90 saling bersaing dalam menghias rumahnya. Semangat menghias rumah tidak
terdapat pada masyrakat Indis di Jawa. Hal ini diperkirakan terjadi akibat tekanan atau kemiskinan jaman
Malaise
atau Perang Dunia I.
47
b. Makelaar
Makelaar
adalah papan kayu berukir dengan panjang kurang lebih 2 meter yang ditempel secara vertikal. Hiasan ini sering disebut
voorschot,
yaitu bentuk segitiga yang terdapat di depan rumah. Biasanya merupakan atap dari teras.
Makelaar sesungguhnya mempunyai arti simbolis tertentu, namun seperti juga
hiasan-hiasan lainnya pada rumah Indis makna-makna tersebut sudah hilang. Hiasan makelaar ini kebanyakan melambangkan roh-roh baik dan jahat
sesuai dengan kepercayaan masyarakat. Di antara makelaar ada hiasan yang biasanya berupa dua ekor angsa yang bertolak belakang yang bersandar pada
makelaar. Hiasan ini dinamakan
oelebord
atau
uilebord.
Oelebord ini pada awalnya merupakan hiasan yang terdapat pada rumah petani di Freisland.
48
Pada masyarakat Jawa hiasan ini dapat disebut sebagai
Kalamakara
pada bangunan Candi.
c. Hiasan dari Kaca
Hiasan dari kaca yang berwarna dan menempel pada tubuh bangunan
glass in lood
pada awalnya merupakan ornamen-ornamen yang banyak terdapat di gereja-gereja zaman klasik Eropa. Gereja-gereja yang dibangun pada masa ini
walau terlihat keramat dari luar, namun kemegahan dan keindahan terdapat di dalamnya dengan adanya pantulan cahaya matahari oleh kaca-kaca emas warna-
47
Djoko Soekiman, ibid, hlm 271.
48
Ibid, hlm 294.
91 warni sehingga menimbulkan mozaik yang indah. Seni pembuatan kaca warna-
warni sebagai hiasan ornamen pada bangunan semakin meluas karena pengaruh dari perkembangan arsitektur gaya Gothik sekitar tahun 1400-an, dan mencapai
puncaknya setengah abad kemudian. Pada abad pertengahan hiasan-hiasan kaca tersebut banyak menceritakan
dan melukiskan tokoh-tokoh dalam sejarah kitab Injil serta manusia sejak penciptaan alam semesta. Awalnya bentuk jendela dengan penutup rotan yang
dianyam seperti kursi banyak terdapat di Hindia-Belanda zaman dulu. Cara ini didapat oleh orang-orang Portugis dengan cara orang pribumi. Kelemahan jendela
dengan penutup anyaman rotan ini ialah terbuka dan tidak dapat melindungi ruangan bagian dalam dari hujan dan panas matahari. Apabila ditutup, ruangan
menjadi gelap dan pengap. Jendela dengan menggunakan penutup dari kepingan kaca yang berwarna-
warni bagi penghuni pribumi pada waktu itu sangatlah mahal kecuali pada rumah- rumah orang kaya. Baru kira-kira pada tahun 1750 di Batavia terjadi perubahan
dengan menggunakan jendela-jendela yang mewah yaitu jendela lebar dan tinggi yang keseluruhannya merupakan petek-petek kaca.
49
Perkembangan selanjutnya terutama pada awal abad 20 hiasan dari kaca
glass in lood
banyak menghias rumah-rumah di Semarang.
Pada rumah tradisional Jawa ada suatu tempat yang disebut
tebeng
yaitu bidang segi empat yang terletak di atas pintu atau di atas jendela. Tebeng ini
dihiasi dengan ornamen yang namanya dalam bahasa Kawi disebut sebagai
49
Djoko Soekiman, ibid, hlm 139-140.
92
warayang.
Wujud dari ornamen warayang berupa beberapa anak panah distilasi menuju kesatu titik. Secara teknis ragam hiasan ini berfungsi ganda yaitu sebagai
ventilasi atau sirkulasi udara terjadi di dalam rumah. Selain itu juga berfungsi sebagai penambah penerangan di dalam ruangan.
50
Pada rumah Indis hiasan tersebut diganti dengan
glass in lood
sehingga menambah keindahan bangunan tersebut.
Kaca-kaca panel berwarna ini semakin mendapat tempat pada seperempat awal abad-20 dengan munculnya aliran baru dalam perkembangan arsitektur yaitu
Art Deco.
Aliran ini selain menerima ornamen-ornamen historis, terutama hiasan- hiasan tradisional namun terbuka terhadap sesuatu yang baru. Keterbukaan aliran
ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan hiasan panel kaca adalah salah satunya.
Art Deco
memberikan sentuhan-sentuhan modern yang diartikan dengan berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak
kuno. Semua ini dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi.
51
Perkembangan, arsitektur
Art Deco
dipengaruhi oleh banyak macam aliran lainnya sehingga menambah unsur dekoratif yang menjadi unsur utama dalam aliran
Art Deco.
50
Sugiyarto Dakung, op.cit, hlm 166.
51
Tanti Johana, Arsitektur Art Deco. www.arsitekturindis.com. Sabtu, 09 Mei 2009, 20:33 WIB.
93
BAB IV PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DAN KOTA