48
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Mengenai penelitian eksperimen, Kartini Kartono 1990: 267
mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah suatu prosedur penelitian yang sengaja dipakai untuk mengetahui pengaruh suatu kondisi yang sengaja diadakan
terhadap suatu gejala sosial berupa kegiatan dan tingkah laku seorang individu ataupun kelompok individu. Sejalan dengan hal tersebut Saifuddin Azwar 1999
:20 juga mengemukakan bahwa prosedur pendekatan eksperimen dimaksudkan untuk membandingkan efek variasi variable bebas terhadap variable tergantung
melalui manipulasi atau pengendalian variable bebas tersebut. Adapun Jalaluddin Rahmat 1993: 32 mengemukakan bahwa metode eksperimen ditujukan untuk
meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.
Kelompok kontrol dimaksudkan sebagai upaya mengendalikan kondisi – kondisi penelitian ketika berlangsung manipulasi . Sedang kelompok eksperimen
adalah kelompok yang dimanipulasi. Manipulasi dalam hal ini merupakan tindakan yang sengaja dilakukan penulis pada suatu variable. Dalam penelitian ini
kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan model problem based learning, sedang kelompok kontrol diberi perlakuan berupa model
pembelajaran konvensional.
49
C. Populasi , Sample dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Mengenai pengertian populasi Sugiyono 1999:170 mengemukakan bahwa populasi adalah kumpulan dari subyek penelitian yang datanya akan
dianalisis. Sedang Menurut Suharsimi Arikunto 1998:115 populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang datanya akan dianalisis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Ngawi
Program Keahlian Administrasi Perkantoran kelas XI yang terdiri 2 kelas dengan jumlah sebanyak 80 siswa dan siswa SMK Negeri 1 Magetan Program Keahlian
Administrasi Perkantoran kelas XI yang terdiri 3 kelas dengan jumlah sebanyak 120 siswa
2. Sampel
Menurut Sugiono 1999: 57 sampel adalah sebagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Suharsimi Arikunto 1998: 117
menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau yang
mewakili populasi. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Ngawi Program Keahlian Administrasi Perkantoran
sebanyak 40 siswa dari 80 siswa dan satu kelas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Magetan Program Keahlian Administrasi Perkantoran sebanyak 40 siswa dari 120
50
siswa pada semester ganjil. Pemilihan sampel tersebut berdasarkan pertimbangan; a. Materi yang di teliti sesuai dengan materi yang diajarkan di
Program Keahlian Administrasi Perkantoran, b. Model pembelajaran yang biasa digunakan adalah ceramah dan penugasan konvensional yang mengutamakan
peran guru, c. Mengetik 10 jari belum dapat ditumbuhkan secara optimal, d. Peneliti lebih memahami karakteristik dan kondisi pembelajar, e. kedua kelompok
tersebut sudah sepadan untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol karena faktor kesamaan dari kualitas guru, kualitas pengelolaan proses
belajar mengajar, kualitas fasilitas dan sama – sama Rintisan Sekolah Berstandar Internasional RSBI. Disamping itu setelah diuji dengan kecepatan mengetik 10
jari, tidak terdapat perbedaan siswa SMK Negeri 1 Ngawi dengan siswa SMK Negeri 1 Magetan. Adapun hasil tes kecepatan mengetik 10 jari terdapat pada
lampiran 3.7.
3. Teknik Pengambilan Sampel .
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi 1999:18 dalam pengambilan sampel dapat menggunakan teknik kombinasi. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan tehnik pengambilan sample dengan teknik kombinasi yaitu mengkombinasikan teknik secara random dan non random, yaitu purposive cluster
random sampling. Penulis menggunakan teknik purposive sampling karena teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan
mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik purposive sampling digunakan
51
untuk memilih atau menentukan siswa kelas XI, karena mata pelajaran ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi program microsoft word hanya
diajarkan pada siswa kelas XI . Teknik cluster random sampling digunakan untuk memilih secara acak yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Adapun kelompok yang dimaksud adalah kelompok eksperimen adalah siswa kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Ngawi dan kelas kontrol adalah siswa kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Magetan Teknik random sampling yang digunakan
adalah dengan cara undian. Dari masing-masing kelompok diambil satu kelas sebagai sampel penelitian. Adapun uji coba instrumen dikenakan pada kelas uji
coba yaitu siswa kelas XI program keahlian administrasi perkantoran pada SMK Negeri 5 Madiun. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran
problem based learning dan pada kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Sampel penelitian ini terdiri dari 80 siswa yang terdiri
dari 40 siswa pada kelas eksperimen dan 40 siswa pada kelas kontrol, adapun pada kelas uji coba terdiri dari 40 siswa.
Rancangan eksperimen pada model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Setelah kedua kelompok diambil data tentang kecepatan mengetik 10 jari, masing-masing kelompok mendapat perlakuan model pembelajaran yang
berbeda. 2. Pada kelas dengan model pembelajaran problem based learning, hasil tes
kemampuan mengetik 10 jari dirangking kemudian dibagi menjadi dua
52
tingkatan tinggi dan rendah yang digunakan guru untuk membentuk kelompok belajar, disamping perbedaan jenis kelamin, agama dan sebagainya.
3. Dalam penelitian ini diupayakan mempunyai kesamaan dalam hal: a. Materi pelajaran
b. Tes kemampuan mengoperasikan microsoft word yang dilakukan bersama- sama dengan soal yang sama.
c. Penyaji materi pelajaran guru pada kedua kelompok mempunyai tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar yang sama sehingga diasumsikan
mempunyai kemampuan mengajar yang sebanding. d. Kualitas fasilitas, pada kedua kelompok mempunyai tingkat yang
sebanding sehingga diasumsikan kualitas fasilitas telah memadai dari kedua kelompok.
D. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian
1. Desain Penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena bertujuan mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran problem based learning dan model
pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan mengetik 10 jari. Rancangan yang paling tepat adalah menggunakan rancangan desain faktorial 2 x 2 dengan
tehnik Analisis Varians ANAVA. Rancangan penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari perlakuan model pembelajaran yang berbeda dari dua
kelompok ditinjau dari tinggi rendahnya tingkat kemampuan mengetik 10 jari
53
siswa terhadap kemampuan mengoperasikan Microsoft Word. Kemampuan mengetik 10 jari siswa dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kemampuan
mengetik 10 jari tinggi dan rendah berdasarkan nilai tes kecepatan mengetik 10 jari. Adapun rancangan analisis uji hipotesis tersebut disajikan pada tabel sebagai
berikut : Tabel 5 : Rancangan Analisis Uji Hipotesis
Tingkat Kemampuan mengetik 10 jari Faktor B
Faktor A Rendah B1
Tinggi B2 Pembelajaran
Problem Based
Learning A1 A1B1
A1B2
Pembelajaran Konvensional A2 A2B1
A2B2
Keterangan : A : Model pembelajaran
B : Kemampuan mengetik 10 Jari A1 : Model Pembelajaran B1: Kemampuan mengetik 10 jari
Problem Based Learning Rendah
A2 : Model Pembelajaran Konvensional B2: Kemapuan Mengetik 10 jari
Tinggi A1B1 : Kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan mengetik 10 jari
rendah yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran problem based learning.
54
A1B2 : Kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan mengetik 10 jari tinggi yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran problem based
learning. A2B1 : Kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan mengetik 10 jari
rendah yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. A2B2 : Kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan mengetik 10 jari
tinggi yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
2. Variabel Penelitian .
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu 1 Variabel bebas pertama X
1
adalah model problem based learning dan model pembelajaran konvensional, ini merupakan variabel aktif atau variabel yang dimanipulatif. 2
variabel bebas kedua X
2
adalah kemampuan mengetik 10 jari, yang dibedakan dalam kemampuan mengetik 10 jari tinggi dan kemampuan mengetik 10 jari
rendah. 3 variabel terikat Y adalah kemampuan mengoperasikan microsoft word.
3. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan variabel tersebut, dapat dijelaskan definisi operasional sebagai berikut :
a. Model Pembelajaran X
1
1. Model pembelajaran yang dimaksud adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang diatur secara sistematis untuk membelajarkan materi
55
pokok Pengoperasian Program Microsoft Word dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada kelompok eksperimen
dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Model Problem Based learning.
Merupakan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan siswa dalam proses belajarnya yang berhubungan dengan kehidupan nyata
dan memberikan kebebasan pada siswa dalam aktivitas yang mengembangkan cara berfikir kritis serta ketrampilan dalam memecahkan
masalah, dalam satu mata pelajaran yang memerlukan praktek. Model Konvensional
Merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru teacher centered dan siswa bersifat pasif, interaksi sesama siswa sangat minim,
tidak terbentuk kelompok-kelompok kecil pelajar, metode guru yang digunakan biasanya ceramah disertai latihandrill atau tugas, sehingga
peserta didik cenderung sulit mengembangkan potensinya. 2. Skala pengukuran: skala nominaldiskrit dengan dua kategori yaitu model
pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran konvensional.
3. Indikator: model pembelajaran yang digunakan dalam Proses Belajar Mengajar pada materi pokok Microsoft Word
56
b. Kemampuan mengoperasikan Microsoft Word. Y 1. Kemampuan mengoperasikan Microsoft Word merupakan kesanggupan
atau kecakapan untuk mengoperasikan Microsoft Word dengan kriteria menggunakan,
menulis, mengaplikasikan
menu-menu, membuat,
membuka, menyimpan dokumen dan mencetak dengan menggunakan bahasa sofware microsoft Word. Kemampuan Mengoperasikan Microsoft
Word yang dimaksud sebagai variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa mencari solusi dalam memecahkan soal-soal yang
disusun pada materi pokok Microsoft Word. 2. Skala Pengukuran: Skala interval.
3. Indikator: nilaiskor yang diperoleh dari hasil pemberian nilai berdasarkan pedoman penskoranpembobotan.
c. Kemampuan mengetik 10 Jari X
2
1. Mengetik 10 jari merupakan teknik mengetik dengan memanfaatkan semua jari tangan, setiap jari mempunyai tugas sediri-sendiri yang harus di
latih satu demi satu dan berkelanjutan, sehingga jari tersebut secara maksimal dan optimal dapat bekerja dengan baik. Yang dimaksud dalam
kemampuan mengetik 10 jari siswa sebagai variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecepatan mengetik siswa dengan sistem 10 jari .
2. Skala Pengukuran: skala interval diubah menjadi skala nominal, karena dibagi dalam dua kategori yaitu tingkat kecepatan mengetik 10 jari tinggi
dan rendah.
57
3. Indikator: skornilai yang diperoleh dari hasil tes kecepatan siswa mengetik 10 jari
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini dapat penulis jelaskan
perlakuannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi KKPI yang disertakan
untuk penelitian ini mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan antara
lain : 1. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran, baik yang akan
digunakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada materi pokok program microsoft word. Penyusunan silabus dan rencana
pembelajaran berdasarkan pada standar kompetensi mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi KKPI
SMK kurikulum KTSP.
2. Pemantapan terhadap strategi pembelajaran yang akan digunakan pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok
tersebut.
58
b. Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum pembelajaran inti pada materi Pengoperasian program
Microsoft word dimulai, diambil data data dokumen siswa tentang kecepatan mengetik 10 jari. Selanjutnya pada tahap ini guru mata pelajaran Ketrampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi KKPI yang telah bersama-sama menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas sesuai rancangan yang telah dibuat. Kegiatan dilaksanakan bersama- sama baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Adapun fase-fase rancangan pembelajarannya adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran problem based learning
Tabel 6: Fase-fase pembelajaran problem based learning pada kelas eksperimen
Fase Indikator
Kegiatan guru Kegiatan siswa
1. Orientasi
siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi
siswa
terlibat pada
aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya. Memperhatikan
pengarahan guru
2. Mengorganisasi
siswa untuk belajar Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut. Mencatat
dan menanyakan hal-hal
yang penting
3. Membimbing
penyelidikan individual maupun
kelompok Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Menanyakan hal-
hal yang kurang dimengerti kepada
guru
59
4. Mengembangkan
dan menjanjikan
hasil karya Guru membantu siswa
dalam memecahkan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk
berbagi
tugas dengan
temannya. Membantu
dalam membagi
tugas dengan temannya.
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
karyanya. Mempresentasikan
hasil kerja
kelompok
2. Pembelajaran Konvensional
Tabel 7 : Fase-fase pembelajaran konvensional pada kelas kontrol
Fase Indikator
Kegiatan guru Kegiatan siswa
1. Menyampaikan
tujuan dan motivasi Guru
menyampaikan kompetensi dasar yang
harus dimiliki
dan memberi motivasi siswa.
Memperhatikan pengarahan guru
2. Menjelaskan materi
pelajaran dan
mendemonstrasikan ketrampilan
Guru menyajikan
informasi kepada siswa tahap demi tahap dan
mendemonstrasikan ketrampilan
terutama menyelesaikan soal-soal
latihan. Mencatat
hal-hal yang penting
3. Memberikan
latihandrill Guru memberikan soal-
soal latihandrill untuk siswa sebagaimana yang
didemonstrasikan guru. Mengerjakan tugas
soal-soal latihan
4. Memberikan
evaluasi terhadap
hasil latihan siswa Guru mengevaluasi hasil
kerjalatihan siswa
sebagai umpan
balik untuk
kegiatan pembelajaran berikutnya.
Mengoreksi hasil
latihan yang sudah dikerjakan
60
5. Memberikan
latihan pengembangan
Guru memberi soal-soal latihan sebagai tugas.
Mencatat dan
mengerjakan soal
latihan c. Pasca Eksperimen
Pada tahap ini, setelah kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda, selanjutnya diberi tes kemampuan pada materi pokok pengoperasian
program microsoft word. Tes tersebut digunakan untuk membandingkan pengaruh kedua model pembelajaran yang digunakan terhadap kemampuan mengoperasikan
program microsoft word.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian