Kesimpulan Analisis Usahatani Dan Efisiensi Penggunaan Input Produksi Usahatani Kedelai (Studi Kasus : Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat produksi rata-rata kedelai di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tergolong tinggi bila dibandingkan dengan tingkat produksi rata-rata kedelai nasional yakni sebesar 2.34 tonha 1.4 tonha., namun tingkat produksi rata-rata kedelai tergolong rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produksi Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi, Kementerian Pertanian yakni sebesar 2.34 tonha 2,45 tonha. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat produksi rata-rata di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat tergolong rendah. 2. Penerimaan usahatani kedelai yang diperoleh dari hasil penjualan adalah sebesar Rp.41.666.000petanimt dan Rp.29.082.829hamt. Total biaya usahatani kedelai adalah sebesar Rp.10.113.253petanimt dan Rp.7.059.041hamt. Sehingga pendapatan usahatani kedelai sebesar Rp.31.552.747petanimt dan Rp.22.023.788hamt. sementara itu pendapatan keluarga petani kedelai adalah sebesar Rp.31.823.080petanimt dan sebesar Rp.22.212.480hamt. Dan diperoleh nilai RC Ratio adalah 4.121. Maka dapat disimpulkan usahatani kedelai di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah usahatani yang menguntungkan dan layak untuk diusahakan. 3. Rata-rata petani kedelai di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat telah efisien secara teknik, tetapi belum efisien secara harga dan ekonomi. Hal ini karena penggunaan input produksi yang berlebihan sehingga kurang efisien. Penggunaan input produksi sesuai rekomendasi akan menyebabkan kenaikan efisiensi harga dan ekonomis. Nilai rata-rata efisiensi teknik usahatani kedelai di lokasi penelitian mencapai 0,837, maka usahatani kedelai di lokasi penelitian hampir mencapai tingkat efisien secara teknik karena 0,837 yang mendekati nilai 1. Nilai rata-rata efisiensi harga usahatani kedelai dilokasi penelitian sebesar 0,1509, maka usahatani kedelai di lokasi penelitian tidak mencapai tingkat efisien secara harga karena 0,1509 yang mendekati 0 dan lebih kecil dari 1. Dari hasil perhitungan antara efisiensi teknis dan efisiensi harga, maka didapati nilai efisensi ekonomi sebesar 0,126. Maka, usahatani kedelai di lokasi penelitian tidak efisien secara ekonomi karena 0,126 yang mendekati 0 dan lebih kecil dari 1. Maka dapat disimpulkan pengunaan input produksi usahatani di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tidak efisiens secara teknik, harga dan ekonomi.

6.2 Saran