Kesimpulan Uraian Teoritis Pengaruh Proses terhadap minat berkunjung kembali

82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Variabel produk, harga, lokasi, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan. Tetapi pada variabel orang, bentuk fisik, dan proses hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel produk adalah yang paling dominan mempengaruhi minat berkunjung kembali dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 hal ini dikarenakan bahwa hal utama yang dilihat konsumen adalah produk yang ada di Kopi Baba, makanan dan minuman bervariasi yang ada di Kopi Baba membuat konsumen tidak merasa bosan serta rasa yang di hasilkan dari makanan dan minuman tersebut sesuai dengan selera konsumen. 3. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.782 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, harga, lokasi, promosi, orang, bentuk fisik dan proses adalah sebesar 78,2, sisanya sebesar 21,8 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model. 83

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah: 1. Kopi Baba diharapkan untuk terus berusaha menjaga kualitas rasa dari produk yang ditawarkan dan meningkatkan variasiproduk yang menjadi salah satu faktorpenting yang berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali, karena apabila Kopi Baba tidak terus berusaha menjaga kualitas rasa dan meningkatkan variasi terhadap produk yang ditawarkan maka di khawatirkan konsumen akan merasa bosan dengan produk yang itu saja dan kecewa apabila rasa makanan dan minuman yang ditawarkan tidak sesuai dengan selera konsumen . 2. Kopi Baba di harapkan untuk terus memberikan promosi yang dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung kembali ke Kopi Baba, misalnya pada menu paket yang di tawarkan oleh Kopi baba dan harus lebih sering di sebarluaskan melalui media sosial seperti facebook ataupun twitter. 3. Meskipun konsumen Kopi Baba lebih mementingkan produk, harga, lokasi dan promosi dibandingkan orang, bentuk fisik dan proses namun pihak Kopi Baba seharusnya tetap mempertahankan karyawan kopi baba yang berpenampilan dengan rapi, fisik kopi baba yang sedehana dan minimalis sehingga konsumen akan tetap merasa nyaman dan betah untuk berlam-lama berada di kopi baba, dan juga tetap memperhatikan proses agar tidak terjadi kegagalan pada ssaat jasa dihasilkan dan kemudian disampaikan kepada konsumen. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa

Kata “Pemasaran dan Pemasaran Jasa” sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. American Marketing Associationdalam Assauri 2007 : 4 menyatakan bahwa “ pemasaran diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat”. Pemasaran menurut Kotler Keller 2009 : 6 ialah “ suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Menurut Miller Layton dalam Tjiptono, 2005:2 menyatakan bahwa “Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organnisasional”. Dari beberapa defenisi yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran bertujuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap orang. 11 Menurut Lovelock 2010:16 , jasa adalah suatu aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Menurut Tjiptono 2005:98 jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual. Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan dan kursus, hotel , lembaga pendidikan dan lain lain. Kotler Amstrong2008:266 menyatakan bahwa jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas , manfaat, kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, untuk mendapatkan kepuasan. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya. Hubungan antara jasa dengan marketing adalah sangat erat seperti halnya terhadap produk barang. Secara garis besar Tjiptono 2005:18 menjelaskan karakteristik pemasaran jasa terdiri atas : 1. Intangibility tidak berwujud Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja performance atau usaha. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan 12 2. Inseparability tidak terpisahkan Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3. VariabilityHeterogenety keanekaragaman Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya 4. Perishability tidak tahan lama Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat di simpan dan dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan sebagai persediaan. Contohnya: makanan yang telah dimasak pada restoran. 5. Lack Of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Di lain pihak pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan restoran. 13 2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran jasa. Tjiptono 2005:30 mengungkapkan bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak disantap. Proses meramu bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan science dan seni art. Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru masak. Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa decade yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskan menjadi 4P Product, price, promotion dan place. Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa dirumuskan menjadi 4C Customers’ needs and wants, Cost, Communications dan Convenience. Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penerapan 4P terlampau terbatassempit untuk bisnis jasa. Kelemahan yang 14 terdapat pada 4P, mendorong banyak pakar pemasaran untuk mendefenisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih applikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan unsur lainnya, yaitu People, process, dan Physical Evidence. Lovelock 2010:24 mengungkapkan bahwa ketika mengembangkan strategi untuk barang manufaktur, pemasar biasanya mengacu pada empat elemen dasar strategis : produk product, harga price, lokasi atau distribusi place dan promosi promotion, keempatnya biasanya di sebut dengan “4P” dari bauran pemasaran marketing mix. Maka dari itu 4P untuk pemasaran barang tidak cukup untuk mengatasi isu yang timbul dalam pemasaran jasa dan diperluas dengan menambahkan P yang diasosiasikan dengan penghantaran jasa proses process, lingkungan fisik physical environment, dan manusia people.

2.1.3 Produk

Tjiptono 2009:84 mengungkapkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik seperti sepeda motor, tv, komputer, baju, buku teks, jasa restoran, penginapan, transportasi jadi, produk bisa berupa manfaat tangible maupun intengible yang dapat memuaskan pelanggan. 15 Laksana 2008:67 menyebutkan produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Termasuk dalam pengertian produk, yaitu: 1. Goods: barang-barang fisik 2. Services: Jasapelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidakmenyertai produk barang fisik 3. Experience: pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmatioleh orang lain. 4. Event: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak. 5. Persons: keahlian atau ketenaran seseorang 6. Place: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan sejarahatau keindahan. 7. Properties: Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata real estate ataufinansial saham dan obligasi. 8. Organization: lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilaijual dari suatu produk. 9. Information: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan sekolah,surat kabar. 10. Ideas: Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen. 16 Adapun tiga Klasifikasi produk dalam Laksana 2009 : 69 yaitu : 1. Berdasarkan Karakteristik sifat : a. Barang tahan lama durable goods yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian. Misalnya mobil, kemari es, dan sejenis lainnya. b. Barang tidak tahan lama non- durable goods yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali. Misalnya sabun, minuman ringan dan sejenis lainnya. c. Jasa service yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang di tawarkan untuk di beli. Misalnya salon kecantikan, tukang cukur dan sejenisnya. 2. Berdasrkan wujud : a. Barang nyata atau berwujud tangible goods b. Barang tidak nyata atau tidak berwujud intangible goods 3. Berdasarkan tujuan atau pemakaian: a. Barang konsumsi consumer’s goods b. Barang industri industrial goods Lovelock 2010:25 mengungkapkan bahwa produk jasa berada di jantung strategi pemasaran perusahaan. Jika sebuah produk didesain dengan buruk, maka tidak akan menciptakan nilai yang bberarti bagi para pelanggan, meskipun elemen-elemen lain dari 7P dilaksanakan dengan baik. Merencankan bauran pemasaran dimulai dengan menciptakan konsep jasa yang akan memberikan nilai kepada pelanggan yang dituju dan memuaskan kebutuhan mereka lebih baik dari 17 pada alternative dari pesaing lain. Untuk mentrasformasi konsep ini menjadi realitas membutuhkan desain gagasan cluster dari elemen-elemen yang berbeda namun secara bersamaan saling memperkuat. Produk jasa terdiri dari : 1. Produk inti yang menjawab kebutuhan primer para pelanggan 2. Serangkaian elemen tambahan supplementary service elements yang secara bersamaan memperkuat nilai tambah produk yang membantu para pelanggan untuk menggunakan produk inti secara lebih efektif.

2.1.4. Harga

Harga akan mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha.Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa. Harga menurut Kotler dan Amstrong 2008:345 adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Laksana 2008:105 harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang danatau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.Menetapkan harga suatu produk tidaklah semudah yang kita bayangkan, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga suatu produk. 18 Menurut Laksana 2008:114, perusahaan menetapkan suatu harga memiliki tiga maksud yaitu: 1. Berorientasi pada laba : - Untuk mencapai target laba investasi laba penjualan bersih. - Untuk memaksimalkan laba. 2. Berorientasi pada penjualan : - Untuk meningkatkan penjualan. - Untuk mempertahankan atau meningkatkan bagian pasar dan penjualan. 3. Berorientasi pada status quo: - Untuk menstabilkan laba . - Untuk menangkal persaingan.

2.1.5 Lokasi.

Lokasi menurut Lupiyoadi 2009:42, berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu: 1. Konsumen mendatangi pemberi jasa perusahaan: apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. 19 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik. Lokasi fasilitas jasa acapkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Secara garis besar, ada dua kemungkinan pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa Pertama, pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa. Kedua, Penyedia jasa mendatangi pelanggan.Tjiptono, 2005:147. Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut : 1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transportasi umum. 2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal. 3. Lalu lintas traffic, yaitu banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang yang besar terhadap terjadinya keputusan pembelian yang seringkali terjadi spontan. 20 4. Tempat parker yang luas, aman, dan nyaman baik untuk kendaraan bermotor. 5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. 6. Lingkungan , yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7. Kompetisi , yaitu lokasi pesaing.

2.1.6 Promosi

Menurut Tjiptono 2009:91 Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhimembujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus atau sering di sebut bauran promosi promotion mix, promotion blend, communication mix adalah: 1. Personal Selling Komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 21 2. Mass Selling Pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. 3. Promosi Penjualan Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera danatau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan 4. Public Relation Upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct Marketing Sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

2.1.7. Orang

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani 2009:75, dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia.Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih 22 untukmenyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya ‘orang’ dalam pemasaran jasaberkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atauhubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yangdalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal.Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong ‘orang’ dalamkinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek ‘orang’ yang memengaruhi konsumen yaitu: a. Contactors, ‘orang’ di sini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. b. Modifiers, ‘orang’ di sini tidak secara langsung memengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh: resepsionis. c. Influencers, ‘orang’ di sini memengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen. d. Isolateds, ‘orang’ di sini tidak secara langsung ikut serta dalam bauranpemasaran dan jugatidak sering bertemu dengan konsumen. Contoh:karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data. 23

2.1.8. Bentuk Fisik

Menurut Tjiptono 2005:32, karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurang tingkat risiko tersebut dengan jalan menawarkan bentuk fisik dari karakteristik jasa. Bentuk fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke café akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabotan dan bahkann sampai ke pakaian seragam pelayan. Untuk lebih rinci lagi, contoh -contoh bentuk fisikuntuk fasilitas eksternal misalnya: konsumen akan memperhatikan desain eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya.

2.1.9. Proses

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani 2009:76, proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme,aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepadakonsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu: 1. Kompleksitas complexity, berhubungan dengan langkah-langkah dan tahapan proses. 24 2. Keragaman divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses. Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar yaitu: 1. Mengurangi keragamanReduced Divergence, dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi. 2. Menambah keragamanIncreased Divergence, berarti memperbanyak kustomisasi danfleksibilitas dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya harga. 3. Megurangi kompleksitasReduced Complexity, berarti cenderung lebih terspesialisasi. 4. Menambah kompleksitasIncreased Complexity, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasardengan cara menambah jasa yang diberikan.

2.1.10. Minat Berkunjung Kembali

: Menurut Jahja 2011:63, minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. 25 Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat bersifat tetap persistent dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya. Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut : 1. Minat bersifat pribadi individual, ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain. 2. Minat menimbulkan efek diskriminatif. 3. Erat hubungannya dengan motivasi, memengaruhi dan dipengaruhimotivasi. 4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dandapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode. Minat konsumen untuk berkunjung ke suatu tempat tentunya didasari alasan tertentu, dimana kunjungan tersebut dapat memberikan nilai manfaat yang akan berdampak pada kepuasan konsumen tersebut. 26

2.2. Penelitian Terdahulu