Karakteristik Informan Hasil Observasi

Berbeda dengan guru di sekolah umum yang hanya mengajarkan mata pelajaran wajib dan muatan lokal, guru di SLB juga harus mengajarkan pengembangan diri dan Program Khusus Bina Pribadi dan Sosial sesuai dengan kebutuhan anak didik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan dan mengekspersikan diri sesuai dengan bakat dan minat dengan cara mengajarkan keterampilan kepada anak didik. Adapun keterampilan- keterampilan yang diajarkan pada pengembangan diri yaitu : tata boga, tata busana, pertamanan, perikanan, musik, otomotif, las, perkayuan, tari, acupressure pijatan yang dilakukan pada titik akupuntur.

4.3 Karakteristik Informan

Informan terdiri dari 3 orang, yang berusia antara 43 - 45 tahun dan semua informan masih aktif bekerja sebagai Guru kelas autis di UPT. SLB-E NEGERI PEMBINA Tingkat Provinsi. Berikut ini adalah nama – nama dari informan : 1. Informan pertama Informan pertama bernama Drs. D Z. Berusia 45 Tahun, pendidikan S1 Bahasa Inggris. Beliau sudah 4 empat tahun mengajar pada kelas autis di UPT. SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi. Terdapat 4 empat siswa autis yang diajari pada kelasnya dengan rentang usia 10 hingga 11 tahun. 2. Informan kedua Informan kedua bernama S N, S.Pd. Berusia 43 tahun, pendidikan diploma PLB dan S1 Bahasa Indonesia. Beliau merupakan guru kelas autis yang Universitas Sumatera Utara sudah mulai mengajar di UPT. SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi dan memegang kelas autis sejak tahun 2010. Terdapat 4 empat siswa autis yang diajari pada kelasnya dengan rentang usia 12 hingga 15 tahun. 3. Informan ketiga Informan ketiga bernama N S, S.Pd. Berusia 43 tahun. Pendidikan terakhir S2. Beliau merupakan seorang guru kelas autis yang sudah mulai mengajar di UPT. SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi dan memegang kelas autis sejak tahun 2006. Terdapat 4 empat siswa autis yang diajari pada kelasnya dengan rentang usia 18 hingga 23 tahun.

4.4 Hasil Observasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam mengobservasi dilihat dari aspek - aspek yang diamati dalam menentukan penyebab stres kerja adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Observasi Mengenai Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja Pada Guru Kelas Autis di UPT. SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi Aspek yang diamati Indikator Keterangan Tidak adanya dukungan social a. Tidak terjadinya interaksi antar pekerja baik waktu istirahat maupun pulang sekolah. b. Diam c. Berkata kasar Kurangnya interaksi antar guru. Saat istirahat guru lebih memilih berada didalam ruang kelas masing-masing. Pelecehan seksual a. Berkata kasar b. Memegang bagian badan yang sensitif c. Merayu d. Penganiayaan fisik Tidak terjadinya penganiayaan fisik atau perlakuan kasar. Pada dasarnya semua masih dalam konteks wajar. Universitas Sumatera Utara atau perlakuan kasar Kondisi lingkungan kerja a. Bising yang berasal dari suara gaduh siswa beberapa orang akan terganggu dengan keributan dikelas b. Sirkulasi udara kurang Bising yang terjadi akibat suara gaduh siswa. Tidak adanya sirkulasi udara pada ruang kelas dikarenakan ruang kelas tertutup ventilasi, jendela, pintu ditutup rapat karena ruangan ber-ac dan tergolong kecil, hanya memiliki luas 2 m x 2.5 m yang didalamnya terdapat 4 siswa dan seorang guru kelas autis, sehingga terasa pengap apabila listrik mati. Udara dari luar tidak masuk ke dalam dan akan sangat terganggu jika ada siswa yang BAB Buang Air Besar dikelas, aromanya akan terkurung didalam kelas dan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar.

4.5 Penyebab Stres Kerja