73
Bengkel Pusat terdiri dari beberapa unit kerja yaitu mekanisasi pertanian, bengkel konstruksi, bengkel traktor dan alat-alat pertanian, serta bengkel kendaraan
bermotor.
124
Dalam perkembangannya Bengkel Pusat telah menyumbang pemasukan bagi kas PT. Perkebunan IX Persero dengan rincian pendapatan yaitu, pada 1992
sebesar Rp. 6.429.141.000,- pada 1993 sebesar Rp. 6.364.936.000,- dan pada 1994 sebesar Rp. 6.051.038.000,-.
125
3.4 Pengelolaan Keuangan Perusahaan
Pengelolaan keuangan PT. Perkebunan IX Persero berada di bawah Dinas Bagian Pembiayaan yang bertanggung jawab langsung pada Direktur Komersil.
Dinas Bagian Pembiayaan memiliki beberapa unit kerja seperti Urusan Keuangan, Tata Buku, Anggaran Belanja, Verifikasi, dan Pergudangan. Dalam pengelolaan
keuangan perusahaan berada di bawah Unit Urusan Keuangan. Unit Urusan Keuangan ini memiliki tugas yaitu:
1. Membuat nota debet surat penagihan kepada pihak luar serta memo
penagihan kepada karyawan sendiri. 2.
Memeriksa kebenaran seluruh faktor-nota debet dan surat-surat tagihan lainnya, membuat daftar rekapitulasi atau perinciannya sebelum dilakukan
pembayarannya.
124
W. Napitupulu,op.cit., hal. 3.
125
Ibid., hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
74
3. Mengurus pajak pendapatan, penjualan, kendaraan, perusahaan,
kekayaan, MPO, dan lainnya, asuransi, Ipeda, retribusi dan lainnya. 4.
Memeriksa kebenaran perhitungan bunga kredit investasi sawit tembakau pupuk dan lainnya yang dibebankan oleh Bank kepada Perusahaan.
5. Membuat daftar gaji atau upah dan daftar pensiun karyawan
StafSGKSKU, honorarium, pendapatan secara berkala seperti premi. 6.
Membuat daftar slip gajikaryawan StafSGKSKU dan lain sebagainya yang daftar gajinya dibuat di kantor direksi.
7. Pengawasan administrasi atas inventaris besar atau inventaris kecil dan
inventaris lainnya milik perusahaan di kantor direksi. 8.
Pengawasan terhadap administrasi barang-barang dalam perjalanan. 9.
Membuat pengeluaran uangKasBank setiap bulannya serta laporannya kepada direksi demikian juga posisi likuiditas perusahaan dan membuat
perincian pembelian barang-barang lokalimpor. 10.
Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang menyangkut kas seperti menerima, menyimpan uang dan mempertanggung jawabkan keuangan
kantor direksi, menyimpan surat-surat berharga, membuat cekgiro atas perintah, membayar atas perintah, mencatat penerimaanpengeluaran uang
pada buku kas, buku bank dan buku simpanan,melaksanakan pemeriksaan kas dua kali sebulan dan mengadakan rekonsiliasi rekening koran yang
Universitas Sumatera Utara
75
diterima dari bank dengan buku bank perusahaan, melaksanakan pekerjaan yang lain yang menyangkut kas.
126
Dari uraian tugas di atas, Unit Urusan Keuangan PT. Perkebunan IX Persero melakukan pencatatan daftar pendapatan dan pengeluaran perusahaan atas penjualan
hasil produksi dan laba dari unit usaha secara berkala. Adapun sumber pendapatan perusahaan berasal dari hasil penjualan komoditas perkebunan seperti tembakau,
kelapa sawit, kakao, dan tebu serta pendapatan dari unit usaha lainnya seperti penjualan gula, minyak kelapa sawit, pengelolaan Bengkel Pusat, dan lain
sebagainya. Berikut ini adalah akumulasi pendapatan dari hasil penjualan berbagai
komoditas seluruh kebun dan unit usaha yang dimiliki PT. Perkebunan IX Persero dalam rentang waktu 13 tahun.
126
Arsip PTP-IX, Bagan Organisasi Tahun 1978 PT. Perkebunan-IX, BPTD.
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 11. Daftar Pendapatan Penjualan Komoditas Kebun dan Unit Usaha PT.
Perkebunan IX Persero Dari Tahun 1979-1991 No.
Tahun Pendapatan
1. 1979
Rp. 27.598.000.000.- 2.
1980 Rp. 26.752.000.000.-
3. 1981
Rp. 23.203.000.000.- 4.
1982 Rp. 23.179.000.000.-
5. 1983
Rp. 46.946.000.000.- 6.
1984 Rp. 70.915.000.000.-
7. 1985
Rp. 85.410.000.000.- 8.
1986 Rp. 90.363.000.000.-
9. 1987
Rp. 106.506.000.000.- 10.
1988 Rp. 107.924.000.000.-
11. 1989
Rp. 77.349.000.000.- 12.
1990 Rp. 117.545.000.000.-
13. 1991
Rp. 108.941.000.000.- Sumber: Sub Sektor Perkebunan, Statistik 1979-1983, Jakarta: Departemen Pertanian
Biro Tata Usaha BUMN, 1984; Satuan Pengawasan Intern PTP-IX, Analisa Keuangan PTP-IX Tahun 1984 sd 1988,
Medan: PT. Perkebunan IX, 1989; dan BUMN Lingkup Departemen Pertanian, Statistik 1986-1991, Jakarta:
Departemen Pertanian Biro Tata Usaha BUMN, 1992. Diolah dari neraca dan laporan labarugi
Data laporan keuangan jumlah pendapatan hasil penjualan komoditas kebun dan unit usaha PT. Perkebunan IX Persero seperti terlihat pada tabel 9 menunjukkan
tren pendapatan yang cenderung meningkat walaupun terjadi beberapa penurunan pendapatan yang tidak terlalu tajam kecuali pada 1989. Rentang antara 1979 hingga
1982, sumber pendapatan perusahaan sebagian besar berasal dari penjualan komoditas kebun seperti tembakau, kelapa sawit, dan kakao. Adapun range tertinggi
pendapatan terjadi pada 1982 ke 1983 yang mencapai peningkatan sebesar 102,5 dan 1983 ke 1984 yang mencapai peningkatan sebesar 51 . Peningkatan pendapatan
Universitas Sumatera Utara
77
tersebut merupakan hasil kontribusi dari penjualan gula yang diproduksi oleh Pabrik Gula Sei Semayang dan Pabrik Gula Kwala Madu.
Dalam menjalankan operasional perusahaan, PT. Perkebunan IX Persero tidak hanya melakukan pencatatan pendapatan tetapi juga mengelola biaya atau
ongkos-ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besaran pengeluaran perusahaan setiap tahunnya, yang dijadikan salah
satu dasar acuan dalam menentukan rencana anggaran biaya tahun berikutnya. Adapun jumlah biaya produksi PT. Perkebunan IX Persero dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 12. Daftar Biaya Produksi PT. Perkebunan IX Persero Dari Tahun 1979-1987
No. Tahun
Jumlah Biaya Produksi
1. 1979
Rp. 14.786.000.000.- 2.
1980 Rp. 14.658.000.000.-
3. 1981
Rp. 18.501.000.000.- 4.
1982 Rp. 19.281.000.000.-
5. 1983
Rp. 24.225.000.000.- 6.
1984 Rp. 20.281.683.274.-
7. 1985
Rp. 26.846.682.869.- 8.
1986 Rp. 27.891.756.994.-
9. 1987
Rp. 28.726.633.999.- Sumber: Sub Sektor Perkebunan, Statistik 1979-1983, Jakarta: Departemen Pertanian
Biro Tata Usaha BUMN, 1984; dan Satuan Pengawasan Intern PTP-IX, Analisa Keuangan PTP-IX Tahun 1984 sd 1988,
Medan: PT. Perkebunan IX, 1989. Diolah dari neraca dan laporan labarugi
Tabel di atas menunjukkan biaya produksi PT. Perkebunan IX Persero terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan biaya produksi tersebut dipengaruhi oleh
Universitas Sumatera Utara
78
perluasan areal penanaman komoditas di kebun-kebun, biaya operasional unit usaha pabrik gula di Sei Semayang dan Kwala Madu, dan unit usaha lainnya. Peningkatan
biaya produksi PT. Perkebunan IX Persero dalam rentang 1979 hingga 1987 mencapai 94,2 .
Universitas Sumatera Utara
79
BAB IV PROSES
MERGER PT. PERKEBUNAN IX PERSERO DAN PT. PERKEBUNAN II PERSERO MENJADI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
II PERSERO
Kebijakan peleburan atau merger terhadap PT. Perkebunan IX Persero dan PT. Perkebunan II Persero dilakukan sesuai dengan PP No. 7 Tahun 1996 Tentang
Peleburan Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan II dan Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan IX Menjadi Perusahaan Perseroan Persero PT.
Perkebunan Nusantara II.
127
Dengan diberlakukannya merger antara PT. Perkebunan IX Persero dan PT. Perkebunan II Persero maka kedua Perusahaan Perseroan tersebut dinyatakan bubar
dengan ketentuan segala hak dan kewajiban; kekayaan serta karyawan PT. Perkebunan IX Persero dan PT. Perkebunan II Persero beralih kepada PT.
Perkebunan Nusantara II Persero dengan pengecualian aset PT. Perkebunan IX Persero yakni PT. Cot Girek Baru yang telah terlebih dahulu diselesaikan
statusnya. Sebenarnya proses masa transisi peleburan dimulai sejak
1994 hingga terealisasi pada 1996 sesuai dengan PP tersebut.
128
Seperti telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa proses merger didahului oleh masa transisi yang tepatnya dimulai pada 2 Mei 1994. Hal ini sesuai
127
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1996 Tentang Peleburan Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan II dan Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan IX menjadi
Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan Nusantara II.
128
Ibid., pasal 1 ayat 2 dan 3a
Universitas Sumatera Utara