Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

(1)

ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA

KOPERASI UNIT DESA SUMBER ALAM

(Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

SKRIPSI

ULPAH JAKIYAH H34070010

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

ULPAH JAKIYAH. Analisis Partisipasi Anggota dan Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI).

Koperasi merupakan lembaga sosial ekonomi yang menggunakan prinsip mensejahterakan anggota. Kegiatan koperasi dalam melaksanakan prinsip dan peranannya harus berlandaskan partisipasi dan kebutuhan anggota. Peran koperasi dalam membangun perekonomian diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. Prinsip koperasi melaksanakan kegiatannya berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan dalam jatidirinya. Salah satunya Koperasi Unit Desa (KUD) yang berpengaruh terhadap perekonomian pedesaan. KUD diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan ekonomi pedesaan dan dapat bersaing dengan lembaga lain dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya. Sehingga diperlukan penelitian mengenai analisis manfaat dengan kegiatan pelayanan yang sesuai keinginan anggota untuk meningkatkan partisipasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada KUD Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. KUD ini melakukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya dan banyaknya jumlah anggota yaitu 1525 orang di tahun 2010 namun data keanggotaan kurang jelas. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai partisipasi anggota dan kinerja KUD. Tujuan dari penelitian adalah untuk 1) menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat partisipasi., 2) menganalisis kinerja dan peranan KUD dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan keuangan serta menempatkannya pada jatidirinya.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh hasil wawancara dan diskusi dengan anggota serta manajemen KUD. Data sekunder merupakan data yang berasal dari KUD yaitu laporan tahunan KUD Tahun 2009-2010. Responden yang diambil adalah anggota KUD dan pihak manajemen KUD. Penentuan responden terhadap anggota KUD dilakukan dengan random sampling yang mengelompokan anggota petani dan non petani dan dipilih secara random. Responden anggota petani adalah 31 orang dan non petani 31 orang. Penentuan responden terhadap pihak KUD dilakukan kepada ketua pengurus, manajer, sekertaris, bendahara, dan lima orang anggota dengan pertimbangan responden tersebut mengetahui dengan benar kondisi KUD Sumber Alam.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa partisipasi anggota KUD sangat dipengaruhi oleh manfaat ekonomi dan sosial yang diperolehnya. Kurang adanya hubungan sosial petani maupun non petani dengan pihak KUD baik dari pelatihan maupun pelayanan seperti komunikasi. Dampak ini menyebabkan partisipasi anggota dalam bidang organisasi, usaha, dan permodalan bersifat sedang atau high moderately associations. Hubungan antara manfaat sosial anggota petani dengan partisipasi bidang organisasi dan usaha memiliki hubungan yang rendah, bahkan berlawanan arah. Hal ini dikarenakan KUD dalam meningkatkan manfaat sosial tidak sesuai dengan keinginan petani yaitu


(3)

manfaat sosial non petani dengan partisipasi memiliki hubungan yang moderately high associations. Hal ini dikarenakan adanya hubungan jasa perumahan yang sangat dibutuhkan oleh anggota non petani. Berdasarkan analisis manfaat ekonomi anggota KUD, petani maupun non petani merasa kurang adanya manfaat tersebut sehingga partisipasi anggota dalam bidang usaha maupun permodalan masih kurang. Anggota non petani lebih memperoleh manfaat ekonomi dibandingkan anggota petani. Manfaat ekonomi anggota non petani dengan partisipasi usaha bersifat high associations dikarenakan kebutuhan rumah tangga seperti harga air mineral dan gas elpiji murah dan tersedia di KUD serta dibutuhkan oleh non petani. Namun dengan partisipasi di bidang permodalan dan organisasi bersifat moderately high associations. Hal ini dikarenakan dalam RAT adanya pembagian SHU namun kurang memiliki pengetahuan mengenai perkoperasian dan kegiatan simpanan masih tergantung pada pendapatan anggota non petani yang diperolehnya. Petani dapat berpartisipasi di KUD dikarenakan adanya manfaat ekonomi yaitu penyediaan saprotan. Namun hubungannya bersifat high moderately associations atau kurang kuat dikarenakan lokasi penjualan yang jauh dari tempat petani. Selain itu juga, kegiatan petani hanya terletak pada usaha jasa simpan pinjam saja tanpa adanya kerjasama dalam kegiatan usahatani maupun kegiatan koperasi.

Pengukuran kinerja dengan PTP/DLA menunjukkan bahwa KUD Sumber Alam berada pada kategori kinerja baik dari segi manajemen pihak KUD namun harus diperhatikan dalam jaringan kerja baik dengan anggota. Hubungan terhadap anggota hanya terjadi kepuasaan pada bidang jasa pembayaran listrik dan jasa perumahan. KUD Sumber Alam berdasarkan indeks jatidiri model Daniel Cote berada pada jatidiri dan persaingan usaha lemah. Hal ini dikarenakan upaya KUD Sumber Alam lebih memfokuskan pada pelayanan jasa pinjaman dan jasa perumahan dan tidak ada hubungan kerjasama atau integrasi terhadap anggota. Sedangkan penyediaan barang agribisnis dan non agribisnis hanya berdasarkan kebutuhan anggota

Dari aspek keuangan atau modal, KUD Sumber Alam memiliki asset yang kuat. Rasio aktivitas KUD berada di atas standar yang baik. Selain itu juga dapat dilihat dari rasio solvabilitas dengan adanya kemampuan KUD dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Kemudian dalam bidang usaha pada kemampuan KUD dalam menghasilkan SHU masih kurang baik dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari Return On Investment (ROI), return on net worth ratio, dan operating margin ratio masih kurang pada standar yang baik. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan KUD Sumber Alam masih belum efisien dari sisi laba operasi yang dihasilkan karena besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP) dan stok akhir masih banyak. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran dalam perbaikan manajemen KUD adalah melakukan kejelasan mengenai keanggotaan KUD, meningkatkan partisipasi dengan pemberian informasi, dan meningkatkan usaha dengan melakukan perkembangan pemasaran dalam barang-barang yang dijual.


(4)

ANALISIS PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA

KOPERASI UNIT DESA SUMBER ALAM

(Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

ULPAH JAKIYAH H34070010

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Judul Skripsi : Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Nama : Ulpah Jakiyah

NIM : H34070010

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Ratna Winandi, MS

NIP. 19530718 197803 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2011

Ulpah Jakiyah


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 18 November 1989. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara darp pasangan Ayahanda tercinta Drs. Jajat Sudrajat dan Ibunda tercinta Mutmainah Drajat. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Karang Sambung I Tasikmalaya pada tahun 2001 dan pendidikan menengah pertama di MTsN Cilendek pada tahun 2003. Pendidikan Menengah Atas di SMAN 3 Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2007 dengan peringkat rangking pertama di kelas. Banyak organisasi yang penulis ikuti yaitu Palang Merah Remaja (PMR), Kharisma, dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Dan prestasi yang telah diraih adalah juara harapan 1 LCT Matematika se-Jawa Barat, dan finalis olympiade kimia tingkat Kota Tasikmalaya.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jalur PMDK pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007. Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis banyak berpartisipasi dengan berbagai kepanitian diantaranya, kepanitiaan TOMATO (Try Out And Motivation Training) Se Kota Tasikmalaya Tahun 2009, AGRIMEET Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB FEM, AGRINATION Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB FEM, ORANGE FEM Orientation For New Generation Fakultas Ekonomi dan Manajemen.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alm (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh petani dan non petani sebagai anggota KUD Sumber Alam dan pengaruhnya terhadap partisipasi. Mengetahui ada tidaknya hubungan manfaat ekonomi petani dan non petani terhadap perubahan pendapatan yang diperoleh setelah menjadi anggota KUD. Selain itu juga, mengukur tingkat kinerja KUD Sumber Alam dari sisi organisasi dan keuangan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dengan wawancara dan diskusi dengan responden anggota KUD dan manajemen KUD serta data sekunder dari berbagai sumber. Kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan berbagai alat yang mendukung penyelesaian dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak KUD Sumber Alam sebagai objek penelitian dalam memberikan berbagai pertimbangan perkembangan KUD Sumber Alam. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya pembaca dalam memperoleh informasi mengenai analisis manfaat sosial ekonomi anggota dalam koperasi serta bagaimana kinerja koperasi yang baik dan menempatkan jatidiri koperasi.

Bogor, Mei 2011

Ulpah Jakiyah


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan moril dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur kepada Alloh SWT, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr.Ir.Ratna Winandi MS, selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini

2. Ir. Popong Nurhayati,MM dan Bapak Suprehatin selaku dosen penguji dari Departemen Agribisnis yang telah memberikan waktu serta kritik dan sarannya demi perbaikan skripsi ini

3. Bapak Wahyu Budi Priatna yang telah menjadi pembimbing akademik dan selalu memberikan motivasi serta dorongan selama saya menyelesaikan pendidikan

4. Orangtua yaitu Ibu Mutmainah dan Jajat Sudrajat yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis dan adik-adik saya yaitu Hilmi Fauji, Ridwan Yasin dan Risna Rahmatul wajdah yang memberikan dukungan dan bantuan. Semoga ini merupakan suatu persembahan yang terbaik bagi orang yang paling saya cintai

5. Berbagai pihak yaitu manager, ketua pengurus, sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor atas waktu dan kesempatan, informasi serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis 6. Sahabat tercinta sejak SMA (Mery Kristien) memberikan motivasi, Lolly

(Prima, Juwita, Astri, Bahril, dan Anindya) atas persahabatan yang telah terjalin dan kerjasama usaha Lolly Shop yang baik serta memberikan sharing selama penelitian skripsi. Teman seperjuangan (Oktiarachmi, Meita, Felicia, Maryam, Ambrose, Anggi, Try Asrini, Solihin) yang telah memberikan bantuan dan sharing dalam penyusunan skripsi.

7. Teman-teman Agribisnis 44 atas semangat dan bantuannya selama ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu, terima kasih.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Koperasi ... 11

2.1.1 Nilai dan Prinsip Koperasi ... 13

2.1.2 Tujuan Koperasi ... 14

2.1.3 Keanggotaan Koperasi ... 15

2.2. Koperasi Unit Desa ... 15

2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha ... 17

2.4. Peranan Partisipasi Anggota dalam Koperasi ... 19

2.5. Pengembangan Koperasi ... 20

2.6. Laporan Keuangan Koperasi ... 20

2.7. Kelembagaan dan Peran Kelembagaan ... 22

2.8. Penelitian Terdahulu ... 23

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 28

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 28

3.1.1 Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi ... 28

3.1.2 Partisipasi Anggota ... 29

3.2. Kinerja Koperasi ... 31

3.2.1 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) ... 33

3.2.2 Kinerja Keuangan ... 36

3.3. Kinerja KUD Berdasarkan Indeks Jatidiri ... 41

3.4. Kerangka Pemikiran Operasional ... 42

IV METODE PENELITIAN ... 46

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 46

4.3. Metode Pengumpulan Data ... 46

4.4. Metode Penentuan Responden ... 47

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 47

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

4.4.2 Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Anggota KUD dan tingkat partisipasinya ... 50 4.4.3 Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Sosial


(11)

Spearman ... 52

4.5. Analisis Kinerja pada PTP/DLA ... 53

4.5.1 Analisis Rasio Keuangan ... 56

4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote ... 60

V GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM ... 65

5.1. Sejarah Perkembangan KUD Sumber Alam ... 65

5.2. Wilayah Kerja ... 65

5.3. Struktur Organisasi ... 66

5.3.1 Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 67

5.3.2 Keanggotaan KUD Sumber Alam ... 68

5.3.3 Pengurus dan Pengawas KUD Sumber Alam ... 70

5.3.4 Manajer dan Karyawan KUD Sumber Alam ... 71

5.4. Bidang Unit KUD Sumber Alam ... 72

5.1. Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam ... 72

5.2. Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji ... 74

5.3. Unit Usaha Jasa ... 75

5.4. Unit Usaha Simpan Pinjam ... 76

5.5. Permodalan KUD Sumber Alam ... 77

5.6. Sisa Hasil Usaha KUD Sumber Alam ... 78

VI ANALISIS MANFAAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KUD SUMBER ALAM ... 79

6.1. Analisis Manfaat Sosial Petani dan Non Petani ... 79

6.2. Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Petani dan Non Petani ... 82

6.3. Analisis Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ... 86

6.4. Hubungan Antara Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ... 90

6.5. Hubungan Antara Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ... 93

VII ANALISIS KINERJA ORGANISASI DAN KEUANGAN KUD SUMBER ALAM ... 97

7.1. Analisis Kinerja KUD Sumber Alam ... 97

7.1.1 Kinerja dengan PTP/DLA ... 97

7.1.2 Analisis Rasio Keuangan KUD ... 103

7.1.3 Indeks Jatidiri KUD Sumber Alam ... 110

7.2. Peranan KUD Sumber Alam bagi Petani dan Non Petani di daerah Kecamatan Dramaga ... 115

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 118

8.1. Kesimpulan ... 118

8.2. Saran ... 120


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Tahun 2004-2010

di Indonesia ... 2

2 Perkembangan Kinerja Koperasi Tahun 2007-2010 di Indonesia ... 4

3 Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN ... 12

4 Indikator Manfaat Ekonomi dan Skor ... 50

5 Indikator Manfaat Sosial dan Skor ... 51

6 Indikator Partisipasi dan Skor ... 52

7 Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan ... 54

8 Skala Nilai untuk Analisis Kinerja dengan PTP ... 55

9 Indikator-indikator Penelitian Tangga Perkembangan (PTP) ... 55

10 Pelaksanaan RAT KUD Sumber Alam Tahun 2007-2010 ... 68

11 Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sumber Alam Tahun 2008-2010 ... 69

12 Kualifikasi Pengurus KUD Sumber Alam Periode 2009-1014 ... 70

13 Perkembangan Unit Usaha Saprotan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 73

14 Perkembangan Usaha Pakan Ikan, Oli, Air Mineral dan Gas Elpiji Tahun 2009-2010 ... 74

15 Perkembangan Unit Jasa KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 75

16 Perkembangan Usaha Simpan Pinjam KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 77

17 Perkembangan Modal KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 .... 77

18 Perkembangan Nilai SHU dan Penjualan Tahun 2009-2010 (Rupiah) ... 78

19 Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap Manfaat Sosial ... 80 20 Tanggapan Anggota KUD Sumber Alam Terhadap


(13)

Manfaat Ekonomi ... 83

21 Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ... 87

22 Korelasi Manfaat Sosial dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ... 91

23 Korelasi Manfaat Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Anggota KUD Sumber Alam ... 93

24 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam Tahun 2010 ... 97

25 Tingkat Kecukupan Modal KUD Sumber Alam ... 100

26 Tingkat Pertumbuhan Aset KUD Sumber Alam ... 101

27 Tingkat Pengembalian KUD Sumber Alam ... 101

28 Likuiditas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 104

29 Solvabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 105

30 Rasio Rentabilitas KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 107

31 Rasio Aktivitas Usaha KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 109


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1 Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia ... 18

2 Dimensi Partisipasi pada Koperasi ... 29 3 Bagan Pemikiran Operasional ... 45 4 Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidri Model

Daniel Cote ... 61 5 Penempatan Posisi Jatidiri KUD ... 63 6 Struktur Organisasi KUD Sumber Alam ... 66 7 Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri KUD


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 .Indikator-indikator Variabel ... 135

2 Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan ... 138

3 Kuesioner Penelitian Untuk Anggota KUD Sumber Alam ... 139

4 Kuesioner Penelitian Untuk Kinerja KUD Sumber Alam ... 144

5 Reliabilitas Partisipasi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam ... 151

6 Reliabilitas Manfaat Sosial Non Petani KUD Sumber Alam ... 151

7 Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Non Petani KUD Sumber Alam ... 152

8 Reliabilitas Partisipasi Anggota Petani KUD Sumber Alam ... 152

9 Reliabilitas Manfaat Sosial Anggota Petani KUD Sumber Alam ... 153

10 Reliabilitas Manfaat Ekonomi Anggota Petani KUD Sumber Alam ... 153

11 Korelasi Manfaat Sosial Non Petani dengan Tingkat Partisipasi ... 154

12 Korelasi Manfaat Ekonomi Non Petani dengan Tingkat Partisipasi ... 154

13 Korelasi Manfaat Sosial Petani dengan Tingkat Partisipasi ... 155

14 Korelasi Manfaat Ekonomi Petani dengan Tingkat Partisipasi .... 155

15 Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA) KUD Sumber Alam ... 156

16 Neraca Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 ... 157


(16)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian di Indonesia menunjukkan angka yang semakin baik dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi paling tinggi dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sekitar 7,3 persen dan berdampak pada kenaikan pendapatan per kapita Indonesia sebesar 13 persen dari tahun 2008 yaitu Rp 23,9 juta atau US$ 2349,6 menjadi Rp 27 juta atau US$ 3004,9 pada tahun 2009. Selain itu juga, ditunjukkan pada peningkatan total pendapatan daerah (PDB) Indonesia tahun 2009 mencapai Rp 2.177 triliun dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa. Dimana dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut dapat mengakibatkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. (BPS 2010)

Pertumbuhan perekonomian terjadi dikarenakan adanya salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam memberdayakan 22,5 persen pendapatan negara pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi1. UMKM di Indonesia telah mencapai 1.354.991 unit dengan penyerapan tenaga kerja tahun 2009 yaitu 96.211.332 orang2. Semakin banyaknya usaha mikro ini menunjukkan banyaknya lembaga-lembaga yang dapat membantu masyarakat dalam memperoleh permodalan usaha dan mengurangi pengangguran. Namun UMKM memiliki volume usaha yang relatif kecil tahun 2010 yaitu sekitar Rp 58,25 triliun jika dibandingkan dengan volume usaha lembaga keuangan lain sekitar Rp 72,78 triliun. Oleh karena itu, pemberdayaan juga dilakukan oleh pemerintah pada koperasi sebagai lembaga yang lebih besar dari UMKM dengan azas kekeluargaan dan gotong royong serta dapat menunjukkan persaingan3. Selain itu juga, koperasi di Indonesia banyak diperlukan oleh masyarakat terutama masyarakat di pedesaan yang masih memiliki sifat kekeluargaan tinggi.

       1

 Koperasi Sebagai Tonggak Perekonomian.http://www.mediacenterkopukm.com (Diakses tanggal 28 Februari 2011)

2

Setyobudi,A. Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Volume 5 Nomor 2 (2007). Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan.http://bi.go.id (Diakses tanggal 23 Maret 2010)

3


(17)

Jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2010. Kenaikan tersebut terjadi secara kontinu dari tahun 2004 sampai tahun 2010. Namun terdapat juga peningkatan koperasi yang tidak aktif. Bahkan peningkatan tersebut memiliki rata-rata kenaikan yang lebih besar dibandingkan rata-rata kenaikan koperasi aktif.

Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi Tahun 2004-2010 di Indonesia No Tahun Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif

Unit Kenaikan (%) Unit Kenaikan (%)

1 2004 93.402 37.328

2 2005 94.818 1,5 40.145 7,5

3 2006 98.944 4,4 42.382 5,6

4 2007 104.999 6,1 44.794 5,7

5 2008 108.930 3,7 46.034 2,8

6 2009 120.473 10,6 49.938 8,5

7 2010 175.102 45,8 123.807 147

Rata-rata Kenaikan 12 29,6

Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM (2010) diolah

Pada Tabel 1 terjadi peningkatan jumlah koperasi dari tahun 2004 sampai tahun 2010 dengan rata-rata kenaikan 12 persen. Bahkan di tahun 2010 telah mencapai 175.102 unit koperasi. Namun terdapat juga permasalahan dengan adanya kenaikan koperasi yang tidak aktif yaitu rata-rata kenaikan 29,6 persen dan tahun 2010 telah mencapai 123.807 unit. Koperasi yang tidak aktif memiliki kenaikan dengan presentase yang lebih tinggi bahkan dua kali lipatnya dari presentase kenaikan koperasi aktif. Dimana koperasi yang tidak aktif merupakan koperasi yang tidak berhasil melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Koperasi yang tidak aktif atau tidak berhasil dalam membangun koperasi yang kuat menurut Soedjono (2003) dalam Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I, 2007), disebabkan masyarakat sendiri kurang mengetahui manfaat yang sebenarnya dari organisasi koperasi bahkan pengurus koperasi masih belum mengetahui bagaimana cara menjalankan koperasi seperti pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) maupun pengembangan unit usaha koperasi.


(18)

kurang mengetahui definisi, prinsip, dan nilai koperasi yang dinyatakan dalam jatidiri koperasi. Sehingga diperlukan adanya pemahaman mengenai manfaat dan kinerja koperasi yang sesungguhnya dengan adanya pengembangan peran kelembagaan serta partisipasi anggota dalam pergerakannya.

Perkembangan koperasi yang tidak aktif atau tidak berhasil dalam melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT), dapat juga disebabkan kurangnya partisipasi anggota terhadap koperasi terutama melakukan RAT sebagai struktur tertinggi dalam koperasi. Partisipasi anggota hanya mengetahui koperasi sebagai lembaga penyimpanan dan peminjaman uang. Tidak adanya kontribusi anggota terhadap unit usaha yang dilakukan koperasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagaimana cara meningkatkan kinerja koperasi dari segi organisasi dan segi usaha dengan pemahaman jatidiri serta dalam aktivitas ekonomi yang dapat meningkatkan aktivitas keuangan koperasi4. Dengan adanya pemahaman terhadap kinerja organisasi dan usaha koperasi ini dapat dijadikan koperasi sebagai organisasi sosial ekonomi yang tidak hanya sebagai perkumpulan melainkan sebuah perusahaan milik anggota dan untuk anggota. Kinerja koperasi harus tetap berpegang pada keinginan anggota serta pelayanan koperasi sebagai organisasi sosial ekonomi.

Peningkatan koperasi yang tidak aktif juga dapat dilihat dari tingkat kinerja koperasi yaitu jumlah anggota koperasi, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan SHU koperasi. Peningkatan kinerja terjadi jika koperasi telah memiliki unit usaha dan kemampuan dalam mengkordinasikan kinerja dengan anggota, kemampuan dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dan kemampuan dalam kerjasama dengan fihak lain5. peningkatan jumlah anggota koperasi di Indonesia terjadi dari Tahun 2007 sampai tahun 2010. Kenaikan tersebut cenderung fluktuatif dan pernah mengalami penurunan di tahun 2008. Modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan dan volume usaha. Dimana perkembangan kinerja koperasi di Indonesia dari Tahun 2007-2010 terdapat pada Tabel 2.

      

4

Kinerja Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2007. Pemberdayaan Koperasi Solusi Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan. Hal. 11

5

Krisnamurthi, Bayu. 6 Juni 2010. Koperasi Pertanian sebagai Upaya Membangun Daya Saing Perekonomian dalam Era Perdagangan Bebas. Seminar Koperasi Agribisnis Nasional : IPB (Hal


(19)

Tabel 2. Perkembangan Kinerja Koperasi Tahun 2007-2010 di Indonesia Indikator Satuan 2007 2008 2009 2010** Rata-rata Jumlah

anggota

Juta Orang

28,89 27,31 29,24 29,12 28,64 Modal

sendiri

Triliun rupiah

20.231,7 22.560,4 28.348,7 30.656 25.449,2 Modal

luar

Triliun rupiah

23.324 27.271,9 31.503,8 31.409,4 28.377,275 Total

modal

Triliun rupiah

43.555,7 49.832,3 59.852,6 52.065,4 51.326,5 Volume

usaha

Triliun rupiah

63,080 68,446 82,098 77,514 72,7845 SHU

koperasi

Triliun rupiah

3,470 5,037 5,303 5,653 4,865

Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM (2010) diolah Keterangan : **) Data Sangat Sementara

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota koperasi dari tahun 2007 sampai tahun 2010 adalah 28,6 juta orang dan mengalami kenaikan secara fluktuatif. Pertumbuhan jumlah anggota dapat disebabkan meningkatnya kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Permodalan koperasi juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu empat tahun dari tahun 2007-2010 dengan rata-rata total modal koperasi Rp 51.326,5 triliun. Permodalan koperasi ini terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal luar koperasi mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-rata modal sendiri Rp 25.449,2 triliun. Peningkatan modal luar diduga sebagian berasal dari dana bergulir yang difasilitasi oleh pemerintah melalui bantuan perkuatan. Modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-rata Rp 28.377,275 triliun. Peningkatan modal sendiri dan modal luar dapat mempengaruhi adanya peningkatan SHU dan volume usaha dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rata-ratanya Rp 4,865 triliun dan Rp 72,7845 triliun.

Perkembangan kinerja koperasi di Indonesia mengalami peningkatan jumlah anggota, modal sendiri, volume usaha, dan SHU. Namun proporsi SHU yang diperoleh anggota koperasi sangat rendah dari volume usaha. Hal ini disebabkan penggunaan modal luar masih besar jika dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Kondisi seperti ini menunjukkan kondisi yang kurang


(20)

bagi anggotanya dan akan berdampak pada tingkat partisipasi. Selain itu presentase SHU terhadap volume usaha masih menunjukkan nilai yang lebih kecil dari tingkat suku bunga deposito. Tingkat suku bunga deposito di Indonesia yaitu 8 sampai 11 persen6. Hal ini akan berakibat masyarakat lebih cenderung menyimpan uangnya di bank jika dibandingkan dengan memberikan kontribusi kepada koperasi serta dapat menyebabkan tidak adanya partisipasi anggota terhadap koperasinya.

Permasalahan SHU yang diperoleh anggota relatif kecil menggambarkan manfaat yang dirasakan anggota kurang dan dapat mengakibatkan partisipasi kurang bahkan tidak adanya perhatian terhadap organisasi koperasi. Hal ini juga dapat menyebabkan semakin meningkatnya koperasi yang tidak aktif di Indonesia. Salah satunya koperasi pertanian pedesaan yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) yang dapat membantu masyarakat pedesaan dalam memperoleh modal dan meningkatkan kesejahteraan. Jumlah KUD yang tidak aktif dan penurunan kinerja di Indonesia tahun 2010 adalah 2820 unit atau 30 persen dari keseluruhan KUD di

Indonesia7. KUD yang tidak aktif terjadi dikarenakan masih adanya

ketergantungan pada bantuan pemerintah atau tidak adanya kemandirian dalam melakukan berbagai kegiatan sehingga masih membutuhkan fasilitas dari pemerintah. Hal ini berdampak pada pelayanan terhadap anggota kurang bahkan partisipasi anggota tidak ada dalam KUD.

Berdasarkan instruksi presiden nomor 4 Tahun 1984 menyatakan bahwa KUD dibentuk oleh warga desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa, yang merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. Pengembangan KUD diarahkan untuk memenuhi kebutuhan warga desa dengan peningkatan pelayanan terhadap anggotanya sehingga tingginya tingkat partisipasi anggota. Pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat memegang peranan utama dalam kegiatan perekonomian masyarakat di pedesaan, khususnya di sektor pertanian, penyaluran bahan kebutuhan pokok masyarakat desa, jasa, industri, dan kerajinan rakyat yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan setempat (potensi spesifik lokasi) (Nasution, 2002).

       6

   Tingkat Suku Bunga Perbankan. http://www.bi.go.id (Diakses tanggal 25 Maret 2011) 

7


(21)

KUD di daerah Bogor Jawa Barat pada tahun 2008 berjumlah 114 unit. Tahun 2009 dinyatakan 14 koperasi tidak aktif sehingga jumlahnya menjadi 100 unit. Jumlah anggota mengalami penurunan hampir dua kali lipatnya dari tahun 2008 ke tahun 2009 yaitu sekitar 455.947 orang menjadi 209.850 orang. Jika kondisi seperti ini terus berlangsung maka keberadaan koperasi di Bogor khususnya Kabupaten Bogor sebagai lembaga untuk mensejahterakan anggotanya akan hilang khususnya koperasi pertanian yang akan memberikan modal bagi petani dalam menggarap lahan pertanian8. Sehingga diperlukan bagaimana kinerja koperasi berjalan dalam mensejahterakan anggota dengan memberikan manfaat sosial ekonomi serta meningkatkan partisipasi anggota terhadap koperasi.

Menurut Krisnamurthi (2010), bahwa KUD sebagai sentral perekonomian

pedesaan dihadapkan pada persaingan dalam mempertahankan badan usaha yang tangguh, yang berdasarkan pada prinsip koperasi Indonesia dengan visi dan misi demi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat diartikan sebagai tantangan untuk meningkatkan kinerja KUD berdasarkan jatidiri koperasi.

1.2. Rumusan Masalah

KUD Sumber Alam di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat merupakan koperasi serba usaha (multi function/multi commodity) yang bergerak dalam kegiatan perekonomian pedesaan khususnya sektor pertanian, penyaluran bahan kebutuhan pokok masyarakat desa, dan jasa. KUD Sumber Alam masih menjalankan kegiatannya sebagai koperasi pertanian yang menyediakan barang yang berbasis agribisnis (pertanian) seperti Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) dan pakan ikan. Kegiatan di bidang agribisnis tersebut merupakan usaha KUD dalam sistem agribisnis yang menyediakan input pertanian yang dibutuhkan petani. Selain itu juga, KUD Sumber melakukan usaha dalam bidang non agribisnis merupakan upaya KUD untuk memberikan pelayanan bagi seluruh anggota khususnya non petani yang lebih dominan melakukan pembelian terhadap gas elpiji dan air mineral. Kegiatan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam merupakan upaya dalam memperbaiki kinerja KUD untuk memberikan


(22)

pelayanan yang memuaskan bagi anggotanya sehingga jumlah anggota terus meningkat.

Jumlah anggota KUD Sumber Alam terus meningkat dari tahun 2008 sebanyak 1338 orang, tahun 2009 sebanyak 1424 orang dan tahun 2010 mencapai 1525 orang. Jumlah anggota KUD tersebut tercatat di dalam buku keanggotaan namun belum dilakukan secara jelas. Selain itu juga, keanggotaan di KUD Sumber Alam memiliki berbagai profesi seperti petani, pegawai negeri sipil, buruh tani, buruh pabrik, dan profesi lainnya yang akan berakibat pada perbedaan kebutuhan yang diinginkan anggota. Jumlah yang terlalu banyak namun tidak ada jelasan mengenai keanggotaan akan berdampak pada kendala KUD dalam memberikan kebutuhan yang sesuai. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dilihat dari sosial dan ekonomi. Kendala yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan sosial dapat dilihat dari segi organisasi dengan hubungannya terhadap anggota. Kurangnya koordinasi pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dilakukan KUD Sumber Alam dikarenakan tempat tinggal yang tersebar di Kecamatan Dramaga. Sehingga KUD hanya menghadiri 200 orang atau 14 persen dari keseluruhan jumlah anggota KUD. Jika hanya dihadiri oleh beberapa anggota akan berdampak pada respon anggota terhadap kegiatan atau kinerja yang telah dilakukan oleh KUD Sumber Alam bahkan partisipasinya di bidang organisasi.

Memenuhi kebutuhan ekonomi KUD Sumber Alam terdapat kendala pada distribusi barang agribisnis yaitu saprotan dan barang-barang non agribisnis seperti oli, gas elpiji, dan air mineral ke anggota. Pemasaran barang agribisnis dan non agribisnis oleh KUD hanya disediakan di gudang KUD dan belum dipasarkan ke berbagai tempat yang banyak terdapat anggota KUD. Sehingga yang banyak melakukan pembelian di KUD adalah non anggota yang dekat dengan lokasi. Bahkan jika anggota melakukan pembelian, harga yang ditentukan sama dengan harga yang diberikan kepada anggota. Hal ini dikarenakan kurang terorganisasinya buku transaksi anggota dan adanya kesulitan manajemen KUD dalam membedakan anggota dan non anggota. Kendala lokasi dari KUD yang sangat dekat dengan pasar, menjadikan persaingan semakin ketat. Selain itu juga dalam kegiatan pembelian terbatas pada pupuk, obat-obatan, air mineral dan gas


(23)

elpiji dengan harga dibawah harga pasar. Hal ini akan berdampak pada pencapaian KUD dalam menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan partisipasi anggota dalam kegiatan usaha KUD. Oleh karena itu diperlukan upaya manajemen KUD dalam memanfaatkan keuangan dengan baik yang dapat melayani seluruh anggotanya.

Keanggotaan yang tidak jelas di dalam KUD berakibat dalam permodalan seperti simpanan wajib dan simpanan sukarela. Hanya sebagian anggota yang melakukan simpanan wajib maupun sukarela. Selain itu , akan berdampak pada kegiatan KUD Sumber Alam yang memiliki visi membantu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya anggota. Visi KUD Sumber Alam didukung oleh misi meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. Sehingga diperlukan visi yang jelas dalam pelaksanaannya dalam meningkatkan potensi anggota dan sumber daya manusia pengelola. Visi tersebut perlu dilakukan berbagai jaringan komunikasi atau kerjasama dengan berbagai pihak terutama dengan anggota yang didukung dengan kapasitas manajemen serta sumberdaya yang dimiliki.

Keberadaan KUD pada pasar yang penuh persaingan atau lingkungan yang tidak ada ketentuan pasar atau persaingan. Namun pada dasarnya KUD selalu mengalami persaingan dengan lembaga lain baik itu koperasi lain dan korporasi. Persaingan tersebut dalam hal keanggotaan dan penjualan. Adanya penambahan jumlah anggota mengakibatkan makin beragamnya kepentingan-kepentingan anggota dan makin kuat dorongan KUD Sumber Alam untuk meninggalkan jatidirinya dan berubah sifat menjadi sebuah korporasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kinerja KUD dari segi visi, kapasitas, sumberdaya dan jaringan kerja dalam Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) dan kinerja keuangan serta menempatkan KUD pada jatidirinya yang dilihat aturan organisasi dan pasar berdasarkan model Daniel Cote (Soedjono 2007).

Berbagai kendala yang dihadapi KUD, diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi anggota dan kinerja KUD dari segi organisasi dan keuangan yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota akan mempengaruhi tingkat kinerja


(24)

kegiatan koperasi dalam visi, kapasitas, sumberdaya dan kinerja. Output koperasi merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan anggota.

Dari uraian tersebut permasalahan yang akan dikaji dalam koperasi ini yaitu :

1. Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan anggota petani dan non petani koperasi serta hubungannya terhadap tingkat partisipasi aktivitas organisasi, permodalan, dan bisnis?

2. Bagaimana kinerja dan peranan KUD Sumber Alam dengan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)/ Development Ladder Assesment (DLA) dan keuangan serta menempatkannnya pada Indeks Jatidiri?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dapat dikaji adalah

1. Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat partisipasi.

2. Menganalisis tingkat kinerja, peranan serta jatidiri kelembagaan KUD Sumber Alam.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni : 1. Bagi Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam

Dapat mengetahui tingkat manfaat sosial ekonomi yang dirasakan oleh anggota KUD, kinerja organisasi, dan kinerja keuangan yang dilakukan oleh koperasi. sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan, strategi, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan koperasi melalui tingkat pelayanan yang berakibat pada peningkatan partisipasi anggota. Dapat menjadi acuan KUD Sumber Alam dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja koperasi yang telah berjalan selama ini dan memberikan informasi serta menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam melakukan pengembangan koperasi.


(25)

2. Bagi Perguruan Tinggi

Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio keuangan dan tingkat partisipasi anggota koperasi dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya.

3. Bagi Mahasiswa

Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio dan tingkat partisipasi anggota koperasi merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan serta sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima sejak kuliah.


(26)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi

Koperasi telah banyak dikenal masyarakat di dunia khususnya Indonesia sebagai negara demokratis. Koperasi merupakan bentuk perusahaan yang mengutamakan sistem demokratis. Koperasi pada dasarnya suatu perusahaan yang didirikan bersama tanpa paksaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini berdasarkan pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan “ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Koperasi memiliki peranan penting dalam memperbaiki perekonomian masyarakat Indonesia. Dengan persaingan yang semakin ketat, perekonomian koperasi harus memiliki daya saing kuat di pasar baik domestik maupun internasional. Salah satu tujuan koperasi adalah memberikan kesejahteraan anggotanya dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan anggotanya. Oleh karena itu koperasi memerlukan partisipasi anggotanya dalam setiap kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini berdasarkan penelitian Puspasari (2000) dimana keragaan koperasi dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi anggotanya yang berdampak pada tingkat partisipasi.

Menurut Hendar dan Kusnadi (2002) koperasi yang menjalankan kegiatannya secara efisien dan produktif yang berlandaskan pada partisipasi anggota dalam aktivitas ekonomi akan mengalami perkembangan yang sesuai dengan prinsip dan tujuan koperasi. Oleh karena itu yang harus diperhatikan koperasi adalah definisi dari koperasi itu sendiri dan membedakannnya dengan lembaga lain. Dimana pelayanan koperasi dilakukan terhadap anggota sehingga anggota tertarik untuk berkontribusi dan koperasi dapat menghadapi persaingan di pasar terhadap pemasaran produk, serta persaingan organisasi seperti lembaga-lembaga lain yang telah memiliki omset tinggi.

Anggota yang masuk ke dalam koperasi tidak hanya sebagai pelanggan melainkan sebagai pemilik. Maju mundur koperasi dapat dilihat dari partisipasi anggota koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Dartiana (2005) bahwa partisipasi anggota mempengaruhi keberhasilan Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) Kota Bogor, Jawa Barat. Menurut Hendrojogi (2000)


(27)

dapat dilihat perbedaan antara Usaha Swasta dan Usaha Milik Pemerintah seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN

No Segi-segi yang dibandingk an

Sektor Usaha

Swasta Koperasi BUMN

Perorangan (individual) Persekutuan Perseroan terbatas 1 Siapa pengguna jasa? Bukan pemilik. Pelanggan Umumnya bukan pemilik. Pelanggan Umumnya bukan pemilik. Pelanggan Terutama anggota Umum / anggota masyarakat 2 Siapa pemilik usaha?

Perorangan Para sekutu usaha

Pemegang saham

Para anggota Pemegang saham

3 Siapa yang

mempunyai hak suara? Tidak diperlukan Para sekutu usaha Pemegang saham biasa (common stockholder)

Para anggota Pemegang saham 4 Bagaimana voting itu dilakukan? Tidak diperlukan Biasanya menurut modal penyertaan sekutu usaha Menurut besarnya saham yang dimiliki. Dilakukan melalui RUPS Satu anggota satu suara pada rapat anggota dan tidak boleh diwakilkan Berdasarkan saham yang dimiliki

5 Siapa yang

menentuka n kebijaksana an perusahaan ? Orang yang bersangkutan Para sekutu usaha

Direksi Pengurus dalam hal-hal tertentu memerlukan pengesahan dari RAT Direksi 6 Apakah balas jasa atas modal itu terbatas?

Tidak Tidak Tidak Ya.

Maksimum 8%

Tidak

7 Siapa yang

akan menerima hasil dari usaha tersebut? Orang yang bersangkutan Para sekutu usaha proporsional dengan jasa mereka dalam usaha Para pemegang saham poporsional dengan jumlah saham yang dimilikinya Anggota, sesuai dengan jasa/partisipasi Pemegang saham

8 Siapa yang

bertanggun g jawab terhadap kerugian usaha? Pemilik yang bersangkutan Para sekutu usaha Pemegang saham atas sejumlah saham yang dimilikinya Anggota, atas sejumlah equity (simpanan pokok dan wajib) Pemegang saham


(28)

Dari Tabel 3 dapat dilihat adanya perbedaan antara koperasi dengan perusahaan lain. Anggota memiliki tanggung jawab penuh terhadap jalannya koperasi. Tujuan koperasi harus berdasarkan pada kesepakatan anggota. Koperasi dalam setiap kegiatannya berdasarkan pada anggota baik dari segi organisasi maupun segi usaha yang dijalankan. Kekuatan bersama atas dasar keinginan sekumpulan orang yang memiliki nasib yang sama dalam memperbaiki ekonomi masyarakat merupakan kekuatan yang kuat dan bertahan lama. Hal ini sesuai dengan pengertian koperasi menurut Baswir (2000) yaitu koperasi didirikan atas dasar adanya kesamaan kebutuhan antara para anggotanya.

Kebutuhan yang sama ini selanjutnya diusahakan pemenuhannya melalui pembentukan perusahaan yang dimiliki bersama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Pasal 1 UU No. 25/1992 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2.1.1. Nilai dan Prinsip Koperasi

Penyusunan prinsip-prinsip Koperasi tidak lepas dari kondisi dan perkembangan koperasi di negeri ini. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 25/1992, koperasi di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU No 25/1992 bahwa keanggotaan koperasi bersifat sukarela artinya tidak adanya paksaan untuk masuk mapun keluar koperasi berdasarkan Anggaran Dasar Koperasi yang telah ditetapkan. Sedangkan sifat terbuka koperasi dilihat dari adanya kebebasan anggota koperasi terhadap segala kegiatan dan tidak ada diskriminasi dalam organisasi. Koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama bagi anggotanya. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Kekuasaan tertinggi dari koperasi adalah rapat anggota. Dalam proses pengambilan keputusan harus berdasarkan pada keputusan para anggotanya. Hal ini dinyatakan dalam pasal 19 ayat 4 UU No.25/1992 : “Setiap anggota


(29)

mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar “.

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Pembagian sisa hasil usaha kepada anggotanya didasarkan pada pertimbangan jasa masing-masing anggota dalam usaha koperasi. Dimana dihitung berdasarkan volume transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha koperasi.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa koperasi selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar juga mendorong tumbuhnya rasa setiakawan antar sesama anggota koperasi.

5. Kemandirian

Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan yang berdasarkan pada kemandirian. Begitu juga koperasi mempunyai prinsip kemandirian dalam dalam memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Koperasi

Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitutional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Menurut Baswir (2000) tujuan utama koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dalam meningkatkan kesejahteraannya koperasi harus berpegang terhadap prinsip dan asas koperasi. Sehingga koperasi bisa berjalan dengan tujuan yang diinginkan dengan landasan saling memiliki dan kepercayaan yang dimiliki dari setiap anggota koperasi. Bahkan berdasarkan bunyi pasal 3 UU No.25/1992, dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia meliputi tiga hal yaitu :

1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya 2) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat


(30)

Dilihat dari tujuannya, agar cita-cita luhur koperasi mencapai hasil sesuai visi dan misi, pemerintah dan seluruh rakyat harus memiliki tugas dan tanggung jawab bersama dalam membangun Koperasi. Selain itu juga menurut Dartiana (2005) tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tujuan tersebut dapat memberikan manfaat baik secara sosial maupun ekonomi. Manfaat sosial merupakan kebutuhan dalam kehidupan berinteraksi dan keamanan. Manfaat ekonomi merupakan kebutuhan yang bersifat materil dalam memenuhi pangan dan papan. Berdasarkan hasil penelitian Ginting (2003) manfaat sosial yang dirasakan anggota Koperasi Kredit Sejahtera terletak pada hubungan baik dan pelayanan sedangkan manfaat ekonomi terletak pada kegiatan usaha koperasi seperti pendapatan, kemudahan memperoleh barang dan jasa, harga yang ditawarkan, dan keringanan bunga.

2.1.3. Keanggotaan Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi (Dartiana 2005).

2.2. Koperasi Unit Desa (KUD)

Menurut Nasution (2002) pemikiran untuk mewujudkan sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan telah lama dicita-citakan oleh bangsa Indonesia untuk menggantikan secara fundamental sistem kapitalis yang dilaksanakan kolonialis. Sehingga BUUD sebagai peranan fundamental yang menyangkut pembangunan pedesaan. Hal ini berdasarkan UU No 12/1967 pembangunan pedesaan dinyatakan dalam kebijaksanaan pemerintah melalui Instruksi Persiden Nomor 4 Tahun 1973 tentang pengaturan dan pembinaan Badan Usaha Unit Desa (BUUD). BUUD ini merupakan bibit dasar KUD (Himpuni 2009).


(31)

Menurut Nasution (2002), perubahan status BUUD menjadi KUD berdasarkan Inpres 2/1978 menjadikan KUD bukan lagi sebagai koperasi pertanian, tetapi menjadi koperasi serba usaha. Keanggotaan menjadi terbuka bagi semua warga desa yang bidang usahanya sangat beragam. Hal tersebut menjadikan KUD sulit menjadi organisasi ekonomi yang professional, karena professionalisme memerlukan spesialisasi bukan generalisasi (Nasution 2002).

KUD merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh petani tersebut, namun sampai saat ini peran yang diharapkan oleh KUD belum bisa dilaksanakan dengan baik dan bahkan banyak KUD yang tidak bisa menjalankan fungsinya9. Sehingga perlu dilakukan pembenahan terhadap KUD yang sesuai dengan alasan dan tujuan awal dibentuknya KUD yaitu untuk memenuhi kesejahteraan petani pedesaan dan memberikan sarana produksi pertanian. Posisi bertahannya sebuah KUD dilihat dari peranan pengurus koperasi dalam hal pembinaan kepada anggotanya bagi peningkatan kinerja KUD secara keseluruhan. Kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan koperasi dapat dijadikan sebagai pendorong berkembangnya koperasi. Semakin banyaknya jumlah anggota koperasi mengindikasikan meningkatnya modal sehingga peningkatan pelayanan terhadap anggota. Akumulasi modal yang dikumpulkan semakin besar akan menambah asset. Selain itu juga semakin banyaknya bidang usaha dari KUD yang dijalankan maka keuntungan yang dapat diperoleh semakin besar. Adanya pengukuran kinerja koperasi terutama manajemen keuangan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang koperasi simpan pinjam terutama koperasi yang sudah berjalan lama.

Kinerja KUD yang baik dapat dilihat dari ukuran keuangan koperasi. Sejauh mana simpanan pokok dan simpanan wajib yang dikeluarkan oleh anggota untuk usaha koperasi dapat memperoleh keuntungan. Hal ini sesuai dengan penelitian Himpuni (2009) yang melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan koperasi dengan menggunakan analisis rasio untuk mengetahui sejauh mana keuangan koperasi dapat memberikan keuntungan bagi koperasi. Jika keuntungannya atau profitabilitas tersebut dapat diperoleh oleh anggota dengan

      

6


(32)

SHU yang dapat memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan semangat anggota untuk terus berpartisipasi di dalam koperasi. Dalam hal ini diperlukan analisis rasio keuangan dalam mengukur sejauh mana modal koperasi dapat memperoleh tingkat pengembalian yang diinginkan anggota koperasi (Dartiana 2005).

Kinerja koperasi KUD tidak hanya di ukur dari aspek keuangan tetapi juga di ukur dari aspek non keuangan yang menjadikan anggota semakin memiliki jiwa kepemilikan dan beraktivitas di dalam koperasi sehingga koperasi tetap berpegang pada indeks jatidirinya. Ukuran non keuangan dilihat dari tingkat partisipasi anggota koperasi. Selain itu juga KUD dalam pengembangan ekonomi pedesaan perlu adanya batasan terhadap jatidirinya. Jatidiri KUD melaksanakan kegiatan berdasarkan pada keputusan anggota. Sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan masa lalu dan dilengkapi dengan ukuran non keuangan seperti kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness, serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.

2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha

Menurut UU no 12 tahun 1967 sumber permodalan untuk koperasi adalah sebagai berikut :

1. Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian.

2. Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian.

3. Simpanan sukarela disepakati berdasarkan perjanjian atau peraturan khusus. Karo-karo (2003) sumber permodalan dapat berasal dari koperasi lain, seperti bank atau lembaga keuangan lain. Selain itu, sumber permodalan dapat berasal dari cadangan yang menurut pasal 41 Undang-Undang no 25 tahun 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila


(33)

dengan modal sendiri dan modal dari luar. Modal sendiri berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi. Sedangkan modal luar dapat berupa pinjaman dari anggota, koperasi lain, bank, lembaga keuangan nonbank, penerbitan obligasi, dan sumber lain.

Berdasarkan PP No.33 Tahun 1998 modal koperasi juga dapat berasal dari modal penyertaan yaitu dana pemerintah atau dana dari masyarakat dalam rangka memperluas kemampuan dalam menjalankan usaha koperasi. Dimana pemilik modal tidak ikut campur dalam pengelolaan dan pengawasan koperasi kecuali jika ada kesepakatan dalam perjanjian antara koperasi dan pemilik modal.

Gambar 1. Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia

Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001

Permodalan koperasi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan kegiatan ekonomi dimana dari modal yang telah terkumpul dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan melalui kegiatan usaha koperasi. Keuntungan yang diperoleh bukan semata-mata hanya untuk kepentingan berbagai pihak namun untuk kesejahteraan anggotanya. Kesejahteraan anggota dapat dipenuhi jika koperasi dapat memenuhi pelayanan kepada anggota seperti pembagian SHU dan pengembalian lain yang bermanfaat bagi anggota. SHU yang dibagikan kepada

Modal luar :

• Anggota

• Koperasi

• Bank

• Lembaga keuangan nonbank

• Penerbitan obligasi

• Sumber lain

Modal sendiri :

• Simpanan pokok

• Simpanan wajib

• Dana cadangan

• Donasi

Modal koperasi

Modal kerja

SHU


(34)

pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Penetapan pembagian SHU kepada anggota berbeda-beda berdasarkan partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Hal ini ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan sesuai AD/ART Koperasi.

2.3. Peranan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi

Partisipasi adalah turut serta seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut (Winardi, 1983). Partisipasi anggota dalam koperasi memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota maupun pemilik koperasi. Menurut Dartiana (2005), kurangnya partisipasi anggota akan mengakibatkan kurangnya ide-ide dari anggota yang pada akhirnya akan dapat menghambat perkembangan koperasi. Menurut Widiyanti (1992) partisipasi anggota dapat diukur dari ketersediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan haknya secara tanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dikatakan baik.

Menurut hasil penelitian Widayanti (1992) dalam meningkatkan partisipasi anggota koperasi diperlukan berbagai langkah yang dapat menarik anggota untuk berkontribusi seperti peningkatan pelayanan koperasi dengan adanya peningkatan manfaat ekonomi yang akan dirasakan anggota. Selain itu, upaya peningkatan pelayanan kepada anggota sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi ekonomi rakyat untuk dapat bersaing di pasar dengan manajemen koperasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan koperasi simpan pinjam yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan keuangan lain yang mendukung pelaksanaan usaha yang dijalankan oleh koperasi. Menganalisis laporan keuangan dapat memberikan informasi terhadap manajemen yang baik dengan memberikan


(35)

partisipasinya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian bagi koperasi dalam mengukur kinerja keuangan serta bagaimana partisipasi anggota terhadap koperasi pertanian seperti KUD.

2.5. Pengembangan Kinerja Koperasi

Koperasi di Indonesia masih mendapat bantuan dari pemerintah dalam pengembangan koperasi. Hal ini menunjukan masih banyaknya koperasi yang belum memiliki swadaya yang dapat bertahan dan kurang adanya kemandirian dalam koperasi. Sehingga diperlukan pengembangan koperasi dengan model pengembangan. Dalam model pengembangan koperasi perlu diperhatikan variabel pengembangan yang merupakan ukuran kinerja koperasi dan ukuran partisipasi anggota koperasi.

Menurut Nasution (2002) apabila terdapat aturan yang dibuat dalam manajemen koperasi dan sifatnya mengikat anggota namun tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif pada hak anggota untuk terlibat dalam pengambilan keputusan seperti anti terhadap koperasi, kehadiran RAT semakin menurun, serta hilangnya rasa kepemilikan. Oleh karena itu, aturan yang dibuat harus berdasarkan pada keputusan anggota. Pengembangan kegiatan koperasi dapat diperluas dengan memperhatikan kinerja keuangan dalam memperluas bidang usaha yang akan dijalankan. Selain itu juga pengembangan koperasi dilakukan untuk meningkatkan permodalan koperasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap anggota.

2.6. Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan merupakan informasi yang memuat tentang posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaaan, begitu juga koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sulistyo (2010) dalam mengukur tingkat kinerja keuangan koperasi perikanan yang menyatakan bahwa informasi keuangan diperlukan untuk melihat kinerja manajemen koperasi yang akan diserahkan pada jabatan tertinggi koperasi yaitu dalam rapat anggota. Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pihak manajemen (pengurus koperasi) dengan para anggota (Darsono, 2005).


(36)

Menurut Munawir (2002), laporan keuangan akan digunakan manajemen untuk :

1) Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan

2) Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai.

3) Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab.

4) Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Tujuan laporan keuangan pada koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi berdasarkan hasil penelitian Lismawati (2009), antara lain :

1) Menilai pertanggung jawaban pengurus. 2) Menilai prestasi pengurus.

3) Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya.

4) Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas). 5) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya dan jasa

yang akan diberikan kepada koperasi.

Mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan mengukur analisis rasio maupun analisis trend. Analisis rasio merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana menganalisis laporan keuangan baik serupa laporan laba rugi maupun neraca. Menurut Sulystio (2010) menyatakan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan keuangan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Analisis rasio dapat menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan yang lain dalam suatu laporan keuangan. Kelompok rasio yang digunakan dalam penelitian Karo-Karo (2003) adalah rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan efektivitas usaha.untuk dapat mengukur rasio tersebut diperlukan angka rasio yang disebut standar rasio. Menurut Munawir (2002), standar rasio bukanlah


(37)

merupakan angka pembanding yang ideal atau ukuran yang pasti, tetapi sebagai pedoman atau pegangan penganalisa.

2.7. Kelembagaan Koperasi dan Peranan

Kelembagaan berasal dari kata lembaga yang artinya organisasi atau kaedah-kaedah baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan (Mubyarto, 1989). Sedangkan menurut Nasution (2002), kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkat aturan, prosedur, norma perilaku individual dan sangat penting artinya bagi pengembangan pertanian. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu kelembagaan sebagai aturan main (rule of the game) dalam interkasi personal dan kelembagaan sebagai suatu organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1987)10. Kelembagaan sebagai aturan main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis atau tidak tertulis mengenai tata hubungan manusia dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak serta tanggung jawabnya. Sedangkan kelembagaan sebagai organisasi artinya organisasi yang merujuk pada lembaga-lembaga formal seperti departemen dalam pemerintah, koperasi, bank, dan sebagainya.

Salah satunya penelitian yang dilakukan Prihartono (2009) tentang dampak kelembagaan terhadap perekonomian pedesaan dengan adanya Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Kecamatan Bram Itam dan Seberang Kota. Dengan adanya kelembagaan tersebut dapat memudahkan petani memperoleh dana usaha tani yaitu Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Hal ini berdampak pada aksesibilitas petani dalam memperoleh informasi lebih mudah dikarenakan penyuluhan serta pelatihan. Selain itu juga hasil penelitian Hastuti dan Supadi (2005), yang menghasilkan KUD sebagai lembaga distribusi atau pemasaran serta lembaga yang dipercaya untuk menyalurkan Kredit Usaha Tani (KUT). Walaupun kurang berperan dengan baik, namun ada aksesibilitas petani terhadap lembaga pembiayaan untuk mengembangkan pertanian pedesaan.


(38)

Menurut Sumarti (2008), kelembagaan di pedesaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu lembaga formal seperti pemerintah desa, BPD (Badan Perkerditan Daerah), KUD, dan lain-lain. Kelembagaan ini merupakan kelembagaan yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang sering memberikan keamanan dan kesejahteraan bagi kelangsungan hidup komunitas tersebut. Kelembagaan tersebut biasanya berwujud nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara hidup yang telah lama dalam komunitas seperti gotong royong, tolong-menolong, simpan pinjam, lumbung paceklik, dan lain sebagainya. Salah satunya KUD yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelembagaan tersebut.

Menurut Prihartono (2009), peran kelembagaan pedesaan sangat penting dalam mengatur sumberdaya dan distribusi manfaat. Oleh karena itu perlu diperhatikan upaya peningkatan kelembagaan petani dan ekonomi pedesaan dengan mengatur hubungan atau partisipasi masyarakat terhadap lembaga di pedesaan dan memanfaatkannya dengan baik.

2.6. Penelitian Terdahulu

Himpuni (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis KUD Sumber Alam, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif evaluatif dan analisis rasio. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif evaluatif meliputi analisis terhadap kinerja yang dilakukan oleh koperasi selama ini dan hasilnya. Identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan koperasi yang menjadi dasar kegiatan pengukuran kinerja itu sendiri, eksplorasi terhadap strategi bisnis koperasi, pendeskripsian visi dan misi koperasi berdasarkan empat prespektif pengukuran kinerja dalam Balance Score Card (BSC) yaitu prespektif finansial, prespektif keanggotaan, prespektif bisnis internal, dan prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Untuk analisis rasio digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja koperasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan usaha koperasi.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan pengukuran kinerja yang dilakukan KUD Sumber Alam selama ini hanya memfokuskan pada aspek keuangan saja. Analisis kinerja KUD Sumber Alam melalui pendekatan BSC


(39)

dinilai secara keseluruhan mencapai hasil yang cukup baik, total pencapaian dari keempat prespektif adalah 74,80 persen.

Dartiana (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Kinerja Keuangan dan Partisipasi Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) Kota Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan, menganalisis manfaat ekonomi dan tingkat partisipasi serta hubungannya. Hasil dari penelitian ini adalah partisipasi anggota KPS Bogor di bidang organisasi dinilai tinggi untuk hadir dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Hal ini dikarenakan anggota merasakan manfaat dalam jaminan pemasaran susu. Setiap susu yang dipasok anggota selalu diterima oleh KPS Bogor sehingga seiring dengan terjaminnya pemasaran susu di KPS Bogor, partisipasi anggota meningkat.

Nilai korelasi variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang organisasi adalah sebesar 0,259. Nilai korelasi ini kurang dari nilai sebaran normal (0,5) yaitu kondisi yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota di bidang organisasi. Tingkat keeratan manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota bernilai positif. Tanda positif pada nilai korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan searah antara dua variabel. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pelayanan KPS Bogor maka keinginan untuk berpartisipasi semakin tinggi.

Karo-karo (2003) melakukan penelitian mengenai kinerja dan partisipasi anggota melalui analisis rasio, analisis trend, dan analisis partisipasi anggota. Penelitian ini berawal dari masalah yang dihadapi KUD Sumber Alam, yaitu partisipasi anggota yang masih kurang dalam melakukan kewajiban organisasi maupun dalam pembayaran iurannya sehingga hal ini mengganggu aktivitas yang akan dijalankan oleh koperasi tersebut. Anggota merasa adanya peningkatan pendapatan dengan adanya usaha KUD Sumber Alam, secara umum usaha simpan pinjam yang paling dominan dimanfaatkan oleh anggota. Keberadaan SHU yang dirasakan oleh anggota dapat meningkatkan partisipasi anggota menjadi lebih tinggi lagi dalam permodalan, organisasi, dan usaha. Hasil analisis terhadap manfaat ekonomi dengan partisipasi di bidang usaha dikategorikan dalam high


(40)

tingkat partisipasi di bidang organisasi dikategorikan low association. Nilai korelasi yang dihasilkan dalam perhitungan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi di bidang usaha dikategorikan moderately high association, sedangkan manfaat sosial dengan partisipasi permodalan dan tingkat partisipasi di bidang organisasi dikategorikan moderately low association.

Hasil penelitian Ginting (2003), tentang Analisis Keragaan Koperasi Kredit dan Tingkat Partisipasi Anggota pada Koperasi Kredit Sejahtera. Analisis keragaan koperasi dengan menggunakan analisis rasio memperlihatkan bahwa perkembangan kinerja keuangan perusahaan adalah kurang baik. Hasil analisis manfaat ekonomi menunjukkan bahwa anggota merasakan manfaat ekonomi yang diberikan koperasi, sedangkan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota yaitu hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan pengurus, pihak manajemen, dan pelayanan DAPERMA serta manfaat sosial yang kurang dirasakan yaitu hubungan kekerabatan yang semakin baik dengan sesama anggota dan promosi tentang penggunaan uang secara bijak. Partisipasi anggota dari segi organisasi masih kurang, sedangkan di bidang permodalan baik dan di bidang usaha masih kurang. Hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa korelasi antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan tingkat partisipasi anggota di bidang organisasi dikategorikan pada hubungan yang kuat.

Berdasarkan penelitian terdahulu, menjadi acuan bagi penelitian ini dengan menganalisis kinerja koperasi dengan tujuan menganalisis partisipasi anggota koperasi dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis partisipasi anggota yang akan berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis koperasi dari dua sisi sebagai lembaga ekonomi dan lembaga sosial dengan manfaat yang dirasakan anggota kemudian akan berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Kinerja keuangan yang dianalisis di KUD Sumber Alam dilakukan setelah adanya jasa perumahan dan pentiadaan usaha pakan ikan. Selain itu, menganalisis kinerja KUD yang dilihat dari empat segi yaitu segi visi, kapasitas kelembagaan, sumber daya, dan jaringan kerja KUD dengan menggunakan PTP/ Development Ladder Assesment/ DLA. Penggunaan PTP/DLA lebih bertujuan untuk mengetahui kapasitas organisasi melalui


(41)

kinerjanya selama ini dan menempatkannya pada indeks jatidiri yang dilihat dari sisi organisasi koperasi dan kondisi pasar yang dihadapi KUD. Sehingga melalui instrumen PTP dan indeks jatidiri ini diharapkan dapat memberikan berbagai alternatif perbaikan terhadap kinerjanya selama ini dan mengembangkannya pada jatidiri koperasi sebagai lembaga sosial dan ekonomi. Diharapkan dapat menjadi alternatif bagi KUD Sumber Alam dalam memberikan pelayanan yang bermanfaat untuk anggotanya.


(42)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Manfaat Sosial Ekonomi Koperasi

Menurut Hendar dan Kusnadi (2002), manfaat diartikan sebagai nilai yang subyektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi seseorang. Manfaat atau value merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia. Kebutuhan anggota KUD Sumber Alam tersebut dilihat dari kebutuhan sosial dan kebutuhan ekonomi.

Kebutuhan sosial yang diinginkan oleh anggota KUD dilihat dari seluruh kegiatan yang dilakukan dengan adanya hubungan baik dengan berbagai pihak yang berada di KUD. Hubungan tersebut terjadi antara anggota dengan pengurus, dan sesama anggota. Selain itu kebutuhan sosial dilihat pelayanan pengurus terhadap KUD dan pelatihan. Manfaat sosial yang dirasakan anggota KUD tinggi, akan menunjukkan terjalinnya hubungan kekeluargaan dan gotong royong di dalam KUD. Hal ini sesuai dengan azas koperasi di Indonesia yang berada pada Pasal 2 UU No 25 tahun 1992.

Selain manfaat sosial, terdapat manfaat yang bersifat ekonomi merupakan alasan dasar masyarakat bergabung menjadi anggota dalam koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002). Manfaat ekonomi yang ingin dicapai oleh KUD terjadi dikarenakan terpenuhinya kebutuhan akan pangan dan papan. Kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat usaha dan jasa KUD. Seseorang menjadi anggota koperasi ingin mendapatkan manfaat tertentu yang ingin dicapai dari koperasi. Orang yang ekonominya kuat, mungkin kebutuhan sosialnya lebih tinggi dibandingkan kebutuhan ekonominya. Begitu juga sebaliknya, jika tingkat ekonominya lemah maka kebutuhan akan ekonominya akan lebih kuat dibanding kebutuhan sosial (Hendar dan Kusnadi 2002).

Koperasi dalam pergerakannya harus dapat memberikan pelayanan kepada anggota baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga pada KUD Sumber Alam yang merupakan koperasi yang membantu masyarakat di Kecamatan Dramaga. Jika hanya mengunggulkan ekonomi tanpa sosial maka gerakan


(43)

koperasi sebagai korporasi yang mengutamakan keuntungan dibanding kebutuhan sosial (Soedjono 2003).

3.1.2. Partisipasi Anggota

Partisipasi merupakan peran serta atau ikut dalam kegiatan. Menurut Mubyarto (1984) mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan anggota tanpa berarti mengorbankan diri sendiri. Partisipasi anggota dalam koperasi berarti mengikutsertakan anggota dalam kegiatan koperasi dalam mencapai tujuan bersama yaitu menuju kesejahteraan dan kebersamaan. Menurut Hendar dan Kusnadi (2002) istilah partisipasi mempunyai dimensi banyak, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran serta perorangan atau sekelompok orang. Dimansi partisipasi pada koperasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Dimensi Partisipasi pada Koperasi

Sumber : Hendar dan Kusnadi, 2002

Dilihat dari sifatnya, partisipasi anggota terdiri dari partisipasi yang dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary). Partisipasi yang dipaksakan terjadi apabila manajemen dalam pengambilan keputusan memaksa anggota untuk berpartisipasi dan mendukung keputusan tersebut. Partisipasi sukarela terjadi jika manajemen memulai gagasan tertentu dan para bawahan

Dimensi Partisipasi

Sifatnya Bentuknya Pelaksanaannya

•Langsung

•Tidak langsung

• Kontributif

• Insentif

• Dipaksakan

• Sukarela

•Formal

•Informal


(44)

berdasarkan sifatnya yang sesuai dengan koperasi adalah partisipasi sukarela. Dengan sifat kesukarelaan dalam ikut berpartisipasi maka melakukan kegiatan koperasi lebih baik dan sesuai dengan prinsip koperasi.

Dimensi partisipasi berdasarkan bentuknya, partisipasi dapat bersifat formal dan dapat pula bersifat informal. Partisipasi yang bersifat formal biasanya dalam setiap kegiatannya dan pengambilan keputusan dilakukan secara formal yang diatur dalam manajemen koperasi. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya terdapat pada persetujuan lisan antara atasan dan bawahan. Kedua bentuk tersebut dapat terjadi dalam manajemen koperasi sesuai dengan kondisi dan situasi serta aturan yang berlaku di dalam koperasi. Dari dimensi pelaksanaannya, partisipasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung dapat terjadi ketika anggota mengungkapkan apa pendapatnya serta apa yang diinginkan oleh anggota dalam meningkatkan kinerja koperasi. sedangkan partisipasi secara tidak langsung terbentuk ketika ada salah satu orang yang mewakili aspirasi sekelompok anggota.

Berdasarkan kepentingannya, partisipasi anggota dapat berupa partisipasi kontributif dan partisipasi insentif. Partisipasi kontributif artinya dalam kedudukan sebagai pemilik para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan peningkatan kontribusi dalam hal keuangan seperti penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi. sedangkan partisipasi insentif dapat berupa pengawasan terhadap jalannya koperasi, penetapan tujuan, serta pembuat keputusan.

Manajemen koperasi tidak terlepas dari tingkat partisipasi anggota dalam melakukan kinerjanya. Adanya tingkat partisipasi yang tinggi dari anggota KUD akan terbentuk suatu informasi mengenai kebutuhan dan kepentingan yang sesuai dengan anggota sehingga koperasi dapat menyediakan semua kebutuhan tersebut (high associations). Jika tujuan KUD tercapai dengan hubungan yang tinggi namun pelayanan masih kurang dilakukan terhadap kebutuhan atau kepentingan anggota akan berdampak pada partisipasinya kurang (moderately high associations). Hubungan di dalam KUD tidak terjadi sehingga tidak ada anggotanya berkontribusi merupakan kondisi KUD yang tidak baik (low


(45)

associations). Selain itu, dengan adanya partisipasi dalam hal penyediaan serta pembelian akan membuat koperasi memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota. Manfaat ekonomi maupun organisasi yang dirasakan oleh anggota akan membuat anggota terus berkontribusi bahkan menarik orang lain untuk menjadi anggota koperasi.

Partisipasi anggota KUD sangat dipengaruhi oleh kepentingannya atau tujuannya di dalam KUD. Dimana partisipasi anggota KUD berdasarkan kepentingannya dilihat dari kewajiban dan hak anggota. Kewajiban anggota dalam melakukan pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Selain itu kewajiban anggota dalam bidang usaha dan jasa dengan adanya aktivitas pembelian atau pemanfaatan terhadap barang-barang dan jasa yang disediakan KUD. Hak anggota dalam KUD adalah mendapat hak suara, bagi hasil SHU yang adil, dan memperoleh pelayanan di KUD. Sehingga analisis partisipasi dalam penelitian ini antara lain partisipasi dalam bidang organisasi, usaha, dan permodalan KUD Sumber Alam. Partisipasi yang tinggi akan menunjukkan kemudahan koperasi dalam melakukan proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam peningkatan kinerja koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002).

3.2 Kinerja Koperasi

Penilaian terhadap kinerja terhadap KUD sangat penting dilakukan. Hal ini dilihat dari manfaat yang akan diperolah dengan adanya penilaian kinerja seperti dapat mengetahui sejauh mana koperasi berjalan, mengetahui produktivitas koperasi, serta memotivasi personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditentukan koperasi sebelumnya. Penilaian kinerja juga dapat menjadi ukuran dalam melakukan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh koperasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran koperasi. (Himpuni 2009)

Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemberian motivasi karyawan secara maksimum seperti promosi, transfer, dan pemberhentian, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan


(46)

karyawan, menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerjanya, dan menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Menurut Yuwono (2006), ada dua pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan. Sedangkan dalam menentukan indikator kinerja koperasi menurut Soedjono (2003) terdiri dari dua segi yaitu segi usaha dan segi organisasi. Dalam segi usaha mencakup peningkatan jumlah anggota, modal koperasi, jumlah dan volume usaha, pelayanan sosial kepada anggota, dan kesejahteraan anggota dengan pembagian SHU.

a. Peningkatan jumlah anggota didasarkan pada adanya rasa manfaat di koperasi melalui pelaksanaan proses pelayanan sehingga membuat anggota baru lebih tertarik berpartisipasi dan mengundang masyarakat untuk bergabung dan berkontribusi di dalam koperasi.

b. Peningkatan modal koperasi yang berasal dari anggota dengan melalui simpanan pokok dan simpanan wajib. Peningkatan modal koperasi yang dimaksud merupakan modal sendiri koperasi bukan modal luar koperasi. Oleh karena itu, modal yang berasal dari anggota harus lebih besar jumlahnya agar menimbulkan kemandirian dan rasa tanggung jawab bagi anggota koperasi untuk terlibat dari aktivitas modal tersebut.

c. Peningkatan jumlah dan volume usaha yang dapat diakibatkan beragamnya kegiatan, barang, dan jasa yang dapat dihasilkan atau dilakukan oleh koperasi sehingga terjadi peningkatan pelayanan kepada anggota baik fisik, kuantitas maupun kualitas.

d. Peningkatan pelayanan kepada anggota. Pada dasarnya pelayanan kepada anggota sulit diukur secara kuantitatif namun langkah yang harus dilakukan oleh koperasi adalah menempatkan koperasi sebagai kebutuhan bagi anggota secara bermanfaat. Pelayanan yang diberikan kepada anggota sesuai dengan kebutuhan anggota sehingga membuat anggota memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap koperasi dan secara tidak langsung mengundang non anggota untuk bergabung. Dalam pelayanan tidak hanya memberikan kepuasan melainkan pembinaan secara terus menerus mengenai koperasi.


(47)

e. Peningkatan kesejahteraan para anggota yang dapat diukur dari pendapatan dengan pembagian SHU dan analisis keuangan, kemudahan mendapatkan kebutuhan hidup dengan harga murah, akses pasar, dan bantuan modal. Indikatot yang digunakan dari peningkatan kesejahteraan dilihat dari keuangan atau pendapatan yang diperoleh (SHU).

Berdasarkan segi organisasi, penilaian koperasi dapat dilakukan dengan menunjukkan dampak keberhasilan KUD yang dirasakan oleh anggota dan masyarakat. Keberhasilan KUD dilihat pada terpenuhinya kebutuhan anggota dan kemampuannya dalam mengelola keuangan. Serta mengetahui jatidiri yang dihadapi KUD sebagai lembaga sosial ekonomi.

3.2.1. Analisis Kinerja Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)

PTP atau Development Leader Assesment (DLA) bagi koperasi menurut Soedjono (2003) merupakan metode yang dapat mengukur dampak dan hasil pembandingan antar waktu yang memungkinkan bagi siapapun untuk membahas dengan kepastian tentang keefektifan pengembangan koperasi. Komponen-komponen dalam PTP antara lain adalah visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja dari koperasi yang dipilih. Namun komponen tersebut disesuaikan dengan kondisi di KUD Sumber Alam. Tujuan dari PTP ini antara lain memberikan dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian yang sesuai kinerjanya, dan efektif dari segi biaya (cost effective), dan membantu koperasi-koperasi untuk dapat memahami lebih baik berbagai indikator kinerja dari organisasi mereka dan menggalakan mereka untuk mengambil prakarsa-prakarsa yang perlu untuk memperbaiki organisasi mereka.

Visi dalam sebuah organisasi koperasi dilihat dari berbagai aspek antara lain pemerataan pemanfaatan anggota, komunikasi dengan anggota, komitmen terhadap pengembangan bisnis, keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus, kefektifan rencana strategik, dan penyelesaian masalah atau sengketa (Soedjono 2003). Penentuan visi dilihat dari cita-cita yang diinginkan KUD selama waktu tertentu dengan melihat komitmennya dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Visi tersebut didukung dengan misi dalam KUD yaitu


(1)

Lampiran 13.

Korelasi Manfaat Sosial Petani dengan Tingkat Partisipasi

Correlations

MANFAAT ORGANISASI USAHA MODAL Spearman'

s rho

MANFAAT SOSIAL

Correlation

Coefficient 1.000 -.091 -.128 .182 Sig.

(1-tailed) . .628 .494 327

N 31 31 31 31

ORGANISASI Correlation

Coefficient -.091 1.000 .470(*) .532(*) Sig.

(1-tailed) .628 . .008 .002

N 31 31 31 31

USAHA Correlatin

Coefficient -.128 .470(*) 1.000 .317 Sig.

(1-tailed) .494 .008 . .082

N 31 31 3

1

3 1 MODAL Correlation

Coefficient .182 .532(*) .317 1.000 Sig.

(1-tailed) .327 .002 .082 .

N 31 31 31 31

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 14

. Korelasi Manfaat Ekonomi Petani dengan Tingkat Partisipasi

correlations

MANFAAT ORGANISASI USAHA MODAL Spearman'

s rho

MANFAATEK ONOMI

Correlation

Coefficient 1.000 225 .715(*) .200 Sig.

(1-tailed) . .224 .000 .280

N 31 31 31 31

ORGANISASI Correlation

Coefficient .225 1.000 .470(*) .532(*) Sig.

(1-tailed) .224 . .008 .002

N 31 31 31 31

USAHA Correlation

Coefficient .715(*) .470(*) 1.000 .317 Sig.

(1-tailed) .000 .008 . .082

N 31 31 31 31

MODAL Correlation

Coefficient .200 .532(*) .317 1.000 Sig.

(1-tailed) .280 .002 082 .

N 31 31 31 31


(2)

Lampiran 15

. Lembar Tabulasi Penilaian Tangga Perkembangan (PTP/DLA)

No Variabel Indikator Skor *) Zonasi

I II I II

VISI Pemerataan pemanfaatan anggota 4 4

2 Keefektifan komunikasi dengan anggota 3 3

3 Komitmen terhadap pengembangan bisnis 3 3

4 Kefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus 4 3

5 Komitmen terhadap pengembangan sosial 4 5

6 Keefektifan rencana strategik 2 4

7 Mekanisme penyelesaian sengketa 3 2

Sub total 23 24 Hijau Hijau

8 Kapasitas Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 3 4

9 Retensi (dipertahankannya) tenaga staf 3 3

10 Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staf 1 1

11 Pelatihan tenaga staf 3 3

12 Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-biaya 4 4 13 Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 2 4

14 3 tahun laporan audit 5 5

15 Pemberian pelayanan kepada anggota 3 3

Sub total 24 27 Kuning Hijau

16 Sumber daya Kecukupan modal (M) 10 10

17 Pertumbuhan asset (T) 10 10

18 Manajemen asset (P) 8 8

19 Kebijakan perkreditan (Tg) 2 2

Sub total 30 30 Hijau Hijau

20 Jaringan Kerja

Kebijakan anggaran/fiscal 4 4

21 Hubungan dengan organisasi puncak 4 3

22 Hubungan dengan pihak lain 3 2


(3)

NERACA KEUANGAN KUD SUMBER ALAM TAHUN 2009-2010

URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010 URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010

AKTIVA LANCAR PASIVA LANCAR

Kas 141833564 192871997 hutang non anggota 10232327 10232327

Bank 327112280 296905255 Hut.bank jangka pendek 863069739 863069739

simpn.jk.pendek 10110000 10110000 simpanan sukarela 572194064 745782349

piutang anggota 1513258850 1862503030 simpanan lain 93181351.8 93132751.8

piutang non anggota 13511081 13440081 dana-dana

persediaan 169285161 169017601 SHU

beban dibayar dimuka 30774450 15526450

jumlah aktiva lancar 2205885386 2560374414 jumlah kewajiban lancar 1538677482 1712217167

INVETASI JANGKA

PANJANG

KEWAJIBAN JANGKA

PANJANG

simp.pada koperasi 395260537 395285537 hutang bank 349607318 347252118

saham Bukopin 10000000 10000000 jumlh hutang jk.panjang 34960738 347252118

jumlah inv.jangka panjang 405260537 405285537

AKTIVA TETAP KEKAYAAN BERSIH

tanah/hak atas tanah 338000000 338000000 simpanan pokok 8264000 11229000

Bangunan 498323211 577323211 simpanan wajib 87328060 122501860

Kendaraan 73338520 49445320 cadangan 1485123926 1525395351

Perlengkapan 165642525 165642525 donasi 141566717 266566717

peralatan kantor 25910910 26660910 jumlah kekayaan bersih 1722282703 1925692928

jumlah aktiva tetap 1101215166 1157071966

akum.penyusutan -378794323 -400651205 SHU Thn 2009 42143936

nilai buku 722420843 756420761


(4)

Lampiran 16.

Neraca Keuangan KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010

piutang jatuh tempo 291099456 291099456

cadangan piutang -22179333 -22179333

Jumlah 268920123 268920123

bank BRI (Fee KUT) 50224550 50224550

TOTAL AKTIVA 3652711439 4041225385 TOTAL PASIVA 3652711439 4041225385


(5)

 

Lampiran 17.

Gambar-Gambaran Kegiatan KUD Sumber Alam

Kegiatan Penjualan Obat-Obatan Pertanian dan Air Mineral

Kegiatan Penjualan Gas Elpiji


(6)

 

149

Gedung KUD Sumber Alam : Kegiatan Simpan Pinjam dan Pembayaran