Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kedelai Menurut DesaKelurahan di Kecamatan Binjai Ha, Tahun 2013
No DesaKelurahan Luas Panen
Ha Produksi
Ton 1
Tanjung Jati 94
154
2 Sidomulyo
3 Sendang Rejo
4 Sambirejo
5 Kwala Begumit
6 Perdamaian
7 Suka Makmur
3 5
Jumlah 97
159
Sumber : Kecamatan Binjai Dalam Angka, BPS Kabupaten Langkat, Tahun 2014
3.2 Metode Penentuan Ukuran Sampel
Di Desa Tanjung Jati terdapat 4 kelompok tani, namun hanya 1 kelompok tani saja yang menanam kedelai yaitu Kelompok Sinar Tani. Anggota kelompok tani ini
sebanyak 42 petani, namun hanya 30 diantaranya yang menanam kedelai. Oleh karena populasi relatif sedikit, maka metode penentuan sampel digunakan dalam hal
ini adalah metode sensus, artinya semua populasi diambil menjadi sampel. Sampel sebanyak 30 dipandang cukup dikarenakan untuk penelitian yang menggunakan
analisis statistik, ukuran sampel paling minimum 30. Disamping itu, objek penelitian ini bersifat homogen. Walpole, 1992
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden dengan
menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dibuat terlebih dahulu. Data
primer yang dikumpul menyangkut teknis berusahatani, biaya-biaya usahatani dari pengolahan tanah sehingga pasca panen, pendapatan dan penerimaan usahatani
kedelai, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku yang relevan dengan topik analisis pendapatan usahatani, studi literatur-literatur
berupa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan komoditas kedelai serta yang terkait dengan analisis pendapatan usahatani. Selain itu, data sekunder juga diperoleh
dari artikel yang berasal dari media cetak dan elektronik internet. Data sekunder juga diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik
Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, Dinas Pertanian Sumatera Utara, dari Dinas Ketahanan Pangan Sumatera Utara dan dinas lain yang terkait
dengan keperluan data dalam penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis 1 yaitu dengan menggunakan metode deskriptif dengan membandingkan tingkat produksi kedelai di lokasi penelitian dengan rata-rata
produksi kedelai tingkat nasional dan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kementerian Pertanian.
Untuk menguji hipotesis 2 yaitu dilakukan dengan beberapa tahap : 1.
Analisis Usahatani Kedelai Analisis penerimaan usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah penerimaan
yang diperoleh dalam usahatani kedelai. Soekartawi 2002 memformulasikan
penerimaan usahatani sebagai perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, atau dapat dituliskan sebagai berikut:
TR = Y x Py Keterangan:
TR = Penerimaan total usahatani Rptahun Y = Total hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani kgtahun
Py = Harga jual produk y per unit Rpkg. Analisis biaya usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani kedelai. Biaya usahatni juga dibedakan juga menjadi dua bagian, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya tetap tidak
dipengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh, misalnya biaya pajak tanah dan penyusutan alat-alat pertanian, sedangkan jumlah biaya variabel sangat ditentukan
oleh jumlah produksi, misalnya biaya bibit kedelai, pupuk, pestisida, sewa alat pertanian, sewa lahan, dan upah tenaga kerja baik luar keluarga maupun dalam
keluarga. Penentuan biaya tetap dan biaya variabel suatu pengeluaran tergantung pada petani itu sendiri. Pengeluaran total biaya total merupakan jumlah dari
biaya tetap dan biaya variabel sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut Soekartawi 2002:
TC = TFC + TVC Keterangan:
TC = Pengeluaran total usahatani Rptahun
TFC = Biaya tetap usahatani Rptahun TVC = Biaya variabel usahatani Rptahun.
Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani kedelai. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara semua
penerimaan revenue dan biaya total, baik biaya total yang bersifat tunai maupun tidak tunai, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut Soekartawi 2002 :
∏ = TR – TC
Keterangan: ∏ = Pendapatan usahatani Rptahun
TR = Penerimaan total usahatani Rptahun TC = Pengeluaran total usahatani Rptahun.
Untuk pendapatan usahatani keluarga dihitung dengan rumus yang sama yaitu total penerimaan dikurangi total biaya dimana total biaya yang tidak termasuk
biaya TKDK didalamnya. 2.
Analisis Kelayakan Usahatani Untuk mengukur tingkat kelayakan usahatani kedelai digunakan analisis RC
ratio, dengan rumus sebagai berikut: RC Ratio
= Total Biaya
Total Penerimaan
Kriteria keputusannya:
Jika nilai RC 1, usahatani layak untuk diusahakan menguntungkan Jika nilai RC 1, usahatani tidak layak untuk diusahakan merugikan
Jika nilai RC = 1, usahatani impas tidak untung tidak rugi Untuk menguji hipotesis 3 yaitu menguji tingkat efisiensi input produksi dilakukan
dengan dua tahap, yaitu tahap pertama, data yang diperoleh dari lapangan haruslah terlebih dahulu diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda Cobb-Douglas
dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Setelah tahap pertama selesai, barulah dilanjutkan ke tahap yang kedua, yaitu mengukur tingkat efisiensi usahatani
kedelai yang diuji dengan menggunakan pendekatan metode stochastic production frontier.
1. Analisis Regresi Berganda Cobb-Douglas
Untuk menganalisis pengaruh input produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi kedelai dalam proses pengolahan data
persamaan non-linier Cobb-Douglas diubah menjadi linier dan pengoperasian analisis fungsi Cobb-douglas dinyatakan oleh hubungan Y dan X yang sudah
ditransformasikan ke dalam bentuk linier yaitu sebagai berikut: LnY=lnb
+b
1
lnx
1
+ b
2
lnx
2
+ b
3
lnx
3
+ b
4
lnx
4 +
e Keterangan :
Y = output produksi kedelai dalam satuan kg b
= intercept
X
1
= luas lahan dalam satuan Ha X
2
= bibit dalam satuan Kg X
3
= pupuk dalam satuan Kg X
4
= pestisida dalam satuan L X
5
= tenaga kerja dalam satuan HKP e = kesalahan pendugaan
Sebelum data digunakan dalam analisis regresi, maka terhadap data sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik, mencakup uji normalitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedisitas, dan uji multikolineritas. Hasil uji asumsi ini diperlihatkan dalam lampiran. Hasil uji ini menyatakan data-data memenuhi kriteria dan syarat untuk
digunakan dalam analisis regresi. Untuk selanjutnya dilakukan uji kesesuaian model Goodness of Fit Test. Persamaan regresi digunakan untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat dari input produksi terhadap produksi kedelai yang dihasilkan. Nilai yang diperoleh dari analisis regresi yaitu besarnya koefisien
determinasi R
2
, nilai t-hitung dan f-hitung.
1. Uji Determinan R
2
Nilai koefisien determinan R
2
digunakan untuk mengetahui sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Uji Signifikansi t-hitung
Nilai signifikansi digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing input produki X
n
yang dipakai secara terpisah
berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter produksi kedelai Y. Hasil pengujian signifikansi adalah sebagai berikut:
Kriteria uji : Berdasarkan Nilai Signifikansi
α = 0,05
- Jika nilai signifikansi α maka H
diterima -
Jika nilai Signifikansi Jika signifikansi 0,05 maka parameter yang diuji atau input produksi X
n
berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai Y, sebaliknya jika signifikansi 0,05 maka faktor produksi kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
kedelai. α maka H
ditolak
3. Uji Signifikansi f-hitung
Nilai signifikansi digunakan untuk mengetahui apakah input produksi X
n
yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai
Y. Kriteria uji :
Berdasarkan Nilai Signifikansi α = 0,05
- Jika nilai signifikansi α maka H
diterima -
Jika nilai Signifikansi Apabila Signifikansi 0,05 maka H
ditolak maka secara bersama-sama input produksi X
n
berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai Y dan sebaliknya α maka H
ditolak
bila H diterima maka secara bersama-sama input produksi X
n
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai Y.
2. Analisis Efisiensi Produksi Uji efisiensi penggunaan faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan
pestisida digunakan untuk melihat apakah faktor produksi yang digunakan pada usahatani kedelai di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat
sudah efisien atau belum. Uji efisiensi meliputi efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi,
1. Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis memperlihatkan kemampuan usahatani untuk memperoleh hasil yang maksimal dari penggunaan sejumlah input produksi tertentu. Nilai efisiensi
teknis dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan Frontier Versi 4.1c. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan satu, maka penggunaan input dalam
usahatani kedelai sudah efisien. Jika nilai efisiensi teknis tidak sama dengan satu, maka penggunaan input dalam usahatani kedelai belum efisien. Untuk
mengetahui efisiensi teknik maka diperlukan data penggunaan input produksi seperti luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja yang sudah
dilogaritmanaturalkan terlebih dahulu. Kemudian akan didapat nilai harapan mean efisiensi tekniknya dengan menggunakan frontier 4.1. Jika nilai TE
semakin mendekati 1 maka usahatani dapat dikatakan semakin efisien secara
teknik dan jika nilai T semakin mendekati 0 maka usahatani dapat dapat dikatakan semakin inefisien secara teknik.
2. Efisiensi Harga
Sementara efisiensi harga atau alokatif memperlihatkan kemampuan usahatani dalam menggunakan input produksi secara proporsional pada tingkat harga dan
teknologi tertentu. Nilai efisiensi harga juga dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan Frontier Versi 4.1c. Efisiensi harga EH merupakan rasio antara
total biaya produksi suatu output menggunakan faktor aktual dengan total biaya produksi suatu output menggunakan faktor optimal dengan kondisi efisien secara
teknis. Apabila EH = 1 maka usahatani dikatakan efisien secara harga. Demikian pula apabila EH 1 atau EH 1 maka usahatani dikatakan inefisien secara harga.
3. Efisiensi Ekonomi
Penggabungan efisiensi teknis dan efisiensi alokatif akan menghasilkan efisiensi ekonomi. Efisiensi Ekonomi merupakan harsil kajian seluruh efisiensi teknis
dengan efisiensi harga dari seluruh faktor input, sebuah alokasi sumber daya yang efesien secara teknis dimana kombinasi output yang diproduksi juga
mencerminkan preferensi masyarakat Nicholson, 2002. Dengan kata lain efisiensi ekonomi akan tercapai jika tercapai efisiensi teknik dan efisiensi harga.
Dimana: EE = Efisiensi Ekonomi
EE = ET. EH
ET = Efisiensi Teknik EH = Efisiensi Harga
Jika nilai efisiensi ekonomi sama dengan satu, maka usahatani yang dilakukan sudah mencapai tingkat efisiensi Farrel 1957, diacu dalam Coelli et al. 2005.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional