. Hal ini untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai
gambaran dalam skripsi yang dibuat. Maka penulis akan menyajikan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini disajikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan,
tinjauan kepustakaan, metode penulisan, serta sitematika penulisan skripsi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KONTRAK MENURUT KUH PERDATA
Dalam bab ini dijelaskan mengenai kontrak menurut KUH Perdata. Di dalamnya diterangkan mengenai definisi
kontrak, asas hukum, syarat sahnya suatu kontrak, bentuk- bentuk kontrak, jenis-jenis kontrak, dan momentum
terjadinya dan berakhirnya suatu kontrak.
BAB III KONTRAK ELEKTRONIK
Dalam bab ini dijelaskan mengenai kontrak menurut UU No. 11 Tahun 2008. Di dalamnya diterangkan mengenai
defenisi kontrak elektronik, media kontrak elektronik, lahir dan berakhirnya suatu kontrak elektronik, syarat sahnya
kontrak elektronik, dan alat bukti kontrak elektronik.
BAB IV ANALISIS HUKUM PERDATA TENTANG SYARAT
SAH KONTRAK BERDASARKAN UU ITE Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai keunggulan
dan kelemahan aturan-aturan yang mengatur mengenai kontrak, baik menurut KUH Perdata maupun menurut UU
No. 11 Tahun 2008, dan juga penyebab terjadinya
Universitas Sumatera Utara
perbedaan syarat sah kontrak menurut masing-masing aturan hukum tersebut, serta hasil dari penelitian tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan atas permasalahan yang telah dibahas juga berisi saran-saran penulis mengenai
permasalahan yang timbul akibat perbedaan karakteristik kontrak menurut masing-masing peraturan hukum tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK
A. Definisi Perjanjian
Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata. Dalam Pasal 1313 KUH Perdata dinyatakan bahwa : persetujuan adalah
suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. Persetujuan yang dimaksud ialah berjanji untuk
mengikatkan diri kepada pihak lain. Perjanjian memiliki defenisi yang berbeda-beda menurut pendapat pakar hukum. Perjanjian menurut Subekti
adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
7
Sehingga dengan demikian, dari perjanjian tersebutlah timbul suatu
perikatan. Sedangkan perikatan itu sendiri menurut Subekti ialah suatu
perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal yang lain, dan pihak yang
lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
8
Perjanjian menurut M Yahya Harahap ialah suatu hubungan
hukum kekayaanharta benda antara dua orang atau lebih yang memberi
7
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata Jakarta: Intermasa, 2001 hlm.1.
8
Ibid.
14
Universitas Sumatera Utara
kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak yang lain untuk menunaikan prestasi.
9
Salim H.S. dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Hukum
Kontrak Innominaat di Indonesia, berpendapat bahwa dalam Pasal 1313
perjanjian itu bersifat tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut dengan perjanjian, ia juga mengatakan bahwa dalam pasal tersebut tidak
tampak asas konsensualisme dan bersifat dualisme. Hal yang mendasarinya dikarenakan dalam rumusan tersebut hanya disebutkan
perbuatan saja, sehingga yang bukan perbuatan hukum pun dapat disebut perjanjian. Untuk itu, demi memperjelas pengertian mengenai perjanjian
itu sendiri harus dicari dalam doktrin. Menurut doktrin teori lama yang disebut dengan perjanjian adalah : perbuatan hukum berdasarkan kata
sepakat untuk menimbulkan akibat hukum Unsur dari
wujud perjanjian tersebut adalah hubungan hukum yang menyangkut harta kekayaan antara dua orang atau lebih yang memberikan hak pada satu
pihak dan kewajiban pada pihak lain tentang suatu prestasi.
10
Berdasar banyak defenisi tentang kontrak, Salim H.S menyimpulkan bahwa kontrak merupakan hubungan hukum antara subjek
hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain, dalam bidang harta
9
M Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian Bandung: Penerbit Alumni, 1986 hlm. 6.
10
Salim H.S., 1. Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia Jakarta: Sinar Grafika, 2003 hlm. 15
Universitas Sumatera Utara
kekayaan.
11
Hasanudin Rahman menyimpulkan bahwa kontrak adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis.
Perlu diketahui bahwa subjek hukum yang satu berhak atas prestasi, dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban untuk
melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya.
12
Kontrak adalah salah satu dari dua dasar hukum yang ada selain undang-undang yang dapat menimbulkan
perikatan.
13
2 Perjanjian untuk berbuat sesuatu. Perikatan terdapat di dalam perjanjian karena perikatan dapat
ditimbulkan oleh perjanjian di samping undang-undang. Hal tersebut diatur dalam pasal 1233 KUH Perdata yang berbunyi : “perikatan, lahir
karena suatu persetujuan atau karena undang-undang”. Kontrak merupakan bentuk konsekuen oleh para pihak untuk
saling menepati janji sesuai dengan apa telah disepakati. Di mana dalam pelaksanaannya terdapat pihak yang mendapatkan pemenuhan atas
haknya, dan pihak lain memenuhi kewajibannya. Namun jika dilihat dari segi pelaksanaannya, perjanjian dapat dibagi menjadi tiga macam, seperti
yang dinyatakan dalam Pasal 1324 KUH Perdata, yakni : 1 Perjanjian untuk memberikanmenyerahkan suatu barang.
11
Ibid, hlm. 17
12
Hasanudin Rahman, Legal Drafting. Seri Keterampilan Mahasiswa Fakultas Hukum Dalam MerancangKontrak PerorangnanBisnis Bandung: Citra Aditya Bakti,
2000, hlm. 4
13
Budiman N.P.D, Sinaga, Hukum Kontrak Penyelesaian Sengketa dari Perspektif Sekretaris Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 12
Universitas Sumatera Utara
3 Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu.
B. Asas Hukum Kontrak