145 Layaknya gereja klasik, Gereja Blenduk juga memiliki sebuah taman yaitu Taman
Srigunting.
Gereja Blenduk “GPIB Immanuel”
Gambar 2. Gereja ini dulu terletak di jalan yang bernama
Heerenstraat
, yang sekarang bernama Jalan Letjen Suprapto No.32 Semarang. Bangunan
ini merupakan
Landmark
Kota Semarang. Sumber: “Semarang dalam kenangan”. www.arsitekturindis.com.
Sabtu, 09 Mei 2009, 20:33 WIB.
c. Gedung Djakarta Lioyd atau SMN
Arsitek bangunan ini ialah H. Thomas Karsten, pembangunannya selesai pada sekitar tahun 1930-an, Motif bangunannya adalah
berfacade
tunggal. Salah satu ciri khas yang menonjol dari gedung ini adalah atapnya yang berbentuk
limasan
76
dengan kuda-kuda dan dengan sudut kemiringan yang cukup tajam. Hal ini menurut
Albertus Sidharta,
77
salah seorang pengajar di PT Unika Soegijapranata Semarang mengatakan bahwa bangunan SMN merupakan sebuah
76
Limasan adalah bentuk atap terdiri dari empat sisi miring. Dua sisi berhadapan berupa trapezium sisi atapnya bertemu pada nok ini merupakan titik puncak segitiga dua sisi lainnya yang
juga berhadapan.
77
“Bangunan Tua di Semarang”. www.arsitekturindis.com. Sabtu, 09 Mei 2009, 20:33 WIB.
146 karya yang menakjubkan, genteng biasa yang dipergunakan meski dengan
kemiringan seperti itu tidak sekalipun melorot turun. Hal itu, menurutnya hanya bisa dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian yang sangat tinggi. Walaupun
Karsten menerapkan ciri arsitektur tropis, namun dalam pemilihan bahan bakunya Karsten secara khusus mendatangkan dari Belanda. Pondasi bangunan berasal dari
batu kali dan sistem struktur beton bertulang dengan kolom berbentuk silinder.
GEDUNG DJAKARTA LIOYD
Gambar 3. Bangunan ini terletak di Jalan Mpu Tantular No. 23 Semarang. Arsitek
bangunan ini adalah Ir. H.T. Karsten yang ditugasi oleh perusahaan
Stoomvaart Maatschappij Nederland
sebuah perusahaan pelayaran Belanda.
Sumber: “Semarang dalam kenangan”. www.arsitekturindis.com. Sabtu, 09 Mei 2009, 20:33 WIB.
Lebar teritisan 2 meter yang terbuat dari beton. Serambi ini menyatu dengan bangunan utama. Di dalam bentuk aslinya serambi ini terbuka dan hanya
diberi langkan, tetapi sekarang sebagian telah ditutup untuk ruangan kantor. Pintu dibuat dari panel jati yang dicat dan kaca, dengan bingkai dari kayu jati pula.
Jendela terbuat dari kerangka besi kotak-kotak dan panelnya sebagian dari kaca es
147 dan sisanya kaca bening. Jendela tersebut dirangkai secara terpadu dengan lubang
angin dari
rooster
bermotif geometri.
78
d. Lawang Sewu