Crude Palm Oil CPO

konsumen menghendaki warna yang sepucat mungkin agar tidak mempengaruhi warna makanan yang terbuat dari atau memakai minyak sawit. Daya pemucatan akan rendah jika minyak telah teroksidasi atau terhidrolisis terlalu jauh. Minyak sawit dapat dipucatkan dengan penyerapan zat warnanya oleh tanah pemucat pada suhu rendah sampai 100 o C. Tetapi karotena adalah termolabil, terutama dalam keadaaan hampa udara. Karena itu minyak sawit dapat juga dipucatkan pada suhu tinggi sekitar 250 o C . Tetapi pada suhu tingggi tersebut dapat terbentuk persenyawaan antara rantai asam lemak yang teroksidasi dengan karotena yang tidak mudah diabsorbsi oleh tanah pemucat, sehingga akan menyebabkan sisa warna setelah pemucatan menjadi lebih banyak. Dengan demikian untuk memperoleh minyak sawit dengan daya pucat yang tinggi oksidasi harus ditekan serendah-rendahnya Mangoensoekarjo, 2008 .

2.2.1. Crude Palm Oil CPO

Minyak sawit crude palm oil CPO yaitu minyak yang berasal dari daging buah kelapa sawit. Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-asam palmitat, oleat dan linoleat jika dibandingkan dengan minyak inti sawit. Minyak sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik lebur dari gliserida tersebut tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik lebur dari minyak sawit tersebut. Pengelohan kelapa sawit menjadi CPO pada intinya melalui 4 proses utama yaitu pemisahan brondol dengan janjang, pemulatan daging, pengepresan dan pemurnian minyak . Minyak sawit CPO dapat dipergunakan dalam industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau Refined Bleached Deodrized Bleached Palm Universitas Sumatera Utara Oil RBDPO lalu dikristalisasi akan menghasilkan RBDPS Refined Bleached Deodrized Palm Stearin dan minyak goreng. Kemudian dihidrolisa displitting menghasilkan PSOFA Palm Stearine Oil- Fatty Acid dan produk sampingan sweet water. Dan dihidrogenasi menghasilkan produk FAH. Di samping itu, CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat RBD Stearin dan untuk produksi minyak sawit cair RBD Olein . RBD olein terutama digunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin terutama digunakan untuk pembuatan margarine. Disamping itu juga bisa sebagai bahan baku industri sabun dan deterjen Hantoro, 2009 . Kadar sterol dalam minyak sawit lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang terdiri dari sitosterol, campesterol,dan kolesterol. Dalam CPO, kadar sterol berkisar antara 360-620 ppm dengan kadar kolesterol hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar 0,001 dalam CPO. Bahkan dari hasil penelitian dinyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit. Minyak sawit dapat dikatakan sebagai minyak goreng nonkolesterol kadar kolesterolnya rendah Fauzi, 2004 .

2.2 2. Palm Kernel Oil PKO