48 Genera fitoplankton yang dominan dijumpai pada setiap stasiun dan
substasiun penelitian adalah Chaetoceros sp., Rhizosolenia sp., Coscinodiscus sp. dan Thallasiosira sp. dari kelas Bacillariophyceae dan dari kelas Dinophyceae di
dominasi dari genera Ceratium sp. dan Peridium sp. Seperti yang dikemukakan oleh Arinardi et al. 1997 menyatakan bahwa jenis-jenis fitoplankton dari kelas
Bacillariophyceae yang umumnya dijumpai di perairan lepas pantai Indonesia antara lain Chaetoceros sp., Thallasiosira sp., dan Bacteriastrum sp., sedang dari
kelas Dinophyceae yang umumnya dijumpai di laut adalah Noctiluca sp., Ceratium
sp., Peridinium sp. dan Dinophysis sp.
4.1.4.2. Kelimpahan Fitoplankton
Kelimpahan sel fitoplankton yang diperoleh selama penelitian bervariasi antara setiap zona dan stasiun. Kelimpahan sel fitoplankton yang diperoleh
selama penelitian yaitu pada stasiun A berkisar 2498-2959 selL rata-rata dan standar deviasi, 2674,50±158,85 selL, stasiun B berkisar 2629-3007 selL
2829,13±126,75 selL, dan stasiun C berkisar 2432-2785 selL 2580,25±127,77 selL Gambar 12.
500 1000
1500 2000
2500 3000
A1 A2
B1 B2
C1 C2
Stasiun A Stasiun B
Stasiun C K
el im
pa ha
n f it
opl an
kt on
se l
L
Bacillariophyceae Dinophyceae
Chlorophyceae Cyanophyceae
Gambar 12. Rata-rata kelimpahan fitoplankton pada setiap stasiun dan substasiun penelitian
Distribusi vertikal kelimpahan sel fitoplankton tertinggi diperoleh pada kedalaman inkubasi 50 intensitas cahaya pada semua stasiun dan substasiun
penelitian, yang diwakili dari kelas Bacillariophyceae Gambar 13, Lampiran 4, 5, 6 dan 7. Tingginya kelimpahan sel fitoplankton pada kedalaman inkubasi 50
49 diduga disebabkan oleh intensitas cahaya pada kolom air tersebut merupakan
intensitas cahaya optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton, serta unsur hara yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
Gambar 13. Rata-rata kelimpahan fitoplankton menurut kedalaman inkubasi pada setiap stasiun dan substasiun penelitian
50 Kelimpahan yang relatif tinggi dijumpai pada stasiun B, hal ini diduga
pada zona ini memiliki kandungan unsur hara yang relatif tinggi bila dibandingkan stasiun A, sehingga mampu mencukupi kebutuhan fitoplankton
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu hal ini diduga pula nilai kekeruhan dan TSS yang relatif tidak sebesar pada stasiun C, sehingga intensitas
cahaya yang ada di kolom air masih menunjang bagi fitoplankton untuk melakukan proses fotosintesis.
Kelimpahan sel fitoplankton yang relatif lebih rendah dijumpai pada stasiun C, hal ini diduga berhubungan dengan tingginya nilai kekeruhan dan TSS
di stasiun tersebut. Tingginya nilai kekeruhan dan TSS akan menghambat intensitas cahaya yang akan masuk ke dalam kolom air, sehingga proses
fotosintesis berlangsung tidak optimal. Walaupun konsentrasi unsur hara yang dijumpai relatif lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Namun, dari hasil
analisis sidik ragam ANOVA ternyata kelimpahan fitoplankton antara stasiun penelitian tidak berbeda nyata pada taraf
α = 0,05. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada semua stasiun penelitian
adalah sama.
4.1.4. Indeks Biologi Fitoplankton