responden berdasarkan umur, jenis kelamin, lama kepengurusan di koperasi, profesipekerjaan dan pendidikan.
b. Data Sekunder Data sekunder pada penelitian ini adalah data dan informasi yang
berkaitan dengan koperasi karyawan, yakni data mengenai perkembangan jumlah anggota dan sisa hasil usaha SHU pada dua titik periode, yakni Desember 2006
dan Desember 2008. Selain itu, diperlukan juga beberapa data dan informasi yang berkaitan untuk mendukung penelitian berupa data mengenai gambaran umum
koperasi dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh dari masing-masing koperasi, serta data dan informasi, baik dari Kantor Koperasi
penelitian maupun Dinas Koperasi.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian, terlebih dahulu melewati proses
untuk selanjutnya dipindahkan ke dalam tabel frekuensi dan tabel tabulasi silang. Proses pengolahan data diuraikan sebagai
berikut: a.
meliputi proses memberikan kode atau simbol pada setiap kategori jawaban responden baik dari karakteristik responden maupun tiap pernyataan
sikap kewirausahaan. Proses dipakai untuk menyederhanakan jawaban
responden dalam bentuk kode atau simbol tertentu. b.
meliputi proses penyederhanaan jawaban responden atas pertanyaan modernitas yang dibuat konsisten dalam bentuk data ordinal pada masing-
masing jawaban pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu tentang bagaimana
modernitas sikap kewirausahaan pengurus koperasi karyawan Kecamatan Cibinong, akan menggunakan rumus skor modernitas rata-rata Prasodjo, 1987
sebagai berikut :
Keterangan rumus : 0 = skor modernitas rata-rata sikap kewirausahaan
n = jumlah responden 1
i
= skor modernitas tiap kategori jawaban i = kategori responden
x
i
= jumlah responden dalam tiap kategori p = jumlah pertanyaan
Dari rumus skor modernitas rata-rata sikap kewirausahaan tersebut, dibuat kategori modernitas sikap kewirausahaan, mencakup 2 tingkat yakni modern dan
tidak modern. Untuk kategori modern memiliki skor modernitas yakni berkisar antara 3 sampai dengan 4, sedangkan untuk kategori sikap yang tidak modern
skornya berkisar antara 1 sampai dengan 2,99. Rumus skor modernitas sikap kewirausahaan pengurus dilihat dengan dua cara, yaitu :
1. Melihat modernitas sikap kewirausahaan pengurus total untuk semua tema sikap kewirausahaan
2. Melihat modernitas sikap kewirausahaan pengurus untuk masing-masing tema sikap kewirausahaan
Sedangkan, untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua yaitu tentang bagaimana hubungan modernitas sikap kewirausahaan pengurus koperasi dengan
keberhasilan koperasi akan menggunakan langkah sebagai berikut : 1. Menghitung skor modernitas sikap kewirausahaan masing-masing pengurus
untuk masing-masing tema 2. Menghitung rata-rata skor modernitas sikap kewirausahaan dari tiga pengurus
atau koperasi untuk masing-masing tema 3. Menghitung rata-rata skor modernitas sikap kewirausahaan pengurus dari
tujuh koperasi masing-masing koperasi berhasil dan koperasi tidak berhasil untuk masing-masing tema.
4. Skor-skor pada point 3 dibuat ke dalam tabel yang memuat nilai-nilai : n, x, y, x
1
, y
1
, b
1
, dan b
1 2
Gambar 4. 0 =
1 1
1
⋅ ⋅
∑
=
Gambar 4. Contoh Tabel Pengisian Uji Koefisien Korelasi
n x
y x
1
y
1
b
1
b
1 2
1 2
3 4
5 6
7 8
Total Keterangan tabel :
n : banyaknya pasangan observasi tema X : skor modernitas rata-rata pengurus tiap koperasi di koperasi berhasil terhadap satu
tema Y : skor modernitas rata-rata pengurus tiap koperasi di koperasi tidak berhasil
x
1 dan
y
1
merupakan urutan ranking dari skor tertinggi hingga terendah b
1
: selisih dari rank xi dan yi 5. Integrasikan nilai-nilai pada tabel langkah empat ke dalam rumus Koefisien
Korelasi Sugiyono, 2009 :
Keterangan rumus :
ρ
atau rs = koefisien korelasi
n = banyaknya pasangan observasi
b
1
= selisih dari rank xi dan y i
Rumus tersebut digunakan karena data yang ada untuk kedua variabel adalah dalam bentuk data ordinal. Dan rumus tersebut sesuai digunakan untuk
melihat korelasi dua variabel dengan bentuk data ordinal. Dengan demikian diperoleh keputusan uji sebagai berikut :
1. jika nilai
ρ
hitung
ρ
tabel
, maka terima H , artinya modernitas sikap
kewirausahaan pengurus tidak berhubungan dengan keberhasilan koperasi karyawan
2. jika nilai
ρ
hitung
ρ
tabel
, maka terima H
1
, artinya modernitas sikap kewirausahaan pengurus berhubungan dengan keberhasilan koperasi
karyawan.
ρ
=
. -
1 2
2 1
6 1
− ∑
−
c. Tabel frekuensi digunakan untuk menyederhanakan data hasil olahan dari proses
karakteristik responden serta menyederhanakan gambaran modernitas sikap kewirausahaan pengurus koperasi karyawan. Pada tabel
frekuensi data disajikan dalam angka absolut dan persentase. d. Data modernitas sikap kewirausahaan pengurus koperasi karyawan yang telah
diolah kemudian ditabulasikan menggunakan tabel tabulasi silang dengan data keberhasilan koperasi.
Keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu koperasi dapat dilihat dari perkembangan jumlah kuantitas terhadap indikator-indikator: jumlah anggota
koperasi; serta sisa hasil usaha SHU. Perkembangan jumlah anggota koperasi dan sisa hasil usaha SHU akan dilihat pada dua titik periode waktu yakni pada
Desember 2006 dan Desember 2008 menurut data dari koperasi tempat penelitian. Adapun uraian terhadap indikator berhasil atau tidak berhasilnya suatu koperasi
sebagai berikut: Koperasi dikatakan berhasil jika
1 pada dua variabelukuran, baik jumlah sisa hasil usaha SHU maupun jumlah anggota yang dimiliki koperasi, sama-sama mengalami peningkatan,
2 pada salah satu variabelukuran, baik jumlah sisa hasil usaha SHU maupun jumlah anggota yang dimiliki koperasi, mengalami peningkatan diikuti dengan
salah satu variabel yang tidak mengalami perubahan jumlah tetap, dan 3 pada kedua variabelukuran, baik jumlah sisa hasil usaha SHU maupun
jumlah anggota yang dimiliki koperasi, tidak mengalami perubahan jumlah tetap.
Koperasi dikatakan tidak berhasil jika 1 pada dua variabelukuran, baik jumlah sisa hasil usaha SHU maupun jumlah
anggota yang dimiliki koperasi, sama-sama mengalami penurunan, 2 pada salah satu variabelukuran, baik jumlah sisa hasil usaha SHU maupun
jumlah anggota yang dimiliki koperasi, mengalami penurunan diikuti dengan salah satu variabel yang tidak mengalami perubahan jumlah tetap, dan
3 pada salah satu variabelukuran, baik jumlah sisa hasil usaha SHU maupun jumlah anggota yang dimiliki koperasi, mengalami peningkatan diikuti dengan
penurunan pada variabel yang lain. 3.6
Kelemahan Studi
Pada penelitian ini peneliti memperoleh beberapa kendala di lapangan. Beberapa kendala tersebut antara lain dalam memperoleh sampel di lapangan.
Penelitian ini menggunakan metode sensus, yakni mengambil seluruh sampel dari suatu populasi. Akan tetapi melalui metode tersebut peneliti tidak memperoleh
sampel secara keseluruhan karena ada beberapa koperasi yang tidak bersedia untuk menjadi sampel penelitian. Dengan demikian diperoleh 14 koperasi
karyawan dari 32 koperasi karyawan yang masih aktif di kecamatan Cibinong. Kendala lain adalah menyangkut validitas dan realibilitas data. Dari hasil
uji validitas data, diperoleh gambaran bahwa alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel modernitas sikap kewirausahaan adalah signifikan. Dari hasil
uji validitas diketahui bahwa pertanyaan yang disediakan tersebut cukup menggambarkan variabel sikap kewirausahaan yang terdiri dari delapan
modernitas sikap kewirausahaan. Selain itu, dari hasil uji validitas untuk mengukur variabel keberhasilan ditemukan bahwa alat ukut tersebut adalah tidak
signifikan. Dengan demikian, variabel keberhasilan yang diukur dari perkembangan jumlah anggota dan sisa hasil usaha SHU belum dapat
menggambarkan keberhasilan koperasi. Akan tetapi dilihat dari uji realibilitas data, hasil pengukuran peneliti
relatif kurang konsisten. Hasil pengukuran tersebut kurang konsisten karena saat di lapangan peneliti menemukan kendala untuk memperoleh data yang lebih
spesifik untuk ditanyakan kepada responden melalui wawancara mendalam. Peneliti mengalami kesulitan dalam menjelaskan dan menguraikan pertanyaan
mengenai sikap kewirausahaan kepada responden, sehingga beberapa responden mengalami kebinggungan untuk menjawab pertanyaan peneliti. Selain itu, dalam
upaya menguraikan pertanyaan, peneliti mengalami kesulitan karena ada beberapa responden yang tidak memiliki kesediaan waktu untuk diwawancara kembali
dengan alasan sibuk. Peneliti memaklumi keadaan responden dan peneliti tidak
dapat memaksakan keadaan tersebut kepada responden.
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN