Kajian Tentang Keberhasilan Koperasi

membangkitkan kemarahan harus ditahan. Karena itu, terdapat kebutuhan sangat besar untuk menundukan, kurangnya kebutuhan untuk memelihara dan kurangnya kebutuhan untuk berprestasi, tidak dapat memberikan bobot yang sama antara berbuat untuk kesejahteraan orang lain dan berbuat untuk kesejahteraan diri sendiri. Kepribadian inovatif menurut definisi ini termasuk ke dalam perilaku kreatif. Kepribadian inovatif memiliki kualitas yang dapat membantu perilaku kreatif. Menurut Hagen salah satu alasan mengapa individu tradisional tidak memiliki sifat inovatif adalah karena ia membayangkan dunia sebagai tempat yang kacau daripada sebagai tempat yang teratur yang dapat dianalisis. Karena itu dapat diperkirakan bahwa setiap masyarakat yang mengalami kemacetan ekonomi, diliputi oleh kepribadian otoriter.

2.2 Kajian Tentang Keberhasilan Koperasi

Kata koperasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ ”. Co berarti bersama, dan artinya bekerja, berarti bekerjasama. Walaupun demikian tidak setiap kerjasama dapat disebut koperasi. Definisi koperasi yang dikembangkan oleh Sumodiwirjo 1955, Undang-Undang No. 12 Tahun 1967, Moh. Hatta dan ICA Brojosaputro, 1989 bahwa koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya. Adapun menurut Schars Firdaus dan Susanto, 2004 menyebutkan bahwa koperasi suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya. Berkaitan dengan pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa koperasi akan berkembang secara bertahap, dimana tantangan yang dihadapi pada setiap tahap adalah hasil perubahan struktur hak yang dialami pada tahap sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan solidaritas untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya. Pembentukan koperasi Menurut UU perkoperasian RI No. 25 Tahun 1992, koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 dua puluh orang, sedangkan koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi. Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksudkan di atas dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar. Anggaran Dasar badan koperasi memuat beberapa hal, yaitu: a. daftar nama pendiri; b. nama dan tempat kedudukan; c. maksud serta tujuan dan bidang usaha; d. ketentuan mengenai keanggotaan; e. ketentuan mengenai rapat anggota; f. ketentuan mengenai pengelolaan; g. ketentuan mengenai permodalan; h. ketentuan mengenai permodalan; i. ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya; j. ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha; k. ketentuan mengenai sanksi. Perangkat organisasi koperasi terdiri atas rapat anggota, pengurus dan pengawas. Gambar 2. Perangkat Organisasi Koperasi Rapat Anggota merupakan instansi tertinggi yang menentukan kebijakan koperasi, menentukan arah perkembangan koperasi serta menetapkan cara Rapat Anggota Pengurus Pengawas Pengurus pembagian sisa hasil usaha. Dalam badan usaha nonkoperasi rapat anggota dapat disamakan dengan rapat umum pemegang saham. Rapat Anggota menetapkan Anggaran Dasar dari koperasi dan juga kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi, menentukan pemilihan anggota pengurus pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Rapat tersebut diadakan paling sedikit dalam satu tahun. Pengelolaan koperasi dilakukan oleh pengurus yang diangkat oleh rapat anggota. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian dan dengan masa jabatan pengurus paling lama 5 lima tahun. Pengurus diberi wewenang untuk menyelenggarakan rapat anggota sebagai penyelenggara saja. Pengurus bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat amggota atau rapat anggota luar biasa. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola manajer yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dan bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilij dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan adalam Anggaran Dasar. Komunikasikontak antara rapat anggota, pengurus, dan pengawas sangat diperlukan agar organisasi koperasi dapat berjalan dengan baik. Sementara itu, pembagian hasil usaha kepada anggota berdasarkan pada jasa atau partisipasi masing-masing anggota pada koperasi. Prinsip koperasi adalah anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Dalam koperasi terdapat prinsip-prinsip yang menjadi pedoman bagi koperasi- koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktek. Prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka b. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. Kemandirian Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut: a. Pendidikan perkoperasian b. Kerjasama antar koperasi Dalam BAB II, bagian pertama pasal 4 UURI No.251992 Firdaus dan Santoso, 2004 diuraikan fungsi dan peran koperasi sebagai berikut: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Gambaran dari fungsi dan peran koperasi Indonesia Firdaus dan Santoso, 2004 sebagai berikut: 1. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran 2. Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat 3. Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat, terutama pendidikan perkoperasian dan dunia usaha 4. Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi 5. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi 6. Koperasi Indonesia berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional. Dalam perkembangan terakhir sejak diberlakukannya Inpres No. 18 Tahun 1998, maka berbagai macam jenis koperasi bermunculan sesuai dengan aspirasi masyarakat Firdaus dan Santoso, 2004, antara lain: 1. Koperasi tani Koptan 2. Koperasi pondok pesantren Koppontren 3. Koperasi wanitakoperasi an-nissa 4. Koperasi agribisnis 5. Koperasi pedagang pasarkaki lima 6. Koperasi industrikerajinan 7. Koperasi syariah Kopsyah 8. Koperasi serba usaha 9. Koperasi kredit Kopdit 10. Koperasi di kalangan profesi akuntan, arsitek, pengacara, dokter, dan lain- lain 11. Koperasi kelompok masyarakat tertentu Pokmas. Keberhasilan Koperasi Keberhasilan koperasi dalam bisnis dan lingkungan yang dinamis tergantung kepada 1 daya saing dari pasar yang tercermin dari kepuasan pelanggan, kualitas produksi maupun maupun pelayanan dan tingkat harga, 2 efisiensi bisnis dalam hal pemanfaatan teknik produksi, metode kepemimpinan dan situasi pasar, dan 3 perkembangan koperasi bisnis adalah program perluasan , kebutuhan pasar dan pengembangan serta tujuan Enriquez, 1986 1 . Brojosaputro 1989 menyebutkan bahwa luasnya daerah pelayanan, beragamnya jenis usaha, langkanya tenaga terdidik dan terlatih di daerah pedesaaan menjadi unsur penyebab lemahnya manajemen sehingga berakibat kurang berhasilnya koperasi. Beberapa ukuran keberhasilan koperasi menurut beragam sumber yang dikemukakan Brojosaputro, 1989, antara lain: 1. Adi Sasono 1983 melihat bahwa partisipasi anggota dan masyarakat merupakan tiang penyangga keberhasilan koperasi 2. Terlalu kecilnya modal yang dimiliki menyebabkan kecilnya sisa hasil usaha SHU. Menurut Tim Universitas Gajah Mada, sisa hasil usaha SHU 1 Ginting, Meneth. 1999. + + , - ,. , -,. , . [Tesis]. Institut Pertanian Bogor: Bogor. merupakan salah satu pengukur keberhasilan KUD karena koperasi yang dikatakan sebagai suatu lembaga ekonomi yang berwatak sosial tidak akan dapat melaksanakan watak sosialnya kalau lembaga tersebut tidak kuat dan tidak mandiri dalam segi ekonomi. Berdasarkan studi yang dilaksanakan Nasution 1990 mengenai KUD sebagai organisasi ekonomi pedesaan dengan melihat faktor-faktor penciri keberhasilan yang dikaitkan dengan pembangunan wilayah, menyimpulkan bahwa KUD telah berhasil sebagai alat pemerintah dalam pembangunan pedesaan karena .secara kuantitas jumlah anggota, modal, volume usaha dan sisa hasil usaha SHU dari KUD mengalami peningkatan.

2.3 Ikhtisar