Regresi kuadratik Regresi linier berganda

30

b. Regresi kuadratik

Regresi non linier digunakan untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan produktivitas primer pada setiap stasiun dilakukan analisis regresi non linier dengan pola kuadratik dengan model persamaan sebagai berikut : Y = β + β 1 X + β 2 X 2 Keterangan : Y = Produktivitas primer fitoplankton sebagai peubah tak bebas X = Peubah bebas berupa intensitas cahaya β = koefisien regresi

c. Regresi linier berganda

Untuk analisis data hubungan keseluruhan unsur hara dan intensitas cahaya perairan terhadap produktivitas primer fitoplankton pada setiap stasiun dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda Mattjik dan Sumertajaya 2000. Model hubungan fungsional tersebut disajikan sebagai hubungan unsur hara dengan produktivitas primer fitoplankton. Y PP : famonia, nitrat, nitrit, ortofosfat, silikat, intensitas cahaya i ki p i i pp X X X Y ε β β β β + + + + + = ...... 2 2 1 1 Keterangan : Y pp = Produktivitas primer fitoplankton sebagai peubah tak bebas X 1 ,X 2 ,X 3 ,...,X p = Peubah bebas berupa amonia, nitrat, nitrit, ortofosfat,silikat, intensitas cahaya b = Koefisien regresi b 1 , b 2 ,..., b p = Interseps Nilai F dari uji Anova terhadap hasil perhitungan regresi berganda tersebut digunakan untuk menguji kepastian dari persamaan regresi secara keseluruhan, dengan hipotesis yang diajukan adalah : H o : variable independen peubah bebas tidak secara linier berhubungan dengan variable dependen peubah tidak bebas H 1 : variable independen peubah bebas secara linier berhubungan dengan variable dependen peubah tidak bebas 31 Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat kepercayaan 95, maka H o ditolak dan H 1 diterima. Sebaliknya apabila nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel maka H o diterima H 1 ditolak. Nilai koefisien determinasi R 2 yang disesuaikan Adjusted R Square digunakan untuk mengetahui keterandalan dari model yang diperoleh dalam menerangkan keragaman nilai peubah Y dan mengetahui besarnya peranan dari peubah X terhadap Y. Nilai R 2 berkisar antara 0-1. Apabila nilainya lebih besar dari 0.5 maka dapat diartikan bahwa X memiliki peranan yang besar terhadap Y. Nilai keeratan antara beubah tak bebas dengan peubah bebas ditentukan melalui koefisien regresi β i dari tiap peubah bebas yang terpilih dalam persamaan. Nilai koefisien yang menyatakan kemiringan garis hubungan antara peubah bebas dengan peubah tak bebas tersebut dapat menunjukkan sifat dari hubungan yang ada. Nilai positif menunjukkan hubungan yang setara, sedangkan nilai negatif menunjukkan hubungan yang berkebalikan. Uji analisis sidik ragam Anova, regresi linier sederhana, regresi non linier dan regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 dan Ms-excel.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 4.1.1. Parameter Penunjang Perairan Teluk Kendari merupakan perairan estuari yang relatif tertutup. Hal ini disebabkan karena perairan Teluk Kendari mempunyai bentuk pantai melingkar dan melebar ke arah daratan yang ada di bagian barat, dengan mulut teluk yang menyempit dan menghadap perairan Laut Banda. Pada bagian depan mulut teluk terdapat pulau kecil Bungkutoko. Sebagai perairan estuari, perairan Teluk Kendari masih dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut air laut. Berdasarkan hasil analisa data gerakan pasang surut pada lokasi Pelabuhan Kendari 03°58’25” LS dan 112°34’55” BT, tipe pasang surut termasuk dalam kategori semidiurnal. Hal ini menunjukkan terjadi kondisi pasang dan surut dua kali sehari dengan ketinggian pasang yang berbeda. Pada tinggi pasang dan surut pertama adalah 1,1 meter dan kisaran pasang dan surut kedua adalah 0,4-0,7 meter Anonim 2000. Kecepatan arus selama penelitian berkisar 0,40-0,81 mdtk Tabel 4, Lampiran 3. Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa kecepatan arus yang tinggi dijumpai pada stasiun A yang berhadapan dengan laut luar teluk dan mengalami penurunan ke arah dalam teluk. Suhu perairan selama penelitian di perairan Teluk Kendari di seluruh kedalaman inkubasi pada stasiun dan substasiun penelitian berkisar 28,5-30,6 o C Tabel 4, Lampiran 3, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca pada saat penelitian yang relatif tidak berbeda. Dari lampiran 3 menunjukkan adanya penurunan suhu dengan bertambahnya kedalaman perairan. Hal ini berkaitan dengan intensitas cahaya yang diterima pada kedalaman inkubasi dengan intensitas cahaya 100 lebih besar dibandingkan dengan kedalaman inkubasi dengan intensitas cahaya 50, 25 dan 1. Sejalan dengan hal tersebut Parsons et al. 1984 menyatakan bahwa intensitas cahaya matahari akan semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan. Keberadaan cahaya akan menjadi terbatas sampai kedalaman yang memiliki kondisi fotosintesis sama dengan respirasi. Berdasarkan analisis