21
Dalam problem based learning, pemasalahan menjadi fokus stimulus dan pemandu proses belajar, sementara guru menjadi fasilitator dan pembimbing,
untuk dapat memecahkan masalah siswa mencari informasi, memperkaya wawasan dan ketrampilan melalui berbagai upaya aktif dan mandiri, sehingga
proses belajar individu menjadi self directed learning.
c. Kekuatan dan Kelemahan Problem Based Learning
Sebagai model pembelajaran, problem based learning memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan inilah yang menyebabkan problem
based learning bukan satu satunya jawaban atas masalah-masalah pembelajaaran.
1 Kekuatan Problem based learning
a. Fokus kebermaknaan, bukan fakta deep versus surface learning Dalam pembelajaran konvensional, siswa diharuskan mengingat banyak
sekali informasi dan kemudian mengeluarkan ingatannya dalam ujian. Informasi yang sedemikian banyak yang harus diingat siswa dalam pembelajaran belum
tentu dapat dipertahankan oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai. Dengan demikian, mungkin hanya sedikit informasi yang mampu dipertahankan siswa
setelah mereka lulus, Problem based learning semata-mata tidak menyajikan informasi untuk diingat siswa. Jika problem based learning menyajikan informasi,
maka informasi tersebut harus digunakan dalam pemecahan masalah, sehingga terjadi proses kebermaknaan terhadap informasi.
22
b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif. Oleh karena harus berpatisipasi aktif dalam mencari informasi untuk
mengidentifikasi masalah dan memecahkan masalah, inisiatif siswa akan sangat diperlukan. Penerapan problem based learning membiasakan siswa untuk
berinisiatif dalam prosesnya sehingga pada akhirnya kemampuan tersebut akan meningkat.
c. Pengembangan ketrampilan dan pengetahuan. Problem based learning memberikan makna lebih, contoh nyata
penerapan, dan manfaat yang jelas dari materi pembelajaran fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Semakin tinggi tingkat kompleksitas permasalahan,
semakin tinggi ketrampilan dan pengetahuan siswa yang dituntut untuk mampu memecahkan masalah. Semakin nyata permasalahan, semakin tinggi tingkat
transferrability dari ketrampilan dan pengetahuan siswa ke dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pengembangan ketrampilan interpersonal dan dinamika kelompok. Ketrampilan interaksi sosial merupakan ketrampilan yang sengat
diperlukan siswa di dalam proses pemberlajaran maupun dalam kehidupan sehari- hari. Proses pembelajaran konvensional seringkali mengabaikan ketrampilan
interaksi sosial karena amat terfokus pada kemampuan bidang ilmu, akan tetapi problem based learning dapat menyajikan keduanya sekaligus.
e. Pengembangan sikap ”Self-Motivated” Dalam model problem based learning yang memberikan kebebasan untuk
siswa berekplorasi bersama siswa lain dalam bimbingan guru merupakan proses
23
pembelajaran yang disenangi siswa. Dengan situasi belajar yang menyenangkan, siswa akan dengan sendirinya termotivasi untuk belajar terus.
f. Tumbuhnya hubungan siswa –guru Dalam problem based learning, atmosfir belajar dan suasana belajar
terasa lebih aktif, dinamis dan berkualitas. Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, guru dapat menjadi lebih bermanfaat, daripada
sekedar penyaji informasi. Hubungan siswa-fasilitator yang terjadi dalam problem based learning pada akhirnya dapat menjadi lebih menyenangkan bagi guru
maupun siswa. g. Jenjang pencapaian pembelajaran dapat ditingkatkan.
Proses pembelajaran menggunakan problem based learning dapat menghasilkan pencapaian siswa dalam menguasaan materi yang sama luas dan
sama dalamnya dengan pembelajaran konvensional. Belum lagi, keragaman ketrampilan dan kebermaknaan yang dapat dicapai oleh siswa merupakan nilai
tambah pemanfaatan problem based learning.
2. Kelemahan Problem Based Learning.