diterimanya tidak diketahui secara langsung. Kritik terhadap teori ini, bagaimana ia mengetahuinya isi
penerimaan itu apabila ia belum menerimanya. 4 Teori Penerimaan ontvangstheorie
Teori ini berpendapat bahwa kesepakatan terjadi pada saat pihak yang melakukan penawaran mengetahui bahwa
penawarannya telah diketahui oleh pihak yang menerima penawaran tersebut. Kelemahan teori ini antara lain
memungkinkan terlambat lahirnya perjanjian karena menunda-nunda untuk membuka surat penawaran dan
sukar untuk mengetahui secara pasti kapan penerima tawaran mengetahui isi surat penawaran.
G. Berakhirnya Suatu Kontrak
Di dalam KUH Perdata dapat ditemukan ketentuan tentang pengakhiran kontrak atau perjanjian. Secara khusus dalam Pasal 1381
disebutkan sepuluh cara untuk mengakhiri perjanjian, yakni : 1 Pembayaran,
2 Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan,
3 Pembaharuan utang novatie, 4 Perjumpaan utang kompensasi,
Universitas Sumatera Utara
5 Percampuran utang, 6 Pembebasan utang,
7 Musnahnya barang yang terutang, 8 Batalpembatalan,
9 Berlakunya suatu syarat batal, 10 Lewatnya waktu.
Namun cara tersebut dianggap belum lengkap, sebab masih ada cara-cara lain yang tidak disebutkan, seperti berakhirnya suatu ketetapan
waktu dalam perjanjian atau menginggalnya salah satu pihak dalam beberapa macam perjanjian, seperti meninggalnya seorang persero dalam
suatu perjanjian firma dan pada umumnya dalam perjanjian-perjanjian di mana prestasi hanya dapat dilakukan oleh si debitur sendiri dan tidak oleh
orang lain.
34
Hapusnya persetujuan harus benar-benar dibedakan daripada hapusnya perikatan, karena suatu perikatan dapat hapus, sedangkan
persetujuannya yang merupakan sumbernya masih tetap ada.
35
34
Budiman N.P.D, Sinaga, Op.cit., hlm. 21
35
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan Bandung: Putra A Bardin, 1999, hlm.68
R. Setiawan menambahkan bahwa persetujuan dapat hapus karena hal-hal
berikut :
Universitas Sumatera Utara
a Hapusnya persetujuan ditentukan dalam persetujuan oleh para pihak. Misalnya, persetujuan akan berlaku untuk
waktu tertentu. b Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu
persetujuan. Misalnya, menurut Pasal 1066 ayat 3 KUH Perdata, bahwa para ahli waris dapat mengadakan
persetujuan untuk selama waktu tertentu untuk tidak melakukan pemecahan harta warisan. Akan tetapi, waktu
persetujuan tersebut oleh ayat 4 Pasal 1066 KUH Perdata dibatasi berlakunya hanya untuk lima tahun.
Hapusnya suatu persetujuan tersebut menurut R. Setiawan merupakan suatu jenis persetujuan yang berdasarkan undang-undang berlaku atau
batal berdasarkan dengan ketetapan waktu. Artinya, persetujuan tersebut berlaku atau batal dikarenakan adanya persetujuan atau karena undang-
undang itu sendiri yang menyatakan suatu persetujuan tersebut dianggap batal. Adapun ketentuan para pihak yang saling bersepakat tersebut yang
dapat menjadi penentu atas berlaku atau batalnya suatu perikatan tersebut sesuai dengan yang diperjanjikan sebelumnya.
H. Fungsi Suatu Kontrak