Kemampuan Mengetik 10 Jari LANDASAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

38

C. Kemampuan Mengetik 10 Jari

Mengetik adalah suatu pekerjaan yang berupa ketrampilan yang sangat didambakan oleh setiap orang yang telah memiliki dasar pendidikan umum. Kenyataan menunjukkan bahwa telah banyak orang yang dapat mengetik dalam praktek sehari-hari, namun belum semua menguasai atau mempergunakan cara mengetik modern touch System, sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh kurang memuaskan. Di era global, ketrampilan dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan menuntut ketepatan, kecermatan serta kecepatan dalam bekerja, sehingga setiap pekerja dan pegawai dituntut memiliki kompetensi tersebut. Dengan bertambahnya volume pekerjaan, haruslah ditempuh cara-cara bekerja yang lebih efisien dan praktis. Penguasaan mengetik 10 jari diharapkan dapat mengatasi hal tersebut. Menurut Djanewar, Sudarmin 1994:11, di dalam teknikmetode mengetik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Mengetik Sepuluh Jari. Mengetik 10 jari yaitu teknik mengetik dengan memanfaatkan semua jari tangan. Setiap jari mempunyai tugas sendiri-sendiri yang harus di latih satu demi satu dan berkelanjutan, sehingga jari tersebut secara maksimal dan optimal dapat bekerja dengan baik. 2. Mengetik Sistem Buta . Mengetik tanpa melihat papan huruf atau hasil ketikan pada mesin ketik. Pandangan mata terarah pada naskah yang terletak disebelah kanan mesin 39 ketik. 3. Mengetik Berirama. Artinya jarak setiap hentakan berikut spasi harus sama, sehingga semua entakan menimbulkan bunyi yang berirama. Untuk dapat mengetik berirama harus sering menggunakan alat musik. Dari ketiga teknik mengetik di atas yang baik dan sesuai dengan kecepatan dalam menghasilkan dokumen adalah mengetik 10 jari. Dari penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa seorang siswa yang trampil mengetik 10 jari akan sangat bermanfaat ketika siswa mengerjakan tugas-tugas dengan menggunakan tehnologi komputer khususnya dalam pengoperasian program microsoft word. Ketrampilan yang dimiliki siswa akan sangat mendukung kinerjanya agar menjadi lebih berkualitas, efektif dan efisien. .

D. Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

3 29 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR SISWA DALAM MODEL PROBLEM BASED LEARNING

14 61 344

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AfL) DITINJAU DARI Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Berbasis Assessment For Learning (Afl) Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Matematis

0 2 15

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AfL) DITINJAU DARI Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Berbasis Assessment For Learning (Afl) Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Matematis

0 2 16

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA.

0 1 5

Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Scaffolding Learning Activities Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa BAB 0

0 0 19

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN CONTOH TERAPAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATHEMATICS WORD PROBLEM SISWA SMP.

0 5 354

EKSPERIMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI SELF EFFICACY SISWA

2 3 7

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16