Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kajian Pustaka

19

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, dapat dirumuskan berbagai pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indis dan gambaran gaya hidup masyarakat pendukungnya di Semarang pada tahun 1900-1950 ? 2. Bagaimana bentuk dan struktur arsitektur bangunan Indis di Semarang pada tahun 1900-1950 ? 3. Bagaimana perkembangan arsitektur bangunan Indis dan perencanaan tata ruang kota di Semarang pada tahun 1900-1950 ?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Mengetahui perkembangan kebudayaan Indis dan gambaran gaya hidup masyarakat pendukungnya di Semarang pada tahun 1900-1950. 2. Mengetahui bentuk dan struktur arsitektur bangunan Indis di Semarang pada tahun 1900-1950. 3. Mengetahui perkembangan arsitektur bangunan Indis dan perencanaan tata ruang kota di kota Semarang pada tahun 1900-1950 . 20

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah dapat menambah kajian tentang perkembangan arsitektur bangunan dan perencanaan tata kota di Semarang pada masa lampau sebagai suatu masukan dalam pemikiran pengembangan kota-kota di Jawa untuk masa mendatang. Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan mengenai jejak-jejak peninggalan bersejarah bagi generasi penerus. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pengembangan studi sejarah khususnya sejarah perkembangan arsitektur bangunan di Semarang pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

E. Kajian Pustaka

Penulisan sejarah ini menggunakan beberapa referensi pustaka. Referensinya antara lain: Buku mengenai perencanaan kota di Indonesia khususnya di Semarang oleh Ir Karsten yang ditulis oleh Bogaers E Ruijter P De, dalam buku yang berjudul Ir Thomas Karsten and Indonesia Town Planing 1915- 1940, dalam Indonesian City, Nasional PJM, Dordrecht-Holland. Buku ini menerangkan tentang perencanaan kota yang direncanakan oleh Ir Thomas Karsten. Buku mengenai Kebudayaan Mentalitas dan P embangunan yang ditulis oleh Koentjaraningrat diterbitkan oleh Gramedia tahun 1985, mengungkapkan bahwa kata budaya bersal dari bahasa Sansekerta “budhayah” yang bentuk jamaknya “budi” yang artinya “budi atau akal”. Apabila dilihat dari segi konsepnya kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, hasil karya 21 dan kegiatan yang ada dalam masyarakat dan diperoleh manusia dengan belajar. Koentjaraningrat juga mengungkapkan bahwa kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu pertama kebudayaan, yang kedua adalah sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, peraturan dan sebagainya. Wujud ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Dari ketiga wujud kebudayaan itu jelas bahwa wujud pertama dan kedua adalah merupakan buah akal dan budi manusia. Wujud ketiga merupakan buah dari karya manusia. Buku mengenai Semarang Tempo Dulu yang diterbitkan oleh Ombak, penyusunnya adalah Wijanarka tahun 2007. Buku ini berisi tentang perancangan kawasan dan teori desain kawasan bersejarah, khususnya kawasan di kota Semarang. Buku ini menjelaskan tentang dasar tata perencanaan yang dipakai dalam perkembangan kota Semarang dan peletakan bangunan. Selain itu, buku ini menjelaskan bahwa Kali Semarang merupakan dasar pembentukan embrio kota Semarang pada awalnya. Embrio kota Semarang berada di kawasan yang sekarang menjadi kawasan Pasar Johor. Di dalam embrio tersebut terdapat adanya dalem yang menghadap kearah utara, alun-alun yang berada di depan dalem, masjid yang terletak di daerah yang sekarang bernama Padamaran, Kampung Pecinan pada sisi timur masjid dan berada tepi Kali Semarang, benteng Belanda berada di sisi utara Kampung Pecinan dan Kampung Melayu pada sisi barat benteng Belanda. Buku yang berjudul Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Pendukungnya di Jawa Abad XVII-Medio Abad XX yang ditulis oleh Djoko Soekiman pada tahun 2000, menuliskan tentang kehidupan masyarakat Indis mulai dari terbentuknya budaya Indis hingga berakhirnya budaya Indis dengan datangnya bala tentara 22 Jepang di Hindia-Belanda. Di dalam buku ini dibahas juga secara rinci tentang budaya Indis yang merupakan perpaduan antara budaya Barat dengan budaya Timur khususnya Jawa. Di buku ini, selain membahas tentang gaya hidup para pendukung kebudayaan Indis juga menguraikan tentang hasil-hasil karya budaya tersebut yang mencakup seni dan pola-pola pemukiman serta penggunaan ragam- ragam hias pada rumah tinggal bergaya Indis. Buku tentang Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia karya Yulianto Sumalyo yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University Perss tahun 1993 yang menguraikan tentang arsitek-arsitek Belanda yang telah berjasa dalam membangun suatu kota kolonial di Indonesia. Selain itu, diuraikan juga hasil-hasil karya mereka yang telah memberikan ciri dari sebuah kota yang mereka bangun. Di dalam pembangunannya mereka telah memperhitungkan aspek keindahan, kesehatan, manfaat yang akan didapatkan di masa mendatang dan mereka berusaha untuk memadukannya dengan ciri-ciri tradisional. Buku berjudul Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial di Malang yang ditulis oleh Paulus H. Soehargo, M. Arch dan Handinoto yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Kristen Petra Surabaya dan penerbit Andi Offset Yogyakarta pada tahun 1996, menceritakan tentang perkembangan tata ruang kota yang dialami oleh Malang selama masa pemerintahan Hindia Belanda. Buku ini juga diungkapkan tentang perkembangan arsitektur kolonial yang dibangun selaras dengan perkembangan kota Malang pada tahun 1900-an, setelah adanya Undang-Undang Desentralisasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Buku ini digunakan penulis 23 sebagai media pembanding antara ruang kota Malang dan Semarang. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa gaya arsitektur bangunan kolonial Belanda cenderung bebas dengan ruang yang begitu luas dan melebar ke atas. Buku berjudul P erkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial di Surabaya Tahun 1870-1940 yang dikarang oleh Handinoto yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Kristen Petra Surabaya dan penerbit Andi Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang Arsitektur kota Surabaya pada masa pemerintahan Kolonial Belanda.

F. Metode Penelitian